Spur spur trochanter tidak ada
cicak tersebut. Aktivitas manusia dapat memicu perpindahan cicak Menke 2003. Keberadaan spesies cicak di sekitar kawasan industri kemungkinan dipengaruhi
oleh aktivitas manusia. Aktivitas pengiriman barang di kawasan industri Tambun diduga menjadi penyebab utama perpindahan cicak. Sangat dimungkinkan, cicak
yang berada di sekitar kawasan industri Tambun berasal dari berbagai tempat. Cicak C. platyurus mendominasi ketiga lokasi penelitian. Dominasi cicak C.
platyurus di Indonesia terjadi di wilayah Pekalongan, Tuban, dan Lamongan Prawasti 2013. Selain itu, cicak C. platyurus juga dominan di wilayah Bogor,
Cianjur, Tanggerang, dan Kalijati Soleha 2006, Abdussalam 2012, Anggraini 2012, dan Heryanto 2013. Hasil penelitian ini menambah laporan mengenai
dominansi cicak C. platyurus di Indonesia.
Cicak asal sekitar kawasan industri diketahui lebih banyak diinfestasi tungau ektoparasit dibandingkan dengan cicak asal luar kawasan industri. Infestasi
tungau pada cicak dapat terjadi akibat adanya interaksi fisik diantara cicak Rivera et al 2003. Kehadiran cahaya lampu dalam suatu habitat cicak dapat menciptakan
interaksi persaingan mencari pakan berupa perkelahian. Hal ini dikarenakan cahaya lampu dapat membuat distribusi serangga yang merupakan pakan cicak
menjadi berkelompok Petren dan Case 1998. Serangga merupakan kategori makanan yang dominan dikonsumsi oleh cicak di beberapa wilayah pulau jawa
88.73 Wafa 2007. Tingginya infestasi cicak asal sekitar kawasan industri kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi pencahayaan yang lebih terang
dibandingkan luar kawasan industri sehingga interaksi persaingan antar spesies cicak menjadi lebih tinggi. Selain itu, perbandingan kontruksi bangunan sekitar
kawasan industri dan luar kawasan industri diduga ikut mempengaruhi terjadinya interaksi antar cicak. Luas kontruksi bangunan berbanding lurus dengan interaksi
antar cicak, karena daya jelajah cicak menjadi lebih luas sehingga memberikan peluang terjadinya pertemuan antar spesies cicak.
Intensitas infestasi total tertinggi terjadi pada cicak asal non industri. Jika dibandingkan antara nilai prevalensi dan nilai intensitas infestasi total cicak asali
sekitar kawasan industri maupun luar kawasan industri, keduanya tidak saling berkaitan
. Kondisi ini sesuai dengan laporan Ruiz-Fons et al. 2006 yaitu nilai
prevalensi yang tinggi tidak selalu berkaitan dengan intensitas infestasi. Selain itu, Prevalensi cicak diinfestasi tungau sebesar 100 tidak selalu diikuti dengan
intensitas infestasi yang tinggi Prawasti 2013.
Tungau yang ditemukan dalam penelitian ini termasuk kedalam famili Pterygosomatidae dan genus Geckobia. Ciri-ciri yang menandai bahwa tungau
yang ditemukan termasuk famili Pterygosomatidae adalah tubuh terbagi menjadi gnathosoma, podosoma, dan opisthosoma. Pada gnathosoma terdapat kelisera,
palpi, stigmata, dan peritrema. Palpi dilengkapi dengan cakar, bentuk dan ukuran seta pada tubuh bervariasi Krantz 1978. Ciri-ciri tungau Geckobia adalah
terdapat skutum dorsal, mulut, koksa dengan spur, koksa tungkai 1 dan 2 menyatu, koksa tungkai 3 dan 4 menyatu, serta seta pada tarsus 1 bervariasi
Lawrence 1936. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa tungau dari genus Geckobia spesifik menginfestasi cicak Gekkonidae. Penomoran spesies tungau
yang dilakukan pada penelitian ini melanjutkan Abdussalam 2012, Anggraini 2012, Heryanto 2013, dan Prawasti 2013. Tungau G14 baru ditemukan pada
penelitian ini. Ciri-ciri tungau G14 antara lain, bentuk tubuh membulat, ukuran tubuh lebih besar dari spesies tungau lainnya panjang ± 620 µm dan lebar ± 680
µm, panjang kelisera 87.5 µm, dan seta pada palpa tibia bertipe simple.