Berdasarkan susunan genetiknya menurut American serotipe, virus IBD dikelompokkan menjadi dua yaitu, kelompok virus Amerika-Eropa dan Australia.
Kelompok IBD Amerika-Eropa terdiri atas sub kelompok IBD klasik dan sub kelompok IBD very virulence. Sebagian besar virus IBD yang ada di Indonesia
berada dalam sub kelompok IBD very virulence. Salah satu isolat asal Indonesia yaitu Indo 13 termasuk dalam sub kelompok IBD klasik, dan sangat dekat dengan
virus IBD klasik Amerika Mahardika 2008.
2.1.2 Patogenesa penyakit
Virus IBD mempengaruhi jaringan limfoid, terutama merusak sel limfosit B di bursa Fabricius, limpa, ginjal, dan seka tonsil. Infeksi virus umumnya terjadi
melalui oral tetapi infeksi melalui konjungtiva dan saluran napas juga sering terjadi . Virus muncul dalam waktu 4-5 jam dalam makrofag dan sel-sel limfatik
duodenum, jejunum, dan sekum. Duodenum, jejunum, dan sekum merupakan tempat pertama terjadi replikasi virus. Melalui vena portal virus mencapai hati
dalam waktu lima jam setelah infeksi terjadi. Virus IBD bersirkulasi melalui aliran darah utama menuju organ lainnya termasuk bursa Fabricius. Sel limfosit B
yang belum matang merupakan target utama untuk replikasi virus. Tiga belas jam setelah terjadinya infeksi sebagian besar folikel bursa positif mengandung virus.
Enam belas jam setelah infeksi terjadi viremia sekunder. Organ limfatik sekunder lainnya pada tahap ini mengalami infeksi dan terjadi replikasi virus pada organ
tersebut. Gejala klinis dan kematian terjadi dalam waktu 64-72 jam setelah terjadinya infeksi Wit Baxendale 2003. Virus ditransfer dari usus ke jaringan
lain oleh sel fagosit, sebagian besar adalah makrofag. Meskipun antigen virus dapat dideteksi di hati dan limpa beberapa jam setelah awal infeksi, tetapi tempat
utama virus bereplikasi pada bursa Fabricius Sharma et al. 2000. Infectious Bursal Disease
tahap akut, bursa mengalami pembesaran, hemorraghi, dan edema. Setelah lima hari ukuran bursa kembali normal,
selanjutnya setelah delapan hari bursa mengalami atropi. Selain itu, juga terjadi petechiae
pada proventriculus dan gizzard. Mukus pada usus meningkat dan organ parenkima membengkak. Limpa agak membesar dan terdapat spot kecil
berwarna abu-abu pada permukaannya. Diikuti infeksi oral, virus bereplikasi
dalam makrofag usus dan sel limfoid. Virus tersebut masuk ke dalam sirkulasi portal, sehingga menyebabkan viremia primer. Dalam waktu beberapa jam
setelah infeksi, antigen virus dapat dideteksi dalam sel limfoid bursa, tetapi tidak pada sel limfoid dari jaringan lainnya. Jumlah virus yang dilepaskan dari bursa
ini dapat menyebabkan sebuah viremia sekunder, sehingga dilokalisasi di jaringan lain Herendra Franco 1996.
2.1.3 Gejala Klinis