sehingga nelayan disana libur bukan berdasarkan musim tetapi menurut kebiasaan dan pengalaman yang telah dilakukan secara turun temurun.
2.3 Faktor-faktor Kesuburan Perairan
Sebaran kesuburan perairan dapat diketahui dengan memetakan sebaran konsentrasi klorofil-a yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui pola
keberadaan sumberdaya perairan. Hal ini akan membantu dalam memperkirakan waktu dan lokasi yang tepat untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan
Hasyim, 2004.
2.3.1 Fitoplankton
Fitoplankton adalah tumbuhan sangat kecil dan hidupnya terapung atau melayang-layang dalam kolom perairan, sehingga pergerakannya dipengaruhi
gerakan air Odum, 1971. Sedangkan menurut Nontji 2006 fitoplankton merupakan tumbuhan yang berukuran mikroskopis yang hidup melayang di laut
dan tidak dapat terlihat oleh mata telanjang. Kedudukan fitoplankton sebagai rantai pertama dalam jaring makanan, mengindikasi pentingnya fitoplankton
sebagai penyokong kehidupan di lautan karena mampu mengubah senyawa- senyawa anorganik menjadi senyawa-senyawa organik yang berupa glukosa
melalui proses fotosintesis Basmi, 1999. Menurut Davis 1955, seluruh kehidupan di perairan secara langsung atau tidak langsung tergantung pada hasil
fotosintesis fitoplankton mikrofita dan tumbuhan air makrofita. Tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a di perairan dapat digunakan
sebagai petunjuk kelimpahan sel fitoplankton dan juga potensi organik di perairan tertentu Arinardi, 1996. Pola sebaran fitoplankton lebih banyak di sebabkan oleh
pergantian arah angin bukan karena perubahan gradient suhu. Hal ini
menyebabkan variasi kelimpahan fitoplankton di daerah subtropis sangat nyata tetapi kurang untuk daerah tropis, karena pergantian musimnya tidak berpengaruh
nyata terhadap perubahan parameter fisika dan kimia perairan Raymont, 1981.
2.3.2 Klorofil-a
Klorofil adalah pigmen fotosintetik utama yang terkandung di dalam semua tanaman berfotosintesis, tumbuhan tingkat tinggi dan alga hijau
Dring,1990, dan klorofil-a merupakan bagian terpenting dalam proses fotosintesis dan dikandung oleh sebagian besar dari jenis fitoplankton yang hidup
di laut Nontji, 1977. Stirling 1985 dalam Rachmawati 1999 menyatakan bahwa, nilai klorofil biomassa merupakan indikator yang baik dalam menilai
produktivitas primer suatu perairan. Sementara itu, menurut Parsons et al., 1977 dalam Prihartato 2009, konsentrasi klorofil-a dapat digunakan sebagai indikator
dari kelimpahan fitoplankton di suatu perairan, sehingga klorofil-a menjadi perhatian khusus dalam studi produktivitas primer perairan. Semakin banyak
kandungan klorofil-a di perairan menunjukkan semakin banyaknya biomassa fitoplankton di perairan tersebut. Oleh karena itu, pengukuran kandungan
klorofil-a dari fitoplankton merupakan salah satu alat pengukuran kesuburan suatu perairan yang dinyatakan dalam bentuk produktivitas primer Uno, 1982 dalam
Sediadi dan Edward, 2000. Kandungan klorofil-a dihasilkan dari fitoplankton yang berada di perairan.
Fitoplakton sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil mampu melakukan proses fotosintesis dimana air dengan karbondioksida dan bantuan
sinar matahari serta garam-garam hara dikonversi sehingga menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat. Karena kemampuannya membentuk zat
organik dari zat anorganik maka fitoplakton disebut sebagai produsen primer primary producer Nontji, 2005.
Konsentrasi klorofil-a biasa disebut dengan pigmen fotosintetik dari fitoplankton. Pigmen ini dianggap sebagai indeks terhadap tingkat produktivitas
biologis. Di perairan laut, indeks klorofil ini dapat dihubungkan dengan produksi ikan atau lebih tepatnya dapat menggambarkan tingkat produktivitas daerah
penangkapan ikan fishing ground Safruddin dan Zainuddin, 2008. Fotosintesis merupakan proses kimiawi yang sangat rumit dan kompleks
Devlin, 1969, namun secara sederhana reaksi fotosintesis dapat ditulis sebagai berikut :
6CO
2
+ 6H
2
O C
6
H
12
O
6
+ 6O
2
Menurut Cullen 1982 dalam Geider dan Osborne 1992, klorofil-a adalah satu-satunya pigmen yang dapat ditemukan di semua organisme
photoautotroph yang melibatkan oksigen dan konsentrasi atau kandungan dari pigmen ini biasanya dapat digunakan sebagai ukuran untuk menduga jumlah
materi produksi primer dari tanaman di dalam suatu contoh. Menurut Romauli 2009 sifat klorofil dapat menyerap dan memantulkan spektrum cahaya tertentu
dimanfaatkan untuk mendeteksi sebaran fitoplankton di permukaan laut dari satelit. Apabila fitoplankton dalam jumlah yang banyak atau satu komunitas
maka ciri khasnya pigmen yang berwarna hijau akan sangat mudah dideteksi satelit tetapi secara individu akan sangat sulit karena ukurannya yang sangat kecil.
Klorofil cenderung menyerap warna biru dan merah serta memantulkan warna hijau Nontji, 2008.
Sinar Matahari Klorofil-a
2.3.3 Suhu Permukaan Laut SPL