Struktur Butiran grain structure.
¾
Baja karbon rendah Low Carbon Steel.
Baja karbon rendah adalah suatu baja dengan mengandung kadar karbon kurang dari 0,30 dan umumnya mudah dilas
dengan berbagai cara pengelasan proses las. Dalam pengelasan baja karbon rendah ini dapat dilakukan tanpa
proses preheating dan postheating, dan dapat dihasilkan dengan baik. Akan tetapi faktor-faktor yang sangat
mempengaruhi mampu las dari baja karbon rendah adalah kekuatan takik dan kepekaan terhadap retak las. Dimana retak
las pada baja karbon rendah ini dapat terjadi dengan mudah pada pengelasan pelat yang tebal atau bila di dalam baja
tersebut terdapat Belerang S bebas yang cukup tinggi. Dan juga retak las yang mungkin terjadi pada pengelasan pelat
tebal tersebut dapat dihindari dengan melakukan proses preheating atau dengan menggunakan elektroda hidrogen
rendah. Di dalam baja karbon rendah, tidak terdapat karbon yang
cukup untuk membentuk martensite dengan pendinginan yang cepat. Oleh karena itu, kecepatan pendinginan tidak penting
dalam hal ini. Akan tetapi pendinginan las yang cepat akan meningkatkan pembentukan kristal columnar dengan akibat
hilangnya sifat mudah dibentuk dan meningkatkannya tekanan akibat penyusutannya tekanan akibat penyusutan. Pemanasan
awal pada bagian-bagian yang tebal mungkin diperlukan untuk
mengurangi kecenderungan-kecenderungan tersebut.
¾
Baja karbon sedang Medium Carbon Steel.
Baja karbon sedang tersebut mengandung karbon antara 0,30 y 0,45 dan umumnya juga dapat dilas dengan berbagai
proses las dengan hasil yang baik juga. Hanya saja baja tersebut
bila dilas
akan mempunyai
kecenderungan pembentukan struktur martensit yang keras tapi getasrapuh
pada daerah lasan dan pada daerah daerah pengaruh panas HAZ. Oleh karena itu dalam proses pengelasan baja karbon
sedang tersebut diperlukan adanya proses preheating, postheating ataupun diperlukan kedua-duanya.
Dengan melakukan proses preheating, maka benda kerja yang dilas akan dapat lebih lambat dalam proses pendinginannya,
yang berarti dapat mengurangi terbentuknya struktur martensit yang keras tapi rapuh.
Dengan melakukan
proses postheating
yaitu proses
pemanasan kembali benda kerja yang telah dilas, untuk mendapatkan hasil lasan yang uletliat ductile.
Ketika kandungan karbon pada baja meningkat, kemungkinan pembentukan martensite juga meningkat. Selain itu jika jumlah
karbon semakin banyak, martensite akan lebih keras dan lebih mudah pecah. Hal ini berarti bahwa baja karbon medium bisa
menimbulkan masalah dalam proses pengelasan. Kecepatan pendinginan
harus cukup
lambat untuk
menghindari terbentuknya martensite. Hal ini bisa dicapai dengan
pemanasan awal untuk mencegah pendinginan yang terlalu cepat pada zona pengelasan akibat konduksi panas ke badan
logam induk di sekitarnya.
¾
Pengaruh akibat dilusi.
Dilusi adalah tingkat keterpengaruhan logam las yang mengendap dalam logam induk setelah pengelasan. Logam
las terdiri campuran material pengisi yang digunakan dan logam induk yang dicairkan oleh fusi. Jumlah dilusi
dipengaruhi oleh tingkat penetrasi. Dalam kebanyakan kasus, penyerapan karbon yang terlalu banyak ke dalam logam las
harus dihindari karena hal ini akan menurunkan sifat mudah dibentuk dari las. Oleh karena itu harus menghindari fusi yang
berlebihan dengan logam. Dilusi tidak akan timbul jika kandungan karbon relatif rendah. Pada baja karbon medium
campuran 50 antara pengisi las dan logam induk, dilusi biasanya berada pada batas yang aman. Tetapi pada baja
karbon tinggi, dilusi perlu kontrol yang saksama.
Jadi untuk mengelas baja karbon medium perlu diperhatikan karena :
x Baja karbon medium bisa menimbulkan keretakan pada zona yang terkena pengaruh panas akibat pembentukan
martensite. x Pemanasan awal diperlukan. Jika kandungan karbon
lebih tinggi, temperatur pemanasan awal harus lebih tinggi.
x Penggunaan elektroda atau proses hidrogen yang rendah sangat dianjurkan.
x Jumlah penetrasi dan fusi logam induk, misalnya Ampere yang rendah harus dipertimbangkan.
¾
Baja karbon tinggi High Carbon Steel.
Baja karbon tinggi mempunyai kandungan karbon 0,45
dan proses pengelasan baja ini amat sukar karena besar sekali kemungkinannya untuk retak. Dalam pengelasan
medium carbon steel maupun high carbon steel disarankan menggunakan kawat laselektroda low hydrogen. Dan
pengelasan baja tersebut disamping melakukan preheating juga melakukan postheating tempering. Kadang-kadang
pengelasan baja tersebut dilakukan dengan memakai kawat laselektrode austenitic stainless steel untuk mendapatkan
hasil yang mempunyai sifat uletliat pada sambungan las. Akan tetapi dalam bagaimanapun juga pada daerah pengaruh
panas heat affected zona tetap akan keras dan getas, karena adanya pengaruh panas dan pengaruh pendinginannya.
Untuk mengetahui sulit atau tidaknya baja karbon tinggi yang akan dilas dapat dilihat dari karbon equivalentnya. Tetapi
bentuk ketebalan benda kerja juga perlu diperhatikan, karena ada kaitannya dengan panas yang harus diberikan dan
kecepatan pendinginan setelah pengelasan. Besar Carbon Equivalent dapat dihitung sebagai berikut :