2. Garam
a. Jenis garam
Jenis garam berdasarkan sifat fisiknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu garam halus dan garam kasar. Sedangkan jenis garam
berdasarkan kandungannya dapat dibedakan menjadi dua pula, yaitu garam yang mengandung yodium dan garam yang tidak beryodium.
Untuk proses pengolahan asinan timun yang dilakukan oleh Perusahaan Agrindo Boga Santika dan Perusahaan Karoma Bumi
Wasesa menggunakan garam kasar. Penggunaan garam kasar ini berlaku untuk proses penggaraman I dan penggaraman II.
b. Sumber garam
Garam yang digunakan untuk proses pengolahan asinan timun ini diperoleh dari daerah Kudus dan Pati. Garam yang berasal dari
kedua daerah tersebut diperoleh dengan cara penguapan air laut. Jadi ketersediaan garam sangat tergantung dari sinar matahari sebagai
energi panas. Semakin besar intensitas matahari, maka proses penguapan akan semakin cepat. Oleh karena itu pembelian garam
dilakukan pada musim kemarau. Karena pada musim kemarau ketersediaan garam melimpah dan harganya lebih murah bila
dibandingkan dengan harga garam pada musim penghujan. c.
Penanganan garam Perusahaan Agrindo Boga Santika biasanya melakukan
pembelian garam dalam jumlah banyak. Hal ini untuk menjaga ketersediaan garam pada musim penghujan. Karena pada musim
penghujan akan lebih sulit untuk mendapatkan garam, disamping itu harga garam pada musim penghujan relatif lebih mahal jika
dibandingkan dengan harga garam pada musim kemarau. Untuk mengatasi jumlah garam yang berlebih, maka garam
yang belum digunakan untuk proses produksi disimpan terlebih dahulu dalam gudang yang telah dipersiapkan. Tempat penyimpanan garam
yang digunakan diberi alas berupa bambu yang disusun sejajar.
Pemberian alas berupa bambu bertujuan agar garam tidak bersentuhan langsung dengan lantai. Bila garam bersentuhan langsung dengan
lantai yang lembab, maka garam akan berair dan menimbulakan bau yang tidak enak. Garam-garam ini harus disimpan ditempat tersendiri
dan jauh dari tempat penyimpanan bahan baku lainnya seperti timun. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kontaminasi yang akan
menyebabkan kerusakan bahan baku.
Gambar 4.7 Garam
3. Air