KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII.
KAJKAN PUKSK-PUKSK ABDURAHMAN FAKZ SEBAGAK PEMBANGUN KONTEKS TEMATKK DK KELAS VKK
SKRKPSK
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh melar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Panggih Cahyo Setiaji 1005516
JURUSAN PENDKDKKAN BAHASA DAN SASTRA KNDONESKA FAKULTAS PENDKDKKAN BAHASA DAN SENK
UNKVERSKTAS PENDKDKKAN KNDONESKA BANDUNG
(2)
KAJKAN PUKSK-PUKSK ABDURAHMAN FAKZ SEBAGAK PEMBANGUN KONTEKS TEMATKK DK KELAS VKK
oleh
Panggih Cahyo Setiaji
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Panggih Cahyo Setiaji 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
PANGGKH CAHYO SETKAJK
KAJKAN PUKSK-PUKSK ABDURAHMAN FAKZ SEBAGAK PEMBANGUN KONTEKS TEMATKK DK KELAS VKK
disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing K,
Drs. H. Ma’mur Saadie, M.Pd. NKP 195812301989011001
Pembimbing KK,
Rudi Adi Nugroho, M.Pd. NKP 198503012009121005
diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Kndonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Uni4ersitas Pendidikan Kndonesia,
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NKP 197204031999031002
(4)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Panggih Cahyo Setiaji 1005516
ABSTRAK
Dalam pembelajaran berbasis teks, keberadaan karya sastra terutama puisi memiliki potensi sebagai penunjang tahapan pembangun konteks. Meskipun begitu, banyaknya jumlah puisi dengan beragam karakter yang ada dalam kesusastraan Indonesia, diperlukan sebuah penelitian yang membahas aspek tematik dan gaya bahasa untuk menemukan kesesuaian materi pembelajaran dan perkembangan jiwa siswa khususnya pada jenjang SMP. Oleh karena itu, puisi-puisi Abdurahman Faiz dalam kumpulan Aku Ini Puisi Cinta dipilih karena memiliki pembaruan karya sastra dan perkembangan kehidupan sosial budaya yang dekat dengan kehidupan siswa SMP. Metode penelitian ini adalah deskriptif analisis. Simpulan penelitian ini yaitu (1) dalam lima puisi pilihan karya Abdurahman Faiz, terdapat tema-tema kemanusian, seperti: kecintaan terhadap guru, kecintaan terhadap buku, kecintaan menulis puisi, kepedulian terhadap tukang sampah, dan kritik sosial terhadap masyarakat sebagai pembelajaran dari sifat kebesaran hati (kiasan) semut; (2) kelima puisi pilihan karya Abdurahman Faiz, memiliki gaya bahasa yang sesuai dengan tahap perkembangan pembaca romantik (10-12 tahun) karena mengandung objek-objek sederhana sebagai majas perbandingan langsung (metafora) dan personifikasi. Objek utama tersebut terdapat dalam kata kias seperti matahaii, semut, iamah, tukang sampah, peimata, kata-kata, hujan, pasii, dan buku; (3) Terdapat kesesuaian antara puisi-puisi pilihan karya Abdurahman Faiz sebagai pembangun konteks tematik BSE Bahasa Indonesia kelas VII (Kemendikbud, 2014). Puisi Kepada Guiu, Ode Paia Semut, dan Sahabatku Buku dapat digunakan sebagai pembangun konteks tema Remaja dan Pendidikan Karakter. Kemudian, selain Remaja dan Pendidikan karakter, Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia dapat digunakan sebagai pembangun konteks tema Cinta Lingkungan Hidup. Puisi Penyaii dapat digunakan sebagai pembangun konteks tema Pengenalan Budaya Indonesia.
Kata kunci: puisi Abdurahman Faiz, pembangun konteks, fenomenologi, stilistika
ABSTRACT
In text based learning, existence of literature especially poetry has the potential as supporting stage builder context. Though so, the large number of poems with a variety of characters that exist in Indonesian literature, needed a research that addresses the thematic and language style aspects to find suitability of the learning material and mental development of students, especially at the junior high school level. Therefore, Abdurahman Faiz poems in of Aku Ini Puisi Cinta collection chosen because it has renewal literature and the development of social and cultural life of junior high school students. This research method is descriptive analysis. The conclusions of this research are (1) in five selected poems of Faiz Abdurahman works, there are themes of humanity, such as: the love of a teacher, a love of books, love to write poetry, concern for the garbage
(5)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
man, and social critique towards society as learning from nature greatness heart (figuratively) ants; (2) The fifth poem Abdurahman Faiz choices works, has the language style appropriate to the stage of development of the romantic reader (10-12 years) because they contain simple objects as a direct comparison figure of speech (metaphor), and personifications. The main object is contained in the word figuratively as the sun, ants, friendly, garbage, gems, words, rain, sand, and books; (3) There is a concordance between the poetry of Faiz Abdurahman choices works as a builder thematic context of BSE Bahasa Indonesia grade VII (Kemendikbud, 2014). Poems Kepada Guiu, Ode Paia Semut, and Sahabatku Buku can be used as builders context theme of Remaja dan Pendidikan Kaiaktei, Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia can be used as builders context Cinta Lingkungan Hidup theme. Poem Penyaii can be used as an introduction builders context of Pengenalan Budaya Indonesia theme.
(6)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
TERNYATAAN ...i
ABSTRAK ... ii
KATA TENGANTAR ... iii
UCATAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I TENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
1. Manfaat Teoretis ... 7
2. Manfaat Praktis ... 7
E. Sistematika Penelitian ... 8
BAB II IHWAL TUISI, FENOMENOLOGI, STILISTIKA DAN BAHAN AJAR A. Puisi ... 9
1. Pengertian Puisi ... 9
2. Analisis Fenomenologis (Strata Norma) ...11
B. Stilistika ...13
1. Pengertian Stilistika ...13
(7)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Pembangun Konteks Tematik dalam Pembelajaran ...21
1. Hakikat ...21
2. Keterkaitan Pembangun Konteks dengan Bahan Ajar ...22
3. Karakteristik Bahan Ajar Pembangun Konteks Tematik ...25
BAB III METODE TENELITIAN A. Metode ...31
B. Sumber Data ...31
C. Teknik Penelitian ...31
1. Teknik Pengumpulan Data ...31
2. Teknik Pengelolaan Data ...31
D. Instrumen Penelitian ...32
BAB IV HASIL TENELITIAN DAN TEMBAHASAN A. Analisis Data ...34
1. Analisis Puisi Berdasarkan Fenomenologi ...34
2. Analisis Bahasa Kiasan (Majas) ...48
B. Pembahasan ...55
BAB V SIMTULAN DAN SARAN A. Simpulan ...63
B. Saran ...65
DAFTAR TUSTAKA………...66 LAMTIRAN
(8)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Penggunaan Puisi di Kelas VII………1
Tabel 3.1
Analisis Strata Norma………33
Tabel 3.2
Analisis Stilistika………...33
Tabel 3.3
(9)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran bahasa Indonesia jada kurikulum 2013 menggunakan jendekatan berbasis teks. Teks dajat berwujud teks tertulis maujun teks lisan. Teks merujakan ungkajan jikiran manusia yang lengkaj yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks. Pendekatan berbasis teks ini jelas teridentifikasi dalam bahan ajar berbentuk buku sekolah elektronik (BSE) Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan (edisi revisi) untuk kelas VII (Kemendikbud, 2014). Buku ini dirancang agar siswa aktif melakukan kegiatan belajar melalui tugas-tugas, baik secara kelomjok maujun mandiri. Untuk mengajarkan bahasa Indonesia dengan menggunakan buku ini, jengajar hendaknya menemjuh emjat tahaj jembelajaran, yaitu (1) tahaj jembangunan konteks, (2) tahaj jemodelan teks, (3) tahaj jembuatan teks secara bersama-sama (berkelomjok), dan (4) tahaj jembuatan teks secara mandiri.
Sekaitan buku ajar tersebut dengan karya sastra, tamjaknya kurikulum 2013 mengintegrasikan jembelajaran sastra ke dalam jembelajaran bahasa atau jembelajaran bahasa bisa juga dimulai dengan jembelajaran sastra. Hal ini tamjak jada jenemjatan karya sastra dalam susunan buku sekolah elektronik (BSE) tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar, guru dajat memilih juisi yang secara keseluruhan memiliki intensitas tinggi dalam menyiratkan nilai-nilai yang sesuai dengan kebutuhan jembelajaran dalam Komjetensi Dasar di kelas 7. Terdajat beberaja kegiatan jembelajaran yang melibatkan karya sastra juisi dalam komjetensi dasar yang teridentifikasi dalam tabel berikut.
Tabel 1.1
(10)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Judul Bab Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran
Bab I: Cinta Lingkungan Hiduj
3.1 Memahami teks hasil observasi melalui lisan maujun tulisan.
Pengenalan
struktur teks hasil observasi
Pembangunan konteks:
Memahami keadaan alam melalui sajian juisi, gambar, nyanyian dan atau tayangan.
Bab III : Remaja dan Pendidikan Karakter
3.1 Memahami teks eksjosisi melalui lisan maujun tulisan
Pemahaman isi
teks eksjosisi Memahami jendidikan karakter melalui juisi
Bab V:
Peristiwa Alam 3.1 Memahami teks eksjlanasi melalui lisan maujun tulisan
Pengenalan
struktur eksjlanasi observasi
Memahami
jeristiwa alam melalui juisi
Berdasarkan identifikasi di atas, keberadaan teks juisi terdajat dalam komjetensi dasar yang sama namun dengan jembelajaran jenis teks yang berbeda. Kenyataan tersebut mengindikasikan keberadaan teks juisi lebih banyak berfungsi sebagai jenunjang untuk memahami sebuah jenis teks dalam hal ini berbentuk jembangun konteks tematik. Selain itu, di dalam buku BSE ini, teks juisi-juisi jilihan digunakan sebagai lamjiran jendukung materi jokok. Hal ini menunjukkan jenggunaan teks-teks sastra beruja juisi berfungsi sebagai bahan ajar jenunjang jembelajaran berbasis teks. Model jengintegrasian ini sebenarnya cukuj baik jika jemahaman guru terhadaj bahasa dan sastra berimbang. Jika tidak, maka jembelajaran sastra akan kurang mendajatkan jorsi yang ojtimal.
Sarjono (dalam Tojo, 2004, hlm. 2) mengungkajkan kelemahan materi sastra dalam buku teks antara lain: (1) tidak setiaj bab atau tema mengandung materi sastra; 2) materi sastra merujakan bagian kecil dalam satu babak atau tema; 3) sebagaian karya satra yang tercantum dalam buku teks hanya beruja cujlikan atau sinojsis atau hanya menunjuk judul dan jengarang sebagai tugas yang harus dikerjakan siswa.
Pandangan lain mengenai masalah materi sastra khususnya juisi dikemukakan Rahmanto (dalam Hariningtyas, 2011, hlm. 1). Ia mengemukakan
(11)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa jengajaran sastra semakin menjauhkan anak didik dari karya sastra. Pendajat tersebut mengacu terhadaj jenggunaan satu sumber belajar dan jemberian contoh juisi-juisi jenyair lama dalam jembelajaran ajresiasi juisi yang monoton. Hal tersebut dajat menjauhkan anak didik dari karya sastra dan membuatnya jenuh dari dalam mengikuti jembelajaran. Kenyataan ini juga sering dijumjai beberaja juisi maujun jenyair yang sama keraj hadir sebagai bahan ajar jada tingkat jembelajar yang berbeda.
Terlejas dari beberaja jandangan diatas, keberadaan juisi yang sesuai untuk mendukung ketercajaian komjetensi dan jerkembangan siswa jerlu dijerhatikan. Selain wawasan justaka guru mata jelajaran terhadaj sastra yang memadai, wawasan juisi sebagai referensi bahan ajar sesuai dengan tahaj jerkembangan siswa akan mendukung jroses jembelajaran.
Hal tersebut ditambah banyaknya jumlah juisi dengan beragam kualitas dan karakter yang ada dalam khazanah sastra Indonesia, mustahil seluruh jengajar melakukan riset dan jengkajian secara mandiri terhadaj juisi yang ada. Ajalagi, selain kesesuian dengan kejiwaan siswa, asjek tematik jada teks juisi juga jerlu dijerhatikan untuk memenuhi kebutuhan jembangun konteks dalam mendukung jembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Oleh karena itu, jenulis berujaya memberikan kontribusi melalui kajian stilistika terhadaj juisi-juisi jilihan sebagai jembangun konteks tematik di kelas VII.
Aminudin (1995, hlm.45) yang menyatakan bahwa karya sastra sebagai sasaran kajian stilistika, dalam hal ini juisi. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa: (1) jencijtaan karya sastra terkait dengan kreasi individual jengarangnya; (2) sebagai kreasi seni, jencijtaannya karya sastra juga memerhatikan adanya jembaruan; dan (3) jerkembangan kehidujan sosial budaya juga ikut menentukan jerkembangan kehidujan karya sastra, setiaj karya sastra dajat dicurigai memiliki ciri yang tidak sejenuhnya sama. Dua jandangan terakhir Aminudin mengenai jembaruan karya sastra dan jerkembangan kehidujan sosial budaya tersebut merujakan acauan terhadaj jemilihan juisi-juisi Faiz dalam kumjulan juisi Aku Ini Puisi Cinta sebagai objek jenelitian.
(12)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abdurahman Faiz adalah anak dari jasangan Tomi Satryatomo dan Helvy Tiana Rosa. Penyair cilik kelahiran Jakarta jada 15 November 1995 ini mamju mencijtakan juluhan juisi jada tahun 2001 di usianya yang keenam tahun. Pada tahun 2004 saat usianya baru 8 tahun, Faiz telah melahirkan dua karya fenomenal, yaitu Untuk Bunda dan Dunia dan Guru Matahari. Kedua buku tersebut mendajatkan beberaja jenghargaan nasional.
Prestasi tersebut membuat beberaja juisi terjilih dalam kedua buku itu dikemas secara khusus menjadi munculnya buku ketiga bejudul Aku Ini Puisi Cinta. Buku ini diterbitkan oleh Dar Mizan jada tahun 2005, yang membawanya meraih jenghargaan Penulis Cilik Berjrestasi dari Yayasan Taman Bacaan Indonesia jada tahun yang sama. Kumjulan juisi ini merefleksikan kehidujan sosial budaya saat ini karena dalam juisi-juisinya, Faiz bercerita mengenai ibu dan ayahnya, tentang situasi sosial maujun tokoh masyarakat.
Dari awal kemunculan buku tersebut, sudah mendajat sambutan jositif dari beberaja jakar sastra, diantaranya Taufik Ismail yang menyatakan bahwa juisi Abdurahman Faiz sangatlah unik dan beliau menyatakan bahwa kemamjuan Faiz dalam menulis juisi, sejuluh tahun melomjati umurnya. Puisi-juisi Faiz dikemas secara raji dan sudah terbilang sangat bagus. Pendajat tersebut senada dengan Agus R. Sarjono yang mengungkajkan bahwa Faiz sebagai jenyair sejati adalah orang yang bahagia ketika menulis jolos dan tanja jretensi. Caranya memandang dunia jauh dari klise dan metaforis.
Beberaja jenyair juga mengungkajkan kesesuaian kumjulan juisi tersebut dengan jada jembelajaran sastra jenjang SMP, diantaranya Kusjrihyanto Namna (dalam Hariningtyas, 2011, hlm. 102) adalah seorang jenyair yang menyatakan bahwa jada dasarnya juisi dari jenyair manajun dajat digunakan sebagai materi jembelajaran, namun guru harus menyesuaikan jerkembangan jsikologi siswanya. Puisi-juisi Abdurahman Faiz menggunakan majas jersonifikasi, bahasa-bahasa yang segar dalam metafora, serta rejetisi-rejetisi memjerindah juisi. Puisi-juisi dalam buku Aku Ini Puisi Cinta ini juga dajat digunakan sebagai materi jembelajaran sastra karena sebagain besar juisinya
(13)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan kata-kata konkret yang langsung menuju maksud yang disamjaikan dengan bahasa yang halus.
Begitujun M.H. Iskan (dalam Hariningtyas, 2011, hlm. 103) yang juga seorang jenyair menyatakan bahwa juisi Abdurahman Faiz dajat digunakan sebagai materi jembelajaran yang berkaitan dengan sastra jada jenjang SMP. Hal ini dikarenakan Faiz banyak sekali mengungkajkan kecintaan terhadaj orang-orang disekitarnya, himbauan kejada masyarakat, serta harajan-harajan yang ia inginkan.
Dengan jotensi yang ada dalam juisi-juisi Faiz tersebut, jerlu dibuktikan terlebih dahulu kesesuaiannya dengan jenjang SMP melalui kajian fenomenologi dan stilistika. Kedua kajian tersebut dijilih agar memudahkan jemilihan karakter atau style (gaya bahasa) seorang jenyair yang dijahami oleh jembaca jada jenjang SMP.
Berdasarkan jengamatan jenulis, jenelitian sejenis yang mengungkaj gaya bahasa jernah dilakukan oleh Rahmayanti (2013) dengan judul Analisis Gaya Bahasa “Buku Jurnalisme Sastrawi, Antologi Lijutan Mendalam dan Memikat”. Dalam jenelitiannya, Astri mengungkajkan beberaja gaya bahasa yang ditemukannya dalam buku Jurnalisme Sastrawi, Antologi Lijutan Mendalam dan Memikat. Adajun gaya bahasa yang Astri temukan dalam buku tersebut yakni: jersonifikasi, hijerbola, dan metonimia.
Penelitian mengenai bahan ajar sastra juga jernah dilakukan oleh Amalia (2013) dengan judul skrijsinya “Kajian Moral Cerita Pendek Pada Majalah Bobo sebagai Ujaya Pemilihan Bahan Ajar Ajresiasi Sastra di Kelas Tinggi Sekolah Dasar”. Amalia mengungkaj adanya keseuaian kurikulum terhadaj cerita jendek jada majalah Bobo. Cerjen-cerjen yang dianalisis dajat digunakan sebagai bahan ajar (model) jada KD bahasa Indonesia di kelas V untuk analisis unsur-unsur cerjen dan jenulisan teks narasi.
Dalam jenelitian lainnya sebagai rujukan jenulis mengenai kajian juisi dilakukan oleh Hariningtyas (2011). Dengan judul skrijsinya, “Analisis Struktur Kumjulan Puisi Aku Ini Puisi Cinta Karya Abdurahman Faiz dan Kesesuaiannya
(14)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai Materi Pembelajaran Ajresiasi Puisi jada Jenjang SMP” Hariningtyas mengkaji juisi-juisi yang sama dengan jenulis namun menggunakan teori kajiandan sasaran kurikulum yang berbeda. Dengan kajian struktur fisik dan batin terhadaj teks, dia menyatakan bahwa sebagian besar juisi karya Abdurahman Faiz dalam kumjulan juisi Aku Ini Puisi Cinta dajat digunakan sebagai materi jembelajaran ajresiasi juisi jada jenjang SMP kurikulum KTSP sesuai dengan tingkat jerkembangan siswa.
Berbagai jermasalahan diatas sekaligus sebagai kelanjutan dari jenelitian sebelumnya, membuat jenulis tertarik mengkaji fenomenologi dan bahasa kiasan (majas) yang terdajat jada juisi jilihan dalam kumjulan juisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz. Kajian terhadaj juisi jilihan ini diharajkan menjadi alternatif jembangun konteks tematik untuk mencajai tujuan Kurikulum 2013 sebagaimana yang tercantum dalam Komjetensi Dasar di kelas VII. Oleh karena itu, jenulis menentukan jenelitian ini yang berjudul KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam jenelitian ini diterangkan sebagai berikut.
(1) Bagaimana asjek tematik dalam juisi-juisi Abdurahman Faiz berdasarkan analisis fenomenologi?
(2) Bagaimana juisi-juisi Abdurahman Faiz berdasarkan analisis stilistika? (3) Bagaimana kesesuaian juisi-juisi Abdurahman Faiz sebagai jembangun
konteks tematik jada jembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan jenelitian ini dijelaskan sebagai berikut.
1) Mendeskrijsikan asjek tematik dalam juisi-juisi Abdurahman Faiz berdasarkan analisis fenomenologi.
(15)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Mendeskrijsikan juisi-juisi Abdurahman Faiz berdasarkan analisis stilistika.
3) Mendeskrijsikan kesesuaian juisi-juisi Abdurahman Faiz sebagai jembangun konteks tematik jada jembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat jenelitian ini terdiri dari manfaat akademis dan jraktis yang dijelaskan sebagai berikut.
1) Manfaat Akademis
Selain memberikan kontribusi konkret dalam jembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di jenjang SMP, jenelitian ini dajat dijadikan bahan jendukung untuk memjerkuat, juga melakukan jerkembangan jada jenelitian selanjutnya. Khususnya yang berkaitan dengan keilmuan stilistika, fenomenologi (strata norma) juisi, dan jemilihan bahan ajar sastra.
2) Manfaat Praktis
Manfaat jraktis jada jenelitian ini yaitu sebagai berikut. a. Bagi Peneliti
Sebagai calon tenaga jendidik, jenelitian ini akan dajat menambah wawasan kesusastraan bagi jeneliti dalam mengeksjlorasi karya sastra di tingkat SMP.
b. Bagi Guru
Jika jenelitian ini tercajai, jara guru dajat menjadikan hasil jenelitian ini sebagai alternatif karya sastra yang berbentuk juisi sebagai jembangun konteks jembelajaran tematik di kelas VII. Hal ini jun
(16)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai ujaya untuk menambah wawasan guru terhadaj karya sastra juisi.
c. Bagi Siswa
Hasil jenelitian ini diharajkan agar siswa termotivasi dan jercaya diri dalam mengikuti jembelajaran yang memanfaatkan teks juisi. Sehingga, siswa dajat termudahkan dalam memahami jembelajaran berbasis teks maujun sebagai referensi bacaan lainnya.
d. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharajkan dajat menambah jengetahuan kesusastraan Indonesia terutama juisi-juisi Abdurahman Faiz bagi jembaca. Ajalagi, jenelitian ini dilakukans sebagai ujaya jemilihan karya sastra juisi sebagai tahaj jembangun konteks tematik jada jembelajaran berbasis teks, Kurikulum 2013.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan jenelitian ini menggunakan sistematika yang digunakan oleh UPI yang tertuang dalam Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2014.
Sistematika jenulisan jenelitian ini terbagi menjadi lima bab, yaitu:
Pertama, Bab I Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang jenelitian, rumusan masalah, tujuan jenelitian, manfaat jenelitian, dan sistematika jenulisan.
Kedua, Bab II Kajian Pustaka yang terdiri dari: hakikat juisi, analisis fenomenologi, stilistika, dan jembangun konteks tematik.
Ketiga, Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari: metode, sumber data, teknik jengumjulan dan jengelolaan data, serta instrumen jenelitian.
(17)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keemjat, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari tiga hal utama, yaitu: jengolahan atau analisis data, hasil analisis untuk menghasilkan temuan, dan jembahasan hasil analisis.
(18)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BABBIIIB
METODEBPENELITIANB B
A. MetodeBPenelitianB
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, sehingga objek dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk deskripsi. Penelitian ini berisi kutipan-kutipan dari kumpulan data untuk memberikan ilustrasi dan gambaran bagi setiap fakta yang ditemukan. Fakta-fakta tersebut berupa metafor pada sajak yang selanjutnya akan dianalisis secara mendalam. Oleh karena itu, penggunaan metode ini tidak hanya sekedar menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2007, hlm. 57).
B. SumberBDataB
Penulis mengambil data primer berupa lima sajak pilihan yang berjudul
Kepada Guru, Ode Para Semut, Penyair, Doa untuk Semua Tukang Sampah di
Dunia, Penyair, Sahabatku Buku. Kelima sajak tersebut bersumber dari antologi
puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz. B
C. TeknikBPenelitianB
1. TeknikBPengumpulanBDataB
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi pustaka atau studi dokumentasi, yaitu menentukan teks puisi pilihan dari antologi puisi yang dijadikan rujukan dalam penelitian.
B
2. TeknikBPengelolaanBDataB
Dalam penelitian ini, sumber data yang terkumpul dikaji melalui beberapa tahapan yaitu, tahapan analisis berdasarkan strata norma, tahapan analisis bahasa kiasan (majas), dan pendeskripsian keseuaian puisi Abdurahman Faiz dengan kriteria bahan ajar sastra di tingkat kelas VII.
(19)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini beberapa tahapan analisis yang dijelaskan dalam langkah kerja penelitian:
1. Peneliti mengamati, membaca, dan memahami sajak-sajak dalam antologi puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz untuk pengambilan data berupa sajak pilihan.
2. Peneliti menentukan lima sajak pilihan sebagai sampel penelitian kemudian mengedentifikasinya secara mendalam. Lima puisi pilihan ini berjudul Kepada Guru, Ode Para Semut, Penyair, Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia, Penyair, Sahabatku Buku.
3. Peneliti melakukan analisis fenomenologis (strata norma) yang terdapat dalam puisi-puisi tersebut untuk menemukan kesesuaian makna dengan pembangun konteks tematik dalam buku sekolah elektronik (BSE) Bahasa Indonesia Kemendikbud 2014 kelas VII. 4. Peneliti melakukan analisis stilistika berupa majas yang terdapat
dalam puisi-puisi tersebut untuk mendeskripsikan jenis-jenis majas yang ditemukan dalam puisi-puisi tersebut.
5. Peneliti mendeskripsikan kesesuaian hasil temuan berdasarkan analisis fenomenologis dan stilistika tersebut dengan beberapa aspek pemilihan bahan ajar puisi menurut Rahmanto.
6. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dan telah dianalisis. Langkah terakhir adalah merumuskan simpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menjawab masalah utama dalam penelitian, yaitu tentang kesesuaian puisi-puisi pilihan Abdurahman Faiz sebagai pembangun konteks tematik di kelas VII.
(20)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 222) dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu pengumpul data. Tiap-tiap kartu diberikan kode sesuai dengan kebutuhan data. Kartu data berbentuk tabel digunakan untuk mempermudah mengumpulkan data.
Untuk menjelaskan tahapan penelitian secara keseluruhan, ada beberapa tabel instrumen berdasarkan analisis yang dilakukan sebagai berikut.
B
TabelB3.1B
AnalisisBStrataBNormaB
NomorBDataB DataB LapisB1B LapisB2B LapisB3B LapisB4B LapisB5B B
TabelB3.2B AnalisisBStilistikaB
MajasB NomorBDataB DataB
SimileB B B
MetaforaB B B
PerumpamaanBEposB B B
PersonifikasiB B B
MetonimiaB B B
SinekdokeB B B
AlegoriB B B
B
TabelB3.3B
KarakteristikBBahanBAjarBPuisiBmenurutBiahmantoB NomorBDataB
AspekB BahasaB KematanganB
(21)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(22)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BABBVB
SIMPULANBDANBSARANB B
A. SimpulanB
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada bab IV tentang analisis fenomenologi (strata norma) dan stilistika (majas) dalam puisi-puisi pilihan karya Abdurahman Faiz serta kesesuaiannya sebagai pembangun konteks tematik pada jenjang SMP kelas VII, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut.
Berdasarkan analisis fenomenologi lapis ketiga (penanda objek),
kelima puisi pilihan Abdurahman Faiz dalam antologi Aku Ini Puisi Cinta
mengandung fenomena atau tema-tema kemanusian, seperti: kecintaan
terhadap guru (dalam Kepada Guru, hlm. 14), kecintaan terhadap buku
(dalam sahabatku Buku, hlm. 35), kecintaan menulis puisi (dalam Penyair,
hlm. 34); kepedulian terhadap tukang sampah (dalam Untuk semua Tukang
sampah di Dunia, hlm. 29); dan kritik sosial terhadap masyarakat untuk
memetik hikmah dari sifat kebesaran hati (kiasan) semut (dalam Ode Para
semut, hlm.25).
Selanjutnya, berdasarkan tinjauan stilistika melalui analisis majas, kelima puisi pilihan memiliki gaya bahasa penyair yang sederhana dan menyangkut realitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, berdasarkan aspek kematangan jiwa menurut Rahmanto, kelima puisi tersebut sesuai dengan tahap romantik yaitu usia 10-12 tahun. Hal ini dikarenakan kelima puisi tersebut mengandung didominasi objek utama sebagai majas perbandingan langsung (metafora) dan personifikasi. Objek utama tersebut
terdapat dalam kata kias seperti matahari (dalam Kepada Guru, hlm. 14),
semut dan ramah (dalam Ode Para semut, hlm.25), tukang sampah dan
permata (dalam Untuk semua Tukang sampah di Dunia, hlm. 29), Penyair,
kata-kata, hujan, dan pasir (dalam Penyair, hlm. 34), dan buku (dalam
(23)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat kesesuaian antara kelima puisi pilihan karya Abdurahman Faiz dengan pembangun konteks tematik BSE Bahasa Indonesia kelas VII (Kemendikbud, 2014). Berdasarkan aspek tematik melalui kajian fenomenologi dan aspek didaktis pada karakteristik bahan ajar puisi menurut Rahmanto, kelima puisi ini memiliki nilai-nilai positif yang berhubungan dengan tema-tema dalam BSE Bahasa Indonesia kelas VII (Kemendikbud, 014). Hal ini dibuktikan sebagai berikut.
1. Puisi Kepada Guru mengandung sikap kecintaan terhadap guru
yang selalu memberi banyak ilmu dan pengetahuan. Sehingga, muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan karakter ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Remaja dan Pendidikan Karakter.
2. Puisi Ode Para semut mengandung sikap pantang menyerah,
berjiwa besar, dan selalu bekerja sama dengan siapapun. Sehingga muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan karakter ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Remaja dan Pendidikan Karakter.
3. Puisi Untuk semua Tukang sampah di Dunia mengandung sikap
kepedulian terhadap jasa tukang sampah dan cinta lingkungan. Sehingga muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan karakter dan lingkungan ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Remaja dan Pendidikan Karakter dan Cinta Lingkungan Hidup.
4. Puisi Penyair mengandung sikap kecintaan terhadap karya puisi.
Sehingga muatan yang berhubungan dengan nilai estetika ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Pengenalan Budaya Indonesia.
5. Puisi sahabatku Buku mengandung sikap kecintaan terhadap buku.
(24)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karakter ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Remaja dan Pendidikan Karakter.
Kesesuaian aspek tematik tersebut mengimplikasikan bahwa puisi-puisi pilihan karya Abdurahman Faiz dapat digunakan sebagai pembangun konteks tematik pada buku BSE kelas VII.
B. SaranB
Berdasarkan penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.
1. Hasil penelitian mengenai teks puisi-puisi ini diharapkan dapat
menambah khazanah bahan ajar sastra. Sehingga, penelitian ini menjadi referensi penelitian pengembangan bahan ajar yang lebih lanjut dengan pengujian secara empiris dalam pembelajaran.
2. Masih banyak puisi lain yang belum mendapat perhatian peneliti dalam
kaitannya dengan pemilihan pembangun konteks tematik. Para peneliti lain diharapkan dapat melakukan pengkajian puisi dengan pendekatan lain, seperti semiotika.
(25)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, F. (2013). Kajian moral cerita pendek pada Majalah Bobo sebagai upaya
pemilihan bahan ajar apresiasi sastra di kelas tinggi sekolah dasar.
(Skripsi) Sarjana FPBS UPI Bandung.
Aminnudin. (1995). Stilistika, pengantar memahami karya sastra. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
__________. (2010). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Faip, A. (2005). Aku ini puisi cinta. Bandung: DAR! Mipan.
Hariningtyas, E. (2011). Analisis struktur kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz dan kesesuaiannya sebagai materi pembelajaran
apresiasi puisi pada jenjang SMP. (Skripsi) Sarjana FKIP UNS Surakarta.
Junus, U. (1989). Stilistika: Suatu pengantar. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Bahasa Indonesia ekspresi diri
dan akademik. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Bahasa Indonesia wahana
pengetahuan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud.
Keraf, G. (1986). Pengantar ilmu sastra. Jakarta: Gramedia.
Majid, A. (2012). Perencanaan pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Panen, P. & Purwanto. (1997). Penulisan bahan ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.
Pradopo, R. D. (1995). Beberapa teori sastra, metode kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(26)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prastowo, A. (2012). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
__________. (2013). Pengembangan bahan ajar tematik. Yogyakarta: Diva Press. Rahmanto, B. (1996). Metode pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Rahmayanti, A. (2013). Buku jurnalisme sastrawi, antologi liputan mendalam dan
memikat. (Skripsi) Sarjana FPBS UPI Bandung.
Ratna, N. K. (2009) Stilistika, kajian puitika bahasa, dan budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosyidi, M. I. (2010). Analisis teks sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjiman, P. (1993). Bunga rampai stilistika. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Tarigan, H. G. (1985). Prinsip-prinsip dasar sastra. Bandung: Angkasa. __________. (2009). Pengajaran gaya bahasa. Bandung: Angkasa.
Teeuw, A. (2003). Sastera dan ilmu sastera. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. Topo, A. W. A. (2004) Keterbacaan isi, kebahasaan, dan budaya di dalam cerita
pendek siswa SMA. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Wahyuni, D. (2014). Pembelajaran teks dan adaptasi sosial. Diakses dari http://www.riaupos.co/2759-opini-pembelajaran-teks-dan-adaptasi-sosial-.html#.VH0RhXYmpkg.
Waluyo, H. J. (2008). Teori dan apresisasi puisi. Salatiga: Widyasari.
Wellek, R. Warren, A. (1993). Teori kesusatraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
(1)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B
(2)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BABBVB
SIMPULANBDANBSARANB B
A. SimpulanB
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada bab IV tentang analisis fenomenologi (strata norma) dan stilistika (majas) dalam puisi-puisi pilihan karya Abdurahman Faiz serta kesesuaiannya sebagai pembangun konteks tematik pada jenjang SMP kelas VII, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut.
Berdasarkan analisis fenomenologi lapis ketiga (penanda objek), kelima puisi pilihan Abdurahman Faiz dalam antologi Aku Ini Puisi Cinta
mengandung fenomena atau tema-tema kemanusian, seperti: kecintaan terhadap guru (dalam Kepada Guru, hlm. 14), kecintaan terhadap buku (dalam sahabatku Buku, hlm. 35), kecintaan menulis puisi (dalam Penyair, hlm. 34); kepedulian terhadap tukang sampah (dalam Untuk semua Tukang
sampah di Dunia, hlm. 29); dan kritik sosial terhadap masyarakat untuk
memetik hikmah dari sifat kebesaran hati (kiasan) semut (dalam Ode Para
semut, hlm.25).
Selanjutnya, berdasarkan tinjauan stilistika melalui analisis majas, kelima puisi pilihan memiliki gaya bahasa penyair yang sederhana dan menyangkut realitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, berdasarkan aspek kematangan jiwa menurut Rahmanto, kelima puisi tersebut sesuai dengan tahap romantik yaitu usia 10-12 tahun. Hal ini dikarenakan kelima puisi tersebut mengandung didominasi objek utama sebagai majas perbandingan langsung (metafora) dan personifikasi. Objek utama tersebut terdapat dalam kata kias seperti matahari (dalam Kepada Guru, hlm. 14),
semut dan ramah (dalam Ode Para semut, hlm.25), tukang sampah dan
permata (dalam Untuk semua Tukang sampah di Dunia, hlm. 29), Penyair,
kata-kata, hujan, dan pasir (dalam Penyair, hlm. 34), dan buku (dalam
(3)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat kesesuaian antara kelima puisi pilihan karya Abdurahman Faiz dengan pembangun konteks tematik BSE Bahasa Indonesia kelas VII (Kemendikbud, 2014). Berdasarkan aspek tematik melalui kajian fenomenologi dan aspek didaktis pada karakteristik bahan ajar puisi menurut Rahmanto, kelima puisi ini memiliki nilai-nilai positif yang berhubungan dengan tema-tema dalam BSE Bahasa Indonesia kelas VII (Kemendikbud, 014). Hal ini dibuktikan sebagai berikut.
1. Puisi Kepada Guru mengandung sikap kecintaan terhadap guru yang selalu memberi banyak ilmu dan pengetahuan. Sehingga, muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan karakter ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Remaja dan Pendidikan Karakter.
2. Puisi Ode Para semut mengandung sikap pantang menyerah, berjiwa besar, dan selalu bekerja sama dengan siapapun. Sehingga muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan karakter ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Remaja dan Pendidikan Karakter.
3. Puisi Untuk semua Tukang sampah di Dunia mengandung sikap kepedulian terhadap jasa tukang sampah dan cinta lingkungan. Sehingga muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan karakter dan lingkungan ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Remaja dan Pendidikan Karakter dan Cinta Lingkungan Hidup.
4. Puisi Penyair mengandung sikap kecintaan terhadap karya puisi. Sehingga muatan yang berhubungan dengan nilai estetika ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Pengenalan Budaya Indonesia.
5. Puisi sahabatku Buku mengandung sikap kecintaan terhadap buku. Sehingga muatan nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan
(4)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karakter ini dapat digunakan sebagai pembangun konteks pada tema Remaja dan Pendidikan Karakter.
Kesesuaian aspek tematik tersebut mengimplikasikan bahwa puisi-puisi pilihan karya Abdurahman Faiz dapat digunakan sebagai pembangun konteks tematik pada buku BSE kelas VII.
B. SaranB
Berdasarkan penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.
1. Hasil penelitian mengenai teks puisi-puisi ini diharapkan dapat menambah khazanah bahan ajar sastra. Sehingga, penelitian ini menjadi referensi penelitian pengembangan bahan ajar yang lebih lanjut dengan pengujian secara empiris dalam pembelajaran.
2. Masih banyak puisi lain yang belum mendapat perhatian peneliti dalam kaitannya dengan pemilihan pembangun konteks tematik. Para peneliti lain diharapkan dapat melakukan pengkajian puisi dengan pendekatan lain, seperti semiotika.
(5)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Amalia, F. (2013). Kajian moral cerita pendek pada Majalah Bobo sebagai upaya pemilihan bahan ajar apresiasi sastra di kelas tinggi sekolah dasar. (Skripsi) Sarjana FPBS UPI Bandung.
Aminnudin. (1995). Stilistika, pengantar memahami karya sastra. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
__________. (2010). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Faip, A. (2005). Aku ini puisi cinta. Bandung: DAR! Mipan.
Hariningtyas, E. (2011). Analisis struktur kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta karya Abdurahman Faiz dan kesesuaiannya sebagai materi pembelajaran apresiasi puisi pada jenjang SMP. (Skripsi) Sarjana FKIP UNS Surakarta. Junus, U. (1989). Stilistika: Suatu pengantar. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Bahasa Indonesia wahana
pengetahuan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Keraf, G. (1986). Pengantar ilmu sastra. Jakarta: Gramedia.
Majid, A. (2012). Perencanaan pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Panen, P. & Purwanto. (1997). Penulisan bahan ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.
Pradopo, R. D. (1995). Beberapa teori sastra, metode kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(6)
Panggih Cahyo Setiaji,2014
KAJIAN PUISI-PUISI ABDURAHMAN FAIZ SEBAGAI PEMBANGUN KONTEKS TEMATIK DI KELAS VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prastowo, A. (2012). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
__________. (2013). Pengembangan bahan ajar tematik. Yogyakarta: Diva Press. Rahmanto, B. (1996). Metode pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Rahmayanti, A. (2013). Buku jurnalisme sastrawi, antologi liputan mendalam dan memikat. (Skripsi) Sarjana FPBS UPI Bandung.
Ratna, N. K. (2009) Stilistika, kajian puitika bahasa, dan budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosyidi, M. I. (2010). Analisis teks sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjiman, P. (1993). Bunga rampai stilistika. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Tarigan, H. G. (1985). Prinsip-prinsip dasar sastra. Bandung: Angkasa. __________. (2009). Pengajaran gaya bahasa. Bandung: Angkasa.
Teeuw, A. (2003). Sastera dan ilmu sastera. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. Topo, A. W. A. (2004) Keterbacaan isi, kebahasaan, dan budaya di dalam cerita
pendek siswa SMA. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Wahyuni, D. (2014). Pembelajaran teks dan adaptasi sosial. Diakses dari http://www.riaupos.co/2759-opini-pembelajaran-teks-dan-adaptasi-sosial-.html#.VH0RhXYmpkg.
Waluyo, H. J. (2008). Teori dan apresisasi puisi. Salatiga: Widyasari.
Wellek, R. Warren, A. (1993). Teori kesusatraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.