transportasi makanan menuju lambung. Kelenjar esofagus dapat ditemukan terbatas di pharyngoesophageal junction seperti pada kucing, kuda, dan
ruminansia Colville dan Bassert 2002 atau di daerah kranial seperti pada babi, sedangkan kelenjar ini pada anjing terletak di sepanjang esofagus
Samuelson 2007. Tunika muskularis terdiri atas dua lapisan yaitu otot sirkuler di bagian
dalam dan otot longitudinal di bagian luar. Secara umum kedua lapisan ini pada esofagus bagian kranial tersusun atas otot skelet dan di bagian kaudal
tersusun atas otot polos. Transisi area pada kuda dan kucing dapat ditemukan menjelang akhir dari esofagus. Tunika muskularis pada anjing dan ruminansia
tersusun oleh otot skelet yang tidak digantikan oleh otot polos. Di bagian otot polos tunika muskularis terdapat
pleksus saraf enterikus dan sel ganglion parasimpatis pleksus Auerbach
yang terletak diantara lapisan otot sirkuler dan longitudinal Samuelson 2007.
Lapisan terluar yang melapisi dinding esofagus adalah tunika adventisia atau serosa. Tunika adventisia melapisi tunika muskularis pada bagian
cervical esofagus. Tunika adventisia merupakan jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Tunika serosa
dapat ditemukan pada rongga thoraks mediastinal pleura atau di dekat lambung visceral peritoneum Eurell et al. 2006; Samuelson 2007.
B. Lambung
Lambung mamalia memiliki struktur seperti huruf ‘C’ terbalik dan terletak di sebelah kiri dari kranial abdomen Aspinall dan O’Reilly 2004.
Lambung merupakan pembesaran dari saluran pencernaan yang dapat berdilatasi, mempunyai struktur seperti kantung, dan berfungsi dalam proses
pencernaan secara mekanik oleh gerakan peristaltik serta secara kimiawi melalui proses enzimatik dan hidrolisis menjadi komponen yang dapat dicerna
Telford dan Bridgman 1995; Eurell et al. 2006. Bolus makanan dipecah menjadi komponen yang dapat dicerna oleh gastric juice dan bantuan
peristaltik untuk proses pencernaan selanjutnya di dalam usus. Gastric juice merupakan cairan yang disekresikan oleh lambung yang mengandung enzim
dan HCl Samuelson 2007.
Lambung unggas terbagi atas proventrikulus dan ventrikulus. Proventrikulus mensekresikan HCl dan enzim pencernaan untuk proses
kimiawi, serta mukus sebagai pelicin agar makanan mudah dihancurkan dan dilewatkan ke organ berikutnya. Sedangkan ventrikulus berfungsi secara
mekanik menggantikan fungsi gigi. Lambung pada ikan, amphibi, dan reptil memiliki bentuk yang sederhana, memanjang, dan asimetri. Fungsi lambung
pada hewan tersebut adalah menyimpan, maserasi, dan menghancurkan makanan Stevens dan Hume 1995.
Dinding lambung memiliki empat lapisan seperti umumnya saluran pencernaan, yaitu mukosa, submukosa, tunika muskularis, dan serosa.
Mukosa terbagi atas tiga lapis, yaitu: epitel permukaan, lamina propria, dan muskularis mukosa Frappier 1998; Eurell et al. 2006. Epitel permukaan
tersusun oleh sel epitel silindris sebaris dengan inti berbentuk oval terletak di daerah basal Trautmann dan Fiebiger 1957. Lamina propria merupakan
daerah terdapatnya kelenjar lambung. Secara umum lambung mamalia memiliki tiga daerah kelenjar Samuelson 2007, yaitu:
1. Kardia
Kardia merupakan zona sempit yang berbatasan dengan gastroesophageal junction.
Menurut Cunningham 1997, kelenjar kardia memproduksi sekresi mukus dan bermanfaat untuk melindungi mukosa
esofagus yang berbatasan dengan daerah kardia dari sekresi asam lambung.
2. Fundus
Fundus umumnya merupakan daerah yang terluas. Kelenjar fundus memiliki sedikitnya empat macam sel Telford dan Bridgman 1995;
Samuelson 2007, yaitu: a
Sel mukus Sel mukus terdiri atas dua macam sel yaitu sel mukus permukaan
dan sel leher mukus. Sel mukus permukaan memiliki bentuk kubus sampai silindris dengan inti bulat sampai oval terletak di tengah
sampai basal. Sel penghasil mukus ini terdapat di apikal sel leher dan menutupi seluruh permukaan mukosa lambung. Mukus yang
dihasilkan berfungsi untuk melindungi mukosa lambung, terutama dari kerusakan oleh asam lambung HCl yang disekresikan sel
parietal. Sel leher mukus merupakan sel penghasil mukus yang terletak di daerah leher gastric pit. Sel ini berbentuk kubus atau tidak
beraturan dengan inti umumnya bulat terletak di basal. Sel ini relatif sedikit jumlahnya dan berada diantara sel parietal di bagian leher
kelenjar. b
Sel chief Sel chief terdistribusi di basal kelenjar lambung dan mempunyai
bentuk sel yang khas. Sitoplasma sel ini bersifat basofil, sebagian besar mitokondria dan granula sekresinya berisi pepsinogen.
Pepsinogen merupakan prekursor yang akan diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin. Pepsin berfungsi dalam memecah protein menjadi
pepton. c
Sel parietal Sel-sel parietal berukuran relatif besar berbentuk bulat dengan
inti besar terletak di tengah. Semakin ke basal, sel parietal cenderung berbentuk piramidal. Sel ini tersebar pada bagian apikal hingga
korpus kelenjar lambung dan memiliki sitoplasma yang bersifat asidofil. Sel ini memiliki ukuran yang lebih besar daripada sel chief
dan berfungsi untuk mensekresikan HCl. d
Sel-sel enteroendokrin Sel ini berjumlah lebih sedikit, letaknya tersebar menempel di
membran basal kelenjar. Sel enteroendokrin memproduksi berbagai hormon pencernaan yang terdapat dalam lambung seperti gastrin,
glukagon enteroglukagon, histamin, serotonin, dan somatostatin. 3.
Pilorus Pilorus merupakan bagian paling akhir dari lambung Telford dan
Bridgman 1995. Daerah pilorus memiliki kelenjar berbentuk tubular yang sederhana, bercabang atau menggulung dengan gastric pit yang
dalam. Daerah kelenjar pilorus terdapat sel-sel penghasil mukus Samuelson 2007.
Gambar 4 Skema anatomi lambung sumber: Aspinall dan O’Reilly 2004. Lapisan yang terletak dibawah muskularis mukosa disebut lapisan
submukosa. Lapisan submukosa umumnya lebih luas, bersifat fibroelastik, terdiri atas kelenjar, pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf pleksus
Meissner Telford dan Bridgman 1995. Eurell
et al. 2006 menyatakan bahwa tunika muskularis pada lambung
terdiri atas tiga lapis otot. Lapisan dalam berupa lapisan obliq, lapisan tengah berupa lapisan otot sirkuler, dan lapisan luar berupa lapisan otot longitudinal.
Antara lapisan sirkuler dan lapisan longitudinal dipisahkan oleh pleksus saraf myenteric dan sel ganglion parasimpatis pleksus Auerbach yang
menginervasi kedua lapis otot tersebut. Lapisan paling luar yang melapisi dinding lambung adalah serosa
Samuelson 2007. Menurut Cunningham 1997, serosa merupakan permukaan epitel membran serous yang terdiri atas mesothelium dan lapisan
tipis jaringan ikat longgar. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan cairan serous yang berfungsi sebagai lubrikan untuk mengurangi gaya gesekan antara
lambung dengan organ lainnya di dalam rongga thoraks atau abdomen. Jaringan ikat longgar serosa mengandung lemak, pembuluh darah, dan saraf
Beveleander dan Ramaley 1988.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai Maret 2012 di Laboratorium Riset Anatomi, Bagian Anatomi Histologi dan Embriologi,
Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat Penelitian
Penelitian ini menggunakan musang luak Paradoxurus hermaphroditus sebanyak tiga ekor yang terdiri atas dua ekor jantan dan satu ekor betina dengan
bobot badan 2-2,5 kg. Hewan berasal dari tangkapan masyarakat sekitar kampus FKH IPB.
Bahan yang digunakan adalah xylazine HCl, ketamin, larutan NaCl fisiologis, larutan pengawet Paraformaldehid 4, alkohol konsentrasi 70, 80,
90, 95, alkohol absolut, xylol, parafin, akuades, air kran, pewarna hematoksilin-eosin HE, alcian blue AB, periodic acid Schiff PAS, dan
Entelan
®
. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah perlengkapan bedah
minor, timbangan digital, kain, benang kasur, jangka sorong, penggaris, botol, basket, inkubator untuk embedding, cetakan untuk parafin, blok kayu kecil,
mikrotom, object glass, cover glass, label kertas, kotak preparat, mikroskop, dan peralatan fotografi.
Metode Penelitian A.
Persiapan Organ Pencernaan
Musang luak dianestesi dengan xylazine HCl dengan dosis 2 mgkg berat badan dan ketamin dengan dosis 10 mgkg berat badan diaplikasikan secara
intramuscular IM. Setelah hewan teranestesi, dilakukan sayatan pada bagian ventromedian tubuh mulai dari daerah perineum sampai dada.
Selanjutnya dilakukan proses eksanguinasi dengan menyayat atrium dekstra untuk mengeluarkan darah kemudian diirigasi menggunakan larutan NaCl
fisiologis 0,9 dengan memasang kanul ke dalam ventrikel sinistra. Setelah
cairan yang keluar dari atrium dekstra cukup bening, dilakukan fiksasi secara perfusi dengan larutan paraformaldehid 4. Penyempurnaan proses fiksasi
dilakukan dengan cara menyuntikkan larutan fiksatif ke beberapa bagian organ. Organ esofagus dan lambung kemudian dikeluarkan dari tubuh dan
disimpan dalam larutan paraformaldehid 4 selama 3x24 jam. Selanjutnya organ dipindahkan ke dalam larutan alkohol 70 sebagai stopping point
sampai pengamatan selanjutnya.
B. Pengamatan Makroanatomi dan Mikroanatomi