61 penyakit atau bakteri ini walaupun relatif tidak sering pada UPHI, tetapi efek
terjadinya akan sangat merugikan karena bakteri dapat menyebar dengan cepat pada akuarium pemeliharaan benih BAT sehingga menyebabkan kematian benih
BAT dalam jumlah yang cukup besar.
6.2 Analisis Probabilitas Sumber Risiko Produksi
Sumber-sumber risiko produksi yang terdapat pada usaha pembenihan BAT pada UPHI telah diidentifikasi. Hasil identifikasi yang dilakukan
memberikan informasi bahwa pada usaha tersebut terdapat 4 faktor yang menjadi sumber risiko produksi. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan
analisis probabilitas terhadap masing-masing sumber risiko produksi tersebut untuk mengetahui seberapa besar probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko
dari masing-masing sumber risiko produksi yang ada pada usaha pembenihan BAT pada UPHI.
Probabilitas risiko dari masing-masing sumber risiko produksi perlu dilakukan untuk mengetahui mana saja sumber risiko produksi yang kemungkinan
terjadinya besar dan mana saja sumber risiko produksi yang kemungkinan terjadinya kecil, sehingga kemudian dapat ditentukan prioritas dari masing-
masing sumber risiko produksi serta strategi penanganan yang tepat terhadap sumber-sumber risiko produksi tersebut. Data-data yang digunakan untuk
melakukan analisis probabilitas terhadap sumber-sumber risiko produksi ini adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pengelola dan karyawan
pada UPHI serta data produksi benih BAT pada UPHI bulan Januari hingga Desember 2012. Sementara itu, untuk penentuan jumlah, kondisi, serta batas yang
digunakan untuk perhitungan analisis probabilitas berdasarkan perkiraan perhitungan yang dilakukan oleh pengelola dengan mengacu pada pengalaman-
pengalaman pada periode-periode produksi terdahulu. Perhitungan analisis probabilitas terjadinya risiko untuk masing-masing sumber risiko produksi yang
diolah dengan menggunakan analisis Z-Score dapat dilihat pada lampiran, sedangkan untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 7.
62
Tabel 7.
Perbandingan Probabilitas Risiko dari Sumber Risiko Produksi
No Sumber Risiko Produksi
Probabilitas 1
Kesalahan SDM 48,4
2
Faktor Cuaca 45,6
3
Kanibalisme 42,5
4 Penyakit
8,5 Pada Tabel 7 dapat dilihat nilai probabilitas masing-masing sumber risiko
dari yang terbesar hingga yang terkecil yaitu sumber daya manusia SDM atau human error
sebesar 48,4 persen, faktor cuaca 45,6 persen, kanibalisme sebesar 42,5 persen, dan yang terkecil penyakit sebesar 8,5 persen. Berdasarkan
urutannya, probabilitas kematian benih BAT akibat kesalahan SDM memiliki tingkat probabilitas risiko tertinggi yaitu sebesar 48,4 persen. Besarnya
probabilitas terjadinya risiko akibat kesalahan penyuntikan sehingga banyak induk BAT yang mati karena kesalahan penyuntikan. Induk yang mati tentunya akan
berdampak signifikan terhadap benih yang dihasilkan untuk periode berikutnya. Kematian induk BAT akan mempengaruhi produksi benih karena jumlah telur
yang akan dihasilkan juga akan berkurang Sebagian besar kematian benih yang disebabkan kesalahan SDM melebihi batas normal yang ditentukan oleh UPHI.
Nilai z untuk sumber risiko kesalahan SDM yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode nilai standar adalah sebesar -0,04. Nilai
z yang bertanda negatif menunjukan bahwa nilai tersebut berada disebelah kiri dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z untuk sumber risiko produksi
kesalahan penyuntikan tersebut jika dipetakan pada tabel z akan menunjukan nilai sebesar 0,484. Nilai 0,484 tersebut menunjukan bahwa probabilitas kematian
benih BAT akibat kesalahan penyuntikan induk melebihi 100.000 ekor adalah sebesar 0,484 atau 48,4 persen.
Besarnya probabilitas risiko kesalahn SDM sehingga kematian benih melebihi batas normal yang ditentukan diantaranya kesalahan dalam melakukan
seleksi induk serta dalam penyuntikan indukan bukan dilakukan oleh ahlinya untuk melakukan penyuntikan, sehingga banyak dosis yang kurang tepat untuk
digunakan serta ketidaktepatan dalam melakukan penyuntikan pada induk BAT.
63 Faktor cuaca yang disebabkan oleh pergantian musim dan suhu yang
berubah menyebabkan penurunan produksi telur yang dihasilkan oleh induk betina dan pada akhirnya akan menurunkan produksi benih BAT yang dihasilkan.
Probabilitas penurunan produksi benih BATakibat pengaruh cuaca dengan musim kemarau memiliki probabilitas sebesar 45,6 persen. Hal ini menunjukan bahwa
kemungkinan terjadinya penurunan produksi akibat pengaruh terjadinya cuaca dengan musim hujan dan kemarau serta suhu yang berubah melebihi batas yang
ditentukan adalah sebesar 45,6 persen. Batas normal penurunan produksi benih BAT yang ditentukan oleh UPHI akibat pengaruh cuaca dengan musim kemarau
adalah sebanyak 75.000 ekor. Nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko produksi faktor cuaca dengan
metode nilai standar adalah -0,11. nilai z yang negatif menunjukan bahwa nilai tersebut berada disebelah kiri dari rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z
tersebut jika dipetakan pada tabel distribusi z akan menunjukan nilai 0,456. Nilai tersebut berarti probabilitas penurunan produksi benih BAT akibat pengaruh
musim kemarau melebihi 75.000 ekor adalah sebesar 0,456 atau 45,6 persen. Faktor cuaca adalah sumber risiko produksi yang bersumber dari faktor alam,
sehingga sumber risiko produksi tersebut tidak dapat dihindari. Musim kemarau dan musim hujan serta perubahan suhu berpengaruh terhadap produktivitas BAT
dalam menghasilkan telur, sehingga secara otomatis benih yang dihasilkan akan mengalami penurunan. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk dapat
mencegah penurunan produksi telur ke tingkat yang lebih tinggi. Probabilitas risiko akibat sumber risiko produksi kanibalismu sifat bawaan
dari merupakan karakteristik sifat bawaan dari benih larva BAT itu sendiri sehingga cukup sulit untuk dihindari. Probabilitas kematian benih BAT melebihi
batas yang ditentukan akibat sumber risiko produksi kanibalisme yaitu sebesar 42,5 persen. Batas normal kematian benih yang disebabkan oleh kanibalisme pada
tahap larva ditentukan sebanyak 40.000 ekor. Penentuan batas tersebut berdasarkan rata-rata jumlah kematian benih pada periode-periode sebelumnya
serta hasil wawancara dari pihak internal UPHI. Nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko produksi kanibalisme adalah
sebesar 0,19. Nilai z yang positif menunjukan bahwa nilai tersebut berada di
64 sebelah kanan dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z tersebut jika
dipetakan pada tabel z akan menunjukan nilai 0,425. Nilai tersebut berarti probabilitas kematian benih BAT akibat kanibalisme melebihi 40.000 ekor adalah
sebesar 0,425 atau 42,5 persen. Probabilitas risiko terkecil berasal dari sumber risiko produksi adalah
penyakit. Kematian benih ikan BAT akibat penyakit yang menyerang benih yang sedang dipelihara memiliki tingkat probabilitas risiko sebesar 8,5 persen atau
memiliki tingkat risiko terbesar kedua setelah sumber risiko produksi kegagalan penyuntikan pada induk. Batas normal kematian benih akibat serangan penyakit
ditentukan sebanyak 25.000 ekor pada setiap kejadiannya. Penentuan batas tersebut berdasarkan perkiraan rata-rata jumlah kematian benih akibat terjadinya
peristiwa sejenis pada periode-periode sebelumnya. Nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko produksi penyakit adalah
sebesar -1,37. Nilai z yang negatif menunjukan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata pada kurva distribusi normal. Nilai z tersebut jika
dipetakan pada tabel distribusi z akan menunjukan nilai 0,085. Nilai tersebut berarti probabilitas kematian benih BAT yang di akibatkan serangan penyakit
melebihi 25.000 ekor adalah sebesar 0,085 atau 8,5 persen
Penyakit yang menyerang benih BAT yang sedang dipelihara berdasarkan
hasil wawancara dengan pengelola dan karyawan UPHI adalah dari bakteri Aeromonas
dan virus White spot. Penyakit Aeromonas ini diketahui berasal dari pakan cacing sutera yang tercemar, kurang segar, dan dalam keadaan mati akan
memicu penyebaran bakteri tersebut dan mencemari akuarium. Penyebaran bakteri tersebut dapat terjadi dengan cepat. Sedangkan untuk penyakit White spot
berasal dari air hujan yang masuk kedalam air, hal tersebut dikarenakan salah satunya adalah tandon air yang ada di UPHI tidak tertutup seluruhnya sehingga
ketika hujan air bisa masuk kedalamnya. Pada kurun waktu Januari hingga Desember 2012 jumlah benih yang mati akibat penyakit yang disebabkan bakteri
dan virus tersebut jumlahnya melebihi batas yang ditentukan dikarenakan terlambatnya penanganan yang dilakukan.
65
6.3 Analisis Dampak Sumber Risiko Produksi