Umum Kondisi Lokasi Kecamatan Cisauk

63 63 Gambar 14 Peta Kecamatan Cisauk dan Kecamatan Setu, provinsi Banten Kec. Cisauk Kec. Setu Gambar 15 Kawasan Permukiman di Cisauk dan sekitarnya Tabel 16 Jumlah Penduduk Kec. Cisauk dan Kec. Setu Tahun 2009 Kec. No Desa Luas Wilayah ha Jumlah Pendudk jiwa Laki- laki Perem- puan Jumlah KK Kepa- datan Ket Cisauk 1 Mekarwangi 434.05 5,358 2,716 2,642 1,223 12.34 2 Dandang 512 4,892 2,406 2,486 1,067 9.55 3 Suradita 664 12,632 6,594 6,038 2,171 19.02 4 Cibogo 411 9,270 4,447 4,823 1,744 22.55 5 Cisauk 484.7 10,305 5,097 5,208 2,127 21.26 6 Sampora 325.0 4,158 2,223 1,935 1,066 12.79 BSD Setu 7 Muncul 372.0 7,987 4,108 3,879 2,143 21.47 8 Setu 264.2 9,197 4,583 4,614 2,263 34.81 BSD 9 Bakti Jaya 226.0 15,200 7,900 7,300 3,800 67.25 BSD 10 Keranggan 217.0 5,313 2,610 2,703 1,224 24.48 11 Kademangan 322.4 12,742 6,420 6,261 3,321 39.52 12 Babakan 138.2 8,253 4,140 4,113 1,423 59.71 BSD Jumlah 4370.55 105,307 53,244 52,002 23,572 28.73 Keterangan : Monogram Kantor Kecamatan Cisauk dan Setu tahun 2009, BSD artinya masuk wilayah pengembangan BSD. Cisauk Setu Kondisi sosial masyarakat di Cisauk sepertinya mewakili potret umum kawasan di Tangerang yang terdesak oleh industri dan pertumbuhan yang cepat. Masyarakat, secara umum, tidak siap menghadapi perubahan. Mereka yang dulunya hidup dari bertani, tidak lagi memiliki tanah. Anak-anak muda nyaris tanpa ketrampilan yang memadai, tergiring ke pabrik-pabrik yang tersebar di Kabupaten Tangerang. Di kanan kiri, terbentang komplek perumahan,bahkan sebuah komplek perumahan terhampar memotong’ desa. Misalnya, jarak dengan tetangga atau saudara yang awalnya dekat, tidak lagi bisa ditempuh dalam waktu singkat karena umumnya perumahan dikelilingi pagar. Jalan harus berputar jauh, butuh waktu dan ongkos. Perubahan-perubahan ini, membawa dampak yang tidak sederhana terhadap kultur dan psikologi masyarakat. Tabel 17 Jumlah dan kondisi rumah di Kec. Cisauk dan Kec. Setu Tahun 2009 Kec No. Desa Temporer Semi Permanen Permanen Jumlah Cisauk 1 Mekarwangi 500 200 180 880 2 Dangdang 97 485 346 928 3 Suradita 490 1,500 700 2,690 4 Cibogo 312 420 155 887 5 Cisauk 210 258 1,755 2,223 6 Sampora 17 25 675 717 Jumlah 1,626 2,888 3,811 8,325 Setu 1 Kranggan 26 150 961 1,137 2 Muncul 20 60 1,020 1,100 3 Setu 17 950 932 1,899 4 Babakan 25 1,400 810 2,235 5 BaktiJaya . 10 95 3,012 3,117 6 Kademangan 7 2,010 4,119 6,136 Jumlah 105 4,665 10,854 15624 Jumlah Keseluruhan 1.731 7.553 14.665 23.949 Persentase 7,23 21,54 61,23 100,00 Sumber: Kantor Kecamatan Cisauk dan Setu, tahun 2009 Dalam skala regional kawasan permukiman di Cisauk memiliki potensi yang dapat mempengaruhi perkembangan kota yaitu: 1. Kecamatan Cisauk memiliki akses yang tinggi ke beberapa simpul pelayanan utama, yaitu ke Jakarta, Tangerang, dan Kabupaten Bogor. Hal tersebut terlihat dengan adanya jaringan jalan Kabupaten, akses ke jalan tol Serpong yang menghubungkan Serpong dengan Jakarta Bintaro. 2. Kecamatan Cisauk merupakan hinterland daerah belakang bagi pengembangan Serpong, sehingga segala perkembangan yang terjadi di Serpong akan berpengaruh pada perkembangan di kecamatan Cisauk. 3. Berdasarkan RTRW Kabupaten Tangerang tahun 2006, kecamatan Cisauk berfungsi sebagai kegiatan permukiman dan perkotaan. 4. Adanya Puspiptek sebagai pusat pengembangan teknologi. 5. Adanya sarana pendidikan tinggi ITI, sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. 6. Adanya kawasan industri Tekno Park yang dapat menyerap tenaga kerja. Disamping itu dalam skala regional kawasan permukiman di Cisauk memiliki permasalahan diantaranya adalah: 1. Adanya akses yang tinggi ke beberapa simpul pelayanan utama, yaitu ke Jakarta, Tangerang, dan Kabupaten Bogor, dapat mendorong percepatan pembangunan dan perkembangan kota yang tidak terkendali. 2. Terjadi arus commuter yang tinggi dimana hal ini dapat menimbulkan kemacetan lalu lintas.

4.3.2 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kecamatan Cisauk pada tahun 2009 terdiri dari penggunaan lahan terbangun sebesar ± 2,045.92 ha atau 47.74 dan tidak terbangun ± 2,239.93 ha atau 52.26. Penggunaan lahan untuk permukiman sebesar ± 1,978.50 ha atau 46.16 , pertanian lahan basah sebesar ± 931.12 ha atau 21.73 dan lahan kering ± 668,00 ha atau 15,59. Masih tersedianya lahan bagi pengembangan kegiatan perkotaan yang cukup apabila hal ini dilihat dari masih luasnya lahan yang belum terbangun. Permasalahan dan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Cisauk saat ini antara lain pola penggunaan lahan di Kecamatan Cisauk belum terkendali dan belum terstruktur dengan baik. Permasalahan lain adalah belum adanya kejelasan beberapa fungsi ruang kawasan seperti antara fungsi kawasan lindung konservasi dan kawasan budidaya. Penyebaran permukiman penduduk yang tidak teratur cukup menyulitkan pelayanan sarana dan prasarana lingkungannya. Penggunaan lahan di Cisauk secara lebih terinci seperti tertera pada Tabel 18. Tabel 18 Penggunaan Lahan di Cisauk No Penggunaan Lahan Luas ha Prosentase I Lahan Terbangun 1. Pemukiman Pekarangan 1,978.50 46.16 2. Bangunan Pemerintah, Sekolah. 21.32 0.50 3. Perdagangan 36.10 0.84 4. Industri 10.00 0.23 Subtotal 2,04.,92 47.74 II Lahan tidak terbangun 1. Sarana olah raga 26.00 0.61 2. Pertanianlahanbasah 931.12 21.73 3. Pertanian lahan keringladangtegalan 668.00 15.59 4. Perkebunan 342.86 8.00 5. Empangkolam 63.79 1.49 6 Danaurawa 55.70 1.30 7 Pekuburan 31.00 0.72 8. Lain-lain 121.46 2.83 Sub total 2,239.93 52.26 Jumlah Keseluruhan 4,285.85 100.00 Sumber: Laporan Bulanan Umum, Kantor Kecamatan Cisauk dan Setu tahun 2009

4.3.3 Potensi dan Permasalahan Fisik

Potensi fisik dasar yang dimiliki oleh kawasan permukiman di Cisauk antara lain luas wilayah kawasan permukiman di Cisauk ± 4,285.85 ha yang terletak di ketinggian 24 - 62 meter di atas permukaan laut dengan topografi yang relatif datar dan kemiringan 3 - 8, memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan perkotaan. Potensi air tanah rata-rata 5.70 literdetikkm 2 0.057 literdetikha dengan kedalaman air tanah antara 1-150 meter. Potensi air permukaan yang tersedia: Sungai Cisadane, Sungai Angke, Sungai Jaletreng dan Sungai Cimanceuri dengan debit air total sebesar 6,130 literdetik. Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah di Jl. Raya Puspiptek, Desa Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan cukup mengganggu lingkungan karena lokasinya di tanah milik pribadi dan beroperasi tanpa izin dan setiap hari bau tak sedap menyengat akibat kegiatan tersebut. Tempat pembuangan sampah yang dioperasikan secara liar berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan dan membahayakan masyarakat di sekitarnya karena tidak dikelola sesuai kaidah-kaidah teknis maupun manajemen pengelolaan sampah. 68 Gambar 16 Peta penggunaan lahan di Kecamatan Cisauk dan Setu tahun 2010 68