Asosiasi Mangrove Dengan Biota Laut Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Kehidupan Mangrove

Sebagian besar hutan mangrove mempunyai toleransi yang rendah terhadap garam, tetapi pada daerah mangrove mengalami setidaknya dua kali sehari pasang naik air asin. Bahkan ada spesies yang tahan sampai kadar garam 90. Akar mangrove dapat melakukan fitrasi untuk dapat beradaptasi dari fluktuasi kadar garam Ball et al. 1997

2.5. Asosiasi Mangrove Dengan Biota Laut

Menurut Saravanan et al. 2008 mangrove adalah daerah perikanan yang lebih subur, mangrove dapat memproses makanan yang merupakan suplai pangan dari dataran lumpur dan dapat dimanfaatkan oleh hewan-hewan laut seperti ikan kepiting dan kerang-kerangan yang dapat dimakan oleh manusia. Mangrove selain melengkapi kebutuhan pangan untuk biota laut, juga mampu untuk menciptakan iklim yang cocok untuk biota tersebut. Sebagian besar jenis biota laut ikan udang dan kepiting yang bernilai ekonomis penting hidup didaerah mangrove. Nontji 2007 juga mengemukakan bahwa daun mangrove yang gugur segera menjadi bahan makanan berbagai jenis hewan air atau dihancurkan terlebih dahulu oleh bakteri dan fungi jamur dan kemudian menjadi bahan penting bagi cacing, krustasea. Selain itu beberapa produk perikanan di indonesia yang mempunyai nilai ekonomis penting berhubungan erat dengan ekosistem mangrove, seperti udang Penaeus, kepiting Scylla serrata dan tiram Crassostrea selain itu ikan komersial juga mempunyai kaitan dengan mangrove, misalnya bandeng dan belanak

2.6. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Kehidupan Mangrove

Dahuri 2003 mengindentifikasi beberapa faktor penyebab kerusakan ekosistem hutan mangrove yaitu: 1 Konversi kawasan hutan mangrove secara tak terkendali menjadi tambak, pemukiman, dan kawasan industri. 2 Terjadi tumpang tindih pemanfaatan kawasan hutan mangrove untuk berbagai kegiatan pembangunan. 3 Penebangan mangrove untuk kayu bakar, bahan bangunan dan kegunaan lainnya melebihi kemampuan untuk pulih renewable capacity. 4 Pencemaran akibat buangan limbah minyak, industri, dan rumah tangga. 5 Pengendapan akibat pengelolaan kegiatan lahan atas yang kurang baik. 6 Proyek pengairan yang dapat mengurangi aliran masuk air tawar unsur hara ke dalam ekosistem hutan mangrove. 7 Proyek pembangunan yang dapat menghalangi atau mengurangi sirkulasi arus pasang surut. Sedangkan Kusmana 2005 bahwa terdapat beberapa faktor lingkungan yang mendukung ekosistem mangrove struktur, fungsi, komposisi dan distribusi spesies, dan pola pertumbuhan yakni sebagai berikut: 1 Fisiografi pantai Topografi pantai merupakan faktor penting yang mempengaruhi karakteristik struktur mangrove, khususnya komposisi spesies, distribusi spesies dan ukuran serta luas mangrove. Semakin datar pantai dan semakin besar pasang surut maka semakin lebar mangrove yang tumbuh. 2 Iklim a. Cahaya Umumnya tanamaan mangrove membutuhkan intensitas cahaya matahari yang tinggi dan penuh, sehingga zona pantai tropis merupakan habitat ideal bagi mangrove. Kisaran intensitas cahaya optimal untuk pertumbuhan mangrove adalah 3000 – 3800 kkalm2hari. Pada saat masih kecil semai tanaman mangrove memerlukan naungan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan: – Intensitas cahaya 50 dapat meningkatkan daya tumbuh bibit Rhizopora mucronata dan Rhizophora apiculata. – Intensitas cahaya 75 mempercepat pertumbuhan bibit Bruguiera gymnorrhiza. – Intensitas cahaya 75 meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit Rhizopora mucronata, Rhizophora apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza. b. Curah hujan Curah hujan mempengaruhi faktor lingkungan seperti suhu air dan udara, salinitas air permukaan tanah yang berpengaruh pada daya tahan spesies mangrove. Dalam hal ini mangrove tumbuh subur di daerah curah hujan rata-rata 1500 – 3000 mmthn. c. Suhu udara Suhu penting dalam proses fisiologi seperti fotosintesis dan respirasi. d. Angin Angin berpengaruh terhadap gelombang dan arus pantai, yang dapat menyebabkan abrasi dan mengubah struktur mangrove, meningkatkan evapotranspirasi dan angin kuat dapat menghalangi pertumbuhan dan menyebabkan karakteristik fisiologis abnormal, namun demikian diperlukan untuk proses polinasi dan penyebaran benih tanaman. 3 Pasang surut Pasang surut menentukan zonasi komunitas flora dan fauna mangrove. Durasi pasang surut berpengaruh besar terhadap perubahan salinitas pada areal mangrove. Perubahan tingkat salinitas pada saat pasang merupakan salah satu faktor yang membatasi distribusi spesies mangrove terutama distribusi horizontal. Pada area yang selalu tergenang hanya Rhizophora Mucronata yang tumbuh baik, sedang Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp. jarang mendominasi daerah yang sering tergenang. 4 Gelombang dan arus Gelombang pantai yang dipengaruhi angin dan pasut merupakan penyebab penting abrasi dan suspensi sedimen. Pada pantai berpasir dan berlumpur, gelombang dapat membawa partikel pasir dan sedimen laut. Partikel besar atau kasar akan mengendap terakumulasi membentuk pantai pasir. Mangrove akan tumbuh pada lokasi yang arusnya tenang. 5 Salinitas Salinitas air dan salinitas tanah rembesan merupakan faktor penting dari pertumbuhan, daya tahan dan zonasi spesies mangrove. Tumbuhan mangrove tumbuh subur didaerah estuaria dengan salinitas 10-30 ppt. beberapa spesies dapat tumbuh didaerah dengan salinitas yang tinggi. 6 Oksigen terlarut Oksigen terlarut sangat penting bagi eksistensi flora dan fauna mangrove terutama dalam proses fotosintesis dan respirasi dan percepatan dekomposisi serasah sehingga konsentrasi oksigen terlarut berperan mengontrol distribusi dan pertumbuhan mangrove. Konsentrasi oksigen terlarut bervariasi menurut waktu, musim, kesuburan dan organisme akuatik. Konsentrasi oksigen terlarut harian tertinggi dicapai pada siang hari dan terendah pada malam hari. Konsentrasi oksigen terlarut di mangrove berkisar antara 1,7 - 3,4 mgl, lebih rendah di banding diluar mangrove yang besarnya 4,4 mg1. 7 Tanah Tanah mangrove dibentuk oleh akumulasi sedimen yang berasal dari pantai dan erosi hulu sungai. Mangrove terutama tumbuh pada tanah lumpur, namun berbagai jenis mangrove dapat tumbuh di tanah berpasir, koral, tanah berkerikil bahkan tanah gambut. 8 Nutrient Nutrient mangrove dibagi atas nutrient in-organik dan detritus organic. Nutrient in-organic penting adalah N dan P jumlahnya sering terbatas, serta K, Mg dan Na selalu cukup. Sumber nutrient in-organik adalah hujan, aliran permukaan, sedimen, air laut dan bahan organik yang terdegradasi. Detritus organic adalah nutrient organic yang berasal dari bahan-bahan biogenic melalui beberapa tahap degradasi microbial. Detritus organic berasal dari authochathonous fitoplankton, diatom, bakteri, algae, sisa organisme dan kotoran organisme dan allochathaonous partikulat dari air, limpasan sungai, partikel tanah dari pantai dan erosi tanah, serta tanaman dan hewan yang mati di zona pantai dan laut. 9 Proteksi Mangrove berkembang baik di daerah pesisir yang terlindungi dari gelombang, yang kuat yang dapat menghempaskan anakan mangrove. Daerah yang dimaksud dapat berupa laguna, teluk, estuaria, delta, dll. Beberapa ahli ekologi mangrove berpendapat bahwa factor-faktor lingkungan yang paling berperan dalam pertumbuhan mangrove adalah tipe tanah, salinitas, drainase dan arus yang semuanya diakibatkan oleh kombinasi pengaruh fenomena pasang surut dan ketinggian tempat dari rata-rata muka air laut. Zonasi mangrove berdasarkan salinitas, menurut De Hann 1981 dalam Bengen 2004 dibagi sebagai berikut: a Zona air payau hingga air laut dengan salinitas pada waktu terendam air pasang berkisar antara 10-30 ppt: - Area yang terendam sekali atau dua kali sehari selama 20 hari dalam sebulan hanya Rhizophora mucronata yang masih dapat tumbuh. - Area yang terendam 10-19 kalibln, ditemukan Avicennia Avicennia alba, Avicennia marinna, Sonneratia sp. dan Dominan Rhizophora sp. - Area yang terendam kurang dari 9 kalibulan, ditemukan Rhizophora sp, Bruguiera sp. - Area yang tergenang hanya beberapa dalam setahun, Bruguiera gymnorrhiza dominan dan Rhizophora apikulata masih dapat hidup. b Zona air tawar hingga air payau, dimana salinitas berkisar antara 0 -10 ppt : - Area yang kurang lebih masih dibawah pengaruh pasang surut, asosiasi Nipah. - Area yang terendam secara musiman, Hibiscus dominan.

2.7 . Faktor Pembatas Ekosistem Mangrove