ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN SUBTITLE FILM BECKHAM UNWRAPPED DAN DAMPAKNYA PADA KUALITAS TERJEMAHAN TESIS

DAN DAMPAKNYA PADA KUALITAS TERJEMAHAN TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Penerjemahan

Oleh: ROHMITA KHOIRUN NISAA’

NIM. S130809015

PROGRAM STUDI LINGUISTIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Rohmita Khoirun Nisaa’ NIM : S130809015

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Analisis Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan Subtitle Film Beckham Unwrapped dan Dampaknya pada Kualitas Terjemahan adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya yang terdapat dalam tesis ini diberi tanda citasi dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari pernyataan saya tersebut terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang diperoleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 9 Desember 2011 Yang membuat Pernyataan

Rohmita Khoirun Nisaa’

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk: Ibundaku tercinta Tutik Sutartiah Bapakku tersayang Sugiono Suamiku tercinta Mochammad Aminullah Kakakku tersayang Esa Kukuh Imana Adikku tercinta Anggita Maresti Terima kasih atas cinta, doa dan dukungannya.

Motto

La Tahzan Innallaha Ma ’ana ( QS At Taubah :40 )

“ Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita “

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat, petunjuk dan semua yang menurut-Nya terbaik untuk penulis sehingga akhirnya mampu menyelesaikan penulisan tesis ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya buah karya ini. Untuk itu Penulis ingin memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

2. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D., Ketua Program Studi Linguistik Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus pembimbing I yang telah memberi kesempatan, motivasi, masukan dan membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini.

3. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., pembimbing II, yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana dan Dr. Tri Wiratno M.A. selaku ketua dan sekretaris tim penguji yang telah memberikan masukan yang berharga demi perbaikan tesis ini.

Surakarta jurusan Linguistik minat utama Penerjemahan yang telah memberikan ilmu-ilmunya.

6. Seluruh karyawan dan biro administrasi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Bayu Budiharjo dan Agustin Widiani yang telah bersedia menjadi informan untuk tesis ini.

8. Prima Purbasari yang telah menemani selama ini baik di tempat kos maupun kuliah.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan Linguistik Penerjemahan Universitas Sebelas Maret angkatan 2009: Prima Purbasari, Agustin Widiani, Ika Oktaria Cahyaningrum, Betaria Nae Hastuti, Dewi Nurnani, Titik Akriningsih, Reni Hapsari, Fella Maya, Bayu Budihardjo, Rahmat Wisudawanto, dan Mohamad Yahya. Dalam kesempatan ini tidak ada yang bisa penulis sampaikan selain

ucapan terima kasih yang tulus. Akhirnya, semoga tesis ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan dalam khazanah keilmuan. Amin.

Surakarta, 9 Desember 2011

Rohmita Khoirun Nisaa’

Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Ideologi Domestikasi................................... 29 Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Ideologi Foreignisasi ................................... 32 Tabel 3. Parameter Keakuratan .............................................................................. 60 Tabel 4. Parameter Keberterimaan ......................................................................... 60 Tabel 5. Parameter Keterbacaan ............................................................................ 61 Tabel 6. Contoh Data ............................................................................................. 66 Tabel 7. Contoh Bukan Data .................................................................................. 67 Tabel 8. Contoh Analisis Taksonomi ..................................................................... 67 Tabel 9. Contoh Analisis Komponensial ............................................................... 68 Tabel 10. Klasifikasi Teknik Penerjemahan .......................................................... 71 Tabel 11. Penghitungan Kualitas Keseluruhan (Overall Quality) ....................... 122 Tabel 12. Dampak Teknik, Metode, dan Ideologi terhadap Kualitas

Terjemahan .......................................................................................... 124

Gambar II.1 Proses Penerjemahan Menurut Nida dan Taber .................................. 9 Gambar II.2 Proses penerjemahan yang Disempurnakan. ..................................... 10 Gambar II.3 Diagram V Metode Penerjemahan .................................................... 22 Gambar II.4 Diagram Kerangka Pikir .................................................................... 51 Gambar III.1 Skema Triangulasi Metode............................................................... 61

A : Akurat

B : Berterima BSa : Bahasa Sasaran BSu : Bahasa Sumber KA

: Kurang Akurat KA* : Keakuratan KB

: Kurang Berterima KB* : Keberterimaan KT

: Keterbacaan R

: Tingkat keterbacaan Rendah R1

: Rater 1 R2

: Rater 2 R3

: Rater 3 S

: Tingkat keterbacaan Sedang T

: Tingkat keterbacaan Tinggi TSa : Teks Sasaran TSu : Teks Sumber

Lampiran.1. Dampak Teknik, Metode, dan Ideologi terhadap Kualitas .............. 140 Lampiran.2. Rekapitulasi Penghitungan Kualitas Terjemahan ............................ 179

Rohmita Khoirun Nisaa’. S130809015. 2011. “Analisis Teknik Penerjemahan Subtitle Film Beckham Unwrapped dan Dampaknya pada Kualitas Terjemahan”. Tesis. Pascasarjana Program Studi Linguistik, Minat Utama Penerjemahan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing (1) Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed,M.A.,Ph.D., (2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang diterapkan penerjemah dalam menerjemahkan teks subtitle film Beckham Unwrapped. Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan teknik, metode dan ideologi penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks subtitle film Beckham Unwrapped terhadap kualitas terjemahan yang dihasilkan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan teori penerjemahan dan bentuk studi kasus terpancang (embedded research ). Sumber data dalam penelitian ini antara lain: dokumen (teks subtitle film Beckham Unwrapped beserta terjemahannya) dan informan (rater dan responden). Data dalam penelitian ini berupa satuan lingual, kata, frasa, klausa dan kalimat dalam bentuk narasi yang mengandung teknik penerjemahan dalam teks subtitle film Beckham Unwrapped beserta terjemahannya. Tahapan analisis data menggunakan metode etnografi yang diusulkan oleh Spradley yang terdiri dari empat tahapan utama antara lain:analisis domain, analisis taksonomi, analisi komponesial, dan analisis tema budaya.

Berdasarkan hasil analisis terhadap 178 data, ditemukan 12 macam teknik penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah dengan frekuensi penggunaan total sebanyak 621 kali. Teknik-teknik tersebut antara lain: (1) Transposisi sebanyak 136 kali (21,90%) , (2) Reduksi sebanyak 104 kali (17,04%), (3) Peminjaman Alamiah sebanyak 72 kali (11,59%) ,(4) Amplifikasi sebanyak 71 kali (11,43%), (5) Peminjaman Murni sebanyak 59 kali (9,50%), (6) Kalke sebanyak 56 kali (9,02%), (7) Padanan Lazim sebanyak 46 kali (7,41%), (5,63%) (8) Penerjemahan Harfiah sebanyak 37 kali (5,96%), (9) Modulasi sebanyak 14 kali (2,25%), (10) Generalisasi sebanyak 13 kali (2,09%), (11) Partikularisasi sebanyak 7 kali (1,13%) dan (12) Kreasi Diskursif yaitu sebanyak

6 kali (0,97%). Metode dan ideologi yang diterapkan oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks subtitle film Beckham Unwrapped adalah metode Penerjemahan Komunikatif dengan ideologi domestikasi. Dari keseluruhan 178 data yang ada, sebanyak 106 data atau 59,55% diterjemahkan secara akurat, sebanyak 70 data atau sekitar 39,33% diterjemahkan dengan kurang akurat, dan ada 2 data atau sekitar 1,12% yang tidak akurat. Berkaitan dengan aspek keberterimaan, dari 178 data, sebanyak 100 data sekitar 56,18% terjemahannya berterima di bahasa sasaran, 76 data atau sekitar 42,96% kurang berterima terjemahannya, dan sebanyak 2 data atau sekitar 1,12% Terakhir, tingkat keterbacaan 6 kali (0,97%). Metode dan ideologi yang diterapkan oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks subtitle film Beckham Unwrapped adalah metode Penerjemahan Komunikatif dengan ideologi domestikasi. Dari keseluruhan 178 data yang ada, sebanyak 106 data atau 59,55% diterjemahkan secara akurat, sebanyak 70 data atau sekitar 39,33% diterjemahkan dengan kurang akurat, dan ada 2 data atau sekitar 1,12% yang tidak akurat. Berkaitan dengan aspek keberterimaan, dari 178 data, sebanyak 100 data sekitar 56,18% terjemahannya berterima di bahasa sasaran, 76 data atau sekitar 42,96% kurang berterima terjemahannya, dan sebanyak 2 data atau sekitar 1,12% Terakhir, tingkat keterbacaan

Berdasarkan ketiga aspek penentu kualitas terjemahan teks subtitle film Beckham Unwrapped , didapatkan hasil bahwa tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaannya tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas terjemahan teks subtitle film Beckham Unwrapped adalah akurat, berterima, dan mudah dipahami. Secara keseluruhan terjemahan teks subtitle film Beckham Unwrapped memiliki kualitas yang baik.

Kata kunci: subtitle, teknik , metode, ideologi penerjemahan, kualitas terjemahan

Rohmita Khoirun Nisaa’. S130809015. 2011. “Analisis Teknik Penerjemahan Subtitle Film Beckham Unwrapped dan Dampaknya pada Kualitas Terjemahan ”. Thesis. Postgraduate Program in Linguistic, Majoring in Translation Studies, Sebelas Maret University of Surakarta. Advisor (1): Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed,M.A.,Ph.D., (2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D.

The objective of this research is identifying and analyzing translation technique, method, and ideology used by the translator in translating the film subtitle of Beckham Unwrapped. Besides, this research is aimed at studying the impact of translation technique, method, and ideology applied by the translator in translating the film subtitle of Beckham Unwrapped toward the quality of the translation produced.

The type of the research is qualitative research with theory of translation approach. It is categorized as embedded research. The source of the data for this research is taken from two main sources such as document (the subtitle text of Beckham Unwrapped film and its translation) and informant (rater and respondent). The data of this research is a lingual unit in form of word, phrase, and sentence which contains translation technique in the subtitle text of Beckham Unwrapped film and its translation. The data analysis is conducted using ethnographic method proposed by Spradley which consists of four main steps: domain analysis, taxonomic analysis, componential analysis, and cultural theme analysis.

Based on analysis conducted on 178 data, there are 12 kinds of translation techniques found with total usage frequency 621 times. Those techniques are as follow: (1)Transposition 136 times (21,90%), (2)Reduction 104 times (17,04%), (3)Naturalized Borrowing 72 times (11,59%), (4)Amplification

71 times (11,43%), (5)Pure Borrowing 59 times (9,50%), (6)Calque 56 times (9,02%) (7)Established Equivalent 46 times (7,41%), (8)Literal Translation 37 times (5,96%), (9)Modulation 14 times (2,25%) (10)Generalization 13 times (2,09%), (11)Particularization 7 times (1,13%) and (12)Discursive Creation 6 times (0,97%). The method and ideology used by the translator in translating subtitle text of Beckham Unwrapped film are communicative translation and domestication. From 178 data, 106 data or approximately 59,55% are translated accurately; 70 data or 39,33% less accurate, and 2 data or 1,12% are inaccurate. Related to the aspect of acceptability, 100 out of 178 data or approximately 56,18% are categorized as acceptable translation, 76 data or 42,96% are categorized as less acceptable translation, and 2 data or 1,12% are categorized as unacceptable translation. Finally, the degree of readability for the subtitle text of Beckham Unwrapped film has high score or readable. From 178 data, 175 data or approximately 97,19% are readable and 5 data or approximately 2,81% are categorized as less readable translation.

Based on the translation quality of subtitle of Beckham Unwrapped film,

Beckham Unwrapped film subtitle is accurate, acceptable, and understandable. Key words: subtitle, technique, method, ideology, quality of translation

Rohmita Khoirun Nisaa’ 1 Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Esd.,M.A.,Ph.D 2 Drs. Riyadi Santosa, M.WEsd.,Ph.D 3

ABSTRACT

2011. Thesis. Postgraduate. Program in Linguistic, Majoring in Translation Studies, Sebelas Maret University of Surakarta. Advisor (1): Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed,M.A.,Ph.D., (2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D.

The objective of this research is identifying and analyzing translation technique, method, and ideology used by the translator in translating the film subtitle of Beckham Unwrapped. Besides, this research is aimed at studying the impact of translation technique, method, and ideology applied by the translator in translating the film subtitle of Beckham Unwrapped toward the quality of the translation produced. The type of the research is qualitative research with theory of translation approach. It is categorized as embedded research. The source of the data for this research is taken from two main sources such as document (the subtitle text of Beckham Unwrapped film and its translation) and informant (rater and respondent). The data of this research is a lingual unit in form of word, phrase, and sentence which contains translation technique in the subtitle text of Beckham Unwrapped film and its translation. The data analysis is conducted using ethnographic method proposed by Spradley which consists of four main steps: domain analysis, taxonomic analysis, componential analysis, and cultural theme analysis.

Mahasiswa Jurusan Program Studi Linguistik dengan NIM S130809015 2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

(11,43%), (5)Pure Borrowing 59 times (9,50%), (6)Calque 56 times (9,02%) (7)Established Equivalent 46 times (7,41%), (8)Literal Translation 37 times (5,96%), (9)Modulation 14 times (2,25%) (10)Generalization 13 times (2,09%), (11)Particularization

7 times (1,13%) and (12)Discursive Creation 6 times (0,97%). The method and ideology used by the translator in translating subtitle text of Beckham Unwrapped film are communicative translation and domestication. From 178 data, 106 data or approximately 59,55% are translated accurately; 70 data or 39,33% less accurate, and 2 data or 1,12% are inaccurate. Related to the aspect of acceptability, 100 out of 178 data or approximately 56,18% are categorized as acceptable translation, 76 data or 42,96% are categorized as less acceptable translation, and 2 data or 1,12% are categorized as unacceptable translation. Finally, the degree of readability for the subtitle text of Beckham Unwrapped film has high score or readable. From 178 data, 175 data or approximately 97,19% are readable and 5 data or approximately 2,81% are categorized as less readable translation. Based on the translation quality of subtitle of Beckham Unwrapped film, the three main aspects of measurement such as accuracy, acceptability, and readability have high level. It can be concluded that the translation quality of Beckham Unwrapped film subtitle is accurate, acceptable, and understandable. Key words: subtitle, technique, method, ideology, quality of translation

Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Esd.,M.A.,Ph.D 2 Drs. Riyadi (2) Reduksi sebanyak 104 kali (17,04%), (3) Peminjaman Alamiah Santosa, M.WEsd.,Ph.D 3 sebanyak 72 kali (11,59%) ,(4) Amplifikasi sebanyak 71 kali

(11,43%), (5) Peminjaman Murni sebanyak 59 kali (9,50%), (6) Kalke sebanyak 56 kali (9,02%), (7) Padanan Lazim sebanyak 46

ABSTRAK

kali (7,41%), (5,63%) (8) Penerjemahan Harfiah sebanyak 37 kali (5,96%), (9) Modulasi sebanyak 14 kali (2,25%), (10) Generalisasi

2011. Tesis. Pascasarjana Program Studi Linguistik, Minat

sebanyak 13 kali (2,09%), (11) Partikularisasi sebanyak 7 kali

Utama Penerjemahan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(1,13%) dan (12) Kreasi Diskursif yaitu sebanyak 6 kali (0,97%).

Pembimbing (1) Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed,M.A.,Ph.D.,

Metode dan ideologi yang diterapkan oleh penerjemah dalam

(2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D.

menerjemahkan teks subtitle film Beckham Unwrapped adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis

metode Penerjemahan Komunikatif dengan ideologi domestikasi. teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang diterapkan

Dari keseluruhan 178 data yang ada, sebanyak 106 data atau penerjemah dalam menerjemahkan teks subtitle film Beckham

59,55% diterjemahkan secara akurat, sebanyak 70 data atau sekitar Unwrapped . Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk

39,33% diterjemahkan dengan kurang akurat, dan ada 2 data atau mengetahui dampak penerapan teknik, metode dan ideologi

sekitar 1,12% yang tidak akurat. Berkaitan dengan aspek penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam

keberterimaan, dari 178 data, sebanyak 100 data sekitar 56,18% menerjemahkan teks subtitle film Beckham Unwrapped terhadap

terjemahannya berterima di bahasa sasaran, 76 data atau sekitar kualitas terjemahan yang dihasilkan.

42,96% kurang berterima terjemahannya, dan sebanyak 2 data atau Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan

sekitar 1,12% Terakhir, tingkat keterbacaan teks subtitle film pendekatan teori penerjemahan dan bentuk studi kasus terpancang

Beckham Unwrapped ini tergolong tinggi. Dari keseluruhan 178 (embedded research ). Sumber data dalam penelitian ini antara data yang ada, 175 data atau sekitar 97,19% memiliki tingkat lain: dokumen (teks subtitle film Beckham Unwrapped beserta keterbacaan yang tinggi dan 5 data atau 2,81% memiliki tingkat terjemahannya) dan informan (rater dan responden). Data dalam keterbacaan yang sedang. penelitian ini berupa satuan lingual, kata, frasa, klausa dan kalimat Berdasarkan ketiga aspek penentu kualitas terjemahan teks subtitle dalam bentuk narasi yang mengandung teknik penerjemahan dalam film Beckham Unwrapped, didapatkan hasil bahwa tingkat teks subtitle film Beckham Unwrapped beserta terjemahannya. keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaannya tinggi. Jadi, dapat Tahapan analisis data menggunakan metode etnografi yang disimpulkan bahwa kualitas terjemahan teks subtitle film Beckham diusulkan oleh Spradley yang terdiri dari empat tahapan utama Unwrapped adalah akurat, berterima, dan mudah dipahami. Secara

keseluruhan terjemahan teks subtitle film Beckham Unwrapped

memiliki kualitas yang baik.

Mahasiswa Jurusan Program Studi Linguistik dengan NIM S130809015 2 Dosen Pembimbing I

Kata kunci: subtitle, teknik , metode, ideologi penerjemahan,

Dosen Pembimbing II

kualitas terjemahan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerjemahan pada dasarnya melibatkan dua bahasa yang disebut dengan bahasa sasaran (source language) dan bahasa target (target language). Penerjemahan atau translation merupakan serangkaian kegiatan untuk menyampaikan pesan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran secara akurat. Agar tujuan utama dari proses penerjemahan ini terpenuhi diperlukan penerjemah dengan kompetensi yang mumpuni. Namun pada prakteknya, tingginya kebutuhan menerjemahkan teks-teks atau literatur asing tidak sebanding lurus dengan jumlah penerjemah yang berkualitas. Bahkan, dapat dikatakan jumlahnya masih tergolong rendah.

Berkaitan dengan penerjemahan film, dikenal dua macam jenis penerjemahan yaitu dubbing dan subtitling. Keduanya merupakan metode pengalihan bahasa dalam menerjemahkan film dan televisi yang merupakan jenis media komunikasi audio-visual masa. Shuttleworth dan Cowie dalam Dictionariy of Translation Studies mengemukakan pengertian subtitling sebagai ”the process of providing synchronized captions for film and television dialogue (and more recently for live opera)” (Shuttleworth and Cowie, 1997:161), sedangkan dubbing didefinisikan sebagai: Berkaitan dengan penerjemahan film, dikenal dua macam jenis penerjemahan yaitu dubbing dan subtitling. Keduanya merupakan metode pengalihan bahasa dalam menerjemahkan film dan televisi yang merupakan jenis media komunikasi audio-visual masa. Shuttleworth dan Cowie dalam Dictionariy of Translation Studies mengemukakan pengertian subtitling sebagai ”the process of providing synchronized captions for film and television dialogue (and more recently for live opera)” (Shuttleworth and Cowie, 1997:161), sedangkan dubbing didefinisikan sebagai:

Dari definisi diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa subtitling mengacu pada pengalihan pesan dalam bentuk teks sedangkan dubbing dalam bentuk sulih suara. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada subtitling.

Subtitling bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena melibatkan berbagai faktor yang harus dihadapi seorang subtitler dalam menghasilkan subtitle yang berkualitas. Faktor-faktor tersebut bervariasi baik yang bersifat internal maupun eksternal, teknis maupun non teknis. Faktor internal berkaitan dengan penerjemah itu sendiri, sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari karakteristik dan standardisasi dalam menerjemahkan teks subtitle yang sedikit lebih rumit dibanding teks biasa.

Melihat fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengkaji subtitle sebuah film dengan menggunakan pendekatan teori penerjemahan yang meliputi teknik, metode, dan ideologi penerjemahan serta dampaknya pada kualitas terjemahannya. Film yang dikaji dalam penelitian ini merupakan film dokumenter berjudul Beckham Unwrapped (2004) yang mengisahkan perjalanan hidup mega bintang dan legenda hidup persepakbolaan dunia yang bernama David Beckham. Mengingat ketenaran dan banyaknya penggemar David Beckham diseluruh dunia utamanya di Indonesia; kualitas terjemahan subtitle film Beckham Unwrapped sangat menarik untuk dikaji karena film ini dinantikan dan ditonton oleh para Melihat fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengkaji subtitle sebuah film dengan menggunakan pendekatan teori penerjemahan yang meliputi teknik, metode, dan ideologi penerjemahan serta dampaknya pada kualitas terjemahannya. Film yang dikaji dalam penelitian ini merupakan film dokumenter berjudul Beckham Unwrapped (2004) yang mengisahkan perjalanan hidup mega bintang dan legenda hidup persepakbolaan dunia yang bernama David Beckham. Mengingat ketenaran dan banyaknya penggemar David Beckham diseluruh dunia utamanya di Indonesia; kualitas terjemahan subtitle film Beckham Unwrapped sangat menarik untuk dikaji karena film ini dinantikan dan ditonton oleh para

Penelitian penerjemahan terkait yang mengambil teks subtitle sebagai sumber datanya pernah dilakukan oleh Kholifah (2010) dalam tesis yang berjudul Analisis Teknik dan Kualitas Subtitle Film My Mom’s New Boyfriend (MMNB). Kholifah (2010) memfokuskan penelitiannya pada pemilihan teknik yang diaplikasikan subtitler dalam menerjemahkan subtitle film MMNB dan penilaian kualitas terjemahannya berdasarkan tiga aspek yaitu keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari aspek yang dibahas serta karakteristik data yang digunakan sebagai objek penelitian. Jika penelitian sebelumnya mengkaji hanya pemilihan teknik dari penerjemahan subtitle yang kemudian langsung dikaitkan dengan penilaian kualitasnya; pada penelitian ini, selain aspek teknik, aspek metode dan ideologi juga dikaji, baru kemudian dilakukan penilaian terhadap kualitas terjemahannya. Kedua, perbedaan genre dari sumber data. Meskipun data yang diambil sama- sama berupa teks subtitle, namun film yang dikaji kali ini bergenre film dokumenter dimana mayoritas datanya berupa narasi; berbeda dengan yang dikaji pada penelitian sebelumnya dimana film yang dikaji bergenre film drama yang datanya mayoritas berupa dialog. Dengan demikian, perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah: 1). aspek yang dibahas dan karakteristik data 2). Jenis film yang dikaji.

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah peneliti hanya mengkaji

teknik, metode dan ideologi pada terjemahan teks subtitle film Beckham Unwrapped dalam satuan lingual yang berbentuk kata, frasa atau kalimat dalam bentuk narasi karena objek penelitian yang dikaji adalah film dokumenter. Disebut demikian karena penelitian ini berorientasi pada produk atau karya terjemahan sehingga pernyataan yang berkaitan dengan teknik, metode, dan ideologi penerjemahan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kualitas terjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa mengkaitkannya dengan penerjemah secara langsung dan dengan proses penerjemahan yang telah dilakukan oleh penerjemah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik penerjemahan apa yang diterapkan dalam menerjemahkan kata, frasa, klausa dan kalimat dalam teks subtitle film Beckham Unwrapped ke dalam bahasa Indonesia?

2. Metode penerjemahan apa yang diterapkan dalam menerjemahkan kata, frasa, klausa dan kalimat dalam teks subtitle film Beckham Unwrapped ke dalam bahasa Indonesia?

3. Ideologi penerjemahan yang bagaimana yang dianut oleh

Indonesia?

4. Bagaimana dampak dari teknik, metode dan ideologi penerjemahan terhadap kualitas terjemahan subtitle film Beckham Unwrapped ke dalam bahasa Indonesia?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Teknik penerjemahan yang diterapkan penerjemah dalam menerjemahkan kata, frasa, klausa dan kalimat dalam teks subtitle film Beckham Unwrapped ke dalam bahasa Indonesia.

2. Metode penerjemahan yang diterapkan penerjemah dalam menerjemahkan kata, frasa, klausa dan kalimat dalam teks subtitle film Beckham Unwrapped ke dalam bahasa Indonesia.

3. Ideologi penerjemahan yang dianut penerjemah dalam menerjemahkan kata, frasa, klausa dan kalimat dalam teks subtitle film Beckham Unwrapped dalam bahasa Indonesia.

4. Dampak dari teknik, metode dan ideologi penerjemahan terhadap kualitas terjemahan teks subtitle film Beckham Unwrapped ke dalam bahasa Indonesia dilihat dari aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaannya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap berbagai pihak sebagai berikut:

1. Dapat memberikan gambaran kepada dunia akademis dan para penerjemah khususnya, mengenai teknik, metode, ideologi pada penerjemahan subtitle film dokumenter yang berdampak pada kualitas terjemahan.

2. Dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian yang lebih terinci dan mendalam.

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori

1.1. Penerjemahan

1.1.1. Pengertian penerjemahan

Penerjemahan merupakan usaha untuk menyatakan kembali ide dari suatu bahasa ke bahasa lain. Penerjemahan mengimplikasikan adanya keterlibatan dua bahasa, yakni bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa) yang juga sering disebut dengan source language (SL) dan target language (TL). Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan, sedangkan bahasa sasaran adalah bahasa hasil teks terjemahan.

Terdapat banyak definisi penerjemahan yang dikemukakan oleh para ahli. Pada umumnya istilah penerjemahan mengacu pada pengalihan pesan secara tertulis dan lisan. Menurut Catford (1965:20), penerjemahan adalah “the replacement of textual material in one language by equivalent textual material in another language ”. Jika diartikan secara bebas, penerjemahan adalah penggantian materi tekstual dalam suatu bahasa dengan materi tekstual yang padan dalam bahasa lain. Menurut Brislin (1976: 1) penerjemahan mengacu pada pengalihan pikiran dan gagasan dari suatu bahasa ke bahasa lainnya, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan; baik kedua bahasa tersebut telah mempunyai sistem

Taber (dalam Shuttleworth & Cowie, 1997: 182) menyatakan: Translating consists in reproducing in the receptor language the

closest natural equivalent of the source-language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style.

Dalam definisinya tentang penerjemahan, Nida dan Taber menekankan pada cara kerja penerjemah dalam menemukan padanan alami yang semirip mungkin sehingga pesan dalam BSu bisa disampaikan ke dalam BSa.

Selanjutnya, Kridalaksana dalam Nababan (2003) menyatakan penerjemahan sebagai pemindahan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kemudian gaya bahasanya. Definisi ini banyak dianut karena tiga alasan. Pertama, suatu konsep dapat diungkapkan dalam dua bahasa yang berbeda. Kedua, setiap pesan yang dialihkan pasti diungkapkan atau diwujudkan dalam bentuk bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Ketiga, gaya bahasa terjemahan merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam setiap kegiatan menerjemahkan. Dari berbagai macam definisi penerjemahan di atas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah proses pengalihan pesan dari bahasa sumber dengan padanan alami yang sedekat mungkin ke dalam bahasa sasaran dengan memperhatikan gaya bahasanya.

Dalam proses penerjemahan, pengalihan amanat dan pengungkapannya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan mempertimbangkan gaya bahasanya, merupakan bagian yang tak terpisahkan. Menurut Nababan (2003:24), proses penerjemahan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah. Proses penerjemahan bersifat kognitif karena bersifat abstrak dan kasat mata, hanya penerjemah sendiri yang mengetahuinya. Proses penerjemahan merupakan serangkaian tahapan yang harus dilalui oleh penerjemah untuk bisa sampai pada hasil akhir (Machali, 2000: 9). Holmes (dalam Mansouri: 2005) melihat proses penerjemahan sebagai suatu proses dengan beberapa tahapan sebagai berikut.

I have suggested that actually the translation process is a multilevel process. While we are translating sentences, we have a map of the original text in our minds and the same time a map of the kind of text we want to produce in the target language.

Lebih lanjut Nida dan Taber dalam Suryawinata dan Hariyanto (2003:

18) menggambarkan proses penerjemahannya yaitu penerjemahan dinamis, sebagai berikut: bentuk

bentuk

teks BSu

teks BSa

analisis restrukturisasi

isi teks

transfer

isi teks

BSu

BSa

Gambar II.1 Proses Penerjemahan Menurut Nida dan Taber (1969:33).

tahap analisis, transfer, dan retrukturisasi. Dalam tahap analisis, penerjemah menganalisis teks BSu dalam hal: (a) hubungan gramatikal yang ada dan (b) makna kata atau rangkaian kata-kata untuk memahami makna atau isinya secara keseluruhan. Setelah itu, hasilnya yaitu makna BSu yang telah dipahami, ditransfer dalam pikiran penerjemah dari BSu ke dalam BSa. Selanjutnya, dalam tahap restrukturisasi, makna tersebut ditulis kembali dalam BSa sesuai dengan aturan dan kaidah yang ada dalam BSa.

Suryawinata dalam Suryawinata dan Hariyanto (2003: 18-19) berusaha memperjelas skema tersebut dengan meminjam konsep struktur batin dan struktur lahir Tata Bahasa Generatif Tranformasi (TGT) menjadi sebagai berikut:

Evaluasi dan revisi

Analisis/

Proses eksternal

Restrukturisasi/ Pemahaman

Proses internal

Penulisan kembali

Gambar II.2 Proses penerjemahan yang disempurnakan menurut Nida dan Taber dalam Suryawinata (1989:14)

Teks asli dalam Bsu

Teks terjemahan

dalam BSa

Konsep, makna,pesan dari teks BSa

Konsep, makna, pesan dari teks BSu

1. Tahap analisis atau pemahaman. Dalam tahap ini struktur lahir (kalimat yang ada) dianalisis menurut hubungan gramatikal, menurut makna kata atau kombinasi kata, makna tekstual, dan bahkan makna kontekstual. Tahap ini merupakan proses transformasi balik.

2. Tahap transfer. Dalam tahap ini materi yang sudah dianalisis dan dipahami maknanya tadi diolah penerjemah dalam pikirannya dan dipindahkan dari BSu ke dalam BSa. Dalam tahap ini belum dihasilkan rangkaian kata,; semuanya hanya terjadi dalam batin penerjemah.

3. Tahap restrukturisasi. Dalam tahap ini penerjemah berusaha mencari padanan kata, ungkapan, dan struktur kalimat yang tepat dala BSa sehingga isi, makna, dan pesan yang ada dalam teks BSu tadi bisa disampaikan sepenuhnya dalam BSa.

4. Tahap evaluasi dan revisi. Setelah didapat terjemahan dalam BSa, hasil itu dievaluasi atau dicocokkan kembali dengan teks aslinya. Kalau dirasa masih kurang padan, maka dilakukanlah revisi.

1.3. Konsep Prosedur, Strategi, dan Teknik Penerjemahan

Terdapat beberapa perbedaan pendapat dan sudut pandang terkait prosedur, strategi dan teknik penerjemahan. Newmark (1988:81) dan Machali (2000:62-63) menyatakan prosedur penerjemahan merupakan cara penerjemahan pada tataran mikro (kalimat atau unit lingual yang lebih kecil). Sementara,

menerangkan konsep yang sama. Dalam Macquarie Dictionary disebutkan bahwa prosedur adalah “… the act or manner of proceeding in any action or process. ” Berarti prosedur merupakan cara atau tindakan atau proses dalam melakukan sesuatu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prosedur atau strategi ini merujuk pada tindakan yang dilakukan dalam proses penerjemahan. Namun contoh yang diberikan oleh Machali (2000), Newmark (1988) dan Suryawinata & Hariyanto (2003) dilihat dari produk bukan pada proses penerjemahan. Sementara, antara proses yang terjadi dalam pikiran saat proses penerjemahan adalah fenomena yang berbeda dengan apa yang terlihat pada produk terjemahan.

Machali (2000:77) juga memperkenalkan istilah teknik yaitu hal yang bersifat praktis dan diberlakukan pada tugas-tugas penerjemahan tertentu.

Sementara dari definisi kamus yang dikutipnya dinyatakan, “a technique is a practical method, skill, or art applied to a particular task ” (Collins English

Dictionary dalam ibid: 77). Dari definisi ini, teknik berada pada tataran produk (applied to a particular task) berarti cara ini telah diterapkan pada suatu tugas (terjemahan), sementara strategi berada pada tataran proses.

Berbeda dengan pendapat di atas, Molina & Albir (2002) membedakan strategi dan teknik penerjemahan dari perspektif proses atau produk penerjemahan. Strategi merupakan prosedur (disadari atau tidak disadari, verbal atau non verbal) yang digunakan oleh penerjemah untuk mengatasi masalah pada saat melakukan proses penerjemahan dengan maksud tertentu yang terjadi dalam Berbeda dengan pendapat di atas, Molina & Albir (2002) membedakan strategi dan teknik penerjemahan dari perspektif proses atau produk penerjemahan. Strategi merupakan prosedur (disadari atau tidak disadari, verbal atau non verbal) yang digunakan oleh penerjemah untuk mengatasi masalah pada saat melakukan proses penerjemahan dengan maksud tertentu yang terjadi dalam

Dalam penelitian ini, teknik penerjemahan merupakan perwujudan strategi penerjemahan yang merupakan hasil pilihan cara yang telah diputuskan oleh penerjemah. Teknik penerjemahan diperoleh dari perbandingan hasil terjemahan dan teks aslinya.

1.4. Teknik Penerjemahan

Dalam penelitian ini diadopsi teknik-teknik penerjemahan yang diusulkan beberapa ahli penerjemahan seperti: Molina & Albir (2002:509-511), Newmark (1988), dan Hoed (2006). Terdapat beberapa karakteristik dari teknik penerjemahan, yaitu: teknik tersebut berpengaruh pada hasil terjemahan, klasifikasi dilakukan dengan membandingkan Tsa dan Tsu, berpengaruh pada unit mikro dari teks, bersifat diskursif dan kontekstual, dan fungsional (Molina & Albir, 2001:209).

Klasifikasi Molina dan Hurtado Albir (2002) berkenaan dengan teknik penerjemahan adalah sebagai berikut:

1. Memisahkan konsep teknik penerjemahan dari nosi lain yang berkaitan (strategi, metode dan kesalahan penerjemahan).

penerjemahan dan bukan yang berkaitan dengan perbandingan bahasa.

3. Untuk mempertahankan nosi bahwa teknik penerjemahan bersifat fungsional. Definisi mereka tidak menilai apakah sebuah teknik tepat atau benar, karena selalu tergantung pada situasi di dalam teks dan konteksnya dan metode penerjemahan yang dipilih.

4. Dalam hubungannya dengan terminologi, untuk mempertahankan istilah-istilah yang biasa digunakan.

5. Untuk memformulasikan teknik baru dalam rangka menjelaskan mekanisme yang belum digambarkan.

Berikut jenis teknik-teknik penerjemahan tersebut:

1. Adaptasi (adaptation), merupakan teknik penggantian elemen budaya pada Tsu dengan hal yang sama pada budaya Bsa (Molina & Albir, 2002). Teknik ini juga disebut „cultural equivalent‟ (Newmark, 1988), penerjemahan dengan „cultural substitution‟ (Baker, 1992), padanan budaya (Hoed, 2006). Contohnya: kata “baseball” dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi “futbol” dalam bahasa Spanyol.

2. Amplifikasi (amplification), merupakan teknik memperkenalkan informasi detil atau mengeksplisitkan informasi yang tidak tercantum dalam Tsu (Molina

(Margot), parafrase eksplikatif (Newmark), periphrasis dan paraphrase (Delisle), serta termasuk footnote, gloss, addition (Newmark, 1988). Amplifikasi merupakan lawan dari reduksi. Contohnya:

BSu : Becks had seen her in a Spice Girls video clip, and later said he had to meet the one with the bob and the short skirt. BSa : Becks pernah melihatnya di video klip Spice Girls dan mengatakan dia

harus bertemu dengan yang berambut pendek dan rok mini. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

3. Peminjaman (borrowing), teknik pengambilan langsung suatu kata atau ungkapan dari bahasa lain (Molina & Albir, 2002). Terdapat dua jenis teknik peminjaman, yaitu peminjaman murni tanpa perubahan (pure borrowing) dan peminjaman dengan penyesuaian ejaan (naturalization). Teknik peminjaman murni juga dikenal dengan transference (Newmark), loan word (Baker, 1992) atau tidak diberi padanan (Hoed). Sementara teknik naturalisasi juga dikenal dengan penerjemahan fonologis (Hoed). Contohnya:

Pure Borrowing (Peminjaman Murni) BSu : Solo musical releases, a catwalk debut and an autobiography have

received lukewarm critical responses, frustrating the starlet spoilt by Spice success.

BSa : Rilis musik solo, debut catwalk, dan otobiografi mendapat respon

Naturalized Borrowing (Peminjaman Alamiah) BSu : Solo musical releases, a catwalk debut and an autobiography have

received lukewarm critical responses, frustrating the starlet spoilt by Spice success.

BSa : Rilis musik solo, debut catwalk, dan otobiografi mendapat respon sedikit frustasi setelah kesuksesan Spice. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

4. Kalke (calque), merupakan teknik penerjemahan dengan mentransfer kata atau frase dari Bsu secara harfiah ke Bsa baik secara leksikal maupun struktural (Molina & Albir, 2002; Dukāte, 2007). Contohnya: BSu : England lost the game and was eliminated from the World Cup.

BSa : Inggris kalah dan tersisihkan dari Piala Dunia. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

5. Kompensasi (compensation), teknik memperkenalkan elemen informasi atau efek stilistik lain pada tempat lain pada Tsa karena tidak ditempatkan pada posisi yang sama seperti dalam Tsu (Molina & Albir, 2002; Newmark, 1988). Vinay & Dalbernet menyebut cara ini sebagai konsepsi.

6. Deskripsi (description), mengganti suatu istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk atau fungsinya (Molina & Albir, 2002). Hal ini berbeda dengan amplifikasi yang mengimplisitkan informasi yang masih implisit.

equivalent ) dan padanan fungsional (functional equivalent) (Newmark, 1988). Contohnya: BSu : Samurai (Bahasa Jepang)

BSa : Aristokrat Jepang pada abad XI sampai XIX yang menjadi pegawai pemerintahan. (Bahasa Indonesia)

7. Kreasi diskursif (discursive creation), teknik penggunaan suatu padanan temporer yang diluar konteks atau tak terprediksikan. Biasanya digunakan pada penerjemahan judul (Molina & Albir, 2002). Contohnya: BSu: It was something along the lines of; Sticks and stones will break my

bones but no matter how much you‟re provoked never let your side, or your country down, by kicking back.

BSa: Ini seperti dihantam tongkat dan batu namun tak masalah seberapa gusar anda, jangan sampai teman dan negara Anda menjadi kecewa dengan balas dendam.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

8. Padanan Lazim (established equivalent), teknik penggunaan istilah atau ungkapan yang telah dikenal atau diakui baik dalam kamus atau bahasa sasaran sebagai padanan dari Tsu tersebut (Molina & Albir, 2002). Teknik ini juga dikenal dengan recognized translation/accepted standard translation (Newmark, 1988) atau terjemahan resmi (Hoed, 2006; Suryawinata & Hariyanto, 2003).

Sticky Vicky, so called because of her thin physique, who‟d begged her father not to drop her at school in the family‟s Roll Royce, found her match.

BSa : Tegar dari ejekan yang diberikan kepada para cewek yang berjerawat di SMU, Sticky Vicky yang berfisik kurus, yang memohon agar tidak diantar ayahnya dengan Rolls Royce, menemukan pasangannya.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

9. Generalisasi (generalization), teknik penggunaan istilah yang lebih umum atau netral dalam bahasa sasaran (Molina & Albir, 2002). Teknik neutralization (Newmark, 1988) dan translation by netral/less expressive dan translation by general word (superordinate ) (Baker, 1992) termasuk dalam teknik generalisasi. Teknik generalisasi merupakan kebalikan dari teknik partikularisasi.

Contohnya: BSu : So Beckham kicked on, with the names of his sons on his boots.

BSa : Namun Beckham tetap bermain, dengan nama anak di sepatunya.

(diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

10. Amplifikasi linguistik (linguistic amplification), teknik penambahan elemen linguistik sehingga terjemahannya lebih panjang (Molina & Albir, 2002). Teknik ini biasanya digunakan dalam pengalihbahasaan dan dubbing.

linguistik yang ada menjadi lebih sederhana karena sudah dapat dipahami (Molina & Albir, 2002).

12. Terjemahan harfiah (literal translation), teknik penerjemahan suatu kata atau ungkapan secara kata per kata (Molina & Albir, 2002). Teknik ini sama dengan teknik padanan formal yang diajukan Nida, namun bukan penggunaan padanan yang sudah merupakan bentuk resmi. Contoh : BSu : Paparazzi follow Becks and Posh everywhere.

BSa : Paparazzi menguntit Becks dan Posh ke mana-mana. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

13. Modulasi (modulation), teknik penggantian sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dari Tsu ST; bisa dalam bentuk struktural maupun leksikal (Hoed, 2006; Molina & Albir, 2002; Newmark, 1988). Contohnya: BSu : Before long, his deadly accurate and powerful kicking etched itself into

the consciousness of opponents and fans alike. BSa : Dalam waktu singkat, tendangannya yang akurat dan kuat membuat para lawan dan penggemarnya terkesan. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped) the consciousness of opponents and fans alike. BSa : Dalam waktu singkat, tendangannya yang akurat dan kuat membuat para lawan dan penggemarnya terkesan. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

Contohnya : BSu : He lives healthily, not attracted to the drinking and drug-taking

lifestyle of many in the public limelight. BSa: Dia hidup dengan sehat, tidak tertarik pada alcohol dan obat bius. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

15. Pengurangan (reduction), teknik mengimplisitkan informasi karena komponen maknanya sudah termasuk dalam bahasa sasaran. Teknik ini merupakan kebalikan dari amplifikasi (Molina & Albir, 2002). Teknik ini sama dengan reduksi dan penghilangan redudansi yang diajukan Newmark (1988) atau penerjemahan dengan penghilangan kata atau ungkapan (omission) yang diajukan Baker (1992). Contohnya: BSu : 7 year old Kirsty Howard is terminally ill.

BSa : Kirsty Howard berusia 7 tahun. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

16. Subtitusi (substitution: linguistic, paralinguistic), teknik penggantian elemen- eleman linguistik dengan paralinguistik (intonasi, gesture) dan sebaliknya. Biasanya digunakan dalam pengalihbahasaan (Molina & Albir, 2002).

verb menjadi adverb dsb (Hoed, 2006; Molina & Albir, 2002; Newmark, 1988).

Contohnya : BSu : You know you‟ve made it when you‟re feted by world leaders.

BSa : Anda berhasil bila dijamu oleh para pemimpin dunia. (diambil dari subtitle film Beckham Unwrapped)

18. Variasi (variation), teknik penggantian unsur linguistik atau para linguistik (intonasi, gesture) yang mempengaruhi aspek keragaman linguistik: misalnya penggantian gaya, dialek sosial, dialek geografis.

1. 5. Metode Penerjemahan

Istilah metode berasal dari kata method, dalam Macquarie

Dictionary didefinisikan sebagai a way of doing something, especially in accordance with a definite plan (dalam Machali, 2000: 48), yaitu cara melakukan sesuatu terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu. Dari definisi tersebut, ada dua hal yang menjadi kata kunci, yaitu: pertama, metode adalah cara melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah cara melakukan penerjemahan dan kedua adalah metode berkenaan dengan rencana tertentu, yaitu rencana dalam pelaksanaan penerjemahan. Rencana pelaksanaan penerjemahan sendiri diwujudkan melalui tiga tahapan yaitu: analisis teks bahasa sumber, pengalihan pesan, dan restrukturisasi. Ketiga tahapan tersebut lazim dikenal Dictionary didefinisikan sebagai a way of doing something, especially in accordance with a definite plan (dalam Machali, 2000: 48), yaitu cara melakukan sesuatu terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu. Dari definisi tersebut, ada dua hal yang menjadi kata kunci, yaitu: pertama, metode adalah cara melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah cara melakukan penerjemahan dan kedua adalah metode berkenaan dengan rencana tertentu, yaitu rencana dalam pelaksanaan penerjemahan. Rencana pelaksanaan penerjemahan sendiri diwujudkan melalui tiga tahapan yaitu: analisis teks bahasa sumber, pengalihan pesan, dan restrukturisasi. Ketiga tahapan tersebut lazim dikenal