49
Rasna Ulfah, 2013 Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Kotor Dengan Penjualan Sebagai Variabel Intervening
Studi Kasus pada Tiga BUMN Industri Strategis di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.3 Operasionalisasi Variabel
Menurut M. Iqbal Hasan 2004:12, variabel adalah “konstruk yang
sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum”.
Lebih lanjut lagi M. Iqbal Hasan 2004:13 mengelompokan variabel berdasarkan hubungannya menjadi dua jenis, yaitu variabel bebas
independent dan variabel terikat dependent. Dalam penelitian dengan j
udul “Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Kotor dengan Penjualan sebagai Variabel Intervaning
” terdapat 3 variabel penelitian, yaitu biaya kualitas sebagai variabel X independent,
laba kotor sebagai variabel Z dependent, dan penjualan sebagai variabel Y intervening.
Untuk memperjelas variabel yang ada dalam penelitian ini, maka dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Biaya Kualitas X
Biaya Kualitas sebagai variabel bebas X dalam penelitian ini merupakan variabel yang mempengaruhi secara tidak langsung
variabel terikat Y. Maka dari itu terdapat variabel mediator Z yang menghubungkan variabel X dan Y.
Biaya kualitas merupakan biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas produk dan biaya yang dikeluarkan akibat
kegagalankerusakan produk. Biaya kualitas terdiri dari empat komponen, yaitu biaya pencegahan prevention cost, biaya
50
Rasna Ulfah, 2013 Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Kotor Dengan Penjualan Sebagai Variabel Intervening
Studi Kasus pada Tiga BUMN Industri Strategis di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penilaian appraisal cost, biaya kegagalan internal internal failure cost dan biaya kegagalan eksternal eksternal failure cost.
2. Penjualan Z
Penjualan sebagai variabel intervening Z merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi variabel X dan Y atau disebut
juga sebagai variabel independen kedua. Tukckman dalam Sugiyono, 2009:33 mendefinisikan variabel intervening sebagai
“variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan
yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur ”.
Penjualan dalam laporan keuangan merupakan pendapatan yang diterima perusahaan atas pertukaran barang atau jasa yang dimiliki
perusahaan dan dicatat dalam satu periode akuntansi tertentu. 3.
Laba Kotor Y Laba Kotor sebagai variabel terikat Y merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel X. Pada penelitian ini variabel Y tidak secara langsung dipengaruhi oleh variabel X, karena terdapat
variabel Z sebagai variabel mediator. Laba kotor adalah selisih antara hasil penjualan bersih dikurangi
dengan Harga Pokok Penjualan pada periode akuntansi tertentu dan dicatat pada Laporan Laba Rugi perusahaan.
51
Rasna Ulfah, 2013 Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Kotor Dengan Penjualan Sebagai Variabel Intervening
Studi Kasus pada Tiga BUMN Industri Strategis di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Untuk menentukan data yang diperlukan dan untuk memudahkan pengukuran dari variabel, maka variabel pada penelitian ini dapat
dioperasionalisasikan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi
Indikator Skala
Biaya Kualitas X
Biaya Pencegahan Prevention Cost
Biaya Penilaian Appraisal Cost
Biaya Kegagalan Internal Internal
Failure Cost Biaya Kegagalan
Eksternal Eksternal Failure
Cost Data diperoleh dari laporan keuangan yang sudah
diolah kembali dan terdiri dari : • Biaya Pencegahan Prevention Cost :
- Gaji, Upah, dan Lembur Divisi Pengembangan
Produk; -
Biaya Perencanaan Kualitas Produk; -
Biaya Research and Development; -
Biaya Training; -
Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin; dan lain-lain.
• Biaya Penilaian Appraisal Cost : -
Gaji, Upah, Tunjangan, dan Biaya-biaya yang berkaitan dengan Quality Control.
- Biaya Rapat Evaluasi Kualitas Produk.
• Biaya Kegagalan Internal Internal Failure Cost : -
Biaya Pengerjaan ulang dan Biaya-biaya yang berkaitan dengan dihasilkannya produk
cacatrusak. • Biaya Kegagalan Eksternal External Failure Cost
: -
Pengembalian produk dari konsumen Retur; -
Biaya garansi dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan kerugian yang ditimbulkan
setelah produk sampai ke tangan konsumen. Rasio
Penjualan Z
Perolehan Penjualan Data diperoleh dari Laporan Keuangan Konsolidasian
periode 2007-2011 Rasio
Laba Kotor Y
Selisih antara Penjualan Bersih dan Harga Pokok
Penjualan. Penjualan dikurangi Harga Pokok Penjualan.
Siswanto Sutojo, 2000:57 Rasio
3.4
Sumber Data
Dalam pelaksanaannya data penelitian dapat diperoleh dengan dua cara, yakni data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data
yang diperoleh di lapangan, salah satunya melalui kuesioner. Sedangkan data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
52
Rasna Ulfah, 2013 Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Kotor Dengan Penjualan Sebagai Variabel Intervening
Studi Kasus pada Tiga BUMN Industri Strategis di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain, seperti laporan keuangan baik yang dipublikasikan maupun
tidak dipublikasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Laporan
Keuangan Konsolidasi PT. Dirgantara Indonesia Persero, PT. PINDAD Persero dan PT. LEN Industri Persero periode tahun 2007-2011,
khususnya Laporan Biaya Kualitas dan Laporan Rugi Laba. Maka dari itu, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder. Sedangkan berdasarkan objek yang dijadikan bahan penelitian dan
periode laporan keuangan yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa jenis data ini dapat dikategorikan sebagai data panel, yang merupakan gabungan
dari data silang cross section dan data runtun waktu time series. Husein Umar 2008
:45 mengemukakan bahwa “Cross Sectional Method adalah metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu
tertentu tidak berkesinambungan dalam waktu panjang”, sedangkan Nur
Indriantoro Bambang Supomo 2002:96 menjelaskan bahwa “studi time series adalah studi yang lebih menekankan pada penelitian berupa
data rentetan waktu”.
3.5 Teknik Pengumpulan Data