Desain Penelitian METODE PENELITIAN

Udi Utomo, 2015 PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bersepakat sumber belajar IPS dapat diambil atau bersumber dari isu- isu yang terjadi di sekitar kehidupan peserta didik. Pembelajaran IPS yang mengambil sumber belajar dari kehidupan sekitar lingkungan perserta didik akan bermanfaat bagi peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata. Peneliti dan guru mitra bersepakat menggunakan metode outdoor education sebagai cara untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa. Metode outdoor education dengan jenis kunjungan lapangan atau fieldtrip. Fieldtrip ini untuk mengamati secara langsung lokasi yang akan terkena dampak buruk kehadiran pabrik semen seperti sumber mata air dan goa. Metode outdoor education merupakan pembelajaran dengan menggunakan eksperimental learning yaitu pembelajaran dimana siswa merasakan langsung apa yang sedang dipelajari. Penelitian tindakan kelas ini, untuk mengkaji peningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan peserta didik untuk dapat mengantisipasi terhadap kehadiran pabrik semen di pegunungan Kendeng Utara.

2. Desain Penelitian

Desain Penelitian Tindakan Kelas PTK ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmaja, 2012, hlm. 66. Tahapan-tahapannya tiap siklus terdiri dari perencanaan plan, tindakan act, pengamatan observe dan refleksi reflect. Tindakan pada siklus berikutnya merupakan perbaikan dari refleksi tindakan sebelumnya. Bagan dari model spiral Kemmis dan Mc Taggart adalah sebagai berikut: Udi Utomo, 2015 PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Model spiral dari Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmaja, 2012, hlm. 66 Penjelasan yang peneliti lakukan dalam tahapan-tahapan model spiral Kemmis dan Mc Taggart 2012, sebagai berikut: a. Tahap perencanaan plan Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan tindakan pra penelitian dengan mengamati pembelajaran guru IPS di SMP N 2 Kayen. Hasil pengamatan peneliti menyimpulkan guru IPS belum menggunakan sumber belajar dari isu-isu yang ada di sekitar kehidupan peserta didik. Peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk memperbaiki pembelajaran IPS di SMP 2 Kayen. Peneliti dan guru mitra Bpk. H bersepakat untuk menjadikan dampak kehadiran pabrik semen di pegunungan Kendeng sebagai sumber belajar IPS. Pembelajarannya dengan metode outdoor education jenis fieldtrip. Udi Utomo, 2015 PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada perencanaan siklus satu, peneliti dan guru mitra mengidentifikasi untuk merencanakan desain pembelajaran dari hasil pengamatan pra penelitian. Pada siklus I ini, peneliti dan guru mitra bersepakat untuk memfokuskan mengukur pada aspek pengetahuan. Peneliti dan guru mitra merencanakan pembuatan silabus, RPP, instrument tes untuk mengukur pengetahuan siswa dan lembar pengamatan guru mitra. Pada Siklus satu ini, terdiri dari empat tindakan. Perencanaan Tindakan satu Siklus satu berdasar hasil pengamatan pra tindakan. Perencanaan Tindakan dua Siklus satu berdasar evaluasi Tindakan satu. Perencanaan Tindakan tiga Siklus satu berdasar evaluasi Tindakan dua. Perencanaan Tindakan empat Siklus satu berdasar evaluasi Tindakan tiga. Pada Siklus tiga, peneliti dan guru mitra merencanakan pembuatan silabus, RPP, instrumen wawancara untuk mengukur pengetahuan siswa dan lembar pengamatan guru mitra. Peneliti dan guru mitra bersepakat Siklus dua untuk memfokuskan pada aspek kesadaran. Pengukuran untuk aspek kesadaran menggunakan instrumen wawancara. Siklus dua terdiri dari tiga tindakan. Perencanaan Tindakan satu Siklus tiga berdasar hasil pengamatan pra tindakan. Perencanaan Tindakan dua Siklus dua berdasar evaluasi Tindakan satu. Perencanaan Tindakan tiga Siklus dua berdasar evaluasi Tindakan dua. Pada Siklus tiga, peneliti dan guru mitra merencanakan pembuatan silabus, RPP, instrumen pengamatan untuk mengukur keterampilan siswa dan lembar pengamatan guru mitra. Peneliti dan guru mitra bersepakat pada Siklus tiga untuk memfokuskan pada aspek keterampilan. Pengukuran untuk aspek keterampilan menggunakan pengamatan observasi. Siklus tiga terdiri dari tiga tindakan. Perencanaan Tindakan satu Siklus tiga berdasar hasil pengamatan pra tindakan. Perencanaan Tindakan dua Siklus tiga Udi Utomo, 2015 PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berdasar evaluasi Tindakan satu. Perencanaan Tindakan tiga Siklus tiga berdasar evaluasi Tindakan dua. b. Tahap pelaksanaan action Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran seperti yang telah direncanakan dengan guru mitra. Guru mitra mengamati pembelajaran yang peneliti lakukan. Pada tahap pelaksanaan terdiri dari tiga Siklus. Siklus satu dengan empat tindakan dengan dua tindakan pembelajaran di dalam kelas dengan metode diskusi dan dua tindakan dengan fieldtrip. Pelaksanaan Siklus dua dengan tiga tindakan dalam kelas dengan metode diskusi. Pelaksanaan Siklus tiga dengan tiga tindakan, dua dalam kelas dengan metode diskusi dan satu tindakan dengan fieldtrip. c. Tahap pengamatan observe Tahap pengamatan berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pada tahap pengamatan, guru mitra Bpk. H melakukan pengamatan terbuka. Guru mitra mengamati semua kejadian yang berlangsung selama tahap pelaksanaan. Guru mengamati jalannya pembelajaran berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat. Guru mitra mengamati perubahan yang terjadi berdasarkan rencana yang dibuat dan dampaknya terhadap proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Data yang dikumpulkan berupa data hasil tes pengetahuan, hasil wawancara, pengamatan dan catatan lapangan serta dokumentasi kegiatan guru dan siswa. d. Tahap refleksi reflect Pada tahap refleksi, peneliti dan guru mitra Bpk H. mengkaji data hasil pengamatan. Data pengamatan menjadi diskusi balikan antara peneliti dan guru mitra. Data yang diperoleh kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis dan disintesis. Pada proses pengkajian data ini peneliti meminta Udi Utomo, 2015 PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bantuan guru senior lainnya selain guru mitra dalam membantu peneliti agar lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Proses refleksi ini mempunyai peran penting untuk menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Refleksi yang tajam dan terpercaya merupakan suatu masukan yang berharga untuk menentukan langkah tindakan pada siklus selanjutnya. B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati. SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati yang mempunayai visi “Unggul Dalam Prestasi, Santun dalam Perilaku” ini terletak 14 KM di sebelah selatan Kota Pati. Letaknya di pinggir jalan utama antara Kabupaten Pati-Kabupaten Purwodadi. SMP Negeri 2 Kayen memiliki jumlah guru 44 orang terdiri dari guru PNS 39 orang dan guru tidak tetap empat orang dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 41 orang dan S2 sebanyak tiga orang. Tenaga tata usaha sebanyak lima orang, tukang kebun dua orang dan penjaga malam dua orang. Jumlah siswa SMP Negeri 2 Kayen Tahun Pelajaran 20142015 sebanyak 703 anak dengan jumlah rombongan belajar 24 kelas. Siswa laki- laki sebanyak 388 anak dan siswa perempuan 315 anak. Asal tempat tinggal siswa SMP Negeri 2 Kayen dari empat kecamatan yaitu Kecamatan Kayen, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Tambakromo dan Kecamatan Gabus. Kecamatan-kecematan tersebut kecuali Kecamatan Gabus terletak berbatasan langsung atau berada di kaki pegunungan Kendeng. Siswa SMP Negeri 2 Kayen bahkan ada yang tempat tinggalnya di desa yang letaknya di perbukitan pegunungan Kendeng seperti desa Beketel dan desa Gadudero. Latar belakang pendidikan orang tua siswa SMP Negeri 2 Kayen terbanyak lulusan SMP sebesar 51.7 . Dari latar belakang pendidikan orang tua siswa SMP Negeri 2 Kayen mayoritas hanya berpendidikan Udi Utomo, 2015 PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dasar dan menengah. Pekerjaan orang tua siswa SMP Negeri 2 Kayen terbanyak sebagai petani yaitu sebesar 66.9 . Kecamatan Kayen dan sekitarnya masih memiliki lahan persawahan yang luas. Petani dapat menanami sawahnya dua kali setahun dengan irigasi persawahan yang baik. Pendapatan orang tua siswa SMP Negeri 2 Kayen terbanyak masih berpenghasilan di bawah Rp. 1.000.000,- dan hanya sebesar 3.8 yang berpenghasilan di atas Rp. 1.000.000,-. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti memilih kelas VII H. Jumlah siswa kelas VII sebanyak 24 orang dengan jumlah siswa perempuan 10 anak dan jumlah anak laki-laki sebanyak 14 anak. Siswa SMP N 2 Kayen secara umum merata kemampuannya. Pemilihan kelas VII H sebagai subjek dalam penelitian ini, karena, pertama, alasan banyak dari siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Kayen bertempat tinggal di desa-desa yang berada di dekat atau di kaki pegunungan Kendeng. Kelompok masyarakat Kecamatan Kayen yang akan terkena langsung dampak perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen. Kedua alasan teknis yaitu hanya kelas VII H yang jadwal pembelajarannya pada jam pertama jam 07.00-08.00. Sedang kelas VII A – VIII G jadwal jam pelajaran IPS pada jam terakhir 11.40-12.50. Peneliti memilih waktu pada jam pelajaran pagi hari karena berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilakukan di luar ruangan kelas outdoor. Peneliti mempertimbangkan kalau pembelajaran di luar ruangan sudah pada jam siang hari dikhawatirkan anak-anak merasakan kepanasan yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan seperti dehadrasi atau pingsan. Berdasar pertimbangan-pertimbangan tersebut peneliti memilih kelas VII H sebagai subjek dalam penelitian tindakan kelas ini. D. Teknik Pengumpulan Data Udi Utomo, 2015 PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Teknik pengumpulan data adalah hal yang sangat penting dalam penelitian karena tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dokumentasi, wawancara dan lembar kerja kelompok. Untuk memperjelas pemetaan teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini, dijelaskan dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1. Teknik dan instrumen pengumpulan data Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen Pengetahuan Head Tes Uraian Lembar Kerja Siswa Observasi Catatan lapangan Kesadaran Hearth Observasi Lembar observasi Observasi Catatan Lapangan Wawancara Pedoman wawancara Keterampilan Hand Observasi Lembar observasi Observasi Catatan lapangan Instrumen dan teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, dijelaskan secara lebih terpernci sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah instrumen dalam teknik pengumpulan data, dimana peneliti lebih banyak menggunakan salah satu panca inderanya yaitu indra penglihatan. Sedangkan menurut Marshall sebagaimana dikutip Sugiyono 2010, hlm. 64 bahwa “throught observation, the researcher learn about behavior and he meaning attached to those behavior ”. Seorang peneliti menggunakan observasi untuk mempelajari perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran dapat meningkatkan kecerdasan ekologis siswa. Observasi dilakukan dengan menilai kompetensi kecerdasan ekologis untuk aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan. Dengan bantuan observasi, observer akan mengamati dan memberi penilaian penguasaan siswa tiap aspek dalam kompetensi kecerdasan ekologis. Udi Utomo, 2015 PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tes Tes merupakan metode pengumpulan data dengan jalan memberikan tes kepada responden sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan. Tes semacam ini dinamakan tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa terkait aspek pengetahuan. Tes ini akan diberikan pada Siklus satu. 3. Wawancara Wawancara sebagaimana yang dipaparkan Denzin dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 117 merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara dilakukan untuk mencari keterangan terkait data yang diperlukan peneliti untuk mendukung penelitiannya. Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada siswa untuk mengumpulkan data-data mengenai sikap siswa terhadap antisipasi dampak buruk kehadiran pabrik semen. Selain itu, dalam mengukur aspek kesadaran, peneliti menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui gambaran umum penguasaan sikap siswa mengenai kecerdasan ekologis. 4. Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja kelompok siswa merupakan rubrik yang digunakan sebagai bahan diskusi kelompok. Lembar Kerja Siswa tersebut berisi segala catatan siswa pada saat melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran yang dikemas peneliti dengan beberapa pertanyaan yang disusun berdasarkan indikator- indikator kompetensi kecerdasan ekologis yang akan dicapai. Udi Utomo, 2015 PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Instrumen-instrumen pengumpulan data diatas, dikembangkan dengan berpedoman pada indikator-indikator pencapaian aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan kompetensi kecerdasan ekologis dalam mengantisipasi dampak perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen, yang dikaitkan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Indikator dengan memodifikasi dari lima praktek untuk meningkatkan kecerdasan ecologis dari Center for Ecoliteracy. Secara lebih terperinci keterkaitan dan pengembangan indikator-indikator tersebut, disajikan dalam tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian Tujuan Aspek Variabel Sub variabel Indikator Ketercapaian Teknik pengumpu lan data Peningkatan kecerdasan ekologis siswa Pengetahuan Head

1. Mengemban