Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit Elaesis guinensis Jack berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit dihutan brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur diluar daerah asalnya,seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi. Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit Yan Fauzi,1992. Kelapa sawit termasuk tumbhan pohon yang memiliki tinggi dapat mencapai 24 m. Bunga dan buahnya berupa tandan , bercabang banyak. Buahnya kecil , bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat, daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun dan lilin. Ampasnya digunakan untuk makanan ternak dan tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Kelapa sawit berkembang biak dengan biji, tumbuh didaerah tropika dengan ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut. Kelapa sawit menyukai tanah yang subur , ditempat terbuka dengan kelembapan yang tinggi. Kelembapan tinggi itu antara lain ditentukan dengan adanya curah hujan yang tinggi. Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang dikenal. Varietas-varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebalnya tempurung dan daging buah atau berdasarkan warna kulit buahnya. Berdasarkan ketebalan tempurung, penampung irisan buah kandungan minyak dalam buah kelapa sawit dapat dibagi atas tiga varietas yaitu : 1. Dura, dengan tempurung yang tebal yaitu antara 2-8 mm, daging buah relatif tipis dan kandungan minyak nya rendah. 2. Pisifera,dengan biji yang kecil dan mempunyai tempurung yang sangat tipis tetapi daging buahnya tebal sehingga kandungan minyaknya tinggi. 3. Tenera, varietas mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya,yaitu Dura dan Pisifera. Denga tempurung tipis dan ketebalan 0,5-4 mm. Persentase daging buah terhadap buah tinggi sehingga kandungan minyak dalam buah yang dihasilkan lebih baik. Berdasarkan warna kulitnya ada tiga varietas kelapa sawit yang dikenal yaitu : 1. Nigrescens : buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan menjadi jingga kehitam-hitaman sewaktu telah masak. 2. Virescens : buah warna hijau pada waktu muda dan ketika masak menjadi jingga kemerahan tetapi ujungnya tetap kemerahan, 3. Albescens : pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan sedangkan setelah masak menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. Kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3-4 tahun dan buahnya menjadi masak 5-6 bulan setelah penyerbukkan . proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat pada perubahan warna kulitnya, dari hijau pada buah muda menjadi merah jingga waktu buah telah masak. Pada saat ini buah kelapa sawit akan terlepas dari tangkai tandannya. Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak paling maksimal. Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan Asan Lemak Bebas. Hal itu tentu akan banyak merugikan pada buah yang terlalu masak, sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi asam lemak bebas sehingga akan menurunkan mutu minyak. Sebaliknya pemanenan pada buah yang mentah akan menurunkan kandungan minyak. Tim Penulis,1997

2.2. Minyak Sawit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tekanan Ampas Press (Second Press) Terhadap Oil Content di Palm Kernel Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

17 106 50

Pengaruh Temperatur Terhadap Proses Pemurnian CPO pada Crude Oil Tank (COT) di Stasiun Klarifikasi di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

19 122 47

Penentuan Kadar Air dan Asam Lemak Bebas (ALB) pada Palm Kernel Oil (PKO) di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung-Batu Bara

0 63 39

Pengaruh Perbandingan Kalsium Karbonat (CaCo3) dan Air (H2O) Terhadap Proses Pemisahan Kernel dan Cangkang pada Unit Claybath di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

239 1057 65

Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

3 50 61

Penentuan Kadar Air Dan Asam Lemak Bebas (ALB) Pada Palm Kernel Oil (PKO) Di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung – Batu Bara

6 62 39

Pengaruh Tekanan Hidrolik Terhadap Oil Losses Pada Fiber Di Unit Screw Press PKS PT.Multimas Nabati Asahan Kuala-Tanjung

29 98 48

Penentuan Kadar Air Inti Sawit Pada Kernel Silo Menggunakan Alat Moisture Analyzer Di PT. PN III Pks Rambutan Tebing Tinggi

5 55 32

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Perbandingan Kalsium Karbonat (CaCo3) dan Air (H2O) Terhadap Proses Pemisahan Kernel dan Cangkang pada Unit Claybath di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

2 2 24

Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

1 1 11