Terdapat variasi komposisi inti sawit dalam hal padatan non minyak dan non protein. Bagian yang disebut extactable non protein yang mengandung sejumlah
sukrosa,gula,produksi,dan pati tapi dalam beberapa contoh tidak mengandung pati.
Tabel 2.2.4. Komposisi Inti Sawit
Komponen Jumlah
Minyak Air
Protein Extractable non nitrogen
Sellulosa Abu
47 – 52 6 – 8
7,5 – 9,0 23 – 24
5 2
Sumber : Ketaren,S.1986
2.3. Standart Mutu Minyak Kelapa Sawit
Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia,oleh karena itu syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu minyak sawit
dapat dibedakan menjadi dua arti yang sangat penting yaitu : pertama, benar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan
dengan menilai sifat-sifat fisiknya , yaitu dengan mengukur nilai titik lebur angka penyabunan dan bilangan iodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat
mutu diukur berdasarkan spesifikasi standard mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas,air,kotoran,logam,tembaga,peroksida,dan ukuran pemucatan. fauzi,1992
2.3.1.Mutu minyak kelapa sawit
Standart mutu minyak kelapa sawit adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan
standart mutu yaitu : a.Mengandung air dan kotoran dalam minyak
b.Kandungan asam lemak bebas c.Warna, dan bilangan peroksida
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01. Kandungan asam lemak bebas serendah
mungkin ±2, bilangan peroksida dibawah 2, bebas warna merah dan kuning harus warna pucat, tidak berwarna hijau,jernih dari kandungan logam serendah mungkin,
ata bebas dari ion logam.
2.3.2Mutu inti sawit
Inti sawit palm kernel merupakan hasil kedua setelah minyak sawit. Dari inti sawit dapat diperoleh minyak sawit PKO dan sebagai hasil samping ialah bungkil
inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Mutu minyak inti sawit sangat dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan selama
proses pengolahannya, sehingga penting diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu minyak inti sawit adalah :
a.Air dan kotoran b.Asam lemak bebas
c.Bilangan peroksida dan daya pemucatan Pengeringan inti sawit dilakukan sampai kadar air yang setimbang dengan
kelembaman udara sekitarnya. Biasanya sampai kadar air 7. Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relativ terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya
tidak berubah.
Tabel 2.3.2. Standard Mutu Minyak Sawit, Minyak Inti Sawit dan Inti Sawit
Karakteristik Minyak
Sawit Inti sawit
Minyak Inti Sawit keterangan
Asam lemak bebas
5 3,5
3,5 Maksimal
Kadar kotoran 0,5
0,02 3,5
Maksimal Kadar zat
menguap 0,5
7,5 0,02
Maksimal
Bilangan peroksida
6 maq -
0,2 Maksimal
Bilangan iodin 44-58
mggr -
2,2 maq -
Kadar logam Fe,Cu
10 ppm -
10,5-18,5 mggr -
Kadar minyak -
47 -
Maksimal Kontaminasi
- 6
- Maksimal
Kadar pecah -
15 -
Maksimal Sumber: Ketaren,S.1986
2.4.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Minyak Sawit 2.4.1.Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikat dalam minyak sawit sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas mengakibatkan rendemen minyak
turun. Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar asam lemak bebas yang relatif tinggi dalam minyak sawit antara lain :
a.Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu b.Keterlambatan dalam proses pengumpulan dan pengangkutan buah
c.Penumpukan buah yang terlalu lama d.Proses hidrolisa selama pemprosesan di pabrik
Pengaruh kadar asam lemak bebas yang tinggi terhadap mutu minyak produksi yaitu : a.Timbulnya ketengikan dalam minyak
b.Meningkatnya kadar kolestrol dalam minyak c.Kadar zat menguap dan kotoran
Meskipun kadar asam lemak bebas dalam minyak sawit kecil,tetapi hal itu belum menjamin mutu minyak sawit. Kemantapan minyak sawit harus dijaga dengan cara
membuang kotoran dan zat menguap. Hal ini dilakukan dengan peralatan pemurnian modern.
2..4.2.Kadar logam
Mutu dan kualitas minyak kelapa sawit yang mengandung logam-logam tersebut akan turun sebab dalam kondisi tertentu,logam-logam tersebut dapat menjadi
katalisator yang menstimulir reaksi oksidasi minyak sawit. Reaksi ini dapat dimonitor dengan melihat perubahan warna minyak sawit yang semakin gelap dan akhirnya
menyebabkan ketengikkan.
2.4.3.Angka oksidasi
Proses oksidasi yang distimuliroleh logam jika berlangsung dengan intensif akan mengakibatkan ketengikkan dan perubahan warna menjadi semakin gelap.
Keadaan ini jelas sangat merugikan sebab mutu minyak sawit menjadi menurun.
2.4.4.Pemucatan
Pemucatan dimaksudkan untuk mendapatkan warna minyak sawit yang lebih memikat dan sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan standar mutu minyak sawit
untuk pemucatan dengan alat lovibond dapat diketahui dosis bahan-bahan pemucatan yang dibutuhkan,biaya serta rendemen hasil akhir yang akan diperoleh. Untuk standar
mutu didasarkan pada warna merah 3,5 dan warna kuning. Tim Penulis,1997
2.5. Kegunaan Minyak Inti Sawit