1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur memiliki tujuan ekonomis. Tujuan ekonomis berkenaan dengan upaya perusahaan
untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya Sumayang, 2003. Perusahaan berupaya menciptakan laba, menarik minat pelanggan, dan
menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan, kualitas, harga,
kuantitas, waktu pelayanan, kegunaan produk, dan sebagainya. Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan tersebut adalah persaingan di dunia usaha
yang semakin ketat. Semakin ketatnya persaingan di era globalisasi menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk berkompetisi dengan perusahaan lain di dalam
industri yang sama. Tidak hanya cukup dengan memberikan kualitas pelayanan terbaik akan tetapi kualitas barang atau jasa yang ditawarkan juga harus
memberikan jaminan mutu agar mampu memenuhi tuntutan konsumen sehingga bisa mengungguli produk yang dihasilkan oleh pesaing Ilham, 2012. Tidak dapat
dipungkiri bahwa disisi lain konsumen semakin selektif dalam memilih sebuah produk barang atau jasa yang diminati.
Mutu produk yang selalu dalam keadaan baik akan menyebabkan kepuasaan konsumen tetap terjaga terhadap produk yang didistribusikan dan
keuntungan yang diinginkan tercapai serta image perusahaan akan baik dimata konsumen Ihikawa, 1989. Seringkali terjadi ketidakpuasan konsumen terhadap
suatu produk karena mutu yang dihasilkan lebih rendah daripada standar yang ditetapkan, meskipun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik. Kesalahan-
2 kesalahan pada proses produksi mengakibatkan produk tidak sesuai dengan
standar yang ditetapkan atau dengan kata lain produk yang dihasilkan mengalami kerusakan dan merupakan salah satu faktor penurunan kualitas suatu produk.
Kacang mete dipilih karena keunggulan yang dimiliki kacang mete lebih banyak dibandingkan dengan kacang lainnya. Contohnya, bentuk kacang mete
yang unik menyerupai bulan sabit berbeda dengan bentuk kacang umumnya, k
acang mete mengandung lebih sedikit lemak jenuh dibanding kacang lain seperti almond dan kenari
serta k acang mete tidak mengandung kolesterol, sehingga
sangat baik dikonsumsi oleh seseorang yang mempunyai riwayat sakit jantung. PT East Indo Fair Trading merupakan salah satu perusahaan pengolahan
kacang mete di Bali yang memproduksi kacang mete sejak tahun 2012.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi olahan kacang mete dengan jenis produk yang dipasarkan yaitu kacang mete dengan merek East Bali Cashews.
Pemasaran produk ditargetkan untuk pasar domestik dan internasional. Saat ini, untuk pasar domestik produk sudah dipasarkan di supermarket, hotel, restoran,
dan cafe di wilayah Bali, sedangkan untuk pasar internasional produk sudah diekspor hingga ke Hongkong, Australia, Amerika, dan Singapura.
Mutu produk merupakan salah satu faktor penting yang harus dijaga oleh PT East Indo Fair Trading untuk menjaga daya saing dan loyalitas konsumen
mereka. Perusahaan telah menerapkan manajemen mutu yang baik dan sesuai dengan pedoman standar mutu yang berlaku. Pengawasan mutu telah dilakukan
oleh perusahaan untuk dapat menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Kenyataannya masih ditemukan kerusakan pada
produk olahan kacang mete. Jumlah kerusakan produk dilihat pada Tabel 1.1
3 Tabel 1.1
Jumlah Produksi dan Jumlah Kerusakan Produk Olahan Kacang Mete di PT East Indo Fair Trading Periode Januari s.d Desember 2014
Bulan Produksi kg
Kerusakan produk kg Januari
25.550 573
Februari 27.350
612 Maret
16.700 367
April 18.600
480 Mei
16.700 370
Juni 35.650
865 Juli
36.400 1.022
Agustus 45.800
1.340 September
32.950 802
Oktober 25.600
580 November
35.600 992
Desember 20.300
457 Jumlah
337.200 8.460
Sumber: PT East Indo Fair Trading 2015 Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa produksi olahan kacang mete
dan kerusakan produk selama tahun 2014 pada PT East Indo Fair Trading masih mengalami fluktuasi. Total produksi olahan kacang mete selama tahun 2014
sebesar 337.200 kg dengan produksi terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 45.800 kg dan produksi terendah terjadi pada bulan Maret dan Mei yaitu
sebesar 16.700 kg. Produksi dilakukan menyesuaikan dengan situasi kunjungan wisatawan ke Bali. Biasanya pada bulan Agustus s.d Desember produksi lebih
tinggi karena permintaan terhadap produk semakin banyak. Pada Tabel 1.1, produksi bulan Desember tahun 2014 mengalami penurunan, karena adanya
pengawasan khusus untuk mengurangi kerusakan dan perubahan design kemasan pada produk yang mempengaruhi penjualan.
Total kerusakan produk selama tahun 2014 sebesar 8.460 kg dengan kerusakan terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 1.340 kg dan
kerusakan terendah terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 367 kg. Kerusakan sedikit karena produksi yang sedikit berdampak pada keuntungan yang di
4 dapatkan perusahaan, karena biaya produksi yang banyak tidak sebanding dengan
keuntungan yang didapat, begitu sebaliknya, jika kerusakan besar dengan produksi yang besar maka kentungan yang didapat harus digunakan untuk
menggantikan kerusakan yang dialami perusahaan. Perlu adanya kebijakan dan tindakan dari permasalahan tersebut yang bertujuan untuk menjaga kualitas
produk yang dihasilkan dan menjaga produksi tetap stabil. Data kerusakan pada Tabel 1.1 merupakan data kerusakan olahan kacang
mete dalam bentuk setengah jadi raw yang nantinya akan dikemas dalam kemasan berukuran satu kilogram. Brand dari produk yang dihasilkan PT East
Indo Fair Trading adalah east bali cashew. Kriteria kerusakan olahan kacang mete seperti warna kecokelatan, bentuk tidak utuh, dan ukuran tidak sesuai standar.
Kerusakan produk tentunya sangat merugikan perusahaan karena produk yang rusak harus digantikan dan untuk penggantian tersebut perusahaan harus
mengeluarkan biaya tambahan. Mutu produk yang rendah akan mempengaruhi keuntungan perusahaan karena daya saing produk di pasaran tidak maksimal.
Meminimalisasikan kerugian
akibat terjadinya
ketidaksesuaian pengawasan mutu pada perusahaan yang disebabkan oleh adanya permasalahan
tersebut, maka perlu diterapkannya analisis pengawasan mutu. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji mengenai pengawasan mutu pada
perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah