11
A B
Gambar 3. Pengecatan bakteri Staphylococcus aureus A dan Uji biokimiawi MSA B. Bakteri Staphylococcus aureus menghasilkan warna ungu Gram positif dan uji biokimia dalam memfermentasi manitol menghasilkan
warna kuning.
C. Uji Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Kulit Buah Manggis
Uji kromatografi lapis tipis ekstrak kulit buah manggis bertujuan untuk mengidentifikasi ekstrak kulit buah manggis atas dasar kandungan
α-mangostin. Profil KLT kulit buah manggis pada buku Farmakope Herbal Indonesia 2010 yaitu ekstrak
kulit buah manggis mengandung α-mangostin dengan Rf 0,53 pada pemadaman
fluororesensi dengan fase gerak kloroform P-etil asetat P 9:1 vv dan fase diam silika gel GF 254 pada deteksi UV
254
DepKes RI, 2010.
A
B Keterangan gambar B:
S = ekstrak kulit buah manggis, P = pembanding
α-mangostin Rf= pembanding
α-mangostin 0,53; Rf 1. 0,12; Rf 2. 0,53; Rf 3. 0,84
DepKes RI, 2010
Gambar 4. Uji kromatografi lapis tipis ekstrak kulit buah manggis A dan Literatur kromatografi lapis tipis ekstrak kulit buah manggis DepKes RI, 2010 B. Hasil KLT untuk mengidentifikasi senyawa
α-mangostin menghasilkan Rf 0,58 yang tidak terlalu jauh dari literatur yaitu Rf 0,53.
Hasil uji kromatografi lapis tipis dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil uji kromatografi lapis tipis menunjukkan sampel ekstrak kulit buah manggis mengandung
senyawa α-mangostin dengan Rf 0,58 Gambar 4A yang tidak terlalu jauh dari nilai Rf
pembanding α-mangostin 0,53 pada literatur Gambar 4B. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
derajat kemurnian pelarut, derajat kejenuhan dari uap dalam bejana pengembangan, suhu, derajat aktivitas, tebal, dan kerataan dari lapisan penyerap Sastrohamidjojo, 1991.
D. Uji Aktivitas Antibakteri
Uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis dilakukan secara in vitro dengan menggunakan metode difusi sumuran karena membutuhkan sedikit sampel, cepat, dan
mudah. Uji ekstrak kulit buah manggis konsentrasi 4 bv, 8 bv dan 12 bv sebanyak 20 µL dilakukan untuk mengetahui kadar ekstrak kulit buah manggis yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
12
Tabel 5. Hasil uji antibakteri ekstrak kulit buah manggis
Sampel Konsentrasi bv
Diameter zona hambat ± SD mm Keterangan
Ekstrak Kontrol positif
amoksisilin Kontrol negatif
DMSO Ekstrak kulit buah
manggis 4
- 25,00 ± 0,50
- Irradikal
8 -
30,00 ± 0,28 -
Irradikal 12
10,50 ± 0,00 25,00 ± 0,00
- Irradikal
Keterangan : Diameter zona hambat termasuk diameter sumuran 6 mm.
Hasil menunjukkan ekstrak kulit buah manggis konsentrasi 12 memiliki diameter zona hambat paling tinggi yaitu 10,50 ± 0,00 mm irradikal sehingga dipilih untuk dibuat
gel Gambar 13. Ekstrak kulit buah manggis konsentrasi 12 kemudian diformulasi kedalam gel dengan basis HPMC dan dilakukan uji aktivitas antibakteri. Hasil uji aktivitas
antibakteri gel ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat pada Gambar 6 dan Tabel 6.
Gambar 6. Uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis 12 A, Uji aktivitas 4 formula gel antibakteri ekstrak kulit buah manggis B, dan uji aktivitas antibakteri gel optimum ekstrak kulit buah manggis C. F.1
kombinasi HPMC 10 g dan PG 10 g, F.2 kombinasi HPMC 18 g dan PG 10 g, F.3 kombinasi HPMC 10 g dan PG 20 g, F.4 kombinasi HPMC 18 g dan PG 20 g, Gel optimum kombinasi HPMC 14 g dan PG 20 g.
Tabel 6. Hasil uji antibakteri gel ekstrak kulit buah manggis
Sampel Diameter zona hambat ± SD mm
Keterangan Empat formula
Formula optimum Gel ekstrak kulit buah manggis
F. 1 = 10,67 ± 0,28 10,50 ± 0,08
Irradikal F. 2 = 10,67 ± 0,28
F. 3 = 11,17 ± 0,28 F. 4 = 12,00 ± 0,50
Kontrol positif amoksisilin 1 30,00 ± 2,80
34,33 ± 3,75 Irradikal
Kontrol negatif HPMC -
- Irradikal
Keterangan: Formula 1: kombinasi HPMC 10 g dan PG 10 g
Formula 3: kombinasi HPMC 10 g dan PG 20 g Formula 2: kombinasi HPMC 18 g dan PG 10 g
Formula 4: kombinasi HPMC 18 g dan PG 20 g Formula optimum: kombinasi HPMC 14 g dan PG 20 g
Diameter zona hambat termasuk diameter sumuran 6 mm.
Formula 4 kombinasi HPMC 18 g dan PG 20 g memiliki zona hambat terbesar dibandingan dengan zona hambat ekstrak, gel optimum serta 3 formula lainnya. Ekstrak,
sediaan gel, dan antibiotik menghasilkan zona hambat yang irradikal sedangkan kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambat. Hasil dikatakan irradikal karena masih terdapat
pertumbuhan bakteri disekitar zona hambat yang dihasilkan.
E. Sifat Fisik Gel dan Antibakteri Formula Optimum dengan Desain Faktorial