komitmen sebagai biaya yang harus ditanggung bilamana keluar dan organisasi, komitmen sebagai obligation untuk tetap di dalam organisasi.
Ketiga komponen tersebut dikenal dengan istilah affective attachment, continuance commitment dan normative commitment. Untuk ketiga
komponen tersebut pada umumnya komitmen dianggap sebagai a psycological state, dimana affective commitment menggambarkan hubungan
tenaga kerja dengan organisasi, seperti mencirikan diri dengan organisasi, terkait di dalam organisasi dan menikmati keanggotaan organisasi,
continiance commitment berkaitan dengan keputusan untuk tetap sebagai anggota atau berhenti menjadi anggota organisasi, karena komitmen
ditentukan oleh besar kecilnya investasi di dalam organisasi seperti senioritas dan benefit dan normative commitment di dasarkan pada keyakinan bahwa
adalah baik dan bermoral untuk berada di dalam organisasi. Sesuai yang diungkapkan Porter dan Darlis 2000 komitmen
organisasi yang kuat dijalankan sebagai kesesuaian dengan tujuan dan kemauan untuk berusaha keras untuk kepentingan organisasi. Hal ini
menggambarkan manajer untuk mengejar tujuan organisasi sedangkan manajer dengan komitmen organisasi rendah menggunakan anggaran untuk
kepentingan pribadi.
D. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
Evaluation notes were added to the output document. To get rid of these notes, please order your copy of ePrint 5.0 now.
Milani 1975 menyatakan bahwa partisipasi penganggaran adalah tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan individu dalam proses
perancangan anggaran. Tingkat pengaruh tersebut menjadi faktor utama dalam penelitian Milani untuk membedakan antara anggaran partisipasi
dengan anggaran non partisipasi, sedangkan Vroom dan Jago dan Ghozali 2001 membedakan partisipasi menjadi dua yaitu perasaan partisipasi dan
partisipasi sesungguhnya. Perasaan partisipasi berarti seberapa luas individu merasa bahwa dia telah mempengaruhi keputusan sedangkan partisipasi
sesungguhnya meliputi partisipasi legislated, yaitu penciptaan sistem format untuk tujuan pembuatan keputusan khusus dan partisipasi informasi yaitu
partisipasi yang terjadi antara manajer dan bawahannya. Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional,
di mana para individu terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan yang secara langsung berpengaruh terhadap individu tersebut.
Dalam konteks yang lebih spesifik, partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan suatu proses dimana para individu yang kinerjanya dievaluasi dan
memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran Brownel dalam Supomo dan Indriantoro, 1998.
Sebelum anggaran disusun manajemen perusahaan harus memilih satu diantara dua pendekatan. Menurut Suadi 2001 dua pendekatan dalam
penyusunan anggaran antara lain:
Evaluation notes were added to the output document. To get rid of these notes, please order your copy of ePrint 5.0 now.
a. Anggaran dibuat oleh atasan dan kemudian dipaksakan kepada bawahan dari atas kebawah atau Top Down
b. Anggaran dibuat oleh bawahan dan kemudian diusulkan kepada atasan dari bawah keatas atau Bottom Up
Berdasarkan kedua sistem penyusunan anggaran tersebut, sebenarnya penyusunan anggaran yang efektif adalah campuran dan pendekatan Top
Down dan Bottom Up yang disebut dengan pendekatan partisipatisi. Pendekatan partisipasi ini memberikan kesempatan pada manajer tingkat
menengah untuk bertanggung jawab atas anggaran dan departemennya masing-masing, tetapi dengan batasan yang dibuat oleh manajer puncak,
Setelah manajemen perusahaan menentukan cara mana yang akan dipilih dalam menyusun anggaran maka manajemen perusahaan melakukan
langkah yang berikutnya yaitu proses penyusunan anggaran. Menurut Mulyadi dalam Andi Rahmanto 2001 proses penyusunan anggaran
memerlukan berbagai tahap berikut ini: a. Penetapan susunan anggaran oleh manajer atas.
b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk malaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah.
c. Review oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah.
d. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah.
Evaluation notes were added to the output document. To get rid of these notes, please order your copy of ePrint 5.0 now.
Manfaat partisipasi dalam penyusunan anggaran antara lain: 1. Meningkatkan kerja sama yang baik antar departemen.
2. Mengurangi atau menghilangkan konflik dan ketegangan diantara anggota organisasi.
3. Meningkatkan kinerja atau prestasi manajer karena manajer atau bawahan memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya
karena merasa ikut terlibat dalam penyusunan. 4. Menambah pemahaman tentang tugas, tanggungjawab dan strategi yang
akan dijalankan karena bawahan diberi kesempatan lebih untuk meminta penjelasan dan atasan.
Memungkinkan adanya transfer informasi da1am bawahannya kepada atasan sehingga dapat menggunakan informasi tersebut sehingga masukan
untuk menetapkan strategi yang lebih baik dan anggaran yang disusun lebih relevan.
E. Keefektifan Anggaran