C. Metode Penerjemahan
Unit terkecil micro – units dari teks yang diterjemahkan, atau sering disebut teknik penerjemahan dipengaruhi oleh metode penerjemahan. Untuk
mengetahui metode yang digunakan dalam buku terjemahan pada penelitian ini, dilakukan analisis terhadap teknik penerjemahan yang digunakan. Jadi
secara logis, metode dan teknik harus berjalan secara harmonis dalam satu teks.
Melihat tabel 5, teknik yang cenderung terhadap bahasa Sumber sejumlah 6 teknik: 1 peminjaman alamiah, 2 peminjaman murni, 3
peminjaman Inggris – Latin, 4 peminjaman Inggris – Yunani, 5 calque, 6 terjemahan harfiah. Dari 643 data terdapat 425 66,05 data yang
diterjemahkan dengan menggunakan ke enam teknik tersebut. Sisanya diterjemahkan dengan menggunakan teknik yang cenderung kepada bahasa
sasaran seperti : 1 transposisi, 2 amplifikasi, 3 penambahan, 4 parenthesis, 5 deskripsi, 6 pengurangan penghilangan 7 inversi.
Karena penerjemahan buku Lecture Notes on Clinical Medicine didominasi dengan teknik-teknik yang menekankan pada bahasa sumber,
maka metode yang digunakan penerjemah untuk menerjemahkan buku ini cenderung terhadap bahasa sumber. Dengan demikian dari ke delapan metode
yang telah dijelaskan pada bab tinjauan pustaka, metode yang paling mewakili penerjemahan istilah kedokteran buku ini adalah metode harfiah.
84
D. Ideologi Penerjemahan
Pembahasan istilah di sini difokuskan pada ideologi yang digunakan untuk penerjemahan istilah kedokteran. Dalam ideologi terdapat dua kutub
yang berlawanan. Satu kutub condong pada bahasa sumber sedangkan kutub yang lainnya condong pada bahasa sasaran. Penerjemah akan selalu
dihadapkan pada dua pilihan tersebut. Memilih mempertahankan budaya atau istilah asing berarti lebih cenderung ke bahasa sumber atau oleh Venuti
disebut foreignisasi. Memilih menggunakan bahasa sasaran berarti cenderung ke budaya atau istilah bahasa sasaran, yang oleh Venuti disebut domestikasi.
Untuk menghasilkan karya-karya “baik” dan “berterima” seorang penerjemah dalam mengambil keputusan mungkin dilandasi oleh ideologinya,
tekanan penerbit, atau keinginan untuk memenuhi selera pembaca. Dalam hal ini penerjemah mengintervensi proses penerjemahan. Pada tindakan ini,
penerjemah memiliki kecenderungan untuk menentukan salah satu pilihan dari dua kutub yang berlawanan tersebut, yaitu foreignisasi atau domestikasi.
Berikut adalah kriteria – kriteria ideologi foreignisasi dan domestikasi yang peneliti adaptasi dari Venuti 1997: 242:
1. Ideologi foreignisasi meliputi metode penerjemahan word-for-word
translation, Terjemahan Harfiah literal, faithful translation, dan semantic translation. Ideologi ini menggunakan kata-kata atau istilah yang
“meminjam” dari bahasa sumber.
85 2.
Ideologi domestikasi meliputi metode penerjemahan adaptation, free translation, idiomatic translation, dan communicative translation. Di
samping itu, ideology domestikasi menggunakan kata – kata atau istilah yang diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran.
Dengan melihat kriteria di atas maka peneliti menarik simpulan bahwa terjemahan istilah kedokteran pada Lecture Notes Kedokteran Klinis
menggunakan ideologi
foreignisasi. Ideologi
foreignisasi dalam
menerjemahkan istilah kedokteran buku ini dipilih karena istilah - istilah dalam bidang kedokteran termasuk istilah khusus dan sensitif, mengingat
sifatnya yang spesifik dan rawan kesalahan dalam penerjemahannya. Penerjemah harus sangat berhati-hati, agar suatu istilah dapat diterjemahkan
dengan tepat sesuai makna aslinya sekaligus relatif mudah diterima oleh pembaca sehingga tidak menimbulkan multi – interpretasi atau bahkan mis-
intrepetasi. Selanjutnya, dilakukan pengkajian terhadap kualitas terjemahan.
Penilaian kualitas terjemahan dalam penelitian ini mendasarkan pada 3 parameter: keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Pada tahap awal,
dilakukan analisis menurut hasil kuesioer dari para informan. Terhadap hasil penilaian yang tidak sama diantara para informan, dilakukan analisis
menggunakan teknik Focus Group Discussion FGD. Dengan teknik ini bisa digali data-data yang tidak tertangkap melalui kuesioner. Analisis kuantitatif
didasarkan pada hasil penilaian para informan, setelah melalui proses FGD.
86 Dalam hal penelusuran informasi dari informan dan pembaca sasaran,
FGD menggunakan asumsi sesuai kata pengantar bahwa buku terjemahan tersebut ditujukan bagi para mahasiswa tingkat akhir. Dengan demikian,
pendekatan penilaiannya pun disesuaikan dengan target pembaca tersebut, bukan untuk masyarakat umum.
E. Keakuratan