2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Mangrove
Asal kata mangrove menurut Macnae 1968 dalam Noor et al. 1999 menyebutkan kata mangrove merupakan perpaduan antara bahasa Portugis
mangue dan bahasa Inggris grove. Sementara itu, menurut Mastaller 1997 dalam Noor et al. 1999 kata mangrove berasal dari bahasa Melayu kuno mangi-
mangi yang digunakan untuk menerangkan marga Avicennia dan masih digunakan sampai saat ini di Indonesia bagian timur.
Melana et al. 2000 mendefenisikan mangrove adalah sebuah tipe hutan yang tumbuh disepanjang pantai, yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut,
berada pada wilayah pantai yang dangkal serta meluas sampai pada sungai yang kadar airnya agak asin, serta saling berinteraksi dan berasosiasi dengan aquatic
fauna, faktor-faktor sosial dan fisik dari lingkungan pantai. Kathiresan
dan Bingham 2001 mendefinisikan hutan mangrove sebagai hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur di daerah pantai dan muara
sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, dan terdiri atas jenis-jenis pohon Aicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria,
Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora dan Nypa. Pada dasarnya, menurut Wightman 1989 yang lebih penting untuk diketahui tentang komunitas
mangrove adalah menentukan mana yang termasuk dan mana yang tidak termasuk mangrove. Dia menyarankan seluruh tumbuhan vaskular yang terdapat di daerah
yang dipengaruhi pasang surut termasuk mangrove. Selain itu Nybakken 1988, menyatakan hutan mangrove adalah sebutan
umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa species pohon yang khas atau semak-semak yang
mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove disebut juga “Coastal Woodland” hutan pantai atau “Tidal Forest” hutan pasang
surut hutan bakau, yang merupakan formasi tumbuhan litoral yang karakteristiknya terdapat di daerah tropika.
2.2. Fungsi dan Manfaat Mangrove