PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA KOTOR : Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia.

(1)

No Daftar. 246/UN40.FPEB.1.PL/2013

PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA KOTOR (Studi Kasus pada Lima BUMN Manufaktur di Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh: Neng Yani

0808427

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Biaya Produksi terhadap

Laba Kotor

(Studi Kasus pada Lima BUMN

Manufaktur di Indonesia)

Oleh Neng Yani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Neng Yani 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

No Daftar. 246/UN40.FPEB.1.PL/2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA KOTOR (Studi Kasus pada Lima BUMN Manufaktur di Indonesia)

SKRIPSI

Oleh : NENG YANI

0808427

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Dra. Silviana Agustami, M.Si, Ak NIP. 19561116 198803 2 001

Pembimbing II

Agus Widarsono, SE, M.Si, Ak NIP. 19770827 200801 1 011

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi


(4)

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA KOTOR (Studi Kasus pada Lima BUMN Manufaktur di Indonesia)

Oleh: Neng Yani

0808527

Dosen Pembimbing I: Dra. Silviana Agustami, M.Si.,Ak

Dosen Pembimbing II: Agus Widarsono, SE.,M.Si.,Ak

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor. Penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu biaya produksi dan variabel dependen yaitu laba kotor. Penelitian ini dilakukan pada lima BUMN manufaktur di Indonesia.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi konsolidasian dan laporan CALK kosolidasian perusahaan periode 2007-2012. Jenis data yang digunakan adalah data panel yang merupakan gabungan dari data silang (cross section) dan data runtun waktu (time series). Adapun metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heterokesdastisitas, dan uji autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kenaikan biaya produksi (X) akan mengakibatkan kenaikan pada laba kotor (Y). Selanjutnya, biaya produksi mempunyai pengaruh terhadap laba kotor sebesar 37% dan sisanya 63% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(5)

THE IMPACT OF PRODUCTION COST ON GROSS PROFIT (Case Study at Five Manufacturing BUMN in Indonesia)

By: NENG YANI

0808427 Supervisor I:

Dra. Silviana Agustami, M.Si.,Ak Supervisor II:

Agus Widarsono, SE.,M.Si.,Ak

ABSTRACT

This research examines the association between production cost and gross profit. This research consists of independent variable; production cost, while the dependent variable is gross profit. The object of this research are five manufacturing BUMN in Indonesia.

This research is conducted with descriptive and verificative methods with purposive sampling technique. Data are obtained from company’s consolidated statements of income and notes to the consolidated financial statements period of 20007-2012. The type of data used is panel data which is the combination of cross section data and time series data. As for the statistical methods used are simple linear regression analysis by doing a classic assumption test comprising; normality test, heteroskedastisitas test, and autocorrelation test.

The result indicates that every increase in production costs (X) will result in an increase in gross profit (Y). Futhermore, production costs have impact on gross profit amounted 37% and the remaining 63% are influenced by other factors which are not examined in this research.


(6)

iv

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... 9

2.1.1Biaya ... 9

2.1.1.1Pengertian Biaya ... 9

2.1.1.2Penggolongan Biaya ... 10

2.1.1.3Pengukuran Biaya ... 14

2.1.2Biaya Produksi ... 16

2.1.2.1Pengertian Biaya Produksi ... 16

2.1.2.2Penggolongan Biaya Produksi ... 17

2.1.3Laba ... 18

2.1.3.1Pengertian Laba ... 18

2.1.3.2Jenis-jenis Laba ... 19

2.1.3.3Pengukuran Laba ... 21

2.1.4Laba Kotor ... 22

2.1.4.1Pengertian Laba Kotor ... 22

2.1.4.2Perhitungan Laba Kotor ... 23

2.1.4.3Perubahan Laba Kotor ... 24

2.1.5Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Kotor ... 25

2.2 Penelitian Terdahulu... 27

2.3 Kerangka Pemikiran ... 28


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 32

3.2 Metode Penelitian ... 32

3.2.1Desain Penelitian ... 32

3.2.2Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 34

3.2.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.2.4Sumber Data... 38

3.2.5Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.2.6Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis ... 40

3.2.6.1Teknik Analisis Data ... 40

3.2.6.2Rancangan Pengujian Hipotesis ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 47

4.1.1PT Dirgantara Indonesia (Persero) ... 47

4.1.1.1Sejarah PT Dirgantara Indonesia (Persero)………...47

4.1.1.2Visi dan Misi PT Dirgantara Indonesia (Persero)……….49

4.1.1.3Aspek-Aspek Kegiatan PT Dirgantara Indonesia (Persero)………..50

4.1.1.4Produk-Produk Buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero)………..50

4.1.2PT Indofarma (Persero) Tbk………...50

4.1.2.1Sejarah PT Indofarma (Persero) Tbk……….50

4.1.2.2Visi dan Misi PT Indofarma (Persero) Tbk………...52

4.1.2.3Aspek-aspek Kegiatan PT Indofarma (Persero) Tbk……….53

4.1.2.4Produk-produk Buatan PT Indofarma (Persero) Tbk………53

4.1.3PT Kimia Farma (Persero) Tbk………...55

4.1.3.1Sejarah PT Kimia Farma (Persero) Tbk……….55

4.1.3.2Visi dan Misi PT Kimia Farma (Persero) Tbk………...56

4.1.3.3Aspek-aspek Kegiatan PT Kimia Farma (Persero) Tbk………57

4.1.3.4Produk-produk Buatan PT Kimia Farma (Persero) Tbk………57

4.1.4PT Krakatau Steel (Persero) Tbk………58

4.1.4.1Sejarah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk………..58

4.1.4.2Visi dan Misi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk………60

4.1.4.3Aspek-aspek Kegiatan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk…………..60

4.1.4.4Produk Buatan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk………..60

4.1.5PT Pindad (Persero)………61

4.1.5.1Sejarah PT Pindad (Persero)………..61

4.1.5.2Visi dan Misi PT Pindad (Persero)………63

4.1.5.3Aspek-aspek Kegiatan PT Pindad (Persero)………..64

4.1.5.4Produk-produk Buatan PT Pindad (Persero)……….65 ……….


(8)

vi

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.1Deskripsi Biaya Produksi………..65

4.2.2Deskripsi Laba Kotor………72

4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian………...77

4.3.1Pengujian Asumsi Klasik Regresi……….77

4.3.2Persamaan Regresi Panel………...79

4.4 Pembahasan………...82

4.4.1Deskripsi Biaya Produksi pada Lima BUMN Manufaktur di Indonesia ... 83

4.4.2Deskripsi Laba Kotor pada Lima BUMN Manufaktur di Indonesia ... 85

4.4.3 Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Kotor pada Lima BUMN Manufaktur di Indonesia ... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………88

5.2 Saran………..88

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35

Tabel 3.2 Daftar BUMN Manufaktur di Indonesia ... 36

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 38

Tabel 4.1 Produk-produk PT Dirgantara Indonesia………..50

Tabel 4.2 Produk PT Kimia Farma (Persero) Tbk……… 58

Tabel 4.3 Produk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk……… 61

Tabel 4.4 Produk Militer dan Komersial PT Pindad (Persero)………..65

Tabel 4.5 Biaya Produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero)………...66

Tabel 4.6 Biaya Produksi PT Indofarma (Persero) Tbk………67

Tabel 4.7 Biaya Produksi PT Kimia Farma (Persero) Tbk………...69

Tabel 4.8 Biaya Produksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk……….70

Tabel 4.9 Biaya Produksi PT Pindad(Persero)……….71

Tabel 4.10 Laba Kotor PT Dirgantara Indonesia (Persero)………...72

Tabel 4.11 Laba Kotor PT Indofarma (Persero) Tbk………73

Tabel 4.12 Laba Kotor PT Kimia Farma (Persero) Tbk………74

Tabel 4.13 Laba Kotor PT Krakatau Steel (Persero) Tbk……….75

Tabel 4.14 Laba Kotor PT Pindad (Persero)……….76

Tabel 4.15 Uji Normalitas……….77

Tabel 4.16 Uji Heteroskedastisitas...78

Tabel 4.17 Uji Autokorelasi...79

Tabel 4.18 Kesimpulan Hasil Uji Autokorelasi...79

Tabel 4.19 Output Regresi Sederhana………...80


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran ... 30 Gambar 3.1 Skema Hubungan antara Variabel ... 41


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sejak tahun 2001, seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN yang dipimpin oleh seorang Menteri BUMN. BUMN di Indonesia berbentuk perusahaan perseroan, perusahaan perseroan terbuka, dan perusahaan umum. (Kementerian BUMN)

Perusahaan perseroan, yang selanjutnya disebut persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Perusahaan perseroan terbuka, yang selanjutnya disebut persero terbuka, adalah persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Sedangkan perusahaan umum, yang selanjutnya disebut perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. (Kementrian BUMN)


(12)

2

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, BUMN yang akan diteliti adalah BUMN sektor industri pengolahan atau BUMN manufaktur. BUMN manufaktur di Indonesia berjumlah 31. Dari ke-31 BUMN manufaktur tersebut, peneliti hanya mengambil lima BUMN manufaktur untuk djadikan sampel penelitian dengan pertimbangan bahwa peneliti hanya mengambil perusahaan yang memublikasikan laporan keuangan dari tahun 2007-2012 pada websitenya.

Manufaktur merupakan proses yang bertujuan untuk mengubah suatu bahan mentah menjadi barang jadi melalui proses tahapan teknologi. Untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi, perusahaan mengeluarkan biaya yang disebut dengan biaya produksi. Menurut Carter (2009:40), biaya produksi adalah jumlah dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Biaya produksi adalah salah satu unsur yang mempengaruhi harga pokok produksi. Harga pokok produksi diperoleh dari persediaan produk dalam proses awal ditambah biaya produksi dikurangi dengan persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP dipengaruhi oleh harga pokok produksi dan persediaan produk. Penjualan dan harga pokok produk yang dijual atau HPP akan mempengaruhi laba kotor. Laba kotor merupakan salah satu jenis dari berbagai macam laba yang ada pada perusahaan manufaktur. Menurut Soemarso (2005:234-235), laba kotor adalah penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan.

Laba kotor yang besar sangat diharapkan oleh setiap perusahaan yang tujuan utamanya mencapai laba karena laba kotor akan mempengaruhi laba bersih


(13)

3

suatu perusahaan nantinya akan berpengaruh pula pada kelangsungan usahanya. Apabila laba kotornya kecil maka laba bersihnya pun kecil sehingga dikhawatirkan perusahaan tersebut tidak dapat meneruskan usahanya. Selain itu, angka yang ada dalam laba kotor dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan memprediksi arus kas masa depan.

Laba merupakan salah satu tujuan organisasi perusahaan yang bisa dijadikan sebagai ukuran keberhasilan atau kemajuan suatu perusahaan. Maka dari itu, perusahaan akan berusaha untuk menghasilkan laba agar bisa mempertahankan kelangsungan usahanya demi keberhasilan perusahaan. Namun, tidak sedikit BUMN yang mengalami kerugian. Untuk mengatasi BUMN yang merugi, terdapat enam alternatif strategi, yaitu likuidasi, merger, akuisisi, pembentukan holding, penyehatan secara individu, dan diambil alih pemerintah

untuk dijadikan badan layanan umum. Strategi mana yang terbaik, sangat tergantung pada posisi dan peran BUMN sakit, penyebab dan tingkat keparahan penyakit, serta sikap politik dan dampak yang ditimbulkan dari strategi yang dipilih.

Data Kementerian BUMN tahun 2006 hingga 2010 menunjukkan bahwa dari 141 perusahaan pemerintah, hampir setiap tahun terdapat BUMN yang masih mengalami kerugian. Bahkan pada tahun 2006, jumlah BUMN yang merugi berjumlah 38 perusahaan. Jumlah tersebut terus berangsur berkurang dalam empat tahun berikutnya. Tahun 2007, jumlah BUMN rugi menurun menjadi 33 perusahaan, tahun 2008 sebanyak 23 perusahaan dan mengalami kenaikan menjadi 24 perusahaan pada tahun 2009. Nilai kerugian yang dialami BUMN ini


(14)

4

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

juga tidaklah kecil, bahkan terus membengkak hingga puncaknya terjadi pada tahun 2008 yang mencapai Rp13,95 triliun. Dua tahun sebelumnya, total kerugian dari BUMN ini mencapai Rp3,06 triliun pada 2006 dan melonjak hampir dua kali lipat pada tahun 2007, yaitu sebesar Rp7,01 triliun. Beruntung dua tahun berikutnya, total kerugian yang dialami BUMN merosot tajam. Pada tahun 2009, jumlah kerugian dari BUMN mencapai Rp1,69 triliun dan kembali turun pada tahun 2010 yang diperkirakan mencapai Rp700 miliar. (Vivanews)

Sementara itu, sebanyak delapan BUMN yang terus mengalami kerugian dalam tiga tahun berturut-turut sejak 2006 sampai 2008. Menurut bahan rapat Menteri BUMN Mustafa Abubakar dengan Komisi VI DPR yang dikutip oleh Detik Finance, Senin (15/02/2010), delapan BUMN yang mengalami kerugian

adalah PT Kertas Leces, PT Survai Udara Penas, PT Djakarta Lioyd, Perum PFN, PT Kertas Kraft Aceh, PT Balai Pustaka, PT Industri Sandang, dan PT Semen Kupang.

Bila dilihat dari sektor manufaktur, berdasarkan data Kantor Kementerian Negara BUMN, delapan BUMN manufaktur yang masih rugi pada tahun buku 2006 adalah PT Kertas Leces, PT Krakatau Steel, PT PAL Indonesia, PT Iglas, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari, PT Industri Sandang Nusantara, PT Boma Bisma Indra, dan PT Inka. Dari kedelapan BUMN yang merugi itu, PT Krakatau Steel, yang merupakan salah satu BUMN manufaktur yang akan diteliti di sini, mengalami kerugian sebesar Rp 135,4 miliar. Laba kotor yang dicapai pada tahun 2006 merupakan laba kotor terkecil yang pernah dicapai PT Krakatau Steel dari tahun 2005-2011, yaitu sebesar 601 miliar. Tetapi, bila dilihat dari laporan


(15)

5

keuangan tahun 2007, PT Krakatau Steel sudah tidak mengalami kerugian, tetapi mencetak laba bersih sebesar Rp 313,81 miliar. Laba kotor yang dicapai pun meningkat menjadi Rp 1,7 triliun.

Seperti telah disebutkan di atas bahwa pada tahun 2007, sebanyak 33 BUMN yang mengalami kerugian. Tetapi, terdapat beberapa BUMN yang mampu mencetak laba, lima di antaranya adalah PT DI (Persero), PT Pindad (Persero), PT Indofarma (Persero) Tbk, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, dan PT Kimia Faram (Persero) Tbk. Walaupun PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada tahun 2006 mengalami kerugian, tapi pada tahun 2007 berhasil mencetak laba seperti yang telah dijelaskan di atas. Sementara itu, PT Indofarma (Persero) Tbk meraih laba bersih pada tahun 2007 yang cukup berarti, Rp11,08 miliar, walau masih lebih rendah dibanding pada tahun sebelumnya. Laba kotor perseroan tetap tumbuh cukup signifikan, 13,3%, dari Rp 255,96 miliar menjadi Rp 289,95 miliar. Realisasi pencapaian laba bersih PT Kimia Farma (Persero) Tbk tahun 2007 sebesar Rp 52,19 miliar yang tumbuh 18,64% dari laba tahun 2006 yang sebesar Rp 43,99 miliar. Kenaikan penjualan dan keberhasilan mempertahankan efisiensi harga pokok penjualan menyebabkan peningkatan laba kotor pada tahun 2007 yang mencapai Rp 648,01 miliar, meningkat sebesar 9,01% dibandingkan tahun 2006 yang sebesar Rp 594,46 miliar. Sedangkan, PT DI (Persero) dan PT Pindad (Persero) tidak mengalami kerugian dan berhasil mencetak laba. Pada tahun 2006, PT Pindad (Persero) meraup laba bersih Rp14,3 miliar atau turun 17 persen dari tahun 2005 sebesar Rp17,3 miliar.


(16)

6

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian terdahulu perlu dikaji untuk mengetahui masalah-masalah yang dibahas peneliti. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, ditemukan bahwa sebelumnya telah ada peneliti yang membahas mengenai variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yeni Purnamasari, terdapat pengaruh negatif yang besar antara biaya produksi langsung terhadap laba kotor pada PT PG Rajawali II unit Pabrik Gula Karangsuwung Cirebon. Artinya, setiap kenaikan biaya produksi langsung akan mengakibatkan penurunan laba kotor. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yeni Jamianti, biaya produksi berpengaruh kecil terhadap pengukuran efisiensi laba kotor pada PTP Nusantara VIII Jawa Barat.

Penelitian yang dilakukan oleh M.A.Dhandapani & Ms.K.Radha menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh positif terhadap laba kotor. Artinya, setiap kenaikan atau penurunan biaya produksi akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan laba kotor. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nusa Muktiadji dan Samuel Soemantri, pengaruh biaya produksi dalam kemampulabaan (laba kotor) cukup berpengaruh namun tidak terlalu besar, dimana dengan biaya produksi yang baik akan diikuti dengan tingkat kemampulabaan (laba kotor) yang baik pula atau sebaliknya dengan biaya produksi yang kurang baik akan diikuti dengan kemampulabaan (laba kotor) yang kurang optimal pula.

Dari penelitan terdahulu yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh terhadap laba kotor, tetapi besarnya


(17)

7

pengaruh berbeda-beda, ada yang berpengaruh kuat, tapi ada juga yang pangaruhnya lemah. Selain itu, sebagian besar penelitian terdahulu menunjukkan pengaruh yang negatif, tetapi ada sebagian kecil yang pengaruhnya positif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Kotor (Studi Kasus pada Lima BUMN Manufaktur di Indonesia)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi pertanyaan adalah:

1. Bagaimana deskripsi biaya produksi pada lima BUMN manufaktur di Indonesia.

2. Bagaimana deskripsi laba kotor pada lima BUMN manufaktur di Indonesia.

3. Bagaimana pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor pada lima BUMN manufaktur di Indonesia.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Peneitian ini dimaksudkan untuk menganalisis lebih mendalam mengenai gambaran pengeluaran biaya produksi pada lima BUMN manufaktur yang ada di Indonesia. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengumpulkan data serta laporan laba rugi lima BUMN manufaktur yang ada di Indonesia untuk mengetahui laba kotor yang diperoleh, serta seberapa besar pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor.


(18)

8

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui deskripsi biaya produksi pada lima BUMN manufaktur di Indonesia.

2. Untuk mengetahui deskripsi laba kotor pada lima BUMN manufaktur di Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor pada lima BUMN manufaktur di Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai kegunaan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Aspek akademis

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta dapat menerapkan teori yang diperoleh dalam penelitian dengan kenyataan yang ada. Diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian berikutnya bagi pihak lain.

2. Aspek praktis

Dapat memberikan manfaat bagi perusahaan mengenai pentingnya pengendalian biaya sehingga berguna dalam memberikan informasi untuk mengambil sebuah keputusan manajemen di masa yang akan datang.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Berdasarkan judul penelitian “Pengaruh Biaya Broduksi terhadap Laba Kotor (Studi Kasus pada Lima BUMN Manufaktur di Indonesia)” maka yang menjadi objek penelitian adalah biaya produksi dan laba kotor. Penelitian ini akan dilaksanakan di lima BUMN manufaktur yang ada di Indonesia, yaitu PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Indofarma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, dan PT Pindad (Persero).

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian berkaitan dengan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Husein Umar (2008:54) menyatakan bahwa:

desain penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan penganalisisan data, dapat juga diartikan desain penelitian menyatakan baik struktur masalah penelitian maupun rencana penyelidikan yang akan dipakai untuk memperoleh bukti empiris mengenai hubungan-hubungan dalam masalah.

Tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah yang harus ditempuh harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain kausal. Husein Umar


(20)

33

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana

suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”.

Metode penelitian merupakan serangkaian langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dalam rangka mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencari pemecahan masalah yang diteliti. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:3-4) bahwa:

metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010:21), “Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”.

Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independen. Sedangkan Iqbal Hasan (2006:11)

menyatakan bahwa “Penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada, di mana pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan-perhitungan statistik”. Hasil dari penggunaan metode verifikatif akan menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima.

Melalui metode penelitian deskriptif, dapat diperoleh deskripsi mengenai bagaimana biaya produksi dan laba kotor. Sedangkan, penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji apakah biaya produksi berpengaruh terhadap laba kotor.


(21)

34

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2010:59), “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diteliti, satu variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (variabel terikat). Menurut Sugiyono (2010:59), “Variabel bebas adalah suatu variabel independen yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain, sedangkan variabel terikat adalah variabel dependen yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas”.

Dengan demikian, yang menjadi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas yang diberi simbol X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah biaya produksi. 2. Variabel Dependen (Y)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel terikat yang diberi simbol Y. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah laba kotor. Laba kotor adalah selisih positif antara penjualan bersih (pendapatan) dikurangi dengan harga pokok penjualan. Pertimbangan peneliti dalam mengambil laba kotor untuk dijadikan variabal terikat adalah karena terdapat kecenderungan bahwa laba kotor bisa memperlihatkan seberapa sukses manajemen dalam memanfaatkan sumber daya untuk menghasilkan produk. Sumber daya di sini adalah biaya produksi.


(22)

35

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Operasionalisasi variabel adalah suatu cara untuk mengukur suatu konsep dan bagaimana konsep harus diukur sehingga terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Variabel Bebas (X): Biaya Produksi

Biaya bahan baku merupakan harga perolehan bahan baku yang dipakai dalam kegiatan pengolahan produk, misalnya biaya-biaya pembelian bahan baku, biaya pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain. (Carter, 2009:14)

Biaya produksi = biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik

Rasio Biaya tenaga kerja langsung adalah

biaya tenaga kerja yang melakukan konversi ke bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke periodik tertentu. Carter (2009:40)

Overhead pabrik adalah semua biaya manufaktur yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke output tertentu selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. (Carter, 2009:14) Variabel

Terikat (Y): Laba Kotor Horngren (2003:327)

laba kotor adalah selisih antara penghasilan penjualan dengan harga pokok persediaan barang yang dijual.

Laba Kotor = Penjualan

Bersih – Harga Pokok

Penjualan

Rasio

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:61), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah BUMN manufaktur di Indonesia yang berjumlah 31. Berikut ini adalah daftar BUMN manufaktur yang ada di Indonesia:


(23)

36

Tabel 3.2

Daftar BUMN Manufaktur di Indonesia

No Nama BUMN Manufaktur

1 Perum Percetakan Negara Indonesia

2 Perum Percetakan Uang Republik Indonesia 3 PT Balai Pustaka (persero)

4 PT Barata Indonesia (persero) 5 PT Batan Teknologi (persero) 6 PT Bio Farma (persero)

7 PT Boma Bisma Indra (persero) 8 PT Cambrics Primissima (persero) 9 PT Dahana (persero)

10 PT Dirgantara Indonesia (persero)

11 PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero) 12 PT Dok & Perkapalan Surabaya (persero) 13 PT Garam (persero)

14 PT Indofarma (persero) Tbk 15 PT Industri Gelas (persero)

16 PT Industri Kapal Indonesia (persero) 17 PT Industri Kereta Api (persero)

18 PT Industri Sandang Nusantara (persero)

19 PT Industri Telekomunikasi Indonesia (persero) 20 PT Kertas Kraft Aceh (persero)

21 PT Kertas Leces (persero) 22 PT Kimia Farma (persero) Tbk 23 PT Krakatau Steel (persero) Tbk 24 PT LEN Industri (persero) 25 PT PAL Indonesia (persero) 26 PT Pindad (persero)

27 PT Pradnya Paramita (persero)

28 PT Pupuk Indonesia Holding Company (persero) 29 PT Semen Baturaja (persero)

30 PT Semen Gresik (persero) Tbk 31 PT Semen Kupang (persero) Sumber: Kementerian BUMN

Menurut Sugiyono (2010:62), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini,

pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Non Probability Sampling melalui


(24)

37

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:68). Pertimbangan-pertimbangan dalam penelitian ini antara lain:

1. BUMN manufaktur yang ada di Indonesia.

2. BUMN manufaktur yang memublikasikan laporan keuangannya secara periodik dan lengkap pada tahun 2007-2012.

3. BUMN manufaktur yang memberikan informasi mengenai besarnya biaya produksi pada tahun 2007-2012.

Berdasarkan pertimbangan di atas, hanya lima BUMN manufaktur yang memenuhi kriteria, sedangkan sebanyak 26 BUMN manufaktur tidak memenuhi kriteria tersebut. Berikut ini adalah penjelasaanya:

1. Sebanyak 15 BUMN manufaktur yang tidak memublikasikan laporan keuangannya di situs websitenya, yang terdiri dari Perum Percetakan Negara Indonesia, PT Balai Pustaka (persero), PT Barata Indonesia (persero), PT Batan Teknologi (persero), PT Boma Bisma Indra (persero), PT Cambrics Primissima (persero), PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero), PT Dok & Perkapalan Surabaya (persero), PT Industri Gelas (persero), PT Industri Kapal Indonesia (persero), PT Kertas Kraft Aceh (persero), PT Kertas Leces (persero), PT PAL Indonesia (persero), PT Pradnya Paramita (persero), dan PT Semen Kupang (persero).

2. Sebanyak delapan BUMN manufaktur yang tidak memublikasikan laporan keuangannya secara lengkap dari tahun 2007-2012 serta tidak memberikan informasi mengenai besarnya biaya produksinya, yang terdiri dari Perum Percetakan Uang Republik Indonesia, PT Bio Farma (persero), PT Dahana


(25)

38

(persero), PT Garam (persero), PT Industri Kereta Api (persero), PT Industri Sandang Nusantara (persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (persero), danPT Pupuk Indonesia Holding Company (persero). 3. PT Semen Baturaja (persero), PT LEN Industri (persero), dan PT Semen

Gresik (persero) Tbk memublikasikan laporan keuangannya disertai dengan informasi mengenai besarnya biaya produksinya, tetapi perseroan tersebut tidak memublikasikan laporan keuangan tahun 2012.

Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak lima BUMN manufaktur, yaitu:

Tabel 3.3 Sampel Penelitian No Sampel Penelitian

1 PT Dirgantara Indonesia (Persero) 2 PT Indofarma (Persero) Tbk 3 PT Kimia Farma (Persero) Tbk 4 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 5 PT Pindad (Persero)

3.2.4 Sumber Data

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif karena data yang digunakan berbentuk angka. Menurut Sugiyono (2010:15), “Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (scoring)”. Dalam penelitian ini digunakan regresi data panel. Data panel adalah data yang memiliki jumlah crossection dan jumlah time series. Data dikumpulkan

dalam suatu rentang waktu terhadap banyak individu. Ada dua macam data panel, yaitu data panel balance dan data panel unbalance. Data panel balance adalah


(26)

39

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sama. Sedangkan data panel unbalance adalah keadaan dimana unit

cross-sectional memiliki jumlah observasi time series yang tidak sama.

Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan sebagai penunjang terhadap berhasilnya suatu penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto

(2002:129) “Sumber data adalah subjek dari mana data tersebut dapat diperoleh”. Sumber data dalam penelitian ini merupakan sumber data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang subjeknya tidak berhubungan secara langsung dengan objek penelitian, tetapi sifatnya membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Data sekunder yang digunakan adalah laporan laba rugi dan laporan CALK PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Indofarma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, dan PT Pindad (Persero) dari tahun 2007-2012. Peneliti mengambil data dari tahun 2007-2012 dengan pertimbangan bahwa pada tahun 2007 banyak BUMN yang mengalami kerugian dan ada sebagian yang diakuisisi, sebagian lagi mendapatkan suntikan dana dari pemerintah. Di dalam kondisi yang seperti itu, ada pula BUMN yang berhasil mencetak laba, lima diantaranya adalah BUMN manufaktur yang akan diteliti di dalam penelitian ini.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Dokumentasi

Teknik ini merupakan cara pengumpulan data melalui kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah


(27)

40

penelitian. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder, baik yang bersifat teoritis, maupun dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian penulis untuk dipergunakan sebagai bahan perbandingan.

2. Studi Pustaka

Untuk memperoleh landasan teori tentang biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap, serta mengenai kinerja keuangan sehingga diperoleh dasar yang kuat dalam mendukung penelitian ini.

3.2.6 Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 3.2.6.1Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan perhitungan statistik untuk mengolah dan menganalisa data. Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Data-data yang diperoleh peneliti melalui teknik pengumpulan data memerlukan pengolahan dan penganalisisan data yang lebih lanjut. Tujuannya agar diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai hasil penelitian guna memecahkan masalah-masalah yang sedang diteliti sehingga akan mempermudah peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menarik kesimpulan mengenai masalah yang dihadapi. Adapun analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis deskriptif, untuk membahas data kualitatif. Dalam hal ini dilakukan pembahasan tentang bagaimana biaya produksi berpengaruh terhadap laba kotor.


(28)

41

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis statistik, untuk membahas sumber data. Analisis statistik digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan program software Eviews

6.0.

3.2.6.2Rancangan Pengujian Hipotesis

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi sederhana, yaitu untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila satu variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi. Sebelum melakukan uji asumsi klasik, analisis regresi sederhana, dan pengujian hipotesis, dirumuskan terlebih dahulu hipotesis statistik yang akan diuji. Adapun tahap-tahap dalam rancangan pengujian hipotesis akan diuraikan di bawah ini.

1. Penentuan hipotesis

Dalam perumussan hipotesis statistik, antara hipotesis nol dan hipotesis alternatif selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho ditolak pasti Ha

diterima (Sugiyono, 2010:87). Penetapan hipotesis penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh anatara variabel Xdan Variabel Y. Adapun hubungan antar variabel X dan Y dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan: X = Biaya Produksi Y = Laba Kotor

Gambar 3.1

Skema Hubungan antara Variabel


(29)

42

Adapun masing-masing hipotesis tersebut adalah:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara biaya produksi terhadap laba kotor pada lima

BUMN manufaktur di Indonesia.

Ha : Terdapat pengaruh antara biaya produksi terhadap laba kotor pada lima

BUMN manufaktur di Indonesia.

Dalam penelitian ini, hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)

dinyatakan sebagai berikut:

Ho:β = 0, biaya produksi tidak berpengaruh terhadap laba kotor pada lima BUMN

manufaktur di Indonesia.

Ha:β ≠ 0, biaya produksi berpengaruh terhadap laba kotor pada lima BUMN

manufaktur di Indonesia. 2. Uji Asumsi Klasik

Setelah merumuskan hipotesis, tahap selanjutnya adalah melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika datanya tidak berdistribusi normal maka analisis nonparametik yang digunakan, jika datanya berdistribusi normal maka analisis parametik yang dapat digunakan, termasuk regresi. Pengujian dilakukan dengan uji Jarque Bera atau dengan melihat plot dari sisaan. Hipotesis dalam

pengujian adalah:


(30)

43

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H1 : error term tidak mengikuti distribusi normal.

Dalam uji Jarque Bera, terdapat kriteria, yaitu:

Probability (P-Value) < taraf nyata (α), maka tolak H0 Probability (P-Value) > taraf nyata (α), maka terima H0

Keputusan diambil dengan membandingkan nilai probabilitas Jarque

Beradengan taraf nyata α=0,05. Jika nilai probabilitas Jarque Bera lebih

dari α=0,05 maka dapat disimpulkan bahwa error term terdistribusi dengan normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual uatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas. Sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heteroskkedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak heteroskedastisitas. Pengujian terhadap adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji park, uji goldfeld-quant, dan uji white. Untuk mendeteksi adanya

pelanggaran asumsi heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan uji White Heteroscedasticity yang diperoleh dari program EViews 6.0 yang

menggunakan metode General Least Square (Cross Section Weights).

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan membandingkan Sum Square Residual pada Weighted statistics dengan


(31)

44

pada Weighted statistics < Sum Square Residual pada Unweight statistics

maka terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengatasi pelanggaran tersebut bisa mengestimasi GLS dengan White Heteroscedasticity.

c. Uji Autokorelasi

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series.

Untuk mendeteksi masalah autokorelasi yang paling umum dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson statistic pada model

dibandingkan dengan nilai DW-Tabel. Sebuah model dapat dikatakan terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin-watson statistic terletak di area

nonautokorelasi. Penentuan area tersebut dibantu dengan nilai tabel DL dan

DU. Jumlah observasi (N) dan jumlah variabel independen (K). Dengan

menggunakan hipotesis pengujian sebagai berikut: H0: Tidak terdapat autokorelasi

H1 : Terdapat autokorelasi

Maka aturan pengujiannya adalah sebagai berikut: 0 < d < DL : tolak H0, ada autokorelasi positif

DL≤ d ≤ DU : daerah ragu-ragu, tidak ada keputusan


(32)

45

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 – D U≤ d ≤ 4-DL : daerah ragu-ragu, tidak ada keputusan

4 – D L < d < 4 : tolak H0, ada autokorelasi negatif

3. Uji Regresi

Model regresi sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

��� = �+��� +��� Keterangan:

i = 1,…….,N

N adalah jumlah individu/cross-sectional units (perseroan)

t = 1,…….,T

T adalah jumlah periode waktu (6, yaitu dari tahun 2007-2012) Y = Laba Kotor

= Intercept

= Konstanta X = Biaya Produksi U = error/sesatan

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) adalah untuk mengukur seberapa besar variasi dari regressand (Y) dapat diterangkan oleh regressor (X). Nilai koefisien

determinasi adalah di antara nol dan 1.

1. Jika nilai R2=0, berarti variasi dari variabel independen (Y) tidak dapat diterangkan oleh variabel dependen (X) sama sekali.


(33)

46

2. Jika nilai R2=1, berarti variabel variasi (naik/turunnya) variabel dependen (Y) adalah 100% dapat diterangkan oleh variabel independen (X).

3. Jika nilai R2=berada di antara 0 dan 1, maka besarnya pengaruh variabel independen terhadap variasi (naik/turunnya) variabel dependen adalah sesuai dengan nilai R2 itu sendiri, dan selebihnya berasaldari faktor-faktor lain.


(34)

88

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor, maka penulis mengambil kesimpulan:

1. Biaya produksi pada lima BUMN manufaktur di Indonesia rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya.

2. Laba kotor pada lima BUMN manufaktur di Indonesia rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya.

3. Bedasarkan perhitungan dan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana dapat disimpulkan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba kotor pada lima BUMN manufaktur di Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor beserta hal lainnya yang terkait, yaitu:

1. Dalam mengeluarkan biaya untuk memproduksi suatu barang, perseroan diharapkan dapat menyeimbangkan biaya produksinya dengan nilai penjualannya. Jika biaya produksinya besar, perusahaan harus bisa


(35)

89

mencapai nilai penjualan yang lebih tinggi daripada biaya produksinya agar dapat meningkatkan laba kotornya.

2. Dalam perolehan laba kotor, selain memperhatikan biaya produksi, perseroan juga harus memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi laba kotor karena dari hasil penelitian diketahui bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh yang kecil terhadap laba kotor. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi laba kotor yaitu volume produk yang dijual, harga jual, dan harga pokok barang yang diproduksi dan dijual.

3. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba kotor yang dicapai. Dari penelitian terdahulu juga memberikan hasil yang sama. Oleh karena itu, diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk tidak memilih variabel biaya produksi sebagai variabel yang mempengaruhi laba kotor, melainkan memilih variabel lain seperti harga jual, volume penjualan, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, atau perputaran persediaan bahan baku.


(36)

90

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Carter, Wiliam K., dan Milton F. Usry. (2009). Akuntansi Biaya,Buku 1 Edisi 13, Alih Bahasa oleh Krista. Jakarta:Salemba Empat.

Hendriksen, Eldon, S. (2002). Teori Akuntansi Edisi 5, Alih Bahasa oleh M. Sinaga. Jakarta:Interaksara.

Horngren, et.al. (2003). Akuntansi Di Indonesia, Buku Satu dan Dua. Jakarta:Salemba Empat, Simon & Schuster (Asia) Pte.Ltd. Prentice-Hall. Husein Umar, (2008), Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,

Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:Salemba Empat.

Iqbal, Hasan. (2006). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Mulyadi. (2008). Akuntansi Biaya. Yogyakarta:UPP STIM YPKN.

Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:Liberty.

Mursyidi. (2008). Akuntansi Biaya. Bandung:Refika Aditama.

Nafarin, M. (2000). Penganggaran Perusahaan. Jakarta:Salemba Empat.

Soemarso. (2005). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sugiyono. (2010). Metode Penepitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.

Supriyono, RA. (2011). Akuntansi Manajemen, Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan. Yogyakarta:STIE YKPN.

Warren, Carl S., dan James M.Reeve. (2006). Pengantar Akuntansi. Jakarta:Salemba Empat.


(37)

91

Sumber Internet

Daftar BUMN. Tersedia: http://www.bumn.go.id/daftar-bumn/ Daftar 8 BUMN yang Rugi 3 Tahun Berturut-turut. Tersedia:

http://finance.detik.com/read/2010/02/15/120901/1299651/4/daftar-8-bumn-yang-rugi-3-tahun-berturut-turut?s771108bcj

Produk PT Dirgantara Indonesia (Persero). Tersedia: http://www.indonesian-aerospace.com/

Produk PT Indofarma (Persero) Tbk. Tersedia: http://www.indofarma.co.id/ Produk PT Kimia farma (Persero) Tbk. Tersedia:

http://www.kimiafarma.co.id/?page=product&cat=1# Produk PT Krakatau Steel (persero) Tbk. Tersedia: http://www.krakatausteel.com/?page=content&cid=2

Produk PT Pindad (Persero). Tersedia: http://www.pindad.com/ Terancam Ditutup, BUMN Merugi di Ujung Tanduk. Tersedia:

http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/252680-terancam-ditutup--bumn-merugi-diujung-tanduk

Karya Ilmiah

Jamianti, Yeni. (2004). “Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pengukuran Efisiensi Laba Kotor (Studi pada PTP Nusantara VIII Jawa Barat )”. Skripsi. Bandung. Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

M.A.Dhandapani & Ms.K.Radha. (2013). “The Impact of Cost of Production on Gross Profit”. Indian Journal of Applied Research Volume 3, Issue : 7, July 2013.

Muktiadji, Nusa dan Samuel Soemantri. (2009). “Analisis Pengaruh Biaya Produksi dalam Peningkatan Kemampulabaan Perusahaan (Studi Kasus di PT HM Sampoerna Tbk)”. Sumber: Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 11, Januari 2009.

Purnamasari, Yeni. (2012). “Pengaruh Biaya Produksi Langsung terhadap Laba Kotor pada PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Karangsuwung Cirebon”.


(1)

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 – D U≤ d ≤ 4-DL : daerah ragu-ragu, tidak ada keputusan

4 – D L < d < 4 : tolak H0, ada autokorelasi negatif

3. Uji Regresi

Model regresi sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

��� = �+��� +���

Keterangan: i = 1,…….,N

N adalah jumlah individu/cross-sectional units (perseroan) t = 1,…….,T

T adalah jumlah periode waktu (6, yaitu dari tahun 2007-2012) Y = Laba Kotor

= Intercept = Konstanta X = Biaya Produksi U = error/sesatan

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) adalah untuk mengukur seberapa besar variasi dari regressand (Y) dapat diterangkan oleh regressor (X). Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan 1.

1. Jika nilai R2=0, berarti variasi dari variabel independen (Y) tidak dapat diterangkan oleh variabel dependen (X) sama sekali.


(2)

46

2. Jika nilai R2=1, berarti variabel variasi (naik/turunnya) variabel dependen (Y) adalah 100% dapat diterangkan oleh variabel independen (X).

3. Jika nilai R2=berada di antara 0 dan 1, maka besarnya pengaruh variabel independen terhadap variasi (naik/turunnya) variabel dependen adalah sesuai dengan nilai R2 itu sendiri, dan selebihnya berasaldari faktor-faktor lain.


(3)

88

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor, maka penulis mengambil kesimpulan:

1. Biaya produksi pada lima BUMN manufaktur di Indonesia rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya.

2. Laba kotor pada lima BUMN manufaktur di Indonesia rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya.

3. Bedasarkan perhitungan dan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana dapat disimpulkan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba kotor pada lima BUMN manufaktur di Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor beserta hal lainnya yang terkait, yaitu:

1. Dalam mengeluarkan biaya untuk memproduksi suatu barang, perseroan diharapkan dapat menyeimbangkan biaya produksinya dengan nilai penjualannya. Jika biaya produksinya besar, perusahaan harus bisa


(4)

89

mencapai nilai penjualan yang lebih tinggi daripada biaya produksinya agar dapat meningkatkan laba kotornya.

2. Dalam perolehan laba kotor, selain memperhatikan biaya produksi, perseroan juga harus memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi laba kotor karena dari hasil penelitian diketahui bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh yang kecil terhadap laba kotor. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi laba kotor yaitu volume produk yang dijual, harga jual, dan harga pokok barang yang diproduksi dan dijual.

3. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba kotor yang dicapai. Dari penelitian terdahulu juga memberikan hasil yang sama. Oleh karena itu, diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk tidak memilih variabel biaya produksi sebagai variabel yang mempengaruhi laba kotor, melainkan memilih variabel lain seperti harga jual, volume penjualan, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, atau perputaran persediaan bahan baku.


(5)

90

Neng Yani, 2014

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor (Studi Kasus Pada Lima Bumn Manufaktur Di Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Carter, Wiliam K., dan Milton F. Usry. (2009). Akuntansi Biaya, Buku 1 Edisi 13, Alih Bahasa oleh Krista. Jakarta:Salemba Empat.

Hendriksen, Eldon, S. (2002). Teori Akuntansi Edisi 5, Alih Bahasa oleh M. Sinaga. Jakarta:Interaksara.

Horngren, et.al. (2003). Akuntansi Di Indonesia, Buku Satu dan Dua. Jakarta:Salemba Empat, Simon & Schuster (Asia) Pte.Ltd. Prentice-Hall. Husein Umar, (2008), Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,

Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:Salemba Empat.

Iqbal, Hasan. (2006). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Mulyadi. (2008). Akuntansi Biaya. Yogyakarta:UPP STIM YPKN. Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:Liberty. Mursyidi. (2008). Akuntansi Biaya. Bandung:Refika Aditama.

Nafarin, M. (2000). Penganggaran Perusahaan. Jakarta:Salemba Empat.

Soemarso. (2005). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sugiyono. (2010). Metode Penepitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.

Supriyono, RA. (2011). Akuntansi Manajemen, Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan. Yogyakarta:STIE YKPN.

Warren, Carl S., dan James M.Reeve. (2006). Pengantar Akuntansi. Jakarta:Salemba Empat.


(6)

91

Sumber Internet

Daftar BUMN. Tersedia: http://www.bumn.go.id/daftar-bumn/ Daftar 8 BUMN yang Rugi 3 Tahun Berturut-turut. Tersedia:

http://finance.detik.com/read/2010/02/15/120901/1299651/4/daftar-8-bumn-yang-rugi-3-tahun-berturut-turut?s771108bcj

Produk PT Dirgantara Indonesia (Persero). Tersedia: http://www.indonesian-aerospace.com/

Produk PT Indofarma (Persero) Tbk. Tersedia: http://www.indofarma.co.id/ Produk PT Kimia farma (Persero) Tbk. Tersedia:

http://www.kimiafarma.co.id/?page=product&cat=1# Produk PT Krakatau Steel (persero) Tbk. Tersedia: http://www.krakatausteel.com/?page=content&cid=2

Produk PT Pindad (Persero). Tersedia: http://www.pindad.com/ Terancam Ditutup, BUMN Merugi di Ujung Tanduk. Tersedia:

http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/252680-terancam-ditutup--bumn-merugi-diujung-tanduk

Karya Ilmiah

Jamianti, Yeni. (2004). “Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pengukuran Efisiensi Laba Kotor (Studi pada PTP Nusantara VIII Jawa Barat )”. Skripsi. Bandung. Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

M.A.Dhandapani & Ms.K.Radha. (2013). “The Impact of Cost of Production on Gross Profit”. Indian Journal of Applied Research Volume 3, Issue : 7, July 2013.

Muktiadji, Nusa dan Samuel Soemantri. (2009). “Analisis Pengaruh Biaya Produksi dalam Peningkatan Kemampulabaan Perusahaan (Studi Kasus di PT HM Sampoerna Tbk)”. Sumber: Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 11, Januari 2009.

Purnamasari, Yeni. (2012). “Pengaruh Biaya Produksi Langsung terhadap Laba Kotor pada PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Karangsuwung Cirebon”. Skripsi. Bandung. FPEB Universitas Pendidikan Indonesia.