Suami mengingatkan istriwanita hal yang tidak boleh dilakukan saat menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan takut terjadi masalah, sayang istri, dan
supaya istri sehat. Ada juga suami yang tidak mengingatkan istriwanita hal yang tidak boleh dilakukan saat menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan suami tidak
tahu, cuek, tidak peduli dan sibuk bekerja. Suami memberikan informasi kepada istri tentang penggunaan alat
kontrasepsi IUD dengan kenyamanan bersama, keamanan, tanggung jawab suami, dan supaya tidak lupa. Ada juga suami yang tidak memberikan informasi kepada istri
tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan alasan tidak ada informasi, tidak paham, sibuk bekerja, dan tidak mengetahui KB.
Penelitian ini menemukan umur, pendidikan yang rendah dan sumber informasi yang sedikit belum tentu membuat suami tidak berperan sebagi edukator,
dari jawaban responden dalam wawancara yang berpanduan pada kuesioner didapatkan perhatian, kasih sayang dan empati dari suami dapat membuat suami
berperan sebagai edukator dalam memberikan dukungan istri menggunakan alat kontrasepsi IUD.
5.3 Peran Fasilitator terhadap Wanita Pasangan Usia Subur dalam
Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
Hasil penelitian di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan ditemukan suami
tidak berperan sebagai fasilitator bagi istri dalam pemakaian alat kontrasepsi, hal ini dikarenakan suami tidak menemani istri saat akan memasang alat kontrasepsi dan
Universitas Sumatera Utara
kontrol dan tidak terdapat hubungan umur, pendidikan, sumber informasi dan pengetahuan dengan peran suami fasilitator
Berdasarkan hasil di lapangan bahwa suami tidak menemani istri saat akan memasang alat kontrasepsi dan kontrol dengan alasan takut untuk mendengarkan
informasi IUD dan tidak ada waktu. Ada juga suami yang tidak menemani istri saat akan memasang alat kontrasepsi dan kontrol dengan alasan suami sibuk bekerja dan
suami tidak mengizinkan istri menggunakan KB. Suami memberikan biaya untuk istriwanita ketika akan memasang alat
kontrasepsi maupun control dengan alasan demi kesehatan, tanggung jawab suami, dan supaya obatnya bagus. Ada juga suami yang tidak suami memberikan biaya
untuk istriwanita ketika akan memasang alat kontrasepsi maupun control dengan alasan suami biaya gratis dan suami tidak tahu.
Suami membantu istri dalam menentukan tempat pelayanan kesehatan yang akan digunakan untuk pemasangan alat kontrasepsi dengan alasan supaya tidak lupa,
aman, takut, dan sayang istri. Ada juga suami yang tidak membantu istri dalam menentukan tempat pelayanan kesehatan yang akan digunakan untuk pemasangan
alat kontrasepsi dengan alasan suami biaya gratis, sama saja, sibuk, dan bekerja. Suami membantu istri dalam menentukan petugas kesehatan yang akan
melakukan pemasangan alat kontrasepsi dengan alasan supaya supaya baik, dan agar dekat. Ada juga suami yang tidak suami membantu istri dalam menentukan petugas
kesehatan yang akan melakukan pemasangan alat kontrasepsi dengan alasan suami sibuk dan diberi kebebasan.
Universitas Sumatera Utara
Suami membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping atau komplikasi dengan alasan supaya tidak berbahaya, merupakan peran suami, dan
merupakan tanggung jawab suami. Ada juga suami yang tidak membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping atau komplikasi dengan alasan takut
Peran suami sebagai fasilitator mengandung pengertian membantu dan menguatkan agar istri menggunakan kontrasepsi IUD, sehingga istri dapat
menanggapi secara positif guna kontrasepsi IUD pada dirinya. Fasilitator harus mampu mendengarkan secara aktif sehingga dapat memungkinkan untuk mengetahui
apa yang terjadi dan peka terhadap perasaan dan emosi dibalik ungkapan yang disampaikan oleh istri. Sehingga setelah mengetahui kegunaan kontrasepsi IUD,
maka fasilitator dapat mengambil sikap dan tindakan yang seharusnya dilakukan oleh istri. Sehingga dapat memberikan pemahaman untuk dapat memilih dan menemukan
tindakan dalam menggunakan kontrasepsi IUD. Peran lain suami adalah memfasilitasifasilitator sebagai orang yang
menyediakan fasilitas, memberi semua kebutuhan istri saat akan memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya. Hal ini dapat terlihat saat suami menyediakan
waktu untuk mendampingi istri memasang alat kontasepsi atau kontrol, suami bersedia memberikan biaya khusus untuk memasang alat kontrasepsi, dan membantu
istri menentukan tempat pelayanan atau tenaga kesehatan yang sesuai. Peran fasilitator yang dilakukan suami dapat diketahui dari jawaban responden
mayoritas suami membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping atau komplikasi sebesar 85,5 alasan suami membantu istri mencari tempat pertolongan
Universitas Sumatera Utara
karena tidak ingin keadaan istri semakin parah dan hamil lagi. Peran suami sebagai fasilitator mayoritas menjawab suami tidak menemani istri saat akan memasang alat
kontrasepsi dan kontrol sebesar 76,3 dengan alasan suami bekerja sehingga tidak dapat menemani dan mengantar istri.
Dari penelitian umur, pendidikan, sumber informasi dan pengetahuan tidak berhubungan didasari pada kesibukan, memberi kebebasan dan kurangnya kepedulian
suami terhadap istri dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD sehingga membuat suami tidak dapat berperan sebagai fasilitator.
Dalam program keluarga berencana pria mempunyai partisipasi dan peran yaitu BKKBN, 2006 pria dalam menganjurkan, mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya istri untuk menggunakan kontrasepsi atau cara metode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan wanita
pasanganya, dalam merencanakan jumlah anak dimiliki. Sampai dengan akhir masa reproduksi menopause istrinya. Dukungan ini antara lain Membantu mencari
pertolongan bila terjadi efek samping maupun komplikasi, mengantarkan kefasilitas pelayanan untuk kontrol atau rujukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN