92 kanak-kanak, bermain sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial
terutama permainan yang bernuansa sosial. Oleh karena itu, dalam permainan sosial anak memang disituasikan serta didukung untuk terlibat secara aktif guna
berhubungan dengan teman sepermainannya Hartini, 2004 Beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan
merupakan suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan seorang anak dengan rasa senang tanpa ada paksaan dari orang lain dan menimbulkan perasaan senang bagi
yang melakukan permainan tersebut. Permainan mempengaruhi perkembangan kognisi, bahasa, pengetahuan tentang dunia, persepsi, perkembangan gerakan
tubuh, perkembangan sosial dan emosi. Permainan juga mempengaruhi penyesuaian sosial dan diri terutama permainan yang bernuansa sosial.
2. Jenis-jenis Permainan
Jenis permainan kanak-kanak menurut Mönks dkk dalam Hartini, 2004 terdiri atas:
a. Permainan bayi, yakni permainan yang digunakan oleh seluruh anggota
keluarga yang biasanya ditujukan guna menstimulasi perkembangan anak balita.
b. Permainan perorangan, yakni permainan yang dimainkan sendiri tanpa
adanya orang lain atau teman lain yang diajak main. c.
Permainan tetangga atau sosial, yakni permainan yang melibatkan orang lain dan dalam permainan tersebut terjadi suatu interaksi yang aktif.
93 d.
Permainam tim, yakni permainan yang dilakukan secara berkelompok dengan adanya suatu aturan yang jelas.
Hurlock 2002 mendefinisikan kegiatan bermain dalam permainan secara umum ada 2, yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Bermain aktif merupakan
bermain yang yang kegembiraannya timbul melalui apa yang dilakukan oleh anak itu sendiri. Macam bermain aktif antara lain:
a. Bermain bebas dan spontan
Bermain bebas dan spontan merupakan suatu permainan yang tidak menggunakan kaidah dan peraturan. Permainan akan berhenti ketika perhatian
dan kegembiraan dari permainan itu berkurang. b.
Permainan drama Permainan drama atau “permainan pura-pura” ialah bentuk permainan
aktif melalui perilaku dan bahasa yang jelas, berhubungan dengan materi. Permainan drama biasanya dimulai mulai tahun ke dua. Minat mereka
terhadap permainan drama akan berkurang ketika anak siap memasuki sekolah. Akan tetapi minat ini mungkin berlanjut selama beberapa tahun jika
teman seusianya menganggap permainan ini sebagai kegiatan yang menyenangkan.
c. Bermain konstruktif
Bermain konstruktif adalah bentuk bermain dengan menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk tujuan manfaat, melainkan lebih
ditujukan untuk kegembiraan. Bermain kontruksi merupakan bermain produktif. Hal ini karena anak mengumpulkan benda tanpa rencana. Apabila
94 benda tersebut menyerupai benda yang dikenalnya maka anak akan merasa
senang. Sesuai dengan berjalannya waktu anak menggunakan bahan yang telah dikumpulkan dan membangun sesuai apa yang telah mereka
pertimbangkan. Mereka menunjukkan orisinilitas dalam konstruksi mereka. d.
Musik Anak menghasilkan musik dengan menyanyi atau memainkan alat musik
hanya untuk mendapatkan kesenangan. Selain itu mereka menggunakan alat musik sebagai pendukung beberapa bentuk kegiatan lainnya, seperti menari.
Bermain musik merupakan bermain aktif. Bermain pasif merupakan bermain yang perasaan senang diperoleh dari
kegiatan orang lain. Anak merasa senang dan terhibur melalui permainan orang lain atau dengan menonton televisi. Bermain secara pasif merupakan bermain
yang tidak membutuhkan banyak tenaga. Menurut Parten dan Smith dalam Kostelnik dkk, 1988 berinteraksi dalam permainan dengan orang lain merupakan
hal yang lebih sulit daripada melihat atau bermain dengan orang tua dan orang dewasa. Jenis permainannya antara lain:
a. Unocccupied behaviour
Anak tidak terlibat dalam permainan tersebut. Anak tersebut hanya melihat permainan orang lain tanpa melakukan apapun.
b. Onlooker
Anak melihat anak-anak lainnya yang sedang bermain, terkadang berbicara dengan mereka. Anak tersebut hanya terlibat dalam mengobservasi
aktivitas yang spesifik.
95 c.
Solitary play Anak bermain dengan suatu alat sendirian tanpa ada interaksi dengan
orang lain. d.
Parallel activity Anak bermain secara individu, akan tetapi dalam permainannya tersebut
dapat melibatkan orang yang memainkan permainan yang yang sama. Misalnya permainan puzzle.
e. Associative play
Anak bermain dan berinteraksi dengan anak yang lain, akan tetapi dalam aktivitas yang berbeda. Misalnya permainan dokter-dokteran, ada yang
menjadi dokter, dan ada yang menjadi pasiennya. f.
Cooperative or organized supplementary play. Anak bermain dalam suatu group atau tim yang dalam permainan tersebut
mempunyai aturan dan tujuan yang sama. Misalnya permainan sepak bola. Beberapa penjelasan dari para ahli di atas dapat disimpulkan jenis-jenis
permainan antara lain permainan tanpa terlibat, permainan perorangan, permainan dengan 1-2 teman, dan permainan dalam tim atau group.
3. Manfaat permainan