Penanganan Risiko Kerangka Pemikiran Teoritis

31

3.1.5 Penanganan Risiko

Menurut Hanafi 2006, matriks frekuensi dan signifikanis dapat dikelompokan kedalam empat kuadran dengan alternative penanganan sebagai berikut : 1. Signifikansi kecil dan frekuensi kecil kuadran III = low control 2. Signifikansi besar dan frekuensi kecil kuadran I = detect and monitor 3. Signifikansi kecil dan frekuensi besar kuadran IV = monitor 4. Signifikansi besar dan frekuensi besar kuadran II = prevent at source Menurut Kountur 2008, berdasarkan peta risiko dapat diketahui cara penanganan risiko yang tepat untuk dilaksanakan. Ada dua strategi penanganan risiko, yaitu : 1. Preventif Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Strategi preventif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya : 1 membuat atau memperbaiki system, 2 mengembangkan sumberdaya manusia, dan 3 memasang atau memperbaiki fasilitas fisik. 2. Mitigasi Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan oleh risiko. Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani risiko yang memiliki dampak yang sangat besar. Adapun beberapa cara yang termasuk ke dalam strategi mitigasi adalah : a. Diversifikasi Diversifikasi merupakan cara menempatkan asset di beberapa tempat sehingga jika salah satu tempat terkena musibah tidak akan menghabiskan semua aset yang dimiliki. b. Penggabungan Penggabungan atau yang lebih dikenal dengan istilah merger menekankan pola penanganan risiko pada kegiatan penggabungan dengan pihak perusahaan lain. Contoh strategi ini adalah dengan melakukan merger atau dengan melakukan akuisisi. 32 c. Pengalihan Risiko Pengalihan risiko merupakan cara penanganan risiko dengan mengalihkan dampak dari risiko ke pihak lain. Cara ini bermaksud jika terjadi kerugian pada perusahaan maka yang menanggung kerugian tersebut adalah pihak lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengalihkan risiko ke pihak lain, diantaranya melalui asuransi, leasing,outsourching, dan hedging. Asuransi dilakukan dengan cara mengasuransikan harta perusahaan yang dampak risikonya besar, sehingga mengurangi dampak kerugian dari risiko tersebut karena sudah dialihkan kepada pihak asuransi. Leasing adalah cara dimana suatu aset digunakan, tetapi kepemilikannya ada pada pihak lain. Apabila terjadi sesuatu pada aset tersebut, maka pemiliknya yang akan menanggung kerugian atas aset tersebut. Outsourching adalah cara dimana pekerjaan diberikan kepada pihak lain, sehingga kita tidak menanggung kerugian seandainya pekerjaan yang dilakukan gagal. Sementara itu, Hedging adalah cara pengurangan dampak risiko dengan cara mengalihkan risiko melalui transaksi penjualan dan pembelian. Beberapa cara melakukan Hedging diantaranya adalah forward contract, future contract, option, dan swap.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional