h. Pertukaran ion
Pertukaran ion merupakan proses ketika ion dengan muatan yang sama bertukar antara fase air dan fase resin padat. Fungsi pengolahan air ini untuk
menyingkirkan kontaminan. i.
Proses membran Pengolahan air ini menggunakan teknik osmosis balik reverse osmosis,
ultrafikasi, mikrofiltrasi, dan nanofiltrasi. Fungsinya untuk menghasilkan air dalam aplikasi industri atau farmasi Widyastuti, 2011.
Proses pengolahan air seperti diatas belum tentu menjamin kualitas air yang baik sesuai syarat mutu air yang ditetapkan oleh pemerintah. Seiring
perkembangan teknologi, proses tegangan tinggi plasma digunakan untuk pengelolaan zat pencemar yang terkandung dalam air dengan memanfaatkan hasil
dari benturan elektron energi tinggi yang menghasilkan radikal hidroksil. Hal ini dikarenakan radikal hidroksil mempunyai potensi membunuh bakteri dan
mengoksidasi senyawa organik Sato, 2007.
4. Parameter cemaran air
a. Bakteri Escherichia coli
Cemaran mikroba dalam air minum dapat mengakibatkan penularan penyakit atau infeksi Edzwald, 2011. Masalah adanya cemaran ini juga dapat terjadi pada
air minum isi ulang yang terkontaminasi bakteri sehingga menyebabkan keresahan di masyarakat. Pracoyo 2006 menemukan cemaran bakteri dalam air
minum isi ulang di DKI Jakarta sebesar 1,7, Bogor sebesar 6, Tangerang sebesar 11, sedangkan di Bekasi tidak ditemukan adanya cemaran.
Mikroorganisme seperti E.coli dan Campylobacter dapat berakumulasi dalam endapan dan dimobilisasi ketika aliran meningkat sehingga mengakibatkan air
tercemar Widyastuti, 2011. E.coli merupakan flora normal yang terdapat dalam usus. Manifestasi klinis
infeksi E.coli dengan bakteri enterik lainnya tergantung pada tempat infeksi.E.coli adalah penyebab penyakit diare paling besar, macam jenis dari E.coli yang dapat
menyebabkan diare antara lain : Enterophatogenic E.coli diare yang terjadi pada negara berkembang, Enterotoxigenic E.coli penyebab umum diare pada musafir,
Enteroagregative E.coli menyebabkan diare akut dan kronis, Enteroinvasive E.coli menyebabkan penyakit mirip dengan shigellosis Jawetz, 2005.
Escherichia coli yang paling berbahaya adalah Enterohemorrhagic E.coli serotype O157:H7 yang menghasilkan toksin yang kuat dan dapat menyebabkan
peradangan pada usus besar Clark,2007. b.
Bakteri Coliform Bakteri total mencakup berbagai jenis basilus Gram-negatif bukan pembentuk
spora yang aerobik dan anaerobik fakultatif juga mencakup organisme yang dapat bertahan dan berkembang dalam air Widyastuti, 2011. Bakteri Coliform dapat
memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C. Bakteri coliform terdiri dari Escherichia coli, Citrobacter, Klebsiella,dan
Enterobacter. E.coli umumnya menyebabkan penyakit diare selain itu juga dapat menyebabkan infeksi saluran kencing. Bakteri Citrobacter, Klebsiella, dan
Enterobacter dapat menyebabkan infeksi sistem saluran kencing dan sepsis. Keberadaan bakteri ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menilai tingkat
higienitas suatu perairan Effendi, 2003. Athena 2004 melakukan penelitian pada 38 DAMIU di daerah Jakarta,
Tangerang dan Bekasi hasilnya 28,9 air minum isi ulang tercemar Coliform dan 18,4 tercemar E.coli. Cemaran Coliform dalam air minum dapat disebabkan
oleh pencemaran pada air baku, jenis peralatan yang digunakan selama proses produksi, penanganan air hasil olahan, pemeliharaan, dan sistem transportasi
untuk mengangkut sumber air baku Suprihatin, 2008. c.
Zat yang terlarut Total Dissolved SolidTDS Dalam sumber air baik itu berasal dari pegunungan, danau, sungai ataupun
laut yang selanjutnya akan digunakan sebagai air minum, pertanian, perikanan maupun industri umumnya terdapat zat yang terlarut TDSTotal Dissolved Solid
baik itu dalam jumlah besar atau kecil yang kemungkinan dapat berefek pada kesehatan manusia dan kehidupan lingkungan sekitar. Total Dissolved Solid zat
yang terlarut adalah sejumlah garam anorganik dan zat organik,selain itu gas-gas yang terlarut dalam air. Komponen umumnya adalah kalsium, magnesium,
sodium dan kation pottasium dan karbonat, hidrogen karbonat, klorida, sulfat dan anion nitrat Sutrisno, 2006.
Parameter TDS menjadi parameter penting sebagai perhatian air baik itu untuk konsumsi atau pertanian. Secara langsung berhubungan dengan salinitas air,
koefisien absorpsi garam dan kualitas air minum Asghari et al., 2006. WHO 2003 menetapkan level TDS dalam air 300 mgL lebih baik, antara 300-600
mgL baik, antara 900-1200 mgL kurang diterima, dan tidak diterima 1200 mgL. Konsentrasi TDS tinggi dapat mempengaruhi rasa. Oleh karena itu
diperlukan pemeriksaan TDS pada air baik itu air minum, perikanan, industri dan pertanian untuk mengurangi efek yang tidak diinginkan bagi manusia dan
kehidupan organisme dalam air. Meningkatnya konsentrasi TDS dan sulfat dalam air dapat meningkatkan kadar bromida yang dapat berefek bagi kesehatan manusia
bila dikonsumsi Warren, 2010. Timpano 2010 menyimpulkan bahwa tingginya level TDS memperlihatkan hubungan negatif dengan beberapa parameter
lingkungan air yang menyebabkan meningkatnya toksisitas pada organisme didalamnya.
5. Analisis Mikrobiologi