Pengertian Pengawasan Konsep Pengawasan Mutu

8

2.2 Pengertian Perusahaan

Dikemukakan oleh Irawan 1997, perusahaan adalah setiap kegiatan yang menghasilkan, mendistribusikan atau menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kegiatan perusahaan diukur dalam arti uang dan laba merupakan ukuran keberhasilan perusahaan. Sifat yang penting bagi perusahaan adalah bahwa itu dimiliki dan diawasi sebagai satu unit, meskipun terdiri atas bermacam-macam bagian dan letaknya tersebar. Perseroan Terbatas PT adalah persekutuan dari beberapa orang untuk menyelenggarakan suatu usaha yang modalnya berasal dari saham-saham yang dimiliki oleh para anggota. Setiap anggota bergantung pada besar kecilnya saham yang dimiliki atau modal yang disetorkan, begitu juga besar kecilnya resiko yang harus ditanggung Fitriani, 2007.

2.3 Pengertian Pengawasan

Dinyatakan oleh Assauri 1999, pengawasan adalah kegiatan dan pengendalian atas kegiatan yang telah ada dan sedang dilakukan agar kegiatan- kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan dan direncanakan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan pengawasan merupakan penilaian terhadap kegiatan yang membandingkan hasil pekerjaan dengan rencana dan mengadakan perbaikan bila tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya atau bila ditemukan terjadi penyimpangan maka dapat diambil langkah-langkah untuk melakukan tindakan perbaikan serta penyempurnaan. Disebutkan oleh Assauri 1999, tujuan pengawasan yang dilakukan untuk mengetahui: 1 apakah segala sesuatu telah terlaksana seperti rencana yang ditetapkan sebelumnya; 2 kelemahan-kelemahan dan kesulitan-kesulitan agar 9 dapat dilakukan perbaikan sehingga tidak terulang lagi dimasa yang akan datang; dan 3 apakah segala sesuatu telah berjalan dengan efisien.

2.4 Pengertian Mutu

Dijelaskan oleh Assauri 1999, arti mutu dapat berbeda-beda tergantung pada rangkaian perkataan atau kalimat dimana istilah mutu ini digunakan dan orang yang mempergunakannya. Istilah mutu dalam perusahaan pabrik, diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan. Kenyataannya, apabila pada barang tidak terdapat kesesuaian akan tujuan yang diinginkan dari penggunaan barang tersebut, maka biasanya konsumen akan pindah membeli barang merek lain di pasar. Dinyatakan oleh Juran 1995, makna dari mutu, diantaranya: 1 mutu adalah keistimewaan suatu produk yang menjawab kebutuhan konsumen; 2 mutu adalah bebas dari cacat atau defisiensi; dan 3 mutu adalah kesesuaian dengan tujuan penggunaan. Mutu diartikan sebagai konsistensi peningkatan, perbaikan dan penurunan variasi karakteristik suatu produk yang dihasilkan agar memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan Gasperz, 2005. Mutu pada dasarnya adalah kreasi dan inovasi berkelanjutan yang dilakukan untuk menyediakan produk yang memenuhi atau melampaui harapan para pelanggan dalam usaha untuk terus memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Dalam upaya menghasilkan keluaran yang memenuhi spesifikasi mutu dari konsumen, penyebab penyimpangan harus ditemukan sejak awal dan produk harus diselesaikan dengan baik sejak pertama kali dikerjakan Haming dan 10 Mahfud, 2007. Maksudnya, apabila suatu kesalahan dibuat pertama kali tidak ditemukan atau diperbaiki setelah ditemukan, maka pada produksi berikutnya akan menimbulkan masalah yang lebih banyak. Produk bermutu harus dihasilkan pada produksi pertama, dan jika terdapat kesalahan maka harus ditemukan dan dikoreksi saat itu juga sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih banyak.

2.4.1 Pentingnya mutu bagi perusahaan

Dikatakan oleh Dorothea 1999, pentingnya mutu bagi suatu perusahaan sebagai berikut. 1. Reputasi perusahaan Perusahaan yang telah menghasilkan suatu produk yang bermutu akan mendapat predikat sebagai organisasi yang mengutamakan mutu. Reputasi yang baik akan membuat perusahaan dikenal dan dipercaya oleh masyarakat. 2. Penurunan biaya Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi untuk menghasilkan produk yang bermutu. Hal ini disebabkan karena perusahaan berorientasi pada costumer satisfaction, yaitu dengan mendasarkan jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal tersebut akan menyebabkan tidak ada pemborosan yang terjadi yang harus dibayar mahal oleh perusahaan. Tujuannya agar quality has no cost dapat dicapai dengan tidak menghasilkan produk yang tidak dibutuhkan pelanggan. 3. Peningkatan pangsa pasar Pangsa pasar akan meningkat bila minimasi biaya tercapai, sehingga harga dapat ditekan walau mutu tetap menjadi yang utama. Hal ini yang mendorong konsumen untuk terus membeli produk sehingga pangsa pasar meningkat. 11 4. Pertanggungjawaban produk Semakin meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, maka perusahaan akan semakin bertanggung jawab terhadap desain, proses, dan pendistribusian produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Selain itu, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk memberikan jaminan terhadap produk yang ditawarkan. 5. Dampak internasional Bila perusahaan mampu menawarkan produk yang bermutu, maka selain dapat diterima di pasar lokal, produk yang ditawarkan juga akan dikenal dan dapat diterima di pasar internasional. 6. Penampilan produk Mutu yang baik akan membuat produk dikenal, yang berdampak pada perusahaan semakin dikenal, dipercaya dan dihargai masyarakat. Fanatisme tertentu timbul dari para konsumen terhadap produk yang ditawarkan. 7. Mutu yang dirasakan Total quality merupakan suatu pendekatan untuk melaksanakan bisnis yang berusaha memaksimalkan persaingan organisasi melalui perbaikan secara menyeluruh dalam mutu produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan.

2.4.2 Dimensi mutu produk

Dikemukakan oleh Prawirosentono 2004, sifat khas mutu suatu produk yang handal harus mempunyai multi dimensi, karena harus memberi kepuasan dan manfaat bagi konsumen melalui berbagai cara. Setiap produk harus mempunyai ukuran, warna dan bentuk yang menarik agar mudah dicari oleh 12 konsumen sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga terdapat spesifikasi untuk setiap produk. Dijelaskan oleh Dorothea, 1999, terdapat delapan dimensi mutu untuk industri manufaktur. Delapan dimensi mutu tersebut sebagai berikut. 1. Kinerja, adalah kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk. 2. Keistimewaan, adalah ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan. 3. Kepercayaan, adalah kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena kemungkinan rusaknya rendah. 4. Kesesuaian, adalah kesesuaian produk dengan syarat tertentu atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang ditetapkan. 5. Waktu, adalah tingkat keawetan produk atau lama umur produk. 6. Perbaikan, adalah kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau kemudahan memperoleh komponen produk tersebut. 7. Sifat khas, adalah keindahan atau daya tarik produk tersebut. 8. Persepsi, adalah fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu karena citra atau reputasi produk tersebut.

2.5 Konsep Pengawasan Mutu

Dinyatakan oleh Assauri 1999, pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu produk yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. 13 Diuraikan oleh Gasperz 2005, pengawasan mutu merupakan teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi standar kualitas yang diharapkan. Pengawasan mutu produk diperlukan untuk menekan atau mengurangi volume kesalahan serta untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan mutu sesuai standar. Pengawasan mutu dengan semaksimal mungkin akan memberikan kepuasan dan kepercayaan kepada konsumen yang akan terus menggunakan produk tersebut. Segala proses produksi yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, tentu tidak semua barang hasil akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tindakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengurangi kerugian karena kerusakan tidak hanya terbatas pada pemeriksaan akhir saja, tetapi dapat dilakukan pada saat proses sedang berlangsung. Secara garis besar, pengawasan mutu dapat diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu pengawasan mutu bahan baku, pengawasan dalam proses pengolahan, dan pengawasan mutu produk akhir Prawirosentono, 2004 Disebutkan oleh Assauri 1999, secara terperinci dapatlah dikatakan bahwa tujuan dari pengawasan mutu diantaranya: 1 agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan; 2 mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin; 3 mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dapat menjadi sekecil mungkin; dan 4 mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin. Tujuan utama dari pengawasan mutu untuk menjaga kepuasan pelanggan. Keuntungan dari pengawasan mutu adalah meningkatkan kualitas desain produk, meningkatkan aliran produksi, meningkatkan moral dan kesadaran tenaga kerja 14 mengenai kualitas, meningkatkan pelayanan produk, dan memperluas pangsa pasar Feingenbaum, 1992.

2.6 Statistical Quality Control SQC