3.2. Alat dan Bahan Penelitian
22 3.2.1. Alat
22 3.2.2. Bahan-bahan
23 3.3.
Prosedur Penelitian 23
3.3.1. Preparasi Sampel 23
3.3.2. Ekstraksi Daun Ranti Hitam Solanum blumei 24
3.3.3. Pembuatan Media Selektif Agar 24
3.3.4. Peremajaan Bakteri 24
3.3.5. Uji Sumur Difusi 25
3.4. Diagram Alir Penelitian 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 30
4.1.
Hasil 30
4.1.1. Preparasi Sampel 30
4.1.2. Ekstraksi Daun Ranti Hitam Solanum blumei 30
4.1.3. Uji Aktivitas Antibakteri 31
4.1.3.1. Pembuatan Media Selektif Agar 31
4.1.3.2. Peremajaan Bakteri 32
4.1.3.3. Uji Sumur Difusi 32
4.2. Pembahasan 33
4.2.1. Preparasi Sampel 33
4.2.2. Ekstraksi Daun Ranti Hitam Solanum blumei 34
4.2.3. Pembuatan Media Selektif Agar 34
4.2.4. Uji Sumur Difusi 35
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 43
5.1. Kesimpulan 43 5.2.
Saran 44
DAFTAR PUSTAKA 45 Daftar Lampiran 48
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Alat-alat Penelitian
22 Table 3.2. Bahan-bahan Penelitian
23 Table 4.1.1. Perubahan Sampel Sebelum dan Sesudah Dikeringkan
30 Tabel 4.1.2. Rendemen bb Ekstraksi Daun Ranti Hitam Solanum blumei
Nees ex Blume 30 Tabel 4.1.3. Warna Ekstrak dari Masing-masing Pelarut
31 Tabel 4.1.4. Diameter Daya Hambat Ekstrak Daun Ranti Hitam
Solanum blumei Nees ex Blume Terhadap Salmonella typhimurium
33 Tabel 4.2.1. Potensi Ekstrak Daun Ranti Hitam Solanum blumei Nees ex
Blume Terhadap Kloramfenikol 39
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Tumbuhan Ranti Hitam dari Daerah Kuta Nangka, Kec. Tanah Pinem, Kab. Dairi
6 Gambar 2.2.
Struktur Kimia α-Solanine, solasonine, solamargine,
α-chaconine, diosgenin dan tigogenin 9
Gambar 2.3. Struktur Sel Bakteri 13
Gambar 2.4. Salmonella typhimurium 14
Gambar 2.5. Piridin 19
Gambar 2.6. Kerangka Dasar Senyawa Flavonoida 20
Gambar 2.7. Sapogenin Triterpenoida 21
Gambar 2.8. Skualena dan Ursana 21
Gambar 4.1.1. Media Salmonella Shigella Agar SSA 31
Gambar 4.1.2. Bakteri Salmonella typhimurium yang remaja 32
Gambar 4.2.1. Grafik Zona bening ekstrak terhadap Salmonella typhimurium selama 24 jam
36 Gambar 4.2.2. Zona bening ekstrak daun ranti hitam Solanum blumei Nees ex
Blume, pelarut dan kloramfenikol terhadap Salmonella typhimurium selama 24 jam
38 Gambar 4.2.2. Mekanisme kerja ekstrak terhadap bakteri Salmonella
typhimurium 39
DAFTAR LAMPIRAN
halaman 1.
Dokumentasi penelitian 48
2. Perhitungan Potensi Daya Hambat Ekstrak Daun Ranti Hitam
Solanum blumei Nees ex Blume Dibandingkan dengan Kloramfenikol 51
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada akhir-akhir ini peternak ayam di Indonesia banyak mengalami kerugian akibat ayam yang mati karena penyakit tertentu. Salah satu penyebab
kematian ayam peternak adalah akibat infeksi bakteri Salmonella typhimurium. Salah satu usaha peternak untuk mencegah infeksi bakteri adalah dengan
menggunakan antibiotik. Selain untuk mencegah infeksi penyakit, antibiotik juga digunakan untuk pemacu pertumbuhan pada peternakan ayam pedaging. United
Stated of Drug Administration USDA menetapkan kadar antibiotik yang diperbolehkan untuk pencegahan sebesar 200 g per ton pakan. Penggunaan
antibiotik ini telah menjadi kontroversi sejak beberapa tahun ini karena dapat menimbulkan residu dan resistansi Hileman dan Washington, 1999. Antibiotik
dapat meninggalkan residu pada daging ayam yang dapat membahayakan konsumen. Hasil penelitian Wiryawan, Suharti, dan Bintang 2005, bahwa di
daerah Jabotabek, 85 daging ayam dan 37 hati ayam mengandung residu antibiotik. Penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menyebabkan
resistansi bakteri. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari antibakteri alami dari
berbagai tanaman obat. Hasil penelitian Pratiwi 2008 bahwa tepung daun jarak dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. Hasil penelitian Rahmawati
2008 bahwa ekstrak daun miana memiliki aktivitas paling besar terhadap bakteri S. aureus dan S. epidemidis. Aktivitas fraksi aseton lebih besar lebih besar dari
fraksi air dan fraksi n heksan. Hasil penelitian Wiryawan, Suharti, dan Bintang 2005, bahwa ekstrak bawang Putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Salmonella typhymorium. Salah satu tanaman obat yang banyak dijumpai di daerah Karo dan Dairi
adalah ranti hitam Solanum blumei Nees ex Blume . Solanum blumei Nees ex Blume banyak digunakan oleh masyarakat daerah Karo dan Dairi sebagai tanaman
obat, antara lain obat sakit pinggang, telinga berair, demam, dan obat perut langgum = bahasa Karo. Ranti hitam Solanum blumei Nees ex Blume adalah
tanaman yang termasuk family Solanacae. Salah satu tanaman yang termasuk satu family dengan Solanum blumei Nees ex Blume adalah Solanum nigrum L. Hasil
penelitian Sridhar, Josthna, dan Naidu 2011, ekstrak Solanum nigrum L mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Bacillus subtilis, Staphyloceus aerus,
E.coli. Hasil uji secara in vitro oleh Parameswari, Sudheer, dan Kishori 2012, ekstrak etanol dan ekstrak methanol Solanum nigrum L menunjukkan aktivitas
penghambatan terhadap strain bakteri Bacillus subtilis, Eschericia coli, Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa. Tetapi belum ada dilakukan penelitian
aktivitas antibakteri terhadap Solanum blumei Nees ex Blume. Tanaman obat umumnya mengandung senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekunder seperti
alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, kumarin dan lain-lain yang dapat di ekstraksi dengan berbagai pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya. Berdasarkan
hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang aktivitas antibakteri ekstrak daun ranti hitam Solanum blumei Nees ex Blume terhadap
Salmonella typhimurium dengan judul ,
“ Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ranti Hitam Solanum blumei Nees ex Blume Terhadap Salmonella
typhimurium”. 1.2.
Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1.
Apakah ekstrak daun ranti hitam Solanum blumei Nees ex Blume mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhimurium?
2. Ekstrak manakah dari daun ranti hitam Solanum blumei Nees ex Blume
yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhimurium?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun ranti hitam terhadap Salmonella typhimurium