pemeriksaan yaitu parameter mikrobiologi dan parameter TDS terhadap air minum isi ulang yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas air minum isi ulang.
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur cemaran bakteri Coliform Escherichia coli dengan menggunakan metode MPN dan TDS dalam air minum
isi ulang di kecamatan Kartasura.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat cemaran bakteri Coliform dalam air minum isi ulang di
kecamatan Kartasura, Sukoharjo ? 2.
Berapa jumlah Total Dissoved Solid zat yang terlarut dalam air minum isi ulang di kecamatan Kartasura, Sukoharjo ?
3. Apakah air minum isi ulang di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo layak
dikonsumsi ?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan untuk :
1. Mengetahui cemaran bakteri Coliform dalam air minum isi ulang di
kecamatan Kartasura, Sukoharjo 2.
Mengetahui jumlah Total Dissolved Solid zat yang terlarut dalam air minum isi ulang dikecamatan Kartasura, Sukoharjo
3. Mengetahui kelayakan air minum isi ulang di Kecamatan Kartasura,
Sukoharjo
D. Tinjauan Pustaka
1. Sumber air minum
Air merupakan sumber daya yang memiliki karakteristik yang unik daripada sumber daya lainnya. Air juga merupakan zat alami yang berperan penting dalam
kehidupan makhluk hidup Kodotie, 2013. Ketersedian air minum untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain air laut, air atmosfer, air permukaan, dan air tanah Radji, 2008. Sumber-sumber
air ini bisa dijadikan air minum tetapi harus dilakukan dengan penggolahan yang sempurna untuk menghindari adanya cemaran mikroba dan zat yang terlarut
didalamnya baik itu bersifat anorganik maupun organik Sutrino, 2006. Selama ini kebutuhan akan air minum dipenuhi dari sumber air sumur dan air
permukaan tanah yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan pencemaran sumber air minum
sehingga kualitas air sumur berkurang serta pasokan air minum belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini mendorong pertumbuhan industri
Air Minum Dalam Kemasan AMDK meningkat dan banyak diminati oleh masyarakat karena praktis dan ekonomis Rahayu, 2008. Dalam kurun waktu
selanjutnya tidak hanya AMDK yang meningkat karena permintaan pasar, industri Depot Air Minum Isi Ulang DAMIU juga makin meningkat dengan harga yang
lebih terjangkau oleh masyarakat Kharisma, 2007.
2. Kualitas air
Kualitas adalah suatu nilai yang menyatakan baik buruknya suatu barang atau benda. Air juga harus dinilai kualitasnya untuk menggambarkan kesesuaiannya
untuk memenuhi kebutuhan baik itu air minum, perikanan, pertanian dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menghindari cemaran dalam air yang akan
dikonsumsi. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI kegiatan pengawasan kualitas air minum diselenggarakan secara terus-menerus dan berkesinambungan
agar air yang digunakan oleh masyarakat terjamin kualitasnya sesuai persyaratan kualitas air minum Departemen Kesehatan, 2002. Batas maksimum cemaran
mikroba dalam air mineral adalah angka lempeng total 10
2
gmL, MPN coliform 3 gmL, Escherichia coli 0 gmL, Clostridium perfringens 0 gmL, Salmonella
negatif Departemen Kesehatan, 1994. Semua sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduk
harus memenuhi persyaratan air minum yang meliputi parameter bakteriologik bakteri, virus, protozoa, dan cacing, parameter desinfeksi yang menghasilkan
produk sampingnya terkadang dapat membahayakan kesehatan, parameter
kimiawi pH, zat mineral atau zat kimia tertentu, parameter radiologik pejanan medis, sinar gamma bumi, radon, sinar kosmik, dan lain-lain, parameter
kelayakanfisik bau, rasa, kekeruhan, temperatur, dan warna Widyastuti, 2011. Adanya zat yang terlarut dalam air minum mungkin dapat mempengaruhi rasa.
Syarat-syarat diterimanya jumlah zat yang terlarutTotal Dissolved Solid dalam air minum sebagai berikut : air dikatakan lebih baik jika 300 mgL, baik antara 300
dan 600 mgL, kurang diterima antara 900-1200 mgL, tidak diterima jika 1200 mgL WHO, 2003.
Pengelola yang menyediakan air minum baik dalam kemasan atau air minum isi ulang perlu melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara berkala guna
menghindari cemaran bakteri dalam air yang diproduksi Radji, 2008. Tidak hanya air yang dianalisis adanya cemaran mikrobanya tetapi juga peralatan yang
digunakan selama proses produksi yang digunakan oleh pengusaha air minum baik itu dalam kemasan dan isi ulang sebab rata-rata peralatan yang digunakan
terbuat dari logam kemungkinan dapat memicu terjadinya cemaran logam dalam air. Peraturan kemasan air minum isi ulang ini diatur dalam Keputusan Menteri
Perdagangan dan Perindustrian RI Nomor 705MPPKep112003 tentang persyaratan teknis industri air minum dalam kemasan, untuk pengemasan
disyaratkan mutlak menjamin kualitas air dan kesehatan konsumen.
3. Sistem Pengolahan Air