Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Menurut Peraturan

5. Aspek pencegahan dan penanganan Aspek ini meliputi 2 hal yaitu a Program pencegahan Pasal 57 b Pembentukan gugus tugas Pasal 58 6. Aspek kerjasama internasional dan peran serta masyarakat Dalam aspek ini berisikan tentang berbagai upaya dari pemerintah dengan mengadakan kerjasama internasional dalam menyelenggarakan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana perdagangan orang, dan aspek ini juga bercerita mengenai peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan korban tindak pidana perdagangan orang. Aspek terdapat dalam pasal 59 hingga 63 undang- undang Nomor 21 Tahun 2007 7. Aspek lain yang meliputi a Ketentuan umum Pasal 1 b Ketentuan peralihan Pasal 64 c Ketentuan penutup Pasal 65-67

C. Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Menurut Peraturan

Daerah Perda Nomor 6 Tahun 2004 Propinsi Sumatera Utara. Ada beberapa defenisi tentang trafficking in person perdagangan perempuan dan anak tetapi yang paling banyak diadopsi pengertiannya di Indonesia adalah:Trafficking in person adalah rekrutmen, transportasi,pemindahan, penyembunyian atau penerimaaan seseorang dengan ancaman atau menggunakan kekerasan atau bentuk-bentuk tekanan lain, penculikan, pemalsuan, penipuan atau pencurangan atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi yang retan ataupun penerimaanpemberian bayaran atau manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari Universitas Sumatera Utara orang yang memegang kendali atas orang tersebut, untuk dieksploitasi, minimalnya dieksploitasi untuk prostitusi atau bentuk-bentuk eksploitasi seksual lainnya, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktek-praktek yang menyerupainya, adopsi illegal atau pengambilan organ tubuh Masalah perdagangan perempuan dan anak sebenarnya sudah cukup lama berlangsung, namun belum menjadi perhatian yang serius. Kasus tersebut belakangan ini semakin merebak dan semakin tidak berkemanusiaan dalam bentuk-bentuk eksploitasi korban seperti perbudakan dan pengambilan organ tubuh. Tindakan ini jelas illegal dan melanggar hak-hak asasi manusia, disamping itu dampaknya sangat besar dan berjangka panjan, seperti gangguan fisik dan mental, rentan terhadap tindak kekerasan, kehamilan tidak dikehendaki, infeksi HIVAIDS dan penyakit-penyakit menular seksual lainnya. Mengingat rantai perdagangan orang ini panjang, kuat, terorganisir, lintas daerahnegara, maka upaya pemberantasannya memerlukan kebijakan, strategi dan program yang komperhensif, responsive gender, berbasis HAM dan faktor penyebab, terintegras, multisektor dan berkelanjutan. Trafficking merupakan perbudakan modern di Abad 21 banyak korban trafficking menderita dan dampak negatif dari kegiatan itu. Oleh karenanya harus dihapuskan karena : a Trafficking melanggar hak asasi manusia HAM b Trafficking untuk industri seks selain menimbulkan dampak kemanusiaan, biaya sosial maupun ekonomi yang tinggi, juga menyebarkan penyakit kelainan dan HIVAIDS. Universitas Sumatera Utara c Trafficking untuk tujuan pelacuran anak, merampas hak, merusak masa depan dan merusak SDM. d Trafficking sering terjadi karena dokumen imigrasinya tidak lengkap, dipalsukan, dirampas agen atau majikan, korbannya mendapat perlakuan hukuman. e Trafficking banyak memasukkan migrant yang kurang berkualitas f Perempuan dan anak adalah yang paling banyak menjadi korban trafficking, menjadikan mereka beresiko jelek,mengancam kualitas penerus bangsa . Pencegahan dan penanggulangan perdagangan perempuan dan anak ini harus melibatkan semua pihak : Pemerintah, keluarga dan lingkungan terdekat, masyarakat tokoh masyarakat,tokoh agama,tokoh adat, LSM, Ormas, Organisasi profesi, juga Lembaga Penyelenggara Negara lainnya legislatif dan yudikatif yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana dengan baik. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA