kimiawi pH, zat mineral atau zat kimia tertentu, parameter radiologik pejanan medis, sinar gamma bumi, radon, sinar kosmik, dan lain-lain, parameter
kelayakanfisik bau, rasa, kekeruhan, temperatur, dan warna Widyastuti, 2011. Adanya zat yang terlarut dalam air minum mungkin dapat mempengaruhi rasa.
Syarat-syarat diterimanya jumlah zat yang terlarutTotal Dissolved Solid dalam air minum sebagai berikut : air dikatakan lebih baik jika 300 mgL, baik antara 300
dan 600 mgL, kurang diterima antara 900-1200 mgL, tidak diterima jika 1200 mgL WHO, 2003.
Pengelola yang menyediakan air minum baik dalam kemasan atau air minum isi ulang perlu melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara berkala guna
menghindari cemaran bakteri dalam air yang diproduksi Radji, 2008. Tidak hanya air yang dianalisis adanya cemaran mikrobanya tetapi juga peralatan yang
digunakan selama proses produksi yang digunakan oleh pengusaha air minum baik itu dalam kemasan dan isi ulang sebab rata-rata peralatan yang digunakan
terbuat dari logam kemungkinan dapat memicu terjadinya cemaran logam dalam air. Peraturan kemasan air minum isi ulang ini diatur dalam Keputusan Menteri
Perdagangan dan Perindustrian RI Nomor 705MPPKep112003 tentang persyaratan teknis industri air minum dalam kemasan, untuk pengemasan
disyaratkan mutlak menjamin kualitas air dan kesehatan konsumen.
3. Sistem Pengolahan Air
Air yang akan digunakan baik itu untuk konsumsi, pertanian, perikanan, dan sebagainya harus melalui pengolahan terlebih dahulu guna mencegah adanya
cemaran dalam air tersebut. Pengolahan air harus mempertimbangkan segi keekonomisan dan efisiensinya Hazmi dkk, 2010. Proses-proses pengolahan air
antara lain : a.
Klorinasi Klorinasi dapat menggunakan gas klorin cair, larutan hipoklorit atau butiran
kalsium hipoklorit. Klorinasi bertujuan untuk desinfeksi mikroba, sebagai oksidan dan dapat menghilangkan zat kimia.
b. Ozonisasi
Ozonisasi ini menggunakan gas ozon O
3
. Fungsi dari proses pengolahan air menggunakan ozon sebagai desinfektan utama juga sangat efektif untuk
penguraian berbagai jenis pestisida dan zat kimia organik lain. Kinerja ozon bergantung pada pencapaian konsentrasi yang diinginkan setelah periode
kontak tertentu. c.
Proses Desinfeksi Lain Metode ini mencakup kloraminasi, radiasi UV, proses radiasi lanjut, dan
penggunaan klorin dioksida. Kloraminasi dapat dijadikan sebagai desinfektan sekunder untuk mempertahankan residu sistem distribusi yang stabil. Proses
radiasi UV digunakan untuk menonaktikfkan protozoa, bakteri, bakteriofag, ragi, virus, jamur dan alga. Metode lain yang digunakan untuk zat-zat yang
sulit dihancurkan dengan cara proses radiasi. d.
Filtrasi Filtrasi dapat dilakukan menggunakan filter gravitasi cepat, horizontal,
bertekanan atau filter pasir lambat. Filtrasi mampu menghilangkan polutan. e.
Aerasi Proses pengolahan air menggunakan teknik aerase dengan menyingkirkan
senyawa volatil yang menyebabkan bau, rasa serta radon sehingga dapat mempengaruhi kualitas air.
f. Koagulasi kimiawi
Proses ini merupakan pengolahan air yang umum dilakukan. Keefektifan proses ini tergantung pada pemilihan dosis koagulan optimum serta pH.
Fungsinya untuk menyingkirkan logam berat tertentu dan zat kimia organik dengan solubilitas rendah.
g. Adsorpsi karbon teraktivasi
Proses pengolahan air ini menggunakan arang karbon untuk menyingkirkan pestisida dan zat kimia organik lain, senyawa berasa dan berbau, racun
sianobakterial, dan karbon organik total.
h. Pertukaran ion
Pertukaran ion merupakan proses ketika ion dengan muatan yang sama bertukar antara fase air dan fase resin padat. Fungsi pengolahan air ini untuk
menyingkirkan kontaminan. i.
Proses membran Pengolahan air ini menggunakan teknik osmosis balik reverse osmosis,
ultrafikasi, mikrofiltrasi, dan nanofiltrasi. Fungsinya untuk menghasilkan air dalam aplikasi industri atau farmasi Widyastuti, 2011.
Proses pengolahan air seperti diatas belum tentu menjamin kualitas air yang baik sesuai syarat mutu air yang ditetapkan oleh pemerintah. Seiring
perkembangan teknologi, proses tegangan tinggi plasma digunakan untuk pengelolaan zat pencemar yang terkandung dalam air dengan memanfaatkan hasil
dari benturan elektron energi tinggi yang menghasilkan radikal hidroksil. Hal ini dikarenakan radikal hidroksil mempunyai potensi membunuh bakteri dan
mengoksidasi senyawa organik Sato, 2007.
4. Parameter cemaran air