117
kualitatif: mengarah pada pemahaman yang lebih luas tentang makna dan konteks tingkah laku dan proses yang terjadi dari faktor-faktor yang berhubungan. Menelaah
berbagai persepsi dari partisipan pada situasi yang sama dan memungkinkan peneliti meneliti sejarah personal dan faktor-faktor yang berkembang.
Data-data hasil pembelajaran yang dipraktekan dalam penelitian ini belum dianggap berstatus mandiri dan perlu dikuantifikasi guna membuktikan efektivitas
hasil pembelajaran yang dikembangkan, mengamati ketepatan dan melihat akurasinya yang diwujudkan dalam bentuk angka. Metode kuantitatif dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji hipotesis yang dilepaskan oleh survey kualitatif terutama terkait dengan proses pembelajaran tematis dengan model terpadu berbasis seni yang
diaplikasikan pada peserta didik sebagai warga belajar pada usia tingkat awal. Data hasil statistik bermanfaat membantu peneliti untuk memutuskan sampel tentang
pembelajaran di sanggar seni yang memiliki kriteria representative khususnya model pembelajaran tematik dan terpadu.
B. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi yakni sebuah kegiatan penelitian guna memperoleh data dari berbagai sumber yang dapat dilihat dan didengar secara langsung. Peneliti berperan
serta secara interaksi sosial dengan subjek yang diteliti, bahkan peneliti berperan
118
sebagai instrumen penelitian yang bekerja sebagai alat pengumpul data. Peneliti melakukan interaksi sosial dalam melaksanakan observasi dengan para pelaku
kegiatan di sanggar Kampung Seni dan mengamati kegiatannya antara lain dalam pengembangan sanggar dan praktek pembelajaran seni yang dilaksanakan oleh
sanggar. b.
Wawancara
Data-data yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan masih membutuhkan penjelasan-penjelasan, baik dari pihak pimpinan sanggar Kawi dan Ria, para
pendukung atau aktivis sanggar pengurus dan seniman, masyarakat sekitar sanggar masyarakat yang mengetahui dan turut aktif dalam kegiatan sanggar, dan stake
holder yang terkait dengan kegiatan sanggar dinas PK, dinas PLS Kabupaten Bandung, para siswa dan guru, para ahli seni dan para ahli pendidikan seni.
Tujuan wawancara yang dilakukan dengan Kawi dan Ria, antara lain untuk memperoleh informasi mengenai ragam kegiatan sanggar dan ide pengembangan
sanggar. Kawi dan Ria berperan sebagai sumber utama atau sumber primer. Kemudian wawancara dilakukan dengan sumber ke dua atau sumber skunder yakni:
tokoh seni dan pakar seni seperti dilakukan dengan: Iyus Rusliana, Abah Awi, Mas Nana Munajat, Ujang Setiadi, Dedi Sundara, Dindin Rasyidin, dan Tardi Ruswandi
yang mengetahui kegiatan sanggar. Informasi mengenai kegiatan dan pembinaan sanggar dilakukan dengan praktisi pengurus sanggar yang disebut anggota diklat serta
dengan seniman yang aktif dalam kegiatan di sanggar seni tersebut.
119
Sumber skunder lainnya yakni wawancara dengan pihak instansi pemerintah yakni: Amas Efendi selaku kepala seksi Dinas PLS Kabupaten Bandung, guna
memperoleh informasi mengenai sanggar sebagai wahana pembelajaran seni masyarakat. Wawancara juga dilakukan dengan Iwan Gunawan, Kasi Pembinaan dan
Pelatihan Pariwisata Propinsi Jawa Barat guna memperoleh informasi mengenai jumlah dan aktivitas sanggar seni yang merupakan binaan Dinas Pariwisata. Sumber
lainnya yang diwawancara yakni dengan para pelaku kunjungan di sanggar seni yakni para pembimbing dan warga belajar guna memperoleh kesan dan pesan kunjungan
pembelajaran seni di sanggar tersebut. Upaya ini penting guna memberikan stimulus terhadap pengelolaan sanggar seni.
c.
Studi Dokumentasi
Sesuai dengan pengertiannya dokumentasi adalah sekumpulan data-data tertulis, lisan, dan melalui audio-video. Sumber data utama dicatat melalui catatan
tertulis atau melalui perekaman videoaudio tape, foto, atau film dalam bentuk CD atau VCD tentang situasi sanggar Kampung Seni dan situasi pembelajaran serta saat
wawancara. Data foto dan audio visual mengenai situasi sanggar dan proses pembelajaran seni bermanfaat dalam mewakili dan memperjelas objek pengamatan
serta untuk memberi sesuatu kejelasan mengenai proses kegiatan di sanggar tersebut. Sumber data lainnya adalah data tertulis berasal dari buku litelatur yang
memuat hal-hal sesuai tema penelitian, berupa sumber ilmiah: buku, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi yang memuat tema mengenai kegiatan pengembangan
sanggar, dan konsep pembelajaran tematik. Data-data tersebut digunakan untuk
120
membedah dan menganalisis data dan dalam mengerahkan argumentasi hasil atau temuan peneliti. Studi dokumentasi juga dilakukan sejak sebelum penelitian dimulai
yang bermanfaat sebagai perbandingan antara data yang diperoleh dengan data yang ada sebelumnya.
d. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematik catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang kasus yang diteliti. Menurut Moleong 1995 pengolahan data kualitatif dilakukan melalui tiga alur yaitu: 1 reduksi data; 2 penyajian atau display data; 3
verifikasi atau penarikan kesimpulan. Analisis dilanjutkan dengan berupaya mencari makna meaning kemudian hasil analisis diambil kesimpulan sesuai rancangan dan
disiplin yang menjadi landasan penelitian untuk memunculkan teori substantive. Hasil dari kerja analisis ini pada akhirnya mengarah pada penyusunan grounded
theory. Menurut Muhadjir 2000:143, grounded theory tujuannya adalah untuk menemukan atau mengembangkan rumusan teori atau konseptualisasi teoretik
berdasar data-data. Hasil analisis kelak disajikan sebagai temuan penelitian yang kemudian dirumuskan sebagai teori baru terkait dengan bentuk model sanggar seni
yang mengembangkan pembelajaran seni tematik dan terpadu di sanggar seni yang selama ini belum terkonsepsikan secara keilmuan.
e. Pengujian Kredibilitas Data
Pada model naturalistik ini analisis data ditujukan untuk memperoleh data yang credible atau kreadibilitas data. Kredibilitas merupakan ukuran tentang
121
ketepatan hasil penelitian yang dilakukan agar dapat dipercaya dengan menggambarkan kesesuaian konsep peneliti dengan konsep pada informan kaitannya
dengan konteks pengembangan sanggar Kampung Seni dan tentang penerapan pembelajaran yang dilaksanakannya. Untuk mempertinggi tingkat kredibilitas data
kualitatif dilakukan antara lain triangulasi data, dengan tujuan untuk me-ricek data. Peneliti melakukan triangulasi sesuai masalah yang diteliti mengenai pengembangan
sanggar seni dan pengembangan model tematik yang berasal dari berbagai sumber sumber tertulis, wawancara, dokumen. Pada penelitian ini triangulasi dilakukan
pada tahap akhir penyajian hasil penelitian. Kredibilitas data diuji untuk mengatasi kemungkinan bias atas hasil penelitian
agar penelitian ini bermutu dan hasilnya terpercaya. Untuk mendapatkan hasil yang akurat mengenai efektivitas pembelajaran dan melihat seberapa besar pengaruh
penerapan pembelajaran tematik dan terpadu dan terhadap keberhasilan pembelajarannya, maka dilakukan pengukuran keberhasilannya berdasarkan
pengamatan terhadap praktek pembelajaran yang telah dilakukan dengan cara sederhana chek list dan mengamati perbedaannya.
Agar hasil penelitian ini bermakna sehingga dapat membantu mengatasi masalah dan meningkatkan efektivitas model pembelajaran yang diterapkan, maka
peneliti melakukan pengujian dan membuat komparasi untuk memberikan informasi tentang perbedaannya antara hubungan variable satu dengan gejala lain melalui
eksperimen. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan model pembelajaran dengan menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
122
Kemudian menguji hipotesis penelitian untuk mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur untuk menguji validitas model
pembelajaran yang diimplementasikan. Dalam penelitian ini model pembelajaran seni di sanggar tersebut dipandang sebagai sebuah teks yang perlu dianalisis sebagai
sebuah keilmuan. Untuk melihat efektivitas model pembelajaran tematik dan terpadu peneliti
mengaplikasikan desain eksperimen semu dalam bentuk one group pretest-posttest design. Menurut Sugiyono 2008:74 desain ini dilakukan dengan cara
membandingkan keadaan sebelum dan sesudah memakai model pembelajaran terpadu before–after dengan membandingkan system pembelajaran pada kelompok
pembelajar yakni peserta didik yang sebelumnya belum dikenai perlakuan dengan setelah dikenai perlakuan menggunakan system baru yakni penerapan pembelajaran
tematik model terpadu. Proses pengumpulan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik berdasarkan konsep Arikunto, dkk 1992 sebagai
berikut: 1.
Untuk melaksanakan eksperimen peneliti membuat desain penelitian sebagai alat dalam penelitian untuk menentukan berhasil atau tidaknya penelitian yang sedang
dilakukan, melakukan proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sample, koleksi data dan analisanya guna membuktikan validitas yang tinggi dari
hasil ekperimen yang dilakukan khususnya terkait dengan proses pembelajaran tematik pada peserta didik usia rendah berbasis seni. Peneliti melakukan
identifikasi skala pengukuran yang akan digunakan untuk mengukur variable
123
yang diteliti sesuai dengan jenis data yang ada. Skala pengukuran yang digunakan yakni berdasarkan skala Guilford guna melihat tinggi rendahnya pengaruh
eksperimen pembelajaran tematik dan terpadu. Peneliti menyiapkan kuesioner untuk pengambilan data hasil pembelajaran
dalam bentuk pertanyaan tertutup. Analisa statistik digunakan untuk membantu peneliti mengetahui makna hubungan antar variable yakni pembelajaran seni tari,
musik dan kerajinan, menghitung besarnya hubungan antar variable pembelajaran tersebut, dan untuk memprediksi pengaruh variable bebas yakni pembelajaran seni
tari, musik, dan kerajinan terhadap variable tergantung yakni kemampuan peserta didik dalam pembelajaran seni, serta untuk melihat besarnya pesentase atau rata-rata
besarnya suatu variable yang diukur. Untuk melihat kemungkinan besarnya jumlah data, maka peneliti menggunakan bantuan komputer untuk melakukan analisa data
dan pengelohan data melalui program SPSS. Menurut Creswell 2010:183 secara khusus tujuan penelitian metode
campuran dua tahap ini disebut sebagai metode campuran sekuensial dua-tahap. Tujuan penelitian dengan metode campuran ini adalah untuk memetakan bentuk
model sanggar seni yang efektif. Tahap pertama adalah eksplorasi kualitatif terhadap sanggar Kampung Seni Wisata Manglayang dengan mengumpulkan data
berdasarkan observasi dan informasiwawancara dengan partisipan di sanggar tersebut. Penemuan-penemuan dari tahap kualitatif ini kemudian digunakan untuk
menguji bentuk model pembelajaran sanggar seni yang efektif dengan penerapan
124
pendekatan tematik terhadap warga belajar pada usia diniusia tingkat rendah yang bekunjung di sanggar tersebut. Alasan didahulukannya pengumpulan data kualitatif
disebabkan belum terujinya hasil pembelajaran seni dengan pendekatan tematik dengan model terpadu yang efektif dikembangkan di sanggar tersebut.
Menurut Sudjana. D 2006:124 metode eksperimen digunakan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan berkaitan dengan efektivitas program. Dalam hal ini
peneliti ingin membuktikan bahwa temuan dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah dilapangan. Efektivitas
program memerlukan data kuantitatif untuk melihat seberapa jauh keberhasilan program yang diaplikasikan. Data kuantitatif dalam evaluasi program pendidikan luar
sekolah antara lain diperoleh melalui metode ekperimen semu. Data dianalisis secara induktif yakni dengan mendeskripsikan fakta dilapangan digabungkan menjadi
informasi, kemudian disusun menjadi generalisasi, selanjutnya menjadi konsep, prinsip-prinsip dan teori.
Selanjutnya dijelaskan Sudjana D 2006:217-218 bahwa analisis data menggunakan bantuan statistik. Data yang dikuantifikasikan yaitu data yang
berbentuk angka-angka dan bilangan. Sedangkan analisis non statistik digunakan untuk data kualitatif yang bukan dalam bentuk angka. Namun demikian bukan berarti
bahwa evaluasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif menolak data atau analisis kuantitatif.
Hasil analisis kelak bertujuan membangun teori mengenai sanggar seni yang menjadi pusat kegiatan pariwisata pendidikan seni. Selanjutnya analisis harus dapat
125
menampakan kesimpulan sesuai rancangan dan ditransformasikan sesuai disiplin yang menjadi landasan penelitian untuk memunculkan teori substantive yang
mengarah pada penyusunan grounded theory. Peneitian ini mengandung sifat penelitian studi kasus. Menurut Anderson
1975:46 dalam Sudjana. D 2006:156-161 yang dimaksud dengan studi kasus adalah sebagai kajian analitis dan deskriptif secara mendalam dan rinci tentang suatu
program yang diselenggarakan oleh perorangan dalam konteks lingkungan tertentu. Karakteristik studi kasus menurut Sudjana. D 2006:157 yakni berikut ini.
1 Mendeskripsikan subjek penelitian, 2 mencermati kasus secara
mendalam dengan menekankan pendekatan longitudilal selama kurun waktu tertentu, 3 berkaitan dengan upaya pemecahan masalah, 4 mengkaji unit
sampel kecil; dengan berbagai variable dan kondisi yang lebih luas.
Sifat studi kasus dalam penelitian ini yakni: 1 mendeskripsikan kegiatan sanggar Kampung Seni Wisata Manglayang sebagai wahana pendidikan seni, 2
mencermati kasus secara mendalam dalam kurun waktu 12 bulan, 3 tujuan penelitian ini adalah turut membantu mengatasi masalah praktek pembelajaran seni yang
dikembangkan terhadap para peserta didik yang mengunjungi sanggar tersebut, 4 mengkaji unit sampel kecil yakni sampel pembelajaran seni tematik dan terpadu
berbasis seni dengan berbagai variabelnya secara khusus terhadap hasil pembelajaran tematik dan penyelenggaraan program di sanggar tersebut.
Kesimpulan hasil penelitiannya kelak tidak berlaku pada objek penelitian lainnya. Alwasilah 2007; 105 menyatakan bahwa peneliti kualitatif memilih metode
studi kasus karena metode inilah yang lebih mudah diadaptasikan dengan realitas
yang beragam dan sa dijadikan generalisasi
Seni Wisata Mangl ini yakni berdasar pad
Bagan
Langkah-langkah yan 1.
Melakukan st mengamati ke
Pendidikan Lu pada beberapa
2. Mengembangk
pada tahap aw 3.
Mengembangk 4.
Mengembangk pariwisata pen
dapat diimple sanggar
Kam
kualitatif pengumpulan
data kuali
analisi
saling berinteraksi. Temuan hasil penelitian asi pada sanggar lain, melainkan khusus untuk
nglayang”. Strategi penelitian metode campura ada strategi eksplanatoris sekuensial sebagai be
an 3.1: Strategi eksplanatoris sekuensial
ang ditempuh dalam penelitian ini adalah: studi pendahuluan, yaitu melalui kajian
kegiatan sanggar Kampung Seni sebagai pen Luar Sekolah, serta mengamati penyelengga
pa sanggar lainnya di lapangan. ngkan desain penelitian disertasi berdasarkan k
awal. ngkan instrument penelitian.
ngkan model konseptual pengelolaan pembelaj pendidikan seni. Penyusunan model konseptu
lementasikan dan dapat meningkatkan kualita ampung
Seni. Langkah-langkah
yang
ualitatif alisis data
kuantitatif pengumpulan
data kuantitatif
analisis data interp
keselu ana
126
n ini pun tidak dapat k sanggar “Kampung
uran dalam penelitian berikut.
n kepustakaan, serta penyelenggara satuan
garaan pembelajaran
n kerangka penelitian
lajaran terpadu dalam ptual ini diperkirakan
litas pembelajaran di ditempuh
dalam
nterpretasi eseluruhan
analisis
127
mengembangkan model konseptual adalah: a.
Mengolah dan mendeskripsikan temuan studi pendahuluan yang merupakan data dasar kajian empirik yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pembelajaran di sanggar Kampung Seni. b.
Menelaah berbagai laporan penyelenggaraan pembelajaran di sanggar Kampung Seni sebagai rujukan untuk menyusun model konseptual.
c. Mengkaji berbagai teori dan konsep yang akan dijadikan acuan dalam
pengembangan model, sebagai kerangka berfikir penulis. d.
Menusun draf model konseptual dan mendiskusikannya dengan praktisi tentang model konseptual yang akan dikembangkan di
Kampung Seni. e.
Merefisi draft model konseptual berdasarkan masukan dari pakar dan dosen pembimbing serta dengan praktisi dilapangan.
5. Melakukan validasi model konseptual kepada dosen pembimbing dan para
pakar bidang pendidikan. 6.
Merevisi model konseptual berdasarkan masukan dari para pakar dan penyelenggaran program pendidikan luar sekolah yang berhubungan dengan
pengembangan model tematis dan terpadu berbasis seni. 7.
Melakukan uji coba model konseptual di lapangan yang ditujukan untuk menghasilkan model tematis dan terpadu berbasis seni.
8. Menyusun laporan penelitian, sebagai akhir kegiatan penelitian dan
pengembangan.
128
Kerangka acuan penelitian dapat dilihat dalam bentuk bagan berikut.
Bagan 3.2: Kerangka kegiatan penelitian
Studi pendahuluan identifikasi kajian empiric dan teori
Membuat desain penelitian
Pengembangan instrument Pengembangan model konseptual
Validasi model
Ujicoba model Revisi model
Evaluasi hasil model ujicoba
Laporan penelitian Pakar
Praktisi
Konseptual
Empirik
129
Berdasarkan pengamatan empirik, tahap-tahap tersebut dapat dikatagorikan menjadi empat tahap kegiatan yakni:
1. Studi pendahuluan: dilaksanakan dengan mengunjungi sanggar atau dengan
wawancara langsung dengan nara sumber antara lain dengan sanggar: Kampung Seni Wista Manglayang, sanggar Angklung Udjo di Padasuka, sanggar
Pabeasan di Padalarang, dan sanggar Giri Hardja di Soreang Bandung. Hal yang digali informasinya yakni terkait dengan:1 kondisi sanggar, 2 komponen
sanggar, 3 struktur organisasi sanggar, 4 pelaksanaan pembelajaran, 5 pelaksanaan pembinaan dan evaluasinya, 6 pengembangan program, 7
karakteristik tutor dan warga belajar, 8 masalah yang dihadapi dalam pengembangan sanggar. Dari ke empat sanggar seni yang diketahui informasinya,
kemudian ditetapkan salah satu sanggar yang memungkinkan untuk dijadikan objek penelitian dengan ujicoba pengembangan model pembelajaran tematis dan
terpadu yakni sanggar Kampung Seni Wisata Manglayang Kampung Seni. Berdasarkan hasil pengamatan di sanggar Kampung Seni cukup potensial dalam
pemanfaatan potensi seni budaya yang berbasis pada budaya lokal untuk kegiatan pendidikan seni.
2. Penyusunan model tematis dan terpadu dalam pariwisata pendidikan seni, tahap
ini diawali dengan proses bimbingan dengan dosen pembimbing terutama kaitannya dengan akan diaplikasikannya model tematis dan terpadu dalam
pendidikan seni di sanggar itu. Kegiatan itu didasarkan hasil kajian teoretik dan studi pendahuluan, bahkan peneliti menginformasikan dan membahas hasil studi
130
pendahuluan dengan pihak pimpinaninstruktur sanggar sebagai pengelolanya, untuk membicarakan pelaksanaan ujicoba. Diskusi tersebut bertujuan untuk:1
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman instruktur tentang konsep model tematis dan terpadu, 2 merencanakan dan menyediakan kelengkapan serta
menyempurnakan model yang hendak diaplikasikan. 3.
Ujicoba model pembelajaran tematis dan terpadu yang dilaksanakan di sanggar Kampung Seni. Uji coba dilaksanakan dalam dua pertemuan kunjungan
pariwisata. Pihak yang terlibat dalam ujicoba yakni peserta didik usia tingkat rendah 6 tehun yang berjumlah 70 orang peserta didik dan peserta didik berusia 9
tahun yang berjumlah 30 orang peserta didik yang berkunjung di sanggar tersebut. Beberapa pihak yang terlibat secara langsung dalam ujicoba antara lain: pengelola
sanggar, instruktur, warga belajar, dan seniman pelaku seni dalam kegiatan pembelajaran di sanggar.
Pelaksanaan ujicoba, didahului dengan observasi awal mengamati proses pembelajaran peserta didik usia tingkat awal sebagai pembanding untuk melihat
proses dan hasil pembelajaran tematis dan terpadu berbasis seni yang dilakukan oleh sanggar. Selanjutnya melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran
tematis dan terpadu yang dilaksanakan. Peneliti bersama instruktur mengimplementasikan pembelajaran yang sudah disusun. Pada saat pelaksanaan
ujicoba berlangsung, peneliti melakukan observasi dan monitoring serta melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
131
Hal yang diamati yakni: 1 aktivitas dan kemampuan instruktur dalam proses pembelajaran dengan pendekatan tematis dan terpadu berbasis seni, 2
tanggapan pihak pengelola sanggar dan instruktur terhadap pelaksanaan dan hasil ujicoba pembelajaran dengan pendekatan tematis dan terpadu berbasis seni, 3
mencari informasi mengenai kemudahan dan kesulitan instruktur atau pengelola sanggar, dan pihak warga belajar pada saat ujicoba model pembelajaran dengan
pendekatan tematis dan terpadu berbasis seni. Dalam pelaksanaan ujicoba, instruktur, pengelola sanggar, peserta didik secara penuh melaksanakan
pembelajaran secara aktif, sedangkan peneliti berperan sebagai monitor pelaksana pembelajaran.
4. Secara operasional langkah-langkah yang ditempuh: pertama, pihak sanggar
sebagai pengelola pembelajaran dan instruktur bersama dengan peneliti melaksanakan kegiatan persiapan eksperimen: program, waktu, media dan alat,
instruktur dan pembantu penyelenggara: seniman dan anggota diklat sebagai pemandu pembelajaran. Kemudian menyajikan garis besar kegiatan, teknik
memonitor pelaksanaan eksperimen dan menyusun instrument. Evaluasi eksperimen dilakukan melalui evaluasi pretest, pelaksanaan eksperimen, evaluasi
posttest dan mengolah data dengan membandingkan hasil pretest dan posttest.
C. Pemilihan Objek Penelitian