269 KK. Adapun wisatawan yang dijadikan populasi penelitian adalah wisatawan yang menyewa penginapanhotel per harinya, yaitu 335 orang Dinas pariwisata
Kabupaten Bantul, 2007 Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling, yaitu
responden yang berhasil ditemui secara sembarang pada saat penelitian dilakukan di Kawasan Pantai Parangtristis. Besarnya sampel mengacu pendapata
dari Surakhmad 2002: 100 yang menyatakan bahwa sampel dianggap cukup mewakili apabila jumlah populasi di bawah 100 ditarik 50-nya, sedangkan
apabila populasi di atas 100 cukup ditarik 15. Berdasarkan pendapat tersebut besarnya sample dalam penelitian ini
ditetapkan sebagai berikut: 1. Penduduk setempat
: 269 KK x 15 = 40,35 dibulatkan menjadi 40 responden.
2. Wisatawan : 335 jumlah rata-rata per hari wisatawan yang
menyewa penginapanhotel x 15 = 50,25 dibulatkan menjadi 50 responden wisatawan .
3. Pemilik Sumur : 141 sumur x 15 = 21,15 dibulatkan menjadi 21
responden pemilik sumur.
29
Gambar 3.1
Peta Desa Parang Tritis 32
3.5. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan melalui metode di atas akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Moleong 2005: 2 menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Penelitian ini merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam
peristilahannya. Analisis deskriptif juga digunakan untuk penentuan pengambilan kebijakan
dalam pengelolaan airtanah dalam hal ini dipergunakan Analisis SWOT. SWOT merupakan alat dipakai untuk analisis kualitatif untuk mengindentifikasi dan
menganalisis berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pemerintah di dalam mengelola daerahnya. Analisis ini dapat didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan strength dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats
Rangkuti, 2005: 5. Pola pikir sederhana strategi SWOT adalah mengetahui kekuatan dan
kelemahan diri sendiri internal maka peluang yang ada dapat diraih dan ancaman
yang akan timbul bisa diantisipasi eksternal. Opportunity adalah peluang hari depan
yang arahnya untuk membuat suatu rencana pekerjaan yang optimis harus membuat suatu peluang yang terbuka agar ada pekerjaan lain yang dapat disalurkan lewat
pekerjaan itu apabila sesuatu pekerjaan akan dibuka, sehingga akan mengecilkan kendala yang kuat. Dengan demikian orang lain akan tertarik dan bersedia
mengorbankan sesuatu untuk merealisasikan suatu program. Threats tantangan yaitu suatu kegiatan akan tetap dilangsungkan, tantangan
lebih bersifat pekerjaan lanjutan setelah sesuatu pekerjaan dilaksanakan.
Prosedur rencana kerja dan teknik kegiatan SWOT dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut : kegiatan persiapan, kegiatan survei, kegiatan kompilasi data,
kegiatan kajian analisis dan kegiatan penentuan solusi, alternative rekomendasi. Tahapan yang dilakukan dalam analisis SWOT:
1. Menentukan aspek dan variabel dari SWOT untuk menginventarisasi yang akan
mengarah ke suatu tujuan 2.
Analisa kualitatif maupun kuantitatif dengan pembobotan a.
Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan internal, serta peluang dan ancaman yang ada eksternal.
b. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
paling penting sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap posisi strategis. Semua bobot tersebut jumlahnya
tidak boleh melebihi skor total 1,00. c.
Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor, berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang nasuk kategori kekuatan diberi nilai mulai dari
+1 sampai dengan +4 sangat baik. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya, mulai dari -1 sampai dengan -4 sangat tidak baik.
d. Mengkalikan bobot dengan rating, untuk memperoleh faktor pembobotan.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor.
e. Menggunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. f.
Penjumlahan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.