Pengolahan Tandan Benih Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Menjadi Benih Siap Salur di PT. Bina Sawit Makmur, Sumatera Selatan

PENGOLAHAN TANDAN BENIH KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) MENJADI BENIH SIAP SALUR
DI PT. BINA SAWIT MAKMUR, SUMATERA SELATAN

Oleh :

AGRY WIDYA PRADIPTA
A24080070

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Pengolahan Tandan Benih Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Menjadi Benih Siap Salur di
PT.Bina Sawit Makmur, Sumatera Selatan
Processing of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Seed Bunch to Ready Ducts Seed in
PT. Bina Sawit Makmur, South Sumatera
1

Agry Widya Pradipta1

Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
\

Abstract
The internship has been done at PT. Bina Sawit Makmur , South Sumatera for three
months from February 2012 to May 2012. The internship covered activities concerning both
technical and managerial aspect such a worker, foreman, and assistant. The purpose of this
internship program was to improve technical and managerial skill. Primary data was all
information obtained directly from observations in the field. Secondary data were collected
from the official report of PT. Bina Sawit Makmur. The data was analyzed using descriptive
method. PT. Bina Sawit Makmur was able to produce seeds on average 25,901,563 grains of
seed per year. There was no difference in the percentage of white-shelled seed formation
harvest bunches of 130-134, 135-139, 140 - 144, 145 to 149, and 150-154 days after
pollination, the average percentage of white seed 7.48, 7.12, 7.18, 5.54, and 5.51%. The
highest percentage of white seeds are harvested at age 70 % maka tepung sari dinilai baik dan layak digunakan
sehingga langsung disimpan. Jika viabilitas < 70 % maka dilakukan pemeriksaan
kedua. Apabila hasil rata-rata pada pemeriksaan pertama dan kedua diperoleh
hasil > 70 % maka tepung sari dinilai baik dan dapat disimpan sedangkan jika
hasilnya < 70 % maka tepung sari langsung diafkir (Kurnila, 2009).
Pengujian kadar air tepung sari

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian kadar air tepung sari
adalah botol timbang, tepung sari, timbangan dan oven. Botol atau wadah
ditimbang terlebih dahulu (berat wadah a gram). Tepung sari dimasukkan ke
dalam wadah yang sudah ditimbang (wadah + tepung sari b gram). Wadah dan
tepung sari yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam
dengan suhu 105 ÂșC. Wadah dan tepung sari dikeluarkan dari oven setelah 24 jam
dan ditimbang lagi (c gram).

8
Kadar air (%) = [(b-a)-(c-a)]/(b-a) x 100 %
Bila KA > 4 % maka tepung sari tidak dapat digunakan untuk
penyerbukan dan harus diafkir. Apabila < 4 % maka tepung sari dapat digunakan
untuk penyerbukan (Saraswati, 2010).
Inspeksi pohon induk betina
Bahan tanaman yang digunakan di Indonesia pada saat ini adalah Tenera
yaitu hasil persilangan antara Deli Dura terpilih dari kebun induk dengan Pisifera
hasil pengujian. Lubis (1992) menyatakan bahwa di Marihat produksi per pokok
Dura yang terpilih harus lebih dari 200 kg/pokok/tahun. Pada kebun induk Dura
biasanya tiap persilangan ditanam sebanyak 75 - 135 pokok. Banyak pokok yang
terpilih tergantung keragamannya, biasanya antara 25 - 70 pokok. Pisifera yang

dipilih haruslah telah menunjukkan hasil yang baik pada uji coba dengan
pasangannya dalam bentuk D x P atau D x T atau T x D. Penggunaan kombinasi
Dura dan Pisifera haruslah ada ketentuan dari hasil pengujian Pisifera mana saja
yang dapat dikawinkan dengan pokok ibu Dura tertentu dan skala perioritasnya.
Hal ini disebut sebagai crossing plan.
Pembungkusan bunga betina
Tandan bunga betina yang berada pada ketiak pelepah daun mulai muncul 1
bulan sebelum antesis. Bunga harus dibersihkan lebih dahulu dengan membuang
seludang dan membersihkan tangkai tandan (stalk) sebelum dibungkus. Pelepah
daun dibengkokkan sedikit kebawah untuk mempermudah pekerjaan. Spikelet
bunga yang berada di bagian bawah dibuang agar kantong pembungkus dapat
lebih mudah disarungkan. Bunga kemudian disemprot dengan insektisida agar
binatang kecil seperti semut, laba-laba dan lain-lain mati. Pembungkus bunga
yang terbuat dari kanvas diberi jendela plastik kemudian disarungkan dan diikat di
bagian bawah tangkai tandan setelah sebelumnya dibalut dengan kapas yang
dibubuhi insektisida tepung. Sebagai pengikat dibalut dengan bekas ban mobil
agar lentur. Bagian luar pembungkus disemprot kembali dengan insektisida untuk
mengusir binatang kecil agar tidak masuk. Kanvas pembungkus berukuran 60 cm
x 60 cm. Pekerjaan ini dilakukan selama 10 sampai 15 hari sebelum bunga


9
antesis. Tandan bunga yang telah di bungkus setelah 7 hari harus diperiksa untuk
mengetahui apakah bungkusnya tetap baik dan mengetahui waktu antesis (Lubis,
1992).
Penyerbukan
Penyerbukan dilakukan bila 60 % dari bunga sudah antesis jadi tidak perlu
menunggu 100 %, karena sisanya dalam 1 - 2 hari kemudian akan menyusul.
Jendela plastik pada pembungkus dilap dengan alkohol kemudian dilubangi untuk
memasukkan ujung botol semprot tepung sari setelah itu ditutup kembali dengan
plester. Bunga diberi label aluminium yang bertuliskan nomor pohon, nomor
serbuk, nomor Pisifera, tanggal bungkus/serbuk dan nama polinator diikatkan
pada karet ban pengikat. Bunga yang telah diserbuki setelah 3 hari dilihat apakah
perlu dilakukan penyerbukan ulang. Pembungkus dibuka setelah 15 hari,
kemudian label aluminium ditancapkan diantara spikelet setelah bagian bawah
dibengkokkan (Lubis, 1992).
Pemanenan tandan benih
Panen tandan benih dilakukan 4.5 - 5 bulan setelah penyerbukan. Kriteria
lain yang digunakan untuk panen tandan benih apabila cangkang benih telah
berwarna hitam. Kegiatan panen dilakukan pada pagi hari. Sebelum panen kondisi
label diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan label dalam kondisi baik dan

benar. Tandan yang tidak mempunyai label, atau tidak sesuai dengan buku
serbukan maka tandan benih tersebut diafkir (Kurnila, 2009).

Penerimaan tandan benih
Penerimaan tandan merupakan proses serah terima tandan benih dari divisi
pohon induk ke divisi produksi untuk dipersiapkan menjadi benih. Tandan yang
datang dari lapang diperiksa surat pengantar panennya, kebenarannya,
kelengkapan labelnya, dan ditimbang. Pemeriksaan meliputi kondisi label tandan
tertancap kokoh diantara spikelet dan tidak melukai buah, identitas label harus
sesuai

dengan

administrasi

panen

yaitu

nomor


penyerbukan,

tanggal

10
pembungkusan, tanggal penyerbukan, nomor pohon induk, nomor registrasi dan
inisial pollinator (Hidayat, 2010).
Pencincangan tandan, fermentasi dan pemipilan
Pencincangan

merupakan

proses

pemisahan

spikelet

dari


stalk.

Pencincangan dilakukan di tempat khusus yaitu bak bersekat dengan satu sisi
terbuka agar tiap persilangan tidak bercampur dengan yang lainnya. Bak ini
berukuran panjang, lebar dan tingginya yaitu 1 m x 1 m x 0,6 m. Pencincangan
dilakukan setelah tandan diperiksa, biasa dilakukan sehari setelah tandan diterima.
Alat yang digunakan dalam pencincangan yaitu kampak. Pencincangan tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang karena kegiatan ini sangat beresiko dan berkaitan
dengan tingkat kerusakan biji. Pencincangan harus dilakukan oleh pegawai yang
sudah mahir mencincang untuk meminimalisir kerusakan biji (Hidayat, 2010).
Pencincangan tandan dilakukan untuk mengetahui kualitas tandan. Tandan
berkualitas tidak baik adalah tandan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1)
tandan busuk, (2) tandan tanpa biji, (3) tandan yang fruit setnya < 20 %
(pengamatan secara visual). Fruit set adalah persentase buah sempurna terhadap
total buah yang terbentuk. Kelas fruit set disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Persentase kelas fruit set
Kelas Fruit set

Persentase (%)


Kelas A

80 - 90

Kelas B

60 - 80

Kelas C

40 - 60

Kelas D

20 - 40

Kelas E