tertentu seperti adanya peristiwa upwelling, dimana arus pusaran eddy dan daerah front gradient pertemuan dua massa air yang berbeda baik itu salinitas,
suhu atau klorofil-a Zainuddin, 2006 dalam Muklis, 2008. Pengetahuan dasar yang dipakai dalam melakukan pengkajian adalah
mencari hubungan antara spesies ikan dan faktor lingkungan disekelilingnya. Hasil dari analisa ini akan diperoleh indikator oseanografi yang cocok untuk ikan
tertentu. Sebagai contoh ikan albacore tuna di laut utara Pasifik cenderung terkonsentrasi pada kisaran suhu 18,5-21,5
C dan berasosiasi dengan tingkat klorofil-a sekitar 0,4 mgm
3
. Dengan kombinasi SIG, inderaja dan data lapangan
akan memberikan banyak informasi spasial misalnya dimana posisi ikan banyak tertangkap, berapa jaraknya antara fishing base dan fishing ground yang produktif
serta kapan musim penangkapan ikan yang efektif. Tentu saja hal ini akan memberikan gambaran solusi tentang pertanyaan nelayan kapan dan dimana bisa
mendapatkan banyak ikan Zainuddin, 2006 dalam Muklis, 2008.
2.6 Karakteristik Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS
Maccherone 2005 menjelaskan bahwa Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer MODIS adalah salah satu instrumen penting dalam satelit
Terra EOS AM dan Aqua EOS PM. Garis edar satelit Terra di sekitar bumi diatur waktu sedemikian sehingga melintasi dari utara ke selatan dan melewati
garis khatulistiwa pada pagi hari, sedangkan satelit Aqua melintas dari selatan ke utara dan berada di garis khatulistiwa di sore hari. Terra MODIS dan Aqua
MODIS mengamati keseluruhan permukaan bumi setiap 1 hingga 2 hari. Sensor MODIS dilengkapi dengan sensitifitas radiometrik tinggi 12 bit dengan
memiliki 36 spektral kanal yang berkisar pada panjang gelombang 0.4-14.4 µm.
Pada kanal 1 dan 2 memiliki resolusi spasial 250 m, kanal 3-7 sebesar 500 m dan kanal 8-36 sebesar 1 km.
Aqua yang berarti air merupakan satelit sistem observasi bumi National Aeronautics and Space Administration NASA yang mengumpulkan informasi
tentang siklus air di bumi mencakup penguapan samudera, uap air di atmosfer, awan, daerah kutub serta lapisan es. Variabel yang juga diukur oleh aqua antara
lain aerosol, vegetasi daratan, fitoplankton dan bahan organik terlarut di lautan, serta suhu udara, daratan dan air Graham, 2005. Satelit Aqua MODIS
mempunyai orbit polar sun-synchronus, yang artinya satelit akan melewati tempat-tempat pada lintang dan waktu lokal yang sama pada ketinggian 705 km
Tabel 1. Satelit Terra pada descending node mempunyai orbit sun-synchronous,
near polar. Areal yang diliputi swatdh width oleh sensor ini mencakup luasan 2330 km. Satelit ini dilengkapi dengan 36 buah sensor diskrit dengan panjang
gelombang 10 nm hanya terdapat pada saluran 8-16. Karakteristik temporal dari satelit ini baik digunakan untuk mengamati perubahan yang terjadi di alam.
Perubahan alam mencakup pengamatan di daerah terestrial dan fenomena oseanografi seperti mengenai perubahan tutupan tanah dan produktivitas global,
variabilitas dan perubahan iklim, bencanabahaya alam, dan lapisan ozon . hal ini karena suatu daerah pengamatan dapat diamati setiap harinya secara
berkesinambungan time series, juga dapat melakukan pemantauan yang cukup luas Graham, 2005. Penentuan SPL menggunakan spektral infra merah jauh
yang berkisar antara 10,780 µm hingga 12,270 µm dengan kanal 31 dan 32. Pemilihan kanal tersebut dilakukan dengan alasan emisivitas radiasi bumi sebagai
black body radiation akan maksimum pada suhu 300 K suatu pendekatan rata-
rata suhu permukaan bumi. Spesifikasi teknis satelit Aqua dan Terra MODIS disajikan pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1.
Spesifikasi Teknis dari satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS Orbit
705 km, 10:30 a.m. descending node Terra or 1:30 p.m. ascending node Aqua, sun-synchronous, near-polar,
circular
Luas Liputan 2330 km cross track dengan10 km sepanjang nadir
Ukuran 1.0 x 1.6 x 1.0 m
Berat 228.7 kg
Tenaga 162.5 W
Kuantisasi Data 12 bit
Resolusi spasial 250 m bands 1-2, 500 m bands 3-7, 1000 m bands 8-36
Umur Desain 6 tahun
Sumber : Maccherone, 2005 2.7 Karakteristik Spektral Klorofil-a dan SPL dari Citra Satelit
Kirk 1994 dalam Prihartato 2009, klorofil-a memiliki karakteristik spektral yang spesifik karena dapat mengabsorbsi sinar biru 400-515 nm secara
kuat dan merefleksikan sinar hijau 515-600 nm sehingga mempengaruhi warna air laut. O’Reilly 1998 mengemukakan bahwa algoritma untuk ekstraksi
konsentrasi klorofil diturunkan dari dua panjang gelombang adalah 443 nm dan 551 nm. Alasan digunakannya kedua panjang gelombang ini adalah karena
tingkat absorbsi klorofil pada panjang gelombang 443 nm tinggi yang menyebabkan tingkat reflektansi pada panjang gelombang tersebut rendah. Oleh
karena itu, jika rasio antara reflektansi pada panjang gelombang 443 nm dengan
551 nm rendah, maka konsentarasi klorofilnya akan tinggi. Sebaliknya rasio akan memiliki nilai tinggi jika konsentrasi klorofilnya rendah.
Menurut penelitian Safruddin dan Zainuddin 2008 yang menggunakan citra dari satelit AQUA dan sensor MODIS, indeks klorofil-a di perairan laut
dapat dihubungkan tingkat produktivitas daerah penangkapan ikan fishing ground. Keberadaan konsentrasi klorofil-a di atas 0.2 mgm
3
mengindikasikan keberadaan plankton yang cukup untuk menjaga kelangsungan hidup ikan-
ikan ekonomis penting. Jadi parameter klorofil-a ini dapat dihubungkan dengan pola distribusi dan kelimpahan ikan, khususnya ikan pelagis.
Menurut Priyanti dan Hasyim 1999, citra SPL dari suatu perairan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesuburan perairan karena SPL dapat
menentukan adanya interaksi perairan lain seperti upwelling dan front. Penentuan SPL dari satelit dilakukan dengan radiasi infra merah pada panjang gelombang 3
µm – 14 µm. Radiasi spektrum infra merah yang dipancarkan oleh permukaan laut berasal dari kedalaman 0.1 mm.
2.8 Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Klorofil-a dan SPL