10 aktivitas antibakteri yang rendah, sedangkan kombinasi HPMC dan propilen glikol level
tinggi berada pada area berwarna merah yang menunjukkan kombinasi tersebut memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi.
Hubungan pengaruh peningkatan level HPMC dan level propilen glikol terhadap aktivitas antibakteri dapat dilihat pada Gambar 2E. Kombinasi propilen glikol level rendah
garis berwarna hitam menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan HPMC tidak mempengaruhi aktivitas antibakteri, namun pada propilen glikol level tinggi garis
berwarna merah menunjukkan bahwa penambahan HPMC meningkatkan aktivitas antibakteri gel. Propilen glikol level tinggi lebih berpengaruh dalam meningkatkan
aktivitas antibakteri gel daripada propilen glikol level rendah. Propilen glikol level tinggi dapat memerangkap ekstrak kulit buah manggis lebih
lama sehingga aktivitas antibakteri lebih tinggi dari propilen glikol level rendah. Hasil menunjukkan penambahan HPMC mampu meningkatkan difusi aktivitas antibakteri dan
viskositas gel. Hasil ini tidak sesuai dengan teori hukum Stokes-Einstein yang menyatakan bahwa difusi aktivitas antibakteri berbanding terbalik dengan viskositas sediaan. Peranan
viskositas tidak selalu dominan dalam proses difusi aktivitas antibakteri Sukmawati Suprapto, 2010.
B. Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus diidentifikasi dengan menggunakan 2 cara yaitu pengecatan Gram dan uji biokimia. Hasil pengecatan menunjukkan bakteri Staphylococcus
aureus berwarna ungu, berbentuk bulat dan berkelompok Gambar 3A. Bakteri Staphylococcus aureus termasuk Gram positif yang berwarna ungu dan berbentuk bulat
berkelompok seperti buah anggur. Bakteri Gram positif pada pencucian dengan alkohol akan menyebabkan protein dinding selnya mengalami denaturasi, sehingga pori-pori
mengecil dan kompleks ungu kristal iodium tetap terperangkap pada dinding sel Radji, 2011. Ketika bakteri telah jenuh mengikat cat Gram A maka bakteri tidak dapat mengikat
cat Gram D yang berwarna merah sehingga bakteri berwarna ungu. Uji biokimiawi menggunakan media MSA Manitol Salt Agar, bertujuan untuk
mengetahui kemampuan bakteri dalam memfermentasi manitol yang ditandai dengan perubahan warna media MSA menjadi kuning. Hasil pengamatan menunjukkan media
bakteri dapat berubah warna menjadi kuning yang berarti bakteri mampu memfermentasi manitol Gambar 3B. Bakteri Staphylococcus aureus dapat meragi karbohidrat menjadi
asam dan dapat bertahan pada media dengan kadar garam tinggi Radji, 2011.
11
A B
Gambar 3. Pengecatan bakteri Staphylococcus aureus A dan Uji biokimiawi MSA B. Bakteri Staphylococcus aureus menghasilkan warna ungu Gram positif dan uji biokimia dalam memfermentasi manitol menghasilkan
warna kuning.
C. Uji Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Kulit Buah Manggis
Uji kromatografi lapis tipis ekstrak kulit buah manggis bertujuan untuk mengidentifikasi ekstrak kulit buah manggis atas dasar kandungan
α-mangostin. Profil KLT kulit buah manggis pada buku Farmakope Herbal Indonesia 2010 yaitu ekstrak
kulit buah manggis mengandung α-mangostin dengan Rf 0,53 pada pemadaman
fluororesensi dengan fase gerak kloroform P-etil asetat P 9:1 vv dan fase diam silika gel GF 254 pada deteksi UV
254
DepKes RI, 2010.
A
B Keterangan gambar B:
S = ekstrak kulit buah manggis, P = pembanding
α-mangostin Rf= pembanding
α-mangostin 0,53; Rf 1. 0,12; Rf 2. 0,53; Rf 3. 0,84
DepKes RI, 2010
Gambar 4. Uji kromatografi lapis tipis ekstrak kulit buah manggis A dan Literatur kromatografi lapis tipis ekstrak kulit buah manggis DepKes RI, 2010 B. Hasil KLT untuk mengidentifikasi senyawa
α-mangostin menghasilkan Rf 0,58 yang tidak terlalu jauh dari literatur yaitu Rf 0,53.
Hasil uji kromatografi lapis tipis dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil uji kromatografi lapis tipis menunjukkan sampel ekstrak kulit buah manggis mengandung
senyawa α-mangostin dengan Rf 0,58 Gambar 4A yang tidak terlalu jauh dari nilai Rf
pembanding α-mangostin 0,53 pada literatur Gambar 4B. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
derajat kemurnian pelarut, derajat kejenuhan dari uap dalam bejana pengembangan, suhu, derajat aktivitas, tebal, dan kerataan dari lapisan penyerap Sastrohamidjojo, 1991.
D. Uji Aktivitas Antibakteri