BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Peran Motivator terhadap Wanita Pasangan Usia Subur dalam
Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan umur dan pendidikan suami dengan peran motivator. Sejalan dengan penelitian Rafidah, 2012
tentang dukungan suami terhadap kepatuhan akseptor dalam menggunakan KB suntik menunjukkan usia dengan dukungan suami ternyata usia tidak mempengaruhi
dukungan suami. Tingkat pendidikan yang tinggi juga tidak diikuti dengan pemahaman yang tinggi pula terhadap masalah alat kontrasepsi yang berwawasan
gender dan peran suami dalam pemilihan alat kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan. Pendidikan yang tinggi tidak menjamin adanya pengetahuan yang cukup
memadai tentang keluarga berencana, Anggraeni,dkk 2007. Umur dan pendidikan yang rendah tidak menjamin suami tidak dapat berperan
sebagai motivator dengan suami sudah menyadari pentingnya penggunaan alat kontrasepsi dan manfaatnya bagi istri dan keluarga dapat membuat suami berperan
sebagai motivator untuk mendukung istri menggunakan alat kontrasepsi IUD. Berbeda dengan hasil penelitian sumber informasi dan pengetahuan yang
berhubungan dengan peran suami sebagai motivator, semakin banyak suami memperoleh informasi tentang IUD semakin besar pula pengetahuan suami tentang
penggunaan alat kontrasepsi IUD, pengetahuan dan sumber informasi yang banyak
76
Universitas Sumatera Utara
diperoleh oleh suami akan semakin meningkatkan peran suami untuk menjadi motivator bagi istri dalam menentukan dan memutuskan alat kontrasepsi yang akan
digunakannya. Sejalan dengan penelitian Vasra, 2007 tentang Pengetahuan dan Sikap suami
dengan keikutsertaan ber-KB menyimpulkan pengetahuan memegang peranan penting dalam program KB pria dimana semakin baik pengetahuan pria tentang KB
semakin besar kecendrungan pria untuk berperan serta dalam KB dan sebaliknya jika semakin rendah pengetahuan pria tentang KB semakin kecil kecendrungan untuk
berperan serta dalam KB. Hasil penelitian menunjukkan suami mempunyai peran sebagai motivator.
Berdasarkan wawancara di lapangan bahwa wanita pasangan usia subur dalam menggunakan kontrasepsi IUD menyatakan mendapatkan dukungan suami
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan alasan alat kontrasepsi IUD mudah, aman, menjarangkan kehamilan, mencegah kehamilan, cocok, paling tepat, alat kontrasepsi
jangka panjang dan masalah ekonomi. Namun, ada juga suami yang tidak mendukung istri menggunakan IUD dengan alasan istri yang memegang keputusan, suami tidak
tahu mengenai KB, dan karena keinginan istri sendiri. Suami mengizinkan atau memberi persetujuan untuk menggunakan IUD
karena mudah, suami senang saat berhubungan intim, aman, mematuhi perintah suami, dan untuk mencegah kehamilan, sedangkan suami yang tidak mengizinkan
atau memberi persetujuan untuk menggunakan IUD istri menggunakan IUD dengan alasan suami tidak setuju, suami tidak tahu masalah KB, suami melarang.
Universitas Sumatera Utara
Suami yang memutuskan istri untuk menggunakan KB IUD dengan berbagai alasan antara lain karena mudah dan nyaman, tidak mempengaruhi hubungan seksual,
ada dukungan suami, pemakaiannya lama, dan melemahnya ekonomi. Namun, istri juga dapat memutuskan dirinya sendiri untuk menggunakan KB IUD dengan alasan
istri tahu kebutuhannya sendiri, suami memberikan kebebasan sendiri untuk memilih alat kontrasepsi, suami percaya, suami tidak setuju, suami tidak tahu mengenai KB,
dan suami tidak peduli. Suami yang memberikan kebutuhan istri wanita saat akan memeriksakan
masalah yang berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan berbagai alasan antara lain karena ingin mendapatkan informasi, takut menjadi suatu
permasalahan, suami peduli, kewajiban suami, dan upaya mencegah kehamilan. Suami yang tidak memberikan kebutuhan istri wanita saat akan memeriksakan
masalah yang berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan berbagai alasan antara lain, biaya IUD gratis, dank karena suami sibuk.
Suami bersedia menggantikan pemakaian kontrasepsi bila kesehatan istriwanita tidak memungkinkan menggunakan alat kontrsepsi dengan berbagai
alasan antara lain karena suami ingin menggantikan istri, sayang istri, dan peduli dengan istri. Suami yang tidak bersedia menggantikan pemakaian kontrasepsi bila
kesehatan istriwanita tidak memungkinkan menggunakan alat kontrsepsi dengan berbagai alasan antara lain tidak sesuai dengan adat, suami sibuk, suami takut, dan
suami tidak paham mengenai KB.
Universitas Sumatera Utara
Peran Motivator dalam melaksanakan Keluarga Berencana, dukungan suami sangat diperlukan seperti diketahui bahwa di Indonesia, keputusan suami dalam
mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri untuk menggunakan alat kontrasepsi. Bila suami tidak mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit istri yang
berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut. Dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau tidak dan
metode apa yang akan dipakai. Peran motivator yang dilakukan oleh suami teridentifikasi dari jawaban
dimana mayoritas menyatakan suami yang mendukung istri menggunakan alat kontrasepsi IUD sebesar 93,4 dengan alasan ingin menunda kehamilan, tidak ingin
punya anak lagi, istri nyaman dalam menggunakan alat kontrasepsi IUD, tidak mengganggu hubungan seksual.
Perempuan sering tak punya kekuatan memutuskan metode kontrasepsi yang mereka inginkan. Ada ketergantungan pada keputusan suami, selain karena informasi
yang kurang lengkap dari petugas kesehatan dan keminiman alat atau obat kontrasepsi di tempat pelayanan. Dalam keluarga berencana laki-laki dan perempuan
mempunyai kepentingan dan tanggung jawab bersama dalam meningkatkan program dan kualitas KB. Ada permasalahan menonjol dalam pelaksanaan program secara
nasional yakni partisipasi pria yang rendah dalam menjaga kesehatan reproduksi pasangan dan persentase rendah kesertaan pria dalam program KB BKKBN Jateng,
2010.
Universitas Sumatera Utara
Peran dan tanggung jawab laki-laki dalam kesehatan reproduksi sangat berpengaruh terhadap kesehatan perempuan, kesetaraan dan keadilan gender
menunjukkan hubungan yang harmonis antara laki – laki dan perempuan dalam keluarga berencana dan kespro. Pemahaman yang sama antara laki-laki dan
perempuan mendorong terjadinya posisi yang setara antara laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan KB Rismalinda, 2010. Dorongan atau motivasi yang
diberikan kepada istri dari suami, keluarga ataupun lingkungan, sangat mempengaruhi kemantapan ibu dalam menggunakan suatu metode kontrasepsi
Manuaba, 1998 .
5.2 Peran Edukator terhadap Wanita Pasangan Usia Subur dalam