Identifikasi Bakteri Metode Pengecatan Gram Uji Biokimiawi

4

4. Identifikasi Bakteri

a. Pewarnaan bakteri

Suspensi bakteri diambil sebanyak 1 ujung mata ose, diratakan pada gelas obyek yang telah dibebaslemakkan dengan dipanasi diatas nyala bunsen sampai kering, ditetesi formalin 1 didiamkan 5 menit, dikeringkan lagi dan preparat siap dicat. Preparat yang telah siap dicat digenangi cat gram A 1–3 menit, kemudian digenangi cat gram B 0,5–1 menit, cat kemudian dibuang dan dicuci dengan air. Kemudian ditetesi cat gram C sampai warna cat dilunturkan, kemudian preparat digenangi cat gram D 1–2 menit, dicuci dan dikeringkan dalam suhu kamar. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x dengan bantuan minyak imersi.

b. Uji biokimiawi

Bakteri Salmonella typhi yang telah dibiakkan ditanam pada media KIA, LIA, dan MIO. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Analisis hasil dilakukan berdasarkan karakteristik bakteri Salmonella typhi terhadap media tersebut.

5. Uji Aktivitas Antibakteri

a. Sterilisasi alat dan bahan

Alat gelas yaitu cawan petri, tabung reaksi, pipet volume, labu takar, tabung reaksi dicuci sampai bersih, dikeringkan, dibungkus kertas, kemudian dimasukkan dalam oven pada 175°C selama 90-120 menit. Alat dan bahan yang tidak tahan pemanasan kering yaitu yellow tips, blue tips, pipet tetes, dan media disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 20 menit. Setelah disterilkan alat langsung dipakai atau disimpan dalam keadaan tertutup rapat, untuk media yang tidak langsung digunakan, disimpan pada suhu 4°C.

b. Pembuatan media

Bahan yang digunakan telah tersedia dipasaran dalam bentuk kemasan. Pembuatan media sesuai dengan instruksi pada kemasan tersebut. Jumlah bahan yang ditimbang untuk tiap liter yaitu media MH 38 gram, BHI 37 gram. Kemudian disterilisasi dengan autoklaf 121°C selama 20 menit, dituang pada cawan petri, didiamkan pada suhu kamar sampai memadat. Media yang tidak langsung digunakan disimpan pada suhu 4°C dalam lemari es.

c. Pembiakan bakteri

Satu mata ose dari stok bakteri Salmonella typhi digoreskan secara streak plate pada media MH padat, diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Setelah koloni bakteri Salmonella typhi tumbuh, disimpan pada suhu 4°C dalam almari es. 5

d. Pembuatan suspensi bakteri

Sebanyak 3–5 koloni bakteri diambil dari stok bakteri 24 jam pada agar, kemudian disuspensikan dalam 5 mL media BHI, diinkubasi pada suhu 37°C selama 2–6 jam. Mc. Farland 1,5x10 8 CFUmL digunakan sebagai standar untuk menyamakan kekeruhan suspensi bakteri. Suspensi yang lebih keruh dari standar ditambah dengan larutan salin. Setelah sesuai dengan standar, suspensi bakteri diambil 300 µL setiap pengujian.

e. Uji sensitivitas bakteri

Sebanyak 300 µL suspensi bakteri setara 1,5x10 8 CFUmL ditanam pada cawan berisi media MH, diratakan dengan spreader glass, kemudian disk antibiotik ampisilin, amikasin, amoksisilin, eritromisin, gentamisin, kloramfenikol, sefalotin, streptomisin, tertrasiklin, trimetoprim-sulfamatoksazol diletakkan diatas permukaan media yang telah diinokulasi bakteri. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Selanjutnya diukur diameter zona hambat masing-masing antibiotik.

f. Pembuatan seri konsentrasi minyak atsiri daun kemangi

Pelarut yang tepat diperlukan untuk melarutkan minyak atsiri kemangi, sehingga dilakukan uji kelarutan dan sensitivitas bakteri terhadap pelarut yaitu PEG, CMC Na, tween, DMSO, span, gliseril, propilen glikol, kloroform, n-heksan, dan etil asetat. Seri konsentrasi minyak atsiri kemangi yang dibuat yaitu 2,5 ; 5 ; 7,5 ; 10 ; 15 ; 25 ; 35 ; 45 dengan melarutkan 12,5 µL ; 25 µL ; 37,5 µL ; 50 µL ; 75 µL ; 125 µL ; 175 µL ; 225 µL minyak atsiri murni dalam 0,5 mL etil asetat.

g. Uji aktivitas antibakteri metode difusi

Sebanyak 20 mL media MH dimasukkan dalam cawan petri steril, didiamkan kurang lebih 30 menit sampai keras. Diambil 300 µL suspensi bakteri setara dengan 1,5x10 8 CFUmL, dimasukkan dalam media MH, dan diratakan dengan spreader glass steril pada permukaan media MH, didiamkan 3-15 menit sebelum penanaman disk. Disk ditempatkan menggunakan pinset steril. Kedua disk ditempatkan sejajar dengan mengukur jarak yang sama dengan jumlah diameter zona radikal minyak atsiri dan antibiotik. Setiap disk ditekan untuk memastikan kontak yang sempurna dengan permukaan agar. Kemudian diinkubasi pada suhu 35°C ± 2°C selama 16-18 jam dalam inkubator. Cawan petri dibalik dan jangan ditumpuk lebih dari lima cawan petri pada saat inkubasi. Pengamatan dilakukan dengan pengukuran diameter zona hambat Verma, 2007 yang dimodifikasi. 6 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Determinasi tanaman dilakukan dengan memastikan morfologi suatu tanaman dengan pustaka acuan Flora of Java Backer, dan Van den Brink, 1965, determinasi dapat menghindarkan kesalahan pada pengumpulan bahan penelitian. Determinasi ini dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil yang diperoleh dari determinasi adalah sebagai berikut : Kunci identifikasi : 1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27a-28b-29b-30b- 31b-403a-414a-415a-451a-452b-453a-454a-455b-456b-457a-Lamiaceae-1b-2b-3b-5b-7b- 8c-11a-12b-16b-18a-19a-Ocimum-1a-2a-3a-Ocimum basilicum L. Dari hasil yang diperoleh dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan adalah Ocimum basilicum L.

B. Destilasi

Batang dan daun kemangi didestilasi yang segar agar memperoleh hasil minyak atsiri yang lebih banyak. Minyak yang diperoleh dimasukkan ke dalam flakon yang telah dibungkus rapat dengan alumunium foil, dan disimpan pada suhu 4 o C. Sebanyak 27850 gram batang dan daun kemangi menghasilkan 29 mL minyak atsiri. Rendemen yang dihasilkan pada proses destilasi yang dilakukan selama penelitian sebesar 0,0967 bb.

C. Penetapan Fisik Minyak Atsiri

Penetapan bobot jenis dan indeks bias minyak atsiri kemangi dilakukan untuk mengetahui kemurnian minyak atsiri yang telah diperoleh dari destilasi. Penetapan dilakukan di LPPT Universitas Gadjah Mada pada 1 November 2013 Tabel 1. Tabel 1.Hasil uji penetapan sifat fisik minyak atsiri kemangi Ocimum basilicum L. Parameter Uji Hasil Uji Hasil Maryati, 2007 Hasil Khelifa et al, 2012 Standar Ketaren, 1985 Bobot Jenis 0,9292 gcm 3 Gravimetri 0,925 ± 7,36 x10 -6 gcm 3 0,93 ± 0,02 gcm 3 0,9246–0,9303gcm 3 Indeks Bias 1,4880 Refraktometri 1,477 ± 4,078x10 -5 . 1,466 ± 0,04 1,49250–1,49597 Berdasarkan tabel hasil penetapan sifat fisik minyak atsiri kemangi dengan bobot jenis 0,9292 gcm3 dan indeks bias 1,4880 gcm3. Bobot jenis minyak atsiri kemangi berkisar 0,9246 - 0,9303 gcm 3 sedangkan indeks bias berkisar 1,49250-1,49597 Ketaren, 1985. Dalam Khelifa et al 2012 disebutkan bahwa indeks bias kemangi sebesar 7 1,466±0,04, sedangkan bobot jenisnya 0,93±0,02. Minyak mengandung air nilai indeks biasnya akan lebih rendah, sedangkan nilai bobot jenis yang rendah mengindikasikan adanya pemalsuan, sifat kelarutan minyak atsiri rendah, atau umur minyak telah lama Ketaren, 1987 cit Hadipoentianty, 2008.

D. Identifikasi Bakteri

1. Metode Pengecatan Gram

Identifikasi bakteri dilakukan dengan metode pengecatan Gram dan uji biokimiawi, yang bertujuan untuk menggolongkan bakteri. Pengecatan Gram bakteri dilakukan agar bakteri dapat dengan jelas diamati dibawah mikroskop, hal ini dikarenakan terdapat perbedaan warna antara sel bakteri dan latar belakangnya setelah dilakukan pengecatan Gram. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pengamatan di bawah mikroskop setelah dilakukannya pengecatan Gram, Salmonella typhi mempunyai bentuk batang berwarna merah. Hal ini dikarenakan Salmonella typhi tidak tahan terhadap alkohol, sehingga cat pertama dilunturkan dan bakteri akan mengikat warna kontras dan tampak merah. Lipid dalam dinding sel bakteri Gram negatif larut dengan alkohol, sehingga pori-pori pada dinding sel membesar dan zat warna yang sudah diserap akan dilepaskan kembali Radji, 2011. Gambar 2. Hasil Uji Identifikasi Bakteri dengan Pengecatan Gram

2. Uji Biokimiawi

Identifikasi sifat bakteri dengan KIA, LIA, MIO. KIA merupakan media gabungan yang mengandung glukosa, laktosa, fenol merah, dan ferri sitrat. Identifikasi menggunakan KIA menghasilkan perubahan warna dari merah menjadi kuning asam pada bagian tegak, miring berwarna merah basa, dan terlihat warna hitam pada bagian tengah media. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri Salmonella typhi memfermentasi laktosa dan glukosa, serta menghasilkan asam sulfida. Uji dengan media LIA digunakan untuk mengetahui kelakuan bakteri dalam menghasilkan asam sulfida dan terhadap lisin. Berdasarkan identifikasi dengan LIA Salmo Sedan pada l kemam terjadi kabut media media siklus ornitin

3. Uj

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Edible Film Yang Bersifat Antioksidan Dan Antimikroba Dari Galaktomanan Biji Aren (Arenga pinnata) Yang Diinkorporasi Dengan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.)

24 127 193

Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia Dari Minyak Atsiri Daun Ruku-Ruku (Ocimum sanctum L.) Dengan Metode GC-MS

7 106 51

Formulasi Pasta Gigi yang Mengandung Minyak Kemangi (Ocimum Americanum L.)

17 75 99

Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Bunga Kemangi (Ocimum basilicum L) Serta Uji Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri

13 98 105

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (Ocimum basilicum) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

0 17 21

Formulasi tablet hisap minyak Atsiri Kemangi (Ocimum americanum L.) sebagai antiplak gigi

6 29 74

Pengaruh Konsentrasi Tween 80 terhadap Stabilitas Fisik Obat Kumur Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum americanum L.)

10 81 76

Karakterisasi Edible Film Yang Bersifat Antioksidan Dan Antimikroba Dari Galaktomanan Biji Aren (Arenga pinnata) Yang Diinkorporasi Dengan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.)

1 1 44

Karakterisasi Edible Film Yang Bersifat Antioksidan Dan Antimikroba Dari Galaktomanan Biji Aren (Arenga pinnata) Yang Diinkorporasi Dengan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.)

0 1 18

Karakterisasi Edible Film Yang Bersifat Antioksidan Dan Antimikroba Dari Galaktomanan Biji Aren (Arenga pinnata) Yang Diinkorporasi Dengan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.)

0 1 22