Penelitian Terdahulu S IND 1006529 Chapter (2)

9 Indira Fitri Apriani, 2014 PEMILIHAN BAHASA OLEH MAHASISWA ASING DI PERGURUAN TINGGI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORETIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini akan dipaparkan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian mengenai pemilihan bahasa. Berikut penelitian terdahulu mengenai pemilihan bahasa yang berhasil peneliti temukan. Penelitian mengenai pemilihan bahasa sebelumnya pernah dilakukan oleh Zebar 2010 yang meneliti pemilihan bahasa oleh masyarakat India Tamil di Medan. Dalam penelitian tersebut, Zebar menyebutkan bahwa pemilihan bahasa oleh masyarakat India Tamil adalah bahasa Indonesia. Mutmainnah juga melakukan penelitian serupa yang berjudul Pemilihan Kode dalam Masyarakat Dwibahasa 2008. Penelitian ini merupakan kajian sosiolinguistik pada masyarakat Jawa di kota Bontang, Kalimantan Timur. Hasil penelitian berupa macam-macam kode bahasa dan faktor-faktor yang menentukan, bentuk alih kode dan campur kode, serta faktor-faktor sosial penentu alih kode dan campur kode. Selain itu dalam Mutmainnah, 2008, Tanner 1972 melakukan penelitian tentang penggunaan bahasa oleh sekelompok kecil lulusan pelajar Indonesia yang bersekolah di Amerika beserta keluarga mereka yang tinggal di sana. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tanner didapatkan bahwa beberapa di antara pelajar tersebut mengetahui sembilan bahasa yang berbeda, dan hampir seluruh pelajar tersebut mengetahui bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Belanda, dan bahasa Inggris. Dalam berdiskusi masalah akademik, mereka cenderung menggunakan bahasa Inggris, tetapi hampir seluruh aktivitas lainnya menggunakan bahasa Indonesia. Penelitian tentang perilaku penggunaan alih kode antara bahasa Cina dan Inggris oleh anak-anak dwibahasa dilakukan oleh Ruan 2003. Dalam penelitiannya yang berjudul “Study of Bilingual ChineseEnglish Childrens Code Switching Behavior ”, Ruan menyimpulkan bahwa sama seperti pada dwibahasawan dewasa, anak-anak Cina yang dwibahasa juga melakukan alih kode dalam tuturan mereka sebagai perangkat komunikasi. Anak-anak dwibahasa Cina- Indira Fitri Apriani, 2014 PEMILIHAN BAHASA OLEH MAHASISWA ASING DI PERGURUAN TINGGI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Inggris melakukan alih kode dalam percakapan mereka untuk menemukan fungsi- fungsi yang beragam, seperti fungsi sosial, fungsi pragmatik, dan fungsi meta- linguistik. Dalam penelitian untuk disertasinya, Chidambaram 2000 meneliti tentang alih kode pada masyarakat Cochin Tamil di India. Pada penelitian yang berjudul “A Sociolinguistic Study of Code Switching Among the Cochin Tamils” tersebut ditemukan: 1 alih kode pada masyarakat Cochin Tamil berupa peralihan kode dari satu bahasa ke bahasa lain, satu dialek kedialek lain, dan satu variasi register ke variasi register lain; 2 campur kode berupa percampuran dua bahasa, percampuran dua bahasa atau lebih, dan percampuran dua variasi diglosia atau lebih; dan 3 pergeseran kode berupa pergeseran dari satu bahasa ke bahasa lain, satu dialek ke dialek lain, dan dari satu variasi diglosia ke variasi lain. Selain itu, Chidambaram juga menjelaskan bahwa selama berinteraksi, dengan adanya perpindahan informasi atau topik pembicaraan, terjadi pula pergeseran dari satu bahasa ke bahasa lain, satu dialek ke dialek lain, dan dari satu variasi ke variasi lain, tergantung pada peran dan jabatan penutur dan mitra tutur, serta situasi terjadinya tuturan tersebut. Penelitian lainnya mengenai pemilihan bahasa pada masyarakat multibahasa dilakukan oleh Siregar 1987, dalam Fasya: 2009. Respondennya adalah orang Indonesia yang tinggal di Melbourne dan Sydney, Australia. Respondennya terdiri atas beberapa etnis dan bahasa, yaitu Jawa, Sunda, Minangkabau, Bali, Melayu, Batak, Flores, dan Bugis. Hasil penelitian itu disajikan dalam disertasinya yang berjudul “Language Choice, Language Mixing, and Language Attitudes: Indonesian in Australia”. Ia mengkombinasikan antarfaktor situasi sosial, yaitu hubungan peran antarpartisipan dan faktor situasi tutur yang dijabarkannya atas tujuh situasi, yaitu 1 membantah, 2 membujuk, 3 memuji,4 meminta bantuan, 5 meminta dan memberi informasi, 6 bercakap-cakap santai, dan 7 memberi salam. Analisisnya menunjukkan bahwa pola pemilihan bahasa Indonesia dan bahasa daerah secara fungsional sangat dominan dipengaruhi oleh peran antarpartisipan. Selain itu, faktor situasi tutur serta faktor usia partisipan juga menentukan pemilihan bahasa. Indira Fitri Apriani, 2014 PEMILIHAN BAHASA OLEH MAHASISWA ASING DI PERGURUAN TINGGI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sementara itu, dalam Sumarsono dan Partana 2004 menyebutkan penelitian yang dilakukan oleh Parasher 1980. Parasher 1980 dengan ancangan sosiologi meneliti 350 orang terdidik di dua kota India. Berbeda dengan Greenfield yang dengan tegas memandang ranah dari tiga komponen, yaitu orang, tempat, dan topik, Parasher menggambarkan ranah dalam bentuk seperangkat situasi. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa topik memaksa orang untuk memilih bahasa Inggris dari pada bahasa lain, mengalahkan faktor partisipan dan lokal. Greenfield melakukan penelitian pilihan bahasa dengan ancangan approach sosiologi, yaitu dengan menggunakan analisis ranah domain analysis Sumarsono dan Partana, 2004: 204. Penelitian yang dilakukan Greenfield 1972, yakni mengenai pilihan bahasa di kalangan guyup Spanyol Puerto Rico yang dwibahasawan Spanyol dan Inggris, dengan memperhatikan tiga komponen,yaitu orang partisipan, tempat, dan topik. Diketahui dari penelitian tersebut, ada lima ranah, yaitu keluarga rumah tangga, kekariban friendship, agama, pendidikan, dan lapangan kerja. Hasil yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan Greenfield, yaitu bahwa bahasa Spanyol lebih dipilih oleh guyup Spanyol di dalam penggunaan bahasa dalam ranah-ranah yang bersifat intim, seperti ranah keluarga dan kekariban. Bahasa Inggris digunakan jika terlibat perbedaan status, yaitu dalam ranah agama, pendidikan, dan lapangan kerja. Dilihat dari penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian mengenai pemilihan bahasa ini memang sudah banyak diteliti. Hal ini terjadi karena fenomena pemilihan bahasa itu unik dan menarik. Bagaimana tidak? Pemilihan bahasa dalam masyarakat bilingual maupun multilingual merupakan suatu hal yang sering kali dianggap mudah, padahal tidak seperti itu. Berdasarkan pandangan sosiolinguistik, kondisi pemilihan bahasa yang tidak tepat cenderung menimbulkan permasalahan sosial, budaya, maupun situasional. Begitupun dengan pemilihan bahasa oleh seorang yang bukan penutur bahasa Indonesia ketika sedang melanjutkan studi di Bandung, dengan bahasa pengantar pendidikan, dan bahasa sehari-hari yang jauh dari bahasa asli mereka. Hal ini akan sangat menarik untuk diteliti. Indira Fitri Apriani, 2014 PEMILIHAN BAHASA OLEH MAHASISWA ASING DI PERGURUAN TINGGI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2 Kajian Teoretis