Vaksinasi IBD dan ND dilakukan sejak ayam umur sehari. Dua kelompok ayam tersebut diberi air gula dan vitamin Chickofit dengan konsentrasi 1 ml dalam 2
liter air minum selama 3-4 hari. Kedua kelompok tersebut diberikan vaksin ND live
tetes dan ND killed injeksi dengan dosis 0.1-0.2 ml tiap tetes. Selanjutnya ayam kelompok pertama K1 diberikan vaksin aktif IBD Blend Strain Winterfield
2512 dengan dosis penuh 0.1 ml. Vaksinasi dilakukan melalui tetes mata eye drop
. Setiap pagi dilakukan pengamatan gejala klinis disertai dengan
penimbangan sisa pakan, pemberian pakan baru dan air minum. Air minum dicampur dengan koksidiostat setiap dua hari sekali. Saat ayam berumur 14, 28,
dan 42 hari, ayam tersebut dipotong sebanyak sepuluh ekor untuk diamati gambaran patologi anatominya. Organ yang diamati yaitu bursa Fabricius, limpa,
otot paha, dan otot dada. Uji tantang dilakukan pada hari ke-28. Sepuluh ekor ayam dari masing-
masing kelompok ditantang. Ayam tersebut ditantang dengan virus IBD aktif isolat lapang sebanyak 0.1 mlekor 10
5
TCID
50
melalui oral dan intra kloaka.
3.3.2 Pengambilan Sampel
Sampel darah diambil secara acak dari masing-masing kelompok sebanyak sepuluh sampel pada hari ke-1, 14, 28, dan 42. Pengambilan darah sebanyak 0.5
ml pada hari ke-14 dengan menggunakan syiringe 1 ml, sedangkan pengambilan darah hari ke-28 dan 42 sebanyak minimal 0.5 ml menggunakan syringe 3 ml.
Pengambilan darah pada hari ke-42 dilakukan baik terhadap kelompok yang ditantang maupun yang tidak ditantang. Tiap sampel diberi nomor kelompok dan
nomor urut pengambilan. Sampel disimpan di refrigerator. Setelah didiamkan selama 24 jam, serum yang diperoleh dipisahkan dengan darah dan disimpan pada
suhu -20°C di dalam freezer hingga pemeriksaan titer dilakukan.
Tabel 1 Rancangan Penelitian
Hari ke-
Jumlah Ayam
Perlakuan K1
K2
1 52
1. Vaksinasi IBD dosis penuh 0.1 ml dan ND tetes + ND
suntik 1. Vaksin ND tetes tetes + ND
suntik 2. Pengambilan sampel serum
2. Pengambilan sampel serum 10 ekor
3. Nekropsi 10
ekor pengamatan PA
BF, limpa, otot dada dan paha
10 ekor 3. Nekropsi
10 ekor
pengamatan PA BF, limpa, otot dada dan
paha
14 42
1. Pengambilan sampel serum 10 ekor
2. Nekropsi 10
ekor pengamatan PA
BF, limpa, otot dada dan paha
1. Pengambilan sampel serum 10 ekor
2. Nekropsi 10
ekor pengamatan PA
BF, limpa, otot dada dan paha
28 32
1. Pengambilan sampel serum 10 ekor
2. Nekropsi 10
ekor pengamatan PA BF, limpa,
otot dada dan paha 3. Challenge 10 ekor
1. Pengambilan sampel serum 10 ekor
2. Nekropsi 10
ekor pengamatan PA BF, limpa,
otot dada dan paha 3. Challenge 10 ekor
42T- 10
1. Pengambilan sampel serum 10 ekor
2. Nekropsi 10
ekor pengamatan PA BF, limpa,
otot dada dan paha 1. Pengambilan sampel serum
10 ekor 2. Nekropsi
10 ekor
pengamatan PA BF, limpa, otot dada dan paha
42T+ 10
1. Pengambilan sampel serum 10 ekor
2. Nekropsi 10
ekor pengamatan PA BF, limpa,
otot dada dan paha 1. Pengambilan sampel serum
10 ekor 2. Nekropsi
10 ekor
pengamatan PA BF, limpa, otot dada dan paha
3.3.3 Pembacaan
Scoring Perubahan Patologi Anatomi
Persentase menunjukkan bahwa banyaknya jumlah ayam yang mengalami perubahan patologi anatomi dari sepuluh ekor ayam yang dinekropsi.
3.3.4 Prosedur Pengukuran Titer Antibodi dengan Uji ELISA