Panggih Cahyo Setiaji,2014 KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS
TEMATIK DI KELAS VII Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berikut ini beberapa tahapan analisis yang dijelaskan dalam langkah kerja
penelitian: 1. Peneliti mengamati, membaca, dan memahami sajak-sajak dalam
antologi puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz untuk pengambilan data berupa sajak pilihan.
2. Peneliti menentukan lima sajak pilihan sebagai sampel penelitian kemudian mengedentifikasinya secara mendalam. Lima puisi
pilihan ini berjudul Kepada Guru, Ode Para Semut, Penyair, Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia, Penyair, Sahabatku Buku.
3. Peneliti melakukan analisis fenomenologis strata norma yang terdapat dalam puisi-puisi tersebut untuk menemukan kesesuaian
makna dengan pembangun konteks tematik dalam buku sekolah elektronik BSE Bahasa Indonesia Kemendikbud 2014 kelas VII.
4. Peneliti melakukan analisis stilistika berupa majas yang terdapat dalam puisi-puisi tersebut untuk mendeskripsikan jenis-jenis majas
yang ditemukan dalam puisi-puisi tersebut.
5. Peneliti mendeskripsikan kesesuaian hasil temuan berdasarkan analisis fenomenologis dan stilistika tersebut dengan beberapa
aspek pemilihan bahan ajar puisi menurut Rahmanto.
6. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dan telah dianalisis. Langkah terakhir adalah merumuskan simpulan
dari penelitian yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menjawab masalah utama dalam penelitian, yaitu tentang
kesesuaian puisi-puisi pilihan Abdurahman Faiz sebagai pembangun konteks tematik di kelas VII.
D. InstrumenBPenelitianBB
Panggih Cahyo Setiaji,2014 KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS
TEMATIK DI KELAS VII Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono 2011, hlm. 222 dalam penelitian kualitatif instrumen
utamanya adalah peneliti sendiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu pengumpul data. Tiap-tiap kartu diberikan kode sesuai dengan
kebutuhan data. Kartu data berbentuk tabel digunakan untuk mempermudah mengumpulkan data.
Untuk menjelaskan tahapan penelitian secara keseluruhan, ada beberapa tabel instrumen berdasarkan analisis yang dilakukan sebagai berikut.
B TabelB3.1B
AnalisisBStrataBNormaB NomorBDataB
DataB LapisB
1B LapisB
2B LapisB
3B LapisB
4B LapisB
5B
B TabelB3.2B
AnalisisBStilistikaB MajasB
NomorBDataB DataB
SimileB B
B MetaforaB
B B
PerumpamaanBEposB B
B PersonifikasiB
B B
MetonimiaB B
B SinekdokeB
B B
AlegoriB B
B B
TabelB3.3B KarakteristikBBahanBAjarBPuisiBmenurutBiahmantoB
NomorBDataB AspekB
BahasaB KematanganB
JiwaB LatarBBelakangB
BudayaB DidaktisB
Panggih Cahyo Setiaji,2014 KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS
TEMATIK DI KELAS VII Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
B
Panggih Cahyo Setiaji,2014 KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS
TEMATIK DI KELAS VII Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BABBVB SIMPULANBDANBSARANB
B A. SimpulanB
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada bab IV tentang analisis fenomenologi strata norma dan stilistika majas dalam
puisi-puisi pilihan karya Abdurahman Faiz serta kesesuaiannya sebagai pembangun konteks tematik pada jenjang SMP kelas VII, maka dapat
diperoleh simpulan sebagai berikut.
Berdasarkan analisis fenomenologi lapis ketiga penanda objek, kelima puisi pilihan Abdurahman Faiz dalam antologi Aku Ini Puisi Cinta
mengandung fenomena atau tema-tema kemanusian, seperti: kecintaan terhadap guru dalam Kepada Guru, hlm. 14, kecintaan terhadap buku
dalam sahabatku Buku, hlm. 35, kecintaan menulis puisi dalam Penyair, hlm. 34; kepedulian terhadap tukang sampah dalam Untuk semua Tukang
sampah di Dunia, hlm. 29; dan kritik sosial terhadap masyarakat untuk memetik hikmah dari sifat kebesaran hati kiasan semut dalam Ode Para
semut, hlm.25.
Selanjutnya, berdasarkan tinjauan stilistika melalui analisis majas, kelima puisi pilihan memiliki gaya bahasa penyair yang sederhana dan
menyangkut realitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, berdasarkan aspek kematangan jiwa menurut Rahmanto, kelima puisi tersebut sesuai
dengan tahap romantik yaitu usia 10-12 tahun. Hal ini dikarenakan kelima puisi tersebut mengandung didominasi objek utama sebagai majas
perbandingan langsung metafora dan personifikasi. Objek utama tersebut terdapat dalam kata kias seperti matahari dalam Kepada Guru, hlm. 14,
semut dan ramah dalam Ode Para semut, hlm.25, tukang sampah dan permata dalam Untuk semua Tukang sampah di Dunia, hlm. 29, Penyair,
kata-kata, hujan, dan pasir dalam Penyair, hlm. 34, dan buku dalam sahabatku Buku, hlm. 35.
Panggih Cahyo Setiaji,2014 KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS
TEMATIK DI KELAS VII Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Terdapat kesesuaian antara kelima puisi pilihan karya Abdurahman Faiz dengan pembangun konteks tematik BSE Bahasa Indonesia kelas VII
Kemendikbud, 2014. Berdasarkan aspek tematik melalui kajian fenomenologi dan aspek didaktis pada karakteristik bahan ajar puisi menurut
Rahmanto, kelima puisi ini memiliki nilai-nilai positif yang berhubungan dengan tema-tema dalam BSE Bahasa Indonesia kelas VII Kemendikbud,
014. Hal ini dibuktikan sebagai berikut.
1. Puisi Kepada Guru mengandung sikap kecintaan terhadap guru yang selalu memberi banyak ilmu dan pengetahuan. Sehingga,
muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan karakter ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema
Remaja dan Pendidikan Karakter.
2. Puisi Ode Para semut mengandung sikap pantang menyerah, berjiwa besar, dan selalu bekerja sama dengan siapapun. Sehingga
muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan karakter ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema
Remaja dan Pendidikan Karakter.
3. Puisi Untuk semua Tukang sampah di Dunia mengandung sikap kepedulian terhadap jasa tukang sampah dan cinta lingkungan.
Sehingga muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan karakter dan lingkungan ini dapat digunakan sebagai pembangun
konteks pada tema Remaja dan Pendidikan Karakter dan Cinta Lingkungan Hidup.
4. Puisi Penyair mengandung sikap kecintaan terhadap karya puisi. Sehingga muatan yang berhubungan dengan nilai estetika ini dapat
digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Pengenalan Budaya Indonesia.
5. Puisi sahabatku Buku mengandung sikap kecintaan terhadap buku. Sehingga muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan
Panggih Cahyo Setiaji,2014 KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS
TEMATIK DI KELAS VII Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
karakter ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Remaja dan Pendidikan Karakter.
Kesesuaian aspek tematik tersebut mengimplikasikan bahwa puisi-
puisi pilihan karya Abdurahman Faiz dapat digunakan sebagai pembangun konteks tematik pada buku BSE kelas VII.
B. SaranB