Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah

i

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Cammellia
sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT
TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

GHULAM NURUL HUDA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengelolaan
Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit
Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah” adalah karya saya
dengan arahan dari dosen pembimbing serta belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi ataupun lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lalin telah
disebut dalam teks serta dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

Bogor,

Juli 2013

Ghulam Nurul Huda
NIM A24090017

iii

ABSTRACT
GHULAM NURUL HUDA. Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (l. ) O.
Kuntze) at Bedakah Plantation PT Tambi, Wonosobo, Central Java. Supervised by
SOFYAN ZAMAN dan SUPIJATNO.
The intership was conducted at Bedakah Plantation, PT Tambi, Wonosobo,
Central Java from February until June 2013. The intership composed of several work,
acting as field worker for one month, as accompanying foreman for one month, as

accompanying block leader for four weeks and accompanying field division leader for
two weeks. The general objective was to expand knowledge of intership studenting
about the technical and managerial aspects of the tea plantation to get skills and work
experience. Pruning activity attention to the production helm. If the shoot was
considered stable production during the dry season the implementation of pruning
could be done 100% in the first semester. The pruning cycle of 2013, targeted area was
pruned two smesters. Realization of the trimmed area in one year is not necessarily the
same as the plan that has been set at 25%. Based on the data obtained in the five-year
timeframe realization prunings only 17.83% of the total area of crop yield. This is due
to several factors that affect the timing of pruning include garden conditions, climate,
and manpower.
Keywords : tea, pruning, production, productivity

ABSTRAK
GHULAM NURUL HUDA. Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa
Tengah. Dibawah bimbingan SOFYAN ZAMAN dan SUPIJATNO.
Magang ini dilakukan di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa
Tengah dari bulan Februari hingga Juni 2013. Pelaksanaan magang terdiri dari beberapa
pekerjaan diantaranya sebagai pekerja lapangan selama satu bulan, sebagai asisten

mandor selama satu bulan, sebagai asisten kepala blok selama empat minggu dan
asisten kepala bagian kebun selama dua minggu. Tujuan umum adalah untuk
memperluas pengetahuan mahasiswa magang tentang aspek teknis dan manajerial
perkebunan teh, mengasah keterampilan dan pengalaman kerja. Kegiatan pemangkasan
memperhatikan produksi pucuk. Apabila produksi pucuk dianggap stabil pada musim
kemarau maka pelaksanaan pemangkasan dapat dilakukan 100 % di semester I. Pada
gilir pangkas tahun 2013 semua blok melaksanakan pemangkasan dalam dua semester.
Realisasi luas areal yang dipangkas dalam satu tahun tidak selalu sama dengan rencana
yang telah ditetapkan sebesar 25 %. Berdasarkan data yang diperoleh dalam kurun
waktu lima tahun realisasi pangkasan hanya 17.83 % dari luas areal tanaman
menghasilkan. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi waktu
pelaksanaan pemangkasan diantaranya kondisi kebun, iklim, dan tenaga kerja.
Kata Kunci: teh, pemangkasan, produksi, produktivitas

iv

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau

memnyebutkan sumbernya. Pengutipan untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

v

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Cammellia
sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH,
PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

GHULAM NURUL HUDA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura


DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

vi

Judul Skripsi

:

Nama

:

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis
(L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi,
Wonosobo, Jawa Tengah
Ghulam Nurul Huda


NIM

:

A24090017

Disetujui oleh

Ir Sofyan Zaman, MP
Dosen Pembimbing I

Dr Ir Supijatno, MSi
Dosen Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :


Nama

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis
(L.) o. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tarnbi,
Wonosobo, Jawa Tengah
Ghulam Nurul Huda

NIM

A24090017

Judul Skripsi

Disetujui oleh

Ir Sofyan Zaman, MP
Dosen Pembirnbing I

Tanggal Lulus:


.

Dr Ir Supijatno, MSi
Dosen Pembimbing II

1'\-

? 1.

vii

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “
Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit
Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah”. Penulisan skripsi
merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertainan Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta dan kakak-kakakku tersayang atas cinta dan perhatiannya
selama ini.
2. Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr selaku Kepala Departemen Agronomi dan
Hortikultura yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis.
3. Ir. Sofyan Zaman, MP dan Dr. Ir. Supijatno, MSi selaku Dosen Pembimbing
skripsi atas bimbingan, arahan dan saran dalam penyusunan skripsi.
4. Dr Ir. Endang Murniati, MS selaku Dosen Pembimbing Akademik atas
bimbingan dan motivasinya dalam peningkatan akademik.
5. Direksi PT. Tambi atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
pelaksanaan magang.
6. Pimpinan Unit Perkebunan Bedakah, selaku pembimbing lapang atas bantuan
dan bimbingan selama penulisan melaksanakan kegiatan magang.
7. Bapak Purwandi dan Sudiyono selaku Pembimbing Lapang yang telah
memberikan masukan dan arahan selama kegiatan magang.
8. Kepala blok UP. Bedakah atas bimbingan dan ilmunya selama kegiatan magang.
9. Rekan-rekan tenaga kerja mandor kebun UP. Bedakah atas kebersamaan di
lapang.
10. Nahla Jovial Nisa, S.Kep, Ahmad Nashih Abdurrahman, dan Keluarga Beastudi
Etos atas dukungan dan kebersamaan selama ini.
11. Bapak Selamet dan sekeluarga atas kebersamaan selama magang.

12. Remaja Bedakah, mas muji, mas risman, mas yudi, mas jianto, dll. Atas
kebersamaan dan keceriaan selama kegiatan magang.
13. Keluarga Socrates 46 atas segala curahan perhatian dan dukungan selama ini.

Bogor,

Juli 2013

Ghulam Nurul Huda

1

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
METODE MAGANG

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang
Metode Pelaksanaan Magang
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH
Sejarah Kebun
Letak Wilayah Administrasi
Kondisi Tanah dan Iklim
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Kondisi Tanaman dan Produksi
Organisasi dan Ketenagakerjaan
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Pembibitan
Pemeliharaan Tanaman
Pengolahan Pucuk Teh
Aspek Manajerial
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tipe Pangkasan
Tinggi Pangkasan
Waktu Pangkasan
Luas Areal Pangkasan
Alat Pangkas
Kriteria Saat Pangkas
Gilir Pangkas
Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tanaman
Presentase Pucuk Burung
Bobot Pangkasan
Tingkat Produktivitas dan Kebijakan Kebun
Tenaga Pemangkas

vi
vi
vi
1
1
2
2
2
2
2
4
5
5
5
6
6
7
9
10
10
10
13
27
32
36
36
36
37
37
39
39
39
40
40
41
42
43

2

Keterampilan Pemangas
Keterampilan Tenaga Kerja Pemangkas Berdasarkan Klasifikasi
Lama Kerja
Keterampilan Tenaga Kerja Pemangkas Berdasarkan Klasifikasi
Tingkat Pendidikan
Pertumbuhan Tunas
Pengelolaan Sisa Pangkasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

44
44
45
45
46
47
47
47
48
49

3

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Luas areal dan tata guna lahan unit perkebunan Bedakah tahun 2013
Jenis tanaman teh unit perkebunan Bedakah tahun 2013
Produksi dan produktivitas teh unit perkebunan bedakah tahun 2008-2012
Kondisi tenaga kerja unit perkebunan Bedakah tahun 2013
Kebutuhan pupuk lewat tanah di unit perkebunan Bedakah tahun 2013
Aplikasi pemupukan di Tanaman Belum Menghasilkan lewat
tanah tahun 2013
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman menghasilkan
Standar densitas teh kering
Isi polybag mutu teh kering unit perkebunan Bedakah
Rata-rata tinggi pangkasan dan diameter bidang pangkas
blok Rinjani, Bismo, dan Argopuro
Rencana luas areal pangkas unit perkebunan Bedakah tahun 2013
Rencana dan realisasi pemangkasan unit perkebunan Bedakah 2008-2012
Gilir pangkas blok Bismo, Rinjani, dan Argopuro
Rata-rata tinggi dan diameter bidang petik tanaman sebelum
pemangkasan pada blok Bismo, Argopuro, dan Rinjani
Persentase pucuk burung blok Bismo, Argopuro dan Rinjani
Bobot basah pucuk dan bobot basah pangkasan
Kebutuhan tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja
Kapasitas pemangkas blok Bismo, Argopuro dan Rinjani
Presentase kerusakan cabang berdasarkan lama kerja pemangkas
Presentase kerusakan cabang berdasarkan tingkat pendidikan

6
7
8
9
17
17
22
31
31
36
38
38
40
40
41
41
43
44
45
45

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Produksi basah dan kering tanaman teh tahun 2008-2012
Naungan kolektif dan bedengan pembibitan
Media tanam untuk pembibitan
Pembukaan sungkup
Kegiatan babad bokor
Kegiatan pengendalian gulma secara kimia
Kegiatan pemupukan tanaman menghasilkan
Pangkasan bersih
Kegiatan Pemeliharaan Lubang Tadah TBM
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman
Kegiatan pemetikan pucuk teh mengunakan gunting petik
Kegiatan pemetikan pucuk teh menggunakan mesin petik
Kegiatan penimbangan pucuk teh
Kegiatan pelayuan pucuk teh
Sabit pangkas
Grafik produktivitas berdasarkan umur tahun pangkas tahun 2012
Diagram produktivitas blok Muria, Argopuro dan Rinjani
berdasarkan tahun pangkas tahun 2012
Grafik pertumbuhan tunas

8
11
11
13
15
15
18
19
20
21
25
25
26
28
39
42
42
46

4

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

Peta lokasi unit perkebunan bedakah tahun 2013
Curah hujan dan hari hujan unit perkebunan Bedakah tahun 2003 – 2012
Gilir pangkas unit perkebunan Bedakah tahun 2008-2012

49
50
51

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman teh berasal dari famili Theaceae, genus Camellia, spesies
(Camellia sinensis (L.) O. Kuntze). Tanaman teh merupakan tanaman perkebunan
yang termasuk dalam bagian tanaman penyegar (Suwarto dan Octavianty 2010).
Teh yang biasanya dikonsumsi sebagai minuman penyegar diperoleh dari
pengolahan pucuk daun tanaman teh. Menurut Setyamidjaja (2000), tanaman teh
diperkirakan berasal dari daerah subtropis yaitu daerah di pegunungan Himalaya
dan daerah-daerah yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India serta
Birma. Meskipun berasal dari daerah subtropis namun daerah penyebarannya juga
meliputi daerah tropis, dingin dan panas. Daerah pertanaman teh di Indonesia
pada umumnya terletak di dataran tinggi meskipun diusahakan pula di dataran
rendah. Lingkungan fisik yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman teh adalah iklim dan tanah, sehingga dalam penanamannya harus
memperhatikan kedua faktor tersebut (Pusat Penelitian Teh dan Kina 2006).
Teh merupakan bagian dari komoditas perkebunan yang menyumbang
devisa bagi negara. Direktorat Jenderal Perkebunan (2012) menunjukkan bahwa
volume ekspor teh sering mengalami pasang surut. Pada tahun 2008 volume
ekspor teh mengalami penurunan 122 452 ton. Pada tahun 2009 volume ekspor
teh Indonesia masih mencapai 123 506 ton dengan nilai ekspor 1 314 570 000
US$. Perkebunan teh di Indonesia diusahakan oleh Perkebunan Besar Negara
(PBN), Perkebunan Besar Swasta (PBS), dan Perkebunan Rakyat (PR). Pada saat
ini Indonesia merupakan negara produsen terbesar ketujuh setelah India, Cina,
Srilangka, Kenya, Vietnam, dan Turki. Pada tahun 2012 luas areal pertanaman teh
di Indonesia mencapai 152 217 ha, total produksi mencapai 168 053 ton, dan
produktivitas mencapai 1 472 kg
ha-1. Oleh karena itu, usaha peningkatan
produktivitas teh harus selalu diperhatikan.
Salah satu upaya teknik budidaya untuk menjaga dan meningkatkan
produktivitas tanaman melalui pemeliharaan tanaman dengan cara pemangkasan.
Pemangkasan dapat mempertahankan tanaman pada fase vegetatif, merangsang
pertumbuhan tunas muda sehingga menghasilkan pucuk lebih banyak, membentuk
bidang petik selebar mungkin, mengganti dan mempermudah percabangan
tanaman, serta mengurangi luka-luka pada tanaman yang dipangkas (Suwarto dan
Octavianty 2010).
Satu bulan sebelum pemangkasan sebaiknya tanaman tidak dipetik.
Tujuannya agar tanaman memiliki masa istirahat untuk mengumpulkan cadangan
makanan di dalam batang atau akarnya (Ghani 2002). Kegiatan pemangkasan
harus dilakukan oleh tenaga kerja terampil untuk memperkecil terjadinya
kesalahan dalam pelaksanaannya. Pemangkasan yang dilakukan dengan tidak baik
dan hati-hati dapat menyebabkan kerusakan bahkan kematian pada tanaman teh.
Oleh karena itu, keterampilan pemangkas diperlukan untuk memperkecil
kerusakan pada tanaman.

2

2

Tujuan
Kegiatan magang secara umum bertujuan untuk memperluas wawasan,
meningkatkan keterampilan bekerja dan memperoleh pengalaman, baik dalam aspek
teknis maupun manajerial pada berbagai tingkatan yang ada di perkebunan.
Tujuan khusus kegiatan ini untuk mempelajari, menganalisis permasalahan, dan
kendala yang dihadapi pada setiap proses produksi, terutama dalam aspek pemangkasan
teh di perkebunan.

METODE MAGANG
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang
Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Februari 2013 sampai
Juni 2013 di Unit Perkebunan Bedakah, PT. Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah.
Metode Pelaksanaan Magang
Kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan ini mempunyai kegiatan
yaitu: pada bulan pertama bertugas sebagai karyawan harian lepas (KHL) atau buruh
harian lepas (BHL), seperti halnya karyawan perkebunan yang lainnya juga melakukan
pekerjaan seperti pembibitan, pemupukan, pengendalian gulma, pemangkasan,
pengendalian hama dan penyakit, pemetikan, pengolahan hasil yang kegiatannya di
bawah pengawasan mandor, dan penulis juga membuat jurnal harian kerja.
Pada bulan kedua, tugas yang dilakukan yaitu sebagai pendamping mandor,
yang pekerjaannya merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi pekerjaan karyawan,
menghitung biaya operasional yang dipakai dalam setiap kegiatan yang dilakukan,
membuat jurnal harian, dan menghitung prestasi kerja karyawan. Kegiatan ini di bawah
pengawasan asisten atau kepala afdeling.
Pada bulan ketiga dan keempat, tugas yang dilakukan yaitu sebagai pendamping
asisten atau pendamping kepala afdeling yang pekerjaannya membantu mengelola,
mengawasi tenaga kerja, menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan di tingkat
afdeling, dan membuat jurnal harian.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam kegiatan magang meliputi data sekunder dan data
primer. Data sekunder yang dikumpulkan adalah iklim (10 tahun terakhir), produksi dan
produktivitas (5 tahun terakhir), produktivitas berdasarkan umur pangkas, pola
pangkasan, kebutuhan HOK pemangkasan berdasarkan umur setelah pangkas.

3

Data Primer
Pengamatan dilakukan pada afdeling-afdeling yang ada di perkebunan.
Parameter yang diamati pada kegiatan magang dengan aspek pemangkasan berjumlah
15 tanaman contoh tiap blok adalah sebagai berikut:
Pengamatan sebelum pemangkasan
1. Tinggi tanaman
Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi dari permukaan tanah sampai ke
pucuk bidang petik. Pengamatan dilakukan pada 15 tanaman contoh/ blok yang
diambil secara acak dari tiga blok pada dua afdeling.
2. Diameter bidang petik (DBP)
Dengan mengukur diameter bidang petik ke dua arah yaitu timur – barat dan
utara – selatan masing-masing 15 tanaman contoh, kemudian diambil rata-rata
keduanya dengan rumus :
DBP = diameter (utara-selatan) + diameter (timur-barat)
2
3. Kriteria saat pemangkasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi saat pemangkasan antara lain adalah
ketinggian bidang petik (tinggi tanaman) diukur dengan alat ukur dari tanah
sampai ujung pertumbuhan tanamn, presentase pucuk burung diamati
menggunaan lingkaran dengan diameter 1 m, dan tingkat produktivitas tanaman
berdasarkan umur pangkas.
Pengamatan pada saat pemangkasan
1. Tinggi pangkasan
Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi dari permukaan tanah sampai
luka bekas pemangkasan pada tanaman yang telah dipangkas. Pengamatan
dilakukan terhadap 15 tanaman contoh dari blok-blok yang diamati.
2. Presentase kerusakan akibat pemangkasan
Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah cabang yang rusak setelah
pemangkasan pada tiap tanaman contoh.
Presentase kerusakan = ∑ bekas pangkasan yang rusak atau pecah x 100%
∑ Bekas pangkasan seluruhnya
3. Kebutuhan tenaga pemangkasan per hari
Dihitung berdasarkan jumlah tenaga pemangkas yang riil. Hasil pengamatan
dibandingkan dengan standar berdasarkan rumus sebagai berikut :
∑ pemangkasan/ hari =luas areal pemangkasan/ hari (ha hari-1)
Kapasitas standar (ha hari-1)
Hasil dari perhitungan berguna untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan
tenaga pemangkasan yang terjadi pada suatu areal.
Kapasitas pangkas =luas areal pangkas/ hari
Jumlah tenaga pemangkasan/ hari

4

4

4. Luas areal pemangkasan
Dihitung berdasarkan luas areal yang dipangkas secara riil. Pengamatan ini
bertujuan untuk membandingkan antara rencana dan realisasi luas areal yang
dipangkas dalam satu tahun.
Luas areal pangkasan = Luas areal TM
Gilir pangkasan
5. Tipe/ jenis pangkasan
Pengamatan dilakukan pada waktu pemangkasan dengan cara melihat langsung
dan bisa juga melalui wawancara dengan mandor.
6. Jumlah tenaga kerja
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung langsung tenaga kerja yang
melakukan pemangkasan dan melalui wawancara langsung dengan mandor.
7. Bobot Pangkasan
Pengamatan dilakukan dengan menimbang bobot basah hasil pangkasan pada 5
tanaman contoh yang diamati pada saat umur setelah tanam.
Pengamatan setelah pemangkasan
Pengamatan yang dilakukan setelah pemangkasan adalah pengamatan
pertumbuhan pucuk dengan melihat pertumbuhan tunas beberapa minggu setelah
pemangkasan. Pengamatan dilakukan pada dua blok dengan ketinggian dan jenis klon
yang berbeda.
Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif terhadap data
primer dan sekunder. Pengolahan data deskriptif kuantitatif menggunakan rataan,
persentase dan uji t-student. Peubah pengamatan diolah pada taraf nyata 5 %.

thitung

Sp

Keterangan :
x1 : nilai tengah pengamatan
n1 : jumlah pengamatan
x2 : nilai tengah standar
n2 : jumlah standar
2
S1 : ragam pengamatan
Sp : simpangan baku gabungan
Nilai berbeda nyata apabila thitung> ttabel dan tidak berbeda nyata apabila thitung<
ttabel ; ttabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5 % dan db (n1 + n2-2).

5

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH
Sejarah Kebun
PT Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta milik Belanda yang
didirikan pada tahun 1865 dengan nama Bagelen Thee En Kina Maatschappij.
Pengelolaanya diserahkan kepada Firma Jhon Peet & Co yang berkedudukan di Jakarta.
Jhon Peet mempunyai pengetahuan tentang persyaratan dan budidaya teh, sehingga
pada tahun 1902 mulai ditanam biji-biji teh dari Assam (India), baru pada tahun 1918
diadakan penanaman teh besar-besaran di kebun Tambi, Bedakah, dan Tanjung Sari
untuk menggantikan teh Cina yang telah ada.
Pada tanggal 3 Juli 1957 diadakan pertemuan di kebun Tanjungsari yang
diselenggarakan oleh perusahaan dan dihadiri oleh instansi terkait dari jajaran kepala
desa hingga tingkat kabupaten. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan antara
Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo dengan PT NV Eks PPN Sindoro Sumbing.
Kesepakatan tersebut yaitu kedua belah pihak bekerja sama mengelola perkebunan
dengan membentuk perusahaan baru yang modalnya 50 % dari PT NV Eks PPN
Sindoro Sumbing dan 50 % dari Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo. Perusahaan
baru ini diberi nama PT NV Perkebunan Tambi dengan akta notaris Raden Sujadi di
Magelang tanggal 13 Agustus 1957 dan mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman tanggal 10 April 1958 No.JA.5/30/25 yang kemudian diterbitkan dalam
tambahan berita Negara Republik Indonesia tanggal 12 April 1960 nomor 65. Nama PT
NV Perkebunan Tambi lebih dikenal sebagai PT Perkebunan Tambi yang memiliki tiga
Unit Perkebunan diantaranya Unit Perkebunan Bedakah, Unit Perkebunan Tanjungsari,
Unit Perkebunan Tambi dan memiliki Kantor Pusat yang terletak di Jalan Tumenggung
Jogonegoro No. 39, Wonosobo-Jawa Tengah.
Letak Wilayah Administrasi
PT. Perkebunan Tambi terdiri dari tiga Unit Perkebunan yaitu Unit Perkebunan
Tambi (UP Tambi), Unit Perkebunan Bedakah (UP Bedakah), Unit Perkebunan
Tanjungsari (UP Tanjungsari). Unit perkebunan Bedakah terletak di sebelah barat
lereng Gunung Sindoro, Dusun Bedakah, Desa Tlogomulyo, Kecamatan Kertek,
Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah. Jarak dari ibu kota kabupaten ± 17 km ke
arah timur laut Wonosobo. Jarak dari jalan raya menuju Unit Perkebunan Bedakah ± 5
km. unit Perkebunan Bedakah berada pada ketinggian 1 200 – 1 950 m dpl.
Lokasi unit perkebunan Bedakah berbatasan dengan tanah Perhutani di sebelah
utara, Desa Pagerejo di sebelah selatan, Desa Candiasan di sebelah timur, Desa
Damarkasian di sebelah barat. Unit perkebunan Bedakah memiliki enam blok kebun
yaitu Bismo, Rinjani, Argopuro, Mandala, Kembang, dan Muria (Lampiran 1). Gambar
lokasi unit perkebunan Bedakah dapat dilihat pada Lampiran 1. Unit kerja administratif
Unit Perkebunan Bedakah tersebar di empat desa : 1) Desa Candiasan meliputi unit
kerja blok Rinjani; 2) Desa Tlogomulyo meliputi unit kerja blok Bismo, pabrik
pengelolaan teh hitam, kantor induk dan kantor kebun; 3) Desa Damarkasian meliputi
unti kerja blok Argopuro, Mandala, dan Muria; 4) Desa Sojopuro meliputi unit kerja
blok Kembang.

6

6

Kondisi Tanah dan Iklim
Unit perkebunan Bedakah memiliki jenis tanah andosol dan regosol dengan pH
4.5-6.5. Topografi lahan pada unit perkebunan Bedakah umumnya landai sampai
bergelombang/berbukit dan kemiringan lahan 16 – 20 %.
Curah hujan selama sepuluh tahun terakhir (2003 - 2012) berkisar 2 455 – 4 438
mm dengan rata-rata 3 031.75 mm tahun-1 dan hari hujan berkisar 110 – 182 hari
dengan rata-rata 149.3 hari hujan tahun-1. Iklim berdasarkan curah hujan menurut
Schimdt-Ferguson adalah tipe B. Rata-rata bulan kering 2.7 bulan dan rata-rata bulan
basah 8.7 bulan (Lampiran 2).
Suhu udara kebun berkisar antara 18 – 20 0C dengan kelembaban udara 70 – 90
%. Suhu udara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman teh berkisar antara 13 – 25 0C
dan kelembaban relatif pada siang hari < 70 % (Setyamijadja 2000).

Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) tahun 2013, luas
keseluruhan unit perkebunan Bedakah adalah 355.27 ha. Luas areal tanaman
menghasilkan sebesar 285.97 ha yang terbagi dalam enam blok dan luas areal tanaman
belum menghasilkan 38.17 ha. Sisa luas areal digunakan untuk sarana dan prasarana
penunjang perkebunan. Luas areal dan tata guna lahan unit perkebunan Bedakah tahun
2013 tertera pada Tabel 1:
Tabel 1 Luas areal dan tata guna lahan unit perkebunan Bedakah tahun 2013
Uraian
Luas Areal (ha)
Tanaman menghasilkan
285.97
Tanaman belum menghasilkan
38.17
Replanting
6.55
Kebun perbanyakan
0.64
Pembibitan
0.47
Lapangan
2.84
Tanaman Acacia
0.5
Jalan
8.82
Pabrik dan gudang
0.72
Kantor
0.03
Emplasemen
6.97
Curah atau alur
2.77
Jumlah
355.27
Sumber : Kantor Kebun Unit Perkebunan Bedakah, 2013

7

Kondisi Tanaman dan Produksi
Unit perkebunan Bedakah termasuk kebun teh dataran tinggi (high land tea
plantation). Komoditas teh yang dihasilkan terdiri atas jenis teh yang berasal dari
tanaman teh klonal dan seedling. Jarak tanaman untuk setiap jenis tanaman klon ratarata 10 000 pohon ha-1, sedangkan jenis tanaman seedling 7 000 pohon ha-1. Klon yang
dibudidayakan adalah TRI 2024, TRI 2025, Gambung 3, Gambung 4, Gambung 7, Pasir
Sarongge, dan TB Merah. Klon tanaman teh di unit perkebunan Bedakah dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2 Jenis tanaman teh unit perkebunan Bedakah tahun 2013
Jenis
Luas Penanaman Tiap Blok (ha)
Tanaman
Muria Kembang Argopuro Mandala Rinjani Bismo
Klon
GB 3
29.5
4.5
6.18
8.56
4.64
2.21
GB 4
6.96
7.21
20.73
13.13
15.28 21.34
GB 7
3.4
6.49
14.98
9.72
6.4
14.6
TRI 2024
5.45
0
0
0
0
0.4
TRI 2025
12.26
9.916
0.65
12.56
0
7.7
KIARA 8
1.03
0
0
0
0
0
CIN 143
0.34
0
0
0.25
0
1.12
PS 1
0.08
0
0
0
0
0.16
Seedling
0
18.78
17.5
18.1
17.15 11.86
Jumlah
58,57 46,90
60,04
62,32
43,47
59,39

%
16.67
25.60
16.81
1.77
13.03
0.31
0.52
0.07
25.22
100.00

Sumber : Kantor Kebun Unit Perkebunan Bedakah, 2013

Populasi tanaman per hektar untuk tap blok di unit perkebunan Bedakah tidak
sama disesuaikan dengan keadaan tempat tersebut. Rata-rata populasi tanaman per
hektar di unit perkebunan Bedakah pada tahun 2013 adalah 11 296 pohon ha-1. Jumlah
relatif sedang apabila dibandingkan dengan populasi tanaman optimal yaitu 13 000
pohon ha-1 (PT Perkebunan Nusantara IX, 2001). Jarak tanam yang digunakan antara
lain 120 cm x 60 cm untuk lahan dengan topografi yang datar dan 110 cm x 60 cm
untuk lahan dengan topografi yang curam. Unit perkebunan Bedakah menggunakan
jarak tanam teh 75 cm x 140 cm dan 75 cm x 100 cm.
Lokasi kebun Bedakah berada pada dataran tinggi yang kondisi mikro klimatnya
optimum. Usaha menjaga kondisi klimat dilakukan dengan penanaman pohon
pelindung. Pohon pelindung berfungsi sebagai penyaring dan pengurang intensitas
cahaya matahari, sehingga suhu udara dan kelembaban tetap terjaga. Menurut Johan
(2006), adanya pohon pelindung yang dapat mengurangi intensitas cahaya matahari 40 –
50 % maka pucuk yang dihasilkan dapat menjadi dua kali lipat bila dibandingkan
dengan tanpa pohon pelindung, jika pengurangan intensitas cahaya matahari terlalu
berat melebihi 60 %, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat karena kekurangan
cahaya. Pengurangan intensitas cahaya matahari kurang dari 40 % maka kurang efektif
karena suhu daun masih di atas optimal bagi proses fotosintesis.
Tanaman pelindung yang digunakan di unit perkebunan Bedakah terbagi
menjadi dua yaitu jenis pelindung sementara dan pelindung tetap. Tanaman pelindung
sementara yang digunakan adalah jenis Crotolaria sp. Tanaman ini berfungsi ganda

8

8

yaitu disamping sebagai tanaman pelindung, juga dapat menambah kesuburan tanah
baik dari serasah daun maupun bintil akar yang mengikat unsur hara N dari udara,
sedangkan untuk tanaman pelindung tetap yang digunakan adalah Acasia, Silver oaks.
Penanaman pohon pelindung tetap pada tepi patok dengan jarak antar tanaman 10 m.
Produksi dan produktivitas teh unit perkebunan Bedakah dalam lima tahun terakhir
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Produksi dan produktivitas teh unit perkebunan Bedakah tahun 2008-2012
Produksi (kg)
Produktivitas (kg ha-1) Rendemen
Luas TM
Tahun
(ha)
(%)
Basah
Kering
Basah
Kering
2008
303.83
3 587 799
774 767
11 808.57 2 550.00
21.59
2009
303.05
3 210 373
702 440
10 593.54 2 317.90
21.88
2010
303.42
3 154 031
685 664
10 394.60 2 259.79
21.74
2011
291.20
3 698 326
811 547
12 702.40 2 786.91
21.94
2012
285.49
5 019 469
1 113 560
17 583.41 3 900.00
22.18
Jumlah
18 669 998 4 087 978
63 082.52 13 814.59
21.87
Rata-rata
3 734 000
817 596
12 616.50 2 762.92
Sumber : Kantor Kebun Unit Perkebunan Bedakah, 2013

Berdasarkan data produksi dan produktivitas basah dan kering selama lima tahun
terakhir, rata-rata produksi basah 3 734 000 kg tahun-1 dan produksi kering 817 596 kg
tahun-1, produktivitas basah 12 616.50 kg ha-1 sedangkan produktivitas kering 2 762.92
kg ha-1. Hasil ini berbeda dengan produktivitas kering Perkebunan Besar Swasta yang
rata-rata lima tahun terakhir menunjukkan angka 1 472 kg ha-1 (Direktorat Jenderal
Perkebunan, 2012). Grafik produksi basah dan kering unit perkebunan Bedakah dapat
dilihat di Gambar 1.

Jumlah Produksi (kg)

6000000
5000000
4000000
3000000

Teh Basah (kg/tahun)

2000000

Teh Kering (kg/tahun)

1000000
0
2008

2009

2010

2011

2012

Tahun

Gambar 1 Produksi basah dan kering tanaman teh tahun 2008-2012
Produksi teh kering unit perkebunan Bedakah dalam waktu kurun lima tahun
terakhir mencapai 4 087 978 kg tahun-1 dan 18 669 998 kg tahun-1 untuk produksi
basah. Pemasaran teh ± 70 – 80 % untuk tujuan ekspor, sedangkan sisanya dipasarkan di
pasar lokal. Negara yang menjadi tujuan ekspor adalah negara-negara Eropa, Amerika,
dan Timur Tengah.

9

Organisasi dan Ketenagakerjaan
Unit Perkebunan Bedakah dipimpin oleh pemimpin perkebunan yang secara
langsung membawahi asisten kepala bagian kebun, asisten kepala bagian kantor dan
kepala bagian pabrik. Pemimpin unit perkebunan diangka oleh Direksi PT Tambi.
Pemimpin
Unit
Perkebunan
Bertugas
memimpin,
merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas sebagai pemimpin umum
perkebunan. Beberapa tugas pemimpin umum perkebunan adalah mengelola kebun dan
kegiatan kebun, mengelola kegiatan pabrik dan kantor serta kegiatan lain yang berkaitan
dengan jabatannya sebagai pemimpin umum perkebunan. Pemimpin Unit Perkebunan
membawahi secara langsung asisten kepala bagian kantor, kepala bagian pabrik dan
asisten kepala bagian kebun.
Kepala bagian kantor bertugas memimpin, merencanakan, mengatur,
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan kantor perkebunan. Kegiatan
kantor meliputi seluruh kegiatan yang termasuk dalam kegiata pengelolaan perkebunan,
pembukuan, pengarsipan, sumber daya manusia, dan masalah umum perkebunan serta
kegiatan kantor lainnya.
Kepala bagian pabrik bertugas memimpin, merencanakan, mengatur,
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bagian pabrik. Kegiatan bagian
pabrik meliputi kegiatan pengelolaan hasil kebun dan kegiatan pabrik lainnya dalam
rangka mendukung usaha perusahaan. Kepala bagian pabrik dalam melaksanakan
tugasnya dibantu oleh kepala urusan pengelolaan, pembimbing pelayuan, pembimbing
penggilingan, pembimbing pengeringan, pembimbing sortasi dan kepala gudang.
Kepala bagian kebun bertugas memimpin, merencanakan, mengatur,
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan bagian kebun. Kegiatan
bagian kebun meliputi kegiatan pengelolaan kebun, lahan, dan kegiatan kebun lainnya.
Tenaga kerja Unit Perkebunan Bedakah terdiri atas karyawan I, II (A, B, C, D,
E) dan karyawan tetap atau lepas. Karyawan I meliputi pimpinan unit perkebunan,
asisten kepala bagian kantor, kepala bagian pabrik, asisten kepala bagian kebun dan
sebagian kepala blok. Karyawan II meliputi karyawan pelaksana, karyawan tetap dan
karyawan lepas. Karyawan tetap adalah karyawan yang diangkat oleh pemimpin unit
perkebunan dengan persetujuan direksi. Karyawan lepas adalah karyawan yang tidak
terkait dengan perusahaan dan pekerjaannya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Sistem penggajian untuk karyawan I dan II ditetapkan oleh direksi. Besarnya
upah berdasarkan surat keputusan dari direksi yang disesuaikan dengan jabatan dan
UMK (Upah Minium Kabupaten) yang berlaku. Sistem penggajian untuk karyawan
tetap berdasarkan keputusan pimpinan unit perkebunan dengan besar gaji berdasarkan
jumlah hari kerja, sedangkan untuk karyawan harian lepas ditetapkan berdasarkan
prestasi kerja.
Premi sosial adalah bonus untuk pemetik apabila dalam satu minggu dapat
mencapai target maka mendapatkan premi sebesar 1 HOK. Premi kompensasi adalah
bonus untuk semua karyawan lepas yang akan diperoleh berdasarkan pada perhitungan
jumlah hari kerja, dengan jumlah hari kerja 24 hari. Premi yang diperoleh sebesar Rp.
10.000 perhitungan berdasarkan jumlah 24 hari kerja digunakan untuk memperoleh

10

10

point yang berlaku untuk Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK). Kondisi tenaga
kerja Unit Perkebunan Bedakah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kondisi tenaga kerja unit perkebunan Bedakah tahun 2013
Jenis
Tingkat Pendidikan
Kelamin
No
Status
L
P
S1 SLTA SLTP SD TTSD
9
5
4
1 Karyawan I
9
5
4
Jumlah
2
1
1
2 Karyawan II E
14
1
5
3
7
3 Karyawan II D
9
1
5
3
2
4 Karyawan II C
15
1
5
6
5
5 Karyawan II B
42
6
1
10
11
26
6 Karyawan II A
82
9
1
26
24
40
Jumlah
Karyawan Borong
0
152
141
11
7 tetap Petik
Karyawan Borong
24
2
10
6
10
8 tetap Pemeliharaan
Karyawan Borong
18
2
1
7
4
8
9 tetap Umum
42
156 1
17
10
159
11
Jumlah
Karyawan
5
5
10 Lepas/Kontrak
5
5
Jumlah
138
165 7
47
34
204
11
Total

Jml
9
9
2
15
10
16
48
91
152
26
20
198
5
5
303

Sumber : Kantor Induk Unit Perkebunan Bedakah, 2013

Pembagian gaji untuk karyawan I dilakukan setiap bulan pada tanggal 1,
karyawan II setiap bulan pada tanggal 3, sedangkan untuk karyawan harian tetap dan
lepas dilakukan tiga kali dalam sebulan yaitu tanggal 3, 13, 23. Hari kerja karyawan
dalam seminggu adalah enam hari dengan lama kerja 7 jam/hari. Jenis pekerjaan yang
membutuhkan waktu 24 jam/hari diberlakukan shift kerja dan pekerjaan di luar jam
kerja dihitung lembur.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Pembibitan
Kegiatan pertama yang dilakukan untuk memulai pembibitan yaitu persiapan
lokasi pembibitan. Lokasi pembibitan harus dibersihkan dari gulma dengan mencangkul
rumput dan dibenam kedalam tanah 20 – 30 cm dengan tujuan untuk memperbaiki
struktur tanah. Selain itu, lokasi pembibitan harus dekat dengan sumber air agar

11

penyiraman dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Kemiringan lahan juga perlu
diperhatikan agar jumlah cahaya yang dibutuhkan terpenuhi.
Pada pembibitan tanaman teh di unit perkebunan Bedakah berada di blok Bismo
dengan lahan seluas 0.64 ha. Bangunan pembibitan ini terbuat dari anyaman bambu
sebagai atap (rigen) dan dinding (ketep), sedangkan tiang penyangganya menggunakan
batang bambu. Ketinggian bangunan pembibitan sekitar 2 – 2.5 m dan jarak antar tiang
penyangga bangunan 3 m x 3.5 m. Intensitas sinar matahari yang masuk dalam
bangunan pembibitan ± 25 % dan kelembaban > 80 %. Bangunan pembibitan
dilengkapi dengan saluran air, bak air, dan jalan kontrol.
Sistem saluran air pada pembibitan dibuat di sekeliling bangunan pembibitan
dengan kedalaman 60 cm dan lebar 40 cm untuk menjaga drainase. Bedengan dibuat
dengan ukuran lebar 1 m, panjang 16 – 20 m serta jarak antar bedengan 80 cm.
Bedengan dibuat dengan rangka yang terbuat dari bambu berbentuk setengah lingkaran
dengan ketinggian ± 60 cm di atas permukaan tanah disungkup menggunakan plastik.
Naungan kolektif dan bedengan pembibitan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Naungan kolektif dan bedengan pembibitan
Media tanam pembibitan berasal dari tanah lapisan atas (top soil) dan tanah
lapisan bawah (sub soil) dengan pH 4.5 – 6.0. Tanah diayak menggunakan ayakan
berdiameter 1 cm untuk membersihkan tanah dari benda asing dan memecahkan
gumpalan tanah yang terlalu besar. Setiap 1 m3 top soil dicampur dengan tawas 600 g,
SP 36 600 g, KCl 300 – 500 g, Kieserit 250 g, Dithane M-45 350 g dan Basamid 200 g.
Pada sub soil setiap 1 m3 tanah dicampur dengan tawas 1 000 g, Dithane M-45 300 g,
Basamid 150 - 200 g. Media tanam hasil pencampuran dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Media tanam untuk pembibitan

12

12

Tanah yang telah siap digunakan segera dimasukkan ke dalam polybag
transparan berukuran 12 cm x 25 cm serta diberi lubang di bagian sisi bawah kanan dan
kiri masing-masing lima lubang. Tanah lapisan atas diisikan 2/3 pada bagian bawah
polybag, sedangkan tanah lapisan bawah diisikan 1/3 pada bagian atas polybag. Hal ini
dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan akar menuju bagian tanah yang banyak
mengandung unsur hara. Kondisi tanah harus lembab, tidak boleh terlalu kering atau
basah. Polybag yang berisi tanah disusun di atas bedengan yang sebelumnya telah
dilapisi serasah daun sebagai bahan organik tambahan dan menjaga kelembaban tanah.
Polybag yang telah tersusun disiram air bersih dan disemprot menggunakan Dithane
M-45 2 g l-1 kemudian dibiarkan sekitar 10 – 15 hari.
Bahan stek yang digunakan berasal dari klon Gambung 3, Gambung 4, dan
Gambung 7. Klon yang dominan digunakan sebagai bahan stek adalah klon Gambung 7
karena tahan terhadap penyakit cacar daun teh. Ranting stek (stekres) diambil dari
kebun perbanyakan 4 – 5 bulan setelah pemangkasan. Satu minggu sebelum
pengambilan stekres dilakukan tipping dengan tujuan memacu perkembangan tunas dan
menguatkan helaian daun. Pengambilan stekres dilakukan dengan memotong setingggi
15 cm dari bidang pangkas. Syarat stekres yaitu sehat, berwarna hijau tua, daun mulus
dan pertumbuhan daun mengarah ke atas. Stek yang dipakai untuk pembibitan berasal
dari bagian tengah stekres yang berwarna hijau tua, sedangkan bagian pangkal (warna
coklat) dan bagian ujung (warna hijau muda) tidak digunakan untuk stek. Bagian tengah
stekres yang digunakan untuk stek biasanya terdiri dari 4 – 5 helai daun.
Metode stek yang digunakan adalah single node cutting adalah stek satu buku
dengan internode (ruas) di atas ketiak daun 0.5 cm dan di bawah ketiak daun 2 – 3 cm.
Stek dipotong dengan kemiringan 45o dan 1/3 bagian dari daun dihilangkan untuk
mengurangi terjadinya penguapan. Stek direndam menggunakan Dithane M-45 2 g l-1
selama lima menit kemudian ditanam menghadap sinar matahari dan tidak saling
menutupi. Penyiraman menggunakan air yang telah dicampur insektisida Lanate 2 g l-1
dilakukan setelah semua stek selesai ditanam. Penyiraman bertujuan membersihkan
tanah yang menempel pada daun, sedangkan insektisida untuk mengendalikan serangan
hama. Bedengan disungkup kembali menggunakan plastik sungkup yang baru untuk
mencegah penularan hama dan penyakit serta penyiraman matahari dapat merata.
Sungkup diusahakan agar tertutup rapat untuk menghindari kebocoran baik di atas
maupun di sisi bedengan dan dijaga kebersihannya.
Pemeliharaan bibit meliputi pengendalian gulma, pengendalian hama,
pemeliharaan saluran drainase, pembukaan sungkup, dan penjarangan naungan.
Pengendalian gulma dilakukan dengan membersihkan gulma di polybag atau sekitar
bedengan secara manual. Pengendalian hama mulai dilakukan saat bibit berumur enam
bulan. Pemeliharaan saluran drainase dengan cara menguras saluran air untuk
memperlancar drainase.
Pembukaan sungkup plastik dibagi menjadi tiga tahap dan diikuti dengan
penjarangan atap naungan. Pembukaan sungkup pertama pada saat bibit berumur 3.5 – 4
bulan dengan membuka ¼ bagian sungkup pertama selama 2 jam setiap hari mulai
pukul 07.00 – 09.00 WIB selama 20 hari. Pembukaan sungkup kedua, sungkup dibuka
½ bagian selama tiga jam setiap hari mulai jam 07.00 – 10.00 WIB selama 20 hari.
Pembukaan sungkup ketiga dibuka semua bagian selama empat jam mulai pukul 07.00
– 11.00 WIB selama 20 hari. Pembukaan sungkup dapat dilihat pada Gambar 4.

13

Gambar 4 Pembukaan sungkup
Pengamatan terhadap pertumbuhan stek dilakukan setiap hari. Atap rumah
pembibitan dibuka saat bibit mencapai umur 6 – 7 bulan. Seleksi bibit yang sudah
diperbanyak dalam naungan kolektif terdiri dari dua tahap seleksi yaitu :
1. Seleksi bibit dilakukan pada umur 7 bulan berdasarkan tinggi tanaman dengan
kriteria A, B, dan C. Bibit yang berada pada kelas A mempunyai tinggi minimal
20 cm dengan jumlah daun 4 – 6 lembar, bibit kelas B memiliki tinggi minimal
15 – 20 cm dengan jumlah daun 3 – 4 lembar, sedangkan bibit kelas C memiliki
tinggi minimal 10 – 15 cm dengan jumlah daun 2 – 3 lembar. Bibit A merupakan
bibit yang paling baik menurut pertumbuhan bibit dan baik untuk ditanam di
lapangan dengan 5 helaian daun, tinggi minimal 25 cm dan kondisi bibit sehat.
2. Seleksi bibit kedua dilakukan pada umur sembilan bulan dengan cara
mengumpulkan bibit berdasarkan kriteria pada tahap pertama. Bibit yang telah
siap untuk disalurkan atau ditanam yaitu bibit yang telah berumur 12 bulan dan
tinggi tanaman minimal 25 cm. Kegiatan pembibitan diikuti oleh penulis adalah
pengisian polybag dan penanaman stek. Prestasi kerja karyawan untuk pengisian
polybag dan penanaman stek adalah 700 polybag dan 1 500 tanaman, sedangkan
prestasi kerja penulis untuk pengisian polybag dan penanaman stek adalah 500
polybag dan 600 tanaman.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman bertujuan menjaga tanaman tumbuh dengan baik,
menjaga kesuburan tanah serta mengawetkan tanah sehingga produksi tetap stabil dan
diharapkan meningkat. Pemeliharaan tanaman di unit perkebunan Bedakah meliputi
pemeliharaan TBM dan TM yaitu :
Pembentukan bidang petik (centering). Kegiatan centering adalah kegiatan
memotong batang utama teh untuk membentuk bidang petik pada tanaman teh yang
masih muda atau belum menghasilkan (TBM). Kegiatan centering dilakukan dengan
tujuan untuk memacu pertumbuhan cabang yang melebar sehingga membentuk frame
yang baik dan merata.
Pembentukan bidang petik di unit perkebunan Bedakah dilakukan dengan cara
centering. Alat yang digunakan adalah gunting centering dan alat ukur. Centering
dilakukan dalam dua tahap yaitu centering I dan centering II. Centering I dilakukan saat

14

14

bibit tanaman berumur 3 – 4 bulan setelah ditanam di lapang. Bibit dipotong setinggi
15 – 20 cm dari permukaan tanah. Tujuan centering I adalah memotong batang utama
yang tumbuh ke atas yang mengalahkan pertumbuhan cabang ke samping. Centering II
dilakukan setelah 7 bulan dari centering I bertujuan untuk menekan pertumbuhan
batang yang mengarah ke atas. Batang yang tumbuh mengarah ke atas dipotong setinggi
25 – 30 cm dari permukaan tanah. Pada saat tanaman telah mencapai ketinggian 120 cm
maka dilakukan cut a cross setinggi 40 cm di atas permukaan tanah. Setelah dilakukan
cut a cross, 3 bulan berikutnya dilakukan pemetikan pada ketinggian 40 cm (titik petik
sama tingginya dengan bidang potong) diulang sampai 3 – 4 kali petikan. Kemudian
petikan berikutnya naik 1 – 2 lembar.
Centering harus dilakukan dengan hati-hati dan selektif. Pelaksanaan centering
dipengaruhi oleh kondisi dan pertumbuhan tanaman. Tanaman minimal memiliki dua
batang sekunder saat dilakukan centering I. Pada tanaman yang tumbuh kerdil dan
kurang sehat maka tidak dilakukan centering, luka centering diusahakan halus agar
tunas dapat tumbuh dengan baik.
Pengendalian gulma. Pengendalian gulma merupakan pengaturan tumbuh
tanaman yang tidak diharapkan dengan cara membuang atau membabat. Tujuan
pengendalian gulma adalah menekan populasi tanaman yang tidak dikehendaki
pertumbuhannya serta meminimalisasi kerugian akibat persaingan hara tanaman,
sehingga pertumbuhan tanaman utama yang diharapkan dapat tumbuh optimal dan
maksimal dalam memanfaatkan hara yang terdapat di dalam tanah
Populasi gulma yang tidak terkendali akan merugikan tanaman karena terjadi
persaingan dalam memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh.
Jenis gulma yang dominan yang tumbuh di perkebunan teh unit perkebunan Bedakah
antara lain Ageratum conyzoides, Borreria alata, melastoma malabathricum, Emilia
sonchifolia, Clidemia hirta, Impatiens plathypetala, Eleusine indica, Setaria plicata,
Imperata cylindrica, Commelina nudiflora, dan Paspalum conjugatum.
Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual (manual weeding) dan kimia
(chemical weeding). Pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis gulma, kondisi tanaman
dan tahun pangkas. Populasi gulma paling banyak ditemui pada areal TBM dan areal
TM yang selesai dipangkas karena sebagian besar permukaan tanah mengalami
pembukaan pori-pori pada top soil. Hal ini disebabkan oleh frame tanaman masih
sempit sehingga permukaan tanah yang terbuka memudahan cahaya matahari masuk ke
dalam areal tanaman yang menyebabkan laju pertumbuhan gulma mengalami
percepatan dalam pertumbuhannya.
Pengendalian gulma secara manual adalah mengendalikan gulma dengan tangan
atau memotong dengan alat. Cara pelaksanaan pengendalian ini dilakukan menurut baris
tanaman dan dimulai dari areal yang memiliki topografis sulit ke areal yang memiliki
topografis mudah. Hal ini bertujuan untuk mengefektifkan tenaga dan waktu dalam
pengendalian gulma. Pengendalian gulma secara manual pada areal TBM disebut streep
weeding yang dilakukan dengan menggunakan kored dan waktu pelaksanaan dalam satu
tahun tiga kali pada TBM I dan II, sedangkan pada TBM III pelaksanaan streep weeding
dilakukan dua kali dalam setahun. Sedangkan pengendalian gulma secara manual pada
TM disebut babad bokor yang dilakukan dengan parang pada waktu menjelang
pemupukan yaitu dua kali dalam setahun dari tahun pangkas I sampai IV. Apabila
populasi gulma melimpah maka dapat dilakukan hingga tiga kali dalam setahun.

15

Pengendalian gulma secara kimia adalah mengendalikan gulma dengan
menggunakan bahan kimia jenis herbisida. Alat yang digunakan adalah hand sprayer
berkapasitas 15 liter. Herbisida yang digunakan meliputi herbisida yang bersifat
sistemik yaitu Roundup berbahan aktif glyphosat.
Pada areal TM, pengendalian gulma secara kimia berdasarkan tahun pangkas
tanaman. Herbisida sistemik digunakan pada tahun pangkas I dan II dengan dosis 2 l ha1
, sedangkan pengendalian gulma pada tanaman tahun pangkas III dan IV dengan dosis
1,5 l ha-1. Aplikasi penyemprotan dua kali dalam satu tahun untuk masing-masing
nomor kebun di semua tahun pangkas. Setiap aplikasi ditambah Green Asri 300 cc ha-1,
Urea 12 kg ha-1, SP 36 4 kg ha-1, dan KCl 4 kg ha-1, sedangkan pengendalian gulma
secara manual (babad bokor) dilaksanakan menjelang pemupukan lewat tanah, aplikasi
2 kali pada tahun pangkas I, II, III, IV. Kegiatan babad bokor dapat dilihat di Gambar 5.

Gambar 5 Kegiatan babad bokor
Pada areal TBM, pengendalian gulma secara kimia dilakukan berbeda sesuai
dengan umur TBM. TBM I aplikasi dilakukan 2 kali menggunakan herbisida sistemik
dengan dosis 3 l ha-1, TBM II dan III aplikasi dilakukan 3 kali menggunakan herbisisda
sistemik dengan dosis 3 l ha-1. Setiap aplikasi ditambah GA 300 cc ha-1, Urea 12 kg ha-1,
SP 36 4 kg ha-1, KCl 4 kg ha-1, sedangkan pengendalian gulma secara manual (manual
weeding) pada TBM I dan II dilakukan 3 kali dan TBM III dilakukan 2 kali dalam
setahun kegiatan pengendalian gulma secara kimia di TBM dapat dilihat pada Gambar
6.

Gambar 6 Kegiatan pengendalian gulma secara kimia

16

16

Pelaksanaan penyemprotan dilakukan pada pagi hari saat cuaca cerah di bawah
daun pemeliharaan atau setinggi gulma 20 – 30 cm di atas permukaan tanah.
Penyemprotan gulma dimulai dari lokasi kondisi tersulit menuju lokasi termudah
dengan dua langkah satu kali pompa. Pengaplikasian dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari kontak antara herbisida dengan tanaman teh. Tenaga kerja penyemprotan
dibagi dua yaitu tenaga pengangkut air dan tenaga semprot. Penulis mengikuti kegiatan
pengendalian gulma secara kimia di blok muria. Standar prestasi kerja yang berlaku
untuk pengendalian gulma secara kimia adalah 0.28 ha HK-1, sedangkan prestasi kerja
karyawan dan penulis adalah 0.32 ha HK-1 dan 0.28 ha HK-1.
Pemupukan. Pemupukan adalah pemberian unsur-unsur hara dalam jumlah
cukup dan seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tujuan pemupukan untuk
meningkatkan daya dukung tanah terhadap peningkatan pertumbuhan dan
mengotimalkan produksi. Pelaksanaan pemupukan harus memenuhi kaidah 4 T yaitu
tepat jenis, tepat cara, tepat dosis, dan tepat waktu. Pemupukan di unit perkebunan
Bedakah dilakukan melalui dua cara yaitu pemupukan lewat daun dan pemupukan lewat
tanah.
Pemupukan lewat daun dengan PPC menggunakan Green Asri (GA) dengan
dosis 500 cc ha-1 kebutuhan air 200 - 250 l ha-1 dilakukan sepagi mungkin sebelum
pukul 10.00 WIB dan direncanakan 8 kali aplikasi dalam 1 tahun dari bulan Mei sampai
bulan Agustus. Aplikasi pemupukan menggunakan alat mist blower.
Pemupukan melalui daun dengan ZnSO4 menggunakan mist blower, drum
drigen, alat ukur volume lainnya. Penyemprotan pupuk daun dengan dosis 1 kg ZnSO4
dilarutkan ke dalam 200 – 250 liter air dilaksanakan pada periode musim hujan
(plus/growing season) dan direncanakan 10 aplikasi dalam 1 tahun dari bulan Februari
sampai bulan November.
Pemupukan dilakukan pada pagi hari dengan cuaca cerah agar pupuk bisa
langsung terserap oleh tanaman. Apabila pada saat setelah pemupukan daun terjadi
hujan, maka pemupukan harus diulangi lagi karena pupuk yang ada sudah tercuci.
Prestasi kerja untuk pemupukan daun sebesar 0.6 ha HK-1.
Pemupukan lewat tanah dilakukan dengan cara menabur pupuk ke dalam lubang
pupuk yang telah dibuat per tanaman. Areal yang akan dipupuk bersih dari gulma.
Pembuatan lubang pupuk dilakukan 1 hari sebelum pemupukan dan setiap tanaman
memiliki satu lubang pupuk. Lubang pupuk TBM dibuat dengan cara ditugal,
sedangkan untuk TM dengan cara dikoak menggunakan kored atau cangkul. Kedalaman
lubang sekitar 10 cm dan jarak dari batang bawah tanamaan ± 10 – 15 cm. Lubang
pupuk harus segera ditutup setelah pupuk dimasukkan untuk menghindari penguapan.
Pemupukan dilakukan pada awal dan akhir musim hujan. Waktu yang tepat
untuk melakukan pemupukan adalah pada kondisi curah hujan 60 – 200 mm minggu-1.
Curah hujan kurang dari 60 mm minggu-1 menyebabkan pupuk tidak terurai dengan
baik, sedangkan curah hujan lebih dari 200 mm minggu-1 menyebabkan pupuk hilang
tercuci oleh aliran air. Kondisi curah hujan di lapangan tidak dapat diperkirakan secara
pasti sehingga bila pemupukan telah berlangsung dan terjadi hujan maka pemupukan
harus dihentikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari hanyutan pupuk oleh air hujan
sehingga pemupukan tidak efektif. Aplikasi pemupukan direncanakan 2 kali dalam
setahun. Semester I aplikasi antara februari sampai april, semseter II antara bulan
Oktober sampai November, N 8 % dengan komposisi 5:1:2.5:0.3.

17

Jenis pupuk yag digunakan yaitu Urea, SP 36, KCl, dan Kieserit dengan
kandungan masing-masing unsur adalah Urea (46 % N), SP 36, KCl (60 % K2O),
Kieserit (27 % MgO). Pemberian dosis pupuk per luba