Sultan Syaiboen yang pada saat terjadinya revolusi sosial merupakan Sultan Asahan ke-XI, melarikan diri dari rumahnya untuk mengindari serangan
dari para pasukan revolusioner. Sultan Syaiboen meminta perlindungan dimarkas Jepang agar tidak ditangkap. Setelah aman Sultan Syaiboen dibawa ke Siantar
untuk menemui Gubernur T. Hasan. Kejadian revolusi sosial 1946 sangat mengerikan, banyak memakan
korban dari kalangan Bangsawan. Di Kesultanan Asahan merupakan daerah yang paling parah saat terjadinya revolusi sosial di Sumatera Timur. Seperti yang
diungkapkan oleh Bustaman 2003: 71, kejadian Revolusi Sosial 1946 yang paling dahsyat diantara daerah-daerah lainnya di Sumatera Timur adalah daerah
Kesultanan Asahan. Akibat dari terjadinya revolusi sosial, kehidupan para bangsawan berubah
total. Mulai dari segi politik para sultan yang tidak lagi memiliki kekuasaan, dari segi sosial yang mana para bangsawan sudah sama seperti rakyat biasa dan dari
segi ekonomi para bangsawan tidak lagi mendapat upeti dari rakyat. Dengan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan
judul “ Kehidupan Bangsawan Kesultanan Asahan Setelah Revolusi Sosial 1946”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan urain latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat di identifikasi diantaranya yaitu :
1. Sejarah Kesultanan Asahan
2. Revolusi Sosial di Asahan
3. Kehidupan bangsawan Kesultanan Asahan sebelum tahun 1946
4. Kehidupan bangsawan Kesultanan Asahan setelah tahun 1946
C. Rumusan Masalah
Dengan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana kehidupan Bangsawan Kesultanan Asahan Sebelum
Revolusi Sosial tahun 1946 ? 2.
Bagaimana kehidupan bangsawan Kesultanan Asahan setelah Revolusi Sosial tahun 1946 ?
3. Bagaimana kehidupan bangsawan Kesultanan Asahan saat ini 2013-
2014 ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui kondisi di Kesultanan Asahan sebelum terjadinya revolusi sosial 1946.
2. Untuk mengetahui kehidupan politik, sosial dan ekonomi Bangsawan
Kesultanan Asahan setelah revolusi sosial tahun 1946. 3.
Untuk mengetahui kehidupan politik, sosial dan ekonomi Bangsawan Kesultanan Asahan saat ini 2013-2014.
E. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk:
1. Untuk menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai
kehidupan bangsawan Kesultanan Asahan. 2.
Memberikan informasi kepada pembaca mengenai sejarah dari Kesultanan Asahan sebagai salah satu Kesultanan Melayu di Sumatera
Timur . 3.
Memberikan informasi kepada pembaca bagaimana dampak revolusi sosial yang mewarnai Kemerdekaan Indonesia terhadap kehidupan
para bangsawan Kesultanan Asahan. 4.
Memberikan informasi kepada pembaca mengenai struktur Adat Kesultanan Asahan pada masa pemerintahan Republik Indonesia
5. Menjadi bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan
membahas mengenai permasalahan yang sama. 6.
Memberi wawasan kepada peneliti tentang penulisan sebuah karya tulis ilmiah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada saat kemerdekaan Republik Indonesia yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 berimbas dengan kesultanan-kesultanan di Sumatera
Timur. Pada tanggal 3 Maret 1946 terjadi peristiwa revolusi sosial yang menghancurkan pemerintahan kesultanan-kesultanan di Sumatera Timur. Revolusi
sosial terjadi akibat peran PKI dan para rakyat yang menginginkan kemerdekaan sepenuhnya. Pada kejadian revolusi sosial banyak pembunuhan dan perampasan
terhadap para bangsawan kesultanan. Dari berbagai daerah kesultanan di Sumatera Timur yang mengalami
revolusi sosial, Kesultanan Asahan lah yang mengalami tragedi paling mengerikan. Pada saat terjadi revolusi sosial di Tanjung Balai mengalami
pemadaman listrik total. Banyaknya korban yang dibunuh oleh para revolusioner mengakibatkan luka yang dalam kepada para keturunan bangsawan Kesultanan
Asahan. Peristiwa revolusi sosial membawa dampak yang sangat besar kepada kehidupan para bangsawan Kesultanan Asahan. Baik dari segi politik, sosial
maupun segi ekonomi para bangsawan.
1. Kehidupan Bangsawan Sebelum Revolusi Sosial
1.1. Segi Politik
Pada masa pemerintahan Kesultanan Asahan berkuasa, sistem pemerintahan di Asahan dipimpin oleh Sultan. Semua peraturan diatur oleh
kerapatan kesultanan. Di Kesultanan Asahan terdapat 2 dua jenis kerapata,
Kerapatan Kecil dan Kerapatan Besar. Didalam kerapatan ini diatur bagaimana menangani kasus dan sultan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi sebagai hakim
dibantu oleh seorang aparatur dan seorang sekretaris.
1.2. Segi Sosial
Dari segi sosial, sejak dahulu Kesultanan Asahan sudah menjalin hubungan baik dengan para orang Batak. Kita ketahui bahwa mayoritas
masyarakat di Kesultanan Asahan merupakan orang Melayu. Pada masa pemerintahan Sultan Husinsyah II, membuat peraturan yang sangat tegas. Bagi
siapa saja pendatang yang ingin menetap di Asahan harus memeluk Agama Islam dan melakukan Khitanan. Dan bagi yang memiliki marga harus menanggalkan
marga mereka.
1.3. Segi Ekonomi
Pada masa sebelum terjadinya peristiwa revolusi sosial, perekonomian Kesultanan Asahan bersumber dari perdanganan dan pertanian. Kesultanan
Asahan juga memberlakukan upeti kepada daerah jajahan untuk menambah pendapatan. Karena Kesultanan Asahan berada didekat pantai dan memiliki
pelabuhan, maka bagi setiap barang-barang impor dan ekspor dikenai cukai.
2. Kehidupan Bangsawan Setelah Revolusi Sosial
2.1. Segi Politik
Setelah terjadinya peristiwa revolusi sosial, kekuasaan pemerintahan tidak lagi dipimpin oleh Sultan melainkan sudah dipimpin oleh Bupati. Pada tanggal 15
Maret 1946 mulai berlakunya struktur pemerintahan Republik Indonesia di