2.2. Fungsi dan Manfaat Mangrove
Menurut Mukhtasor 2007 secara ekologis hutan mangrove mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung. Ekosistem mangrove bagi bermacam biota perairan ikan, udang, dan kerang-kerangan berfungsi sebagai tempat mencari makan, memijah, memelihara
juvenil, dan berkembang biak. Hutan mangrove merupakan habitat berbagai jenis satwa, baik sebagai habitat pokok maupun sebagai habitat sementara, penghasil
sejumlah detritus, dan perangkap sedimen. Dari segi ekonomis, vegetasi ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasil kayu bangunan, bahan baku pulp dan
kertas, kayu bakar, bahan arang, alat tangkap ikan dan sumber bahan lain, seperti tannin dan pewarna. Mangrove juga mempunyai peran penting sebagai pelindung
pantai dari hempasan gelombang air laut serta penyerap logam berat dan pestisida yang mencemari laut.
Akar mangrove, jenis Avicennia marina biasa disebut dengan pohon api- api, dapat digunakan sebagai indikator biologis pada lingkungan yang tercemar
logam berat terutama tembaga Cu, timbal Pb, dan seng Zn melalui monitoring secara berkala MacFarlane et al. 2003. Spesies Avicennia
menunjukkan toleransi yang lebih besar dan dapat mengakumulasi banyak jenis logam berat daripada spesies mangrove yang lain Thomas dan Eong, 1984; Peng,
et al., 1997; dalam MacFarlane et al. 2003. Lebih lanjut dikatakan oleh MacFarlane et al. 2003, bahwa peningkatan
akumulasi logam ini dikarenakan adanya translokasi penyerapan udara melalui lenti sel ke akar. Selain itu, penurunan pH sedimen ditemukan dapat
meningkatkan akumulasi logam pada akar avicennia. Peningkatan konsentrasi logam berat pada sedimen menghasilkan tingkat akumulasi logam berat yang
lebih besar juga pada akar dan daun avicennia. Yim dan Tam 1999 dalam MacFarlane et. al 2003, menemukan bahwa hanya sedikit logam berat yang
terakumulasi pada daun dan banyak yang terserap dan terakumulasi di batang dan akar avicennia. Pada akar, Cu dapat terakumulasi 1,66 kali lebih besar daripada
yang terkandung pada sedimen. Sedangkan Zn terakumulasi pada akar 1,21 kali lebih besar dari pada yang terkandung pada sedimen.
Liyanage 2004 mengemukakan bahwa nilai keuntungan manfaat tidak langsung dirasakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan manfaat langsungnya,
antara lain menurunkan tingkat erosi dipantai dan sungai, mencegah banjir, mencegah intrusi air laut, menurunkan tingkat polusi pencemaran produksi bahan
organik, sebagai sumber makanan, sebagai daerah asuhan, pemijahan, dan mencari makan beberapa biota jenis biota laut.
Menurut Melana et al. 2000 terdapat 6 fungsi ekosistem mangrove ditinjau dari ekologi dan ekonomi yaitu :
1 Mangrove menyediakan daerah asuhan untuk ikan ,udang dan kepiting serta mendukung produksi perikanan diwilayah pesisir.
2 Mangrove menghasilkan serasah daun dan bahan-bahan pengurai yang berguna sebagai bahan makanan hewan hewan estuari dan peraira pesisir.
3 Mangrove melindungi daerah sekitar dengan melindungi daerah pesisir dan masyarakat didalamnya dari badai, ombak, pasang surut dan topan.
4 Mangrove menghasilkan bahan organik organic biomass yaitu karbon dan menurunkan polusi bahan organik didaerah tepi dengan menjebak dan
menyerap berbagai polutan yang masuk kedalam air. 5 Dari segi estetika mangrove menyediakan daerah wisata untuk pengamatan
burung, dan pengamatan jenis satwa-satwa lainnya. 6 Mangrove merupakan sumber untuk bahan bakar kayu dan atap dari nipah
untuk bahan bangunan serta tambak untuk budidaya perikanan. Benih dapat dipanen dan dijual, ikan, udang dan kerang juga dapat dipanen dari ekosistem
mangrove. Akuakultur dan perikanan komersial juga tergantung pada untuk perkembangan benih dan ikan-ikan dewasa. Selain itu mangrove juga sebagai
sumber tannin, alkohol dan obat-obatan.
2.3. Zonasi dan Struktur Vegetasi Mangrove