Proses pengemasan Pengendalian Proses

Asinan timun yang telah disrtasi kemudian diberi kasu C1 pada bagian tengahnya. Kemudian disusun dalam peti yang sudah dilapisi dengan kertas semen dan kantong plastik sebanyak dua buah. Peti yang akan digunakan harus difumigasi terlebih dahulu. Penataan asinan timun dalam peti kayu sama seperti penataan pada pengkasuan I dan II. Asinan timun yang sudah tertata sebanyak satu lapis kemudian ditutup dengan kasu pada ketinggian 3 – 4 cm. Setelah satu peti terpenuhi oleh asinan timun white melon kemudian ditutup dengan plastik, diplester dan dipaku. Pada proses pengkasuan III ini tidak perlu dilakukan pengecekan terhadap kadar garam. Karena setelah asinan timun selesai dikemas langsung dikirim ke Jepang. Sesampainya di Jepang baru dilakukan pengecekan terhadap kadar garamnya. Kadar garam yang seharusnya terkandung dalam asinan timun yang telah diberi kasu C1 ini berada di bawah 14. Untuk setiap 350 kg asinan white melon diberikan kasu C1 sebanyak 170 kg.

E. Proses pengemasan

Untuk tetap menjaga kualitas dari asinan timun, maka kedua perusahaan tersebut menggunakan peti kayu sebagai wadah untuk mengemas produk akhir yang akan dikirim ke Jepang. Alasan mengapa digunakan peti kayu karena kayu merupakan wadah pengiriman yang paling kuat dan kokoh. Peti kayu dapat melindungi barang dari kememaran, getaran dan berat bahan wadah-wadah lain yang ditumpuk diatasnya. Peti kayu yang digunakan berukuran panjang = 114 cm, lebar = 93 cm dan tinggi = 75 cm. Sebelum peti digunakan sebagai pengemas, maka terlebih dahulu dilakukan fumigasi dengan menggunakan methyl bromide selama 1x24 jam. Tujuan dilakukannya fumigasi adalah untuk menghilangkan fungi atau jamur yang ada pada peti. Setelah dilakukan fumigasi, peti kayu dilapisi dengan kertas semen. Pemberian kertas semen ini untuk mencegah terjadinya kebocoran pada plastik akibat adanya paku yang masih menempel pada permukaan kayu. Kertas semen yang digunakan berjumlah 6 – 7 lembar setiap satu peti. Setelah seluruh permukaan peti ditutup dengan kertas semen, kemudian dilapisi dengan kantong plastik sebanyak dua buah. Penggunaan kantong plastik ini terbuat plastik jenis PE. Plastik jenis PE merupakan plastik yang mempunyai kekuatan tegangan yang sedang dengan harga yang murah serta merupakan penahan air yang baik sehingga dapat menghindari terjadinya kebocoran. Gambar 4.23 Peti Pengemas

F. Pengendalian Proses

Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kualitas dari setiap proses produksi yang dilakukan dan mengetahui adanya kelemahan dari setiap proses produksi agar dapat dilakukan perbaikan guna memperbaiki kualitas dari produk akhir yang dihasilkan. Proses ini dilakukan mulai dari proses pengadaan bahan baku sampai proses pengkasuan. Bila pada salah satu proses terdapat kesalahan, maka akan berpengaruh pada proses selanjutnya. Produk akhir yang dihasilkanpun akan mempunyai kualitas yang buruk. Salah satu pengendalian kontrol yang dilakukan adalah dengan adanya pengukuran kadar garam dalam asinan timun yang dilakukan setiap sebulan sekali.

G. Produk akhir