Tanda-Tanda Hipotermi Pencegahan Hipotermi

b. Ketidaksanggupan menahan panas, seperti pada permukaan tubuh yang relatif luas, kurang lemak, ketidaksanggupan mengurangi permukaan tubuh, yaitu dengan memfleksikan tubuh dan tonus otot yang lemah yang mengakibatkan hilangnya panas yang lebih besar. c. Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan panas, seperti defisiensi brown fat, misalnya bayi preterm, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem saraf pusat sehubungan dengan anoksia, intra kranial hemorrhage, hipoksia dan hipoglikemi. Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, diagnosa bayi baru lahir yang mengalami hipotermi dapat ditinjau dari riwayat asfiksia pada waktu lahir, riwayat bayi yang segera dimandikan sesaat sesudah lahir, riwayat bayi yang tidak dikeringkan sesudah lahir, dan tidak dijaga kehangatannya, riwayat terpapar dengan lingkungan yang dingin dan riwayat melakukan tindakan tanpa tambahan kehangatan pada bayi. Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat melalui 4 cara, yaitu: a. Radiasi yaitu dari bayi ke lingkungan dingin terdekat b. Konduksi yaitu langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dengan bayi c. Konveksi yaitu kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar

d. Evaporasi yaitu penguapan air dari kulit bayi.

3. Tanda-Tanda Hipotermi

Gejala awal hipotermi adalah apabila suhu bayi baru lahir 36ºC atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah Universitas Sumatera Utara mengalami hipotermi sedang suhu 32ºC-36ºC. Disebut hipotermi berat apabila suhu tubuh bayi 32ºC Saifuddin, 2006 Menurut Saifuddin 2006, penilaian tanda-tanda hipotermi pada bayi baru lahir meliputi bayi tidak mau minummenetek, bayi tampak lesu atau mengantuk, tubuh bayi teraba dingin, dalam keadaan berat denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras sklerema. Tanda-tanda hipotermi sedang antara lain meliputi aktifitas bayi berkurang letargis, tangisan bayi lemah, kulit berwarna tidak rata Cutis mamorata, kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin Saifuddin 2006. Tanda-tanda hipotermi berat sama dengan hipotermi sedang antara lain bibir dan kuku kebiruan, pernafasan lambat, pernafasan tidak teratur dan bunyi jantung lambat Saifuddin 2006.

4. Pencegahan Hipotermi

Untuk mencegah akibat buruk dari hipotermi karena suhu lingkungan yang rendah atau dingin harus dilakukan upaya untuk merawat bayi dalam suhu lingkungan yang netral, yaitu suhu yang diperlukan agar konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Keadaan ini dapat dicapai bila suhu inti bayi suhu tubuh tanpa berpakaian dapat dipertahankan 36,5ºC-37,5ºC. Kelembaban relatif sebesar 40-60 perlu dipertahankan untuk membantu stabilitas suhu tubuh bayi, yaitu dengan cara mengurangi kehilangan panas pada suhu lingkungan yang rendah, mencegah kekeringan dan iritasi pada selaput lendir jalan nafas, terutama saat mendapat terapi oksigen dan selama Universitas Sumatera Utara pemasangan intubasi endotrakea atau nasotrakea dan mengencerkan sekresi yang kental serta mengurangi kehilangan cairan insesibel dari paru Surasmi, 2003. Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, langkah-langkah pencegahan terjadinya hipotermi adalah jangan memandikan bayi sebelum berumur 12 jam, kemudian rawatlah bayi kecil di ruang yang hangat tidak kurang 25ºC dan bebas dari aliran angin. Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin misalnya dinding dingin atau jendela walaupun bayi dalam inkubator atau di bawah pemancar panas dan jangan meletakkan bayi langsung dipermukaan yang dingin misalnya alas tempat tidur atau meja periksa dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakkan. Pada waktu di pindahkan ketempat lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan perawat, bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat walau dalam keadaan dilakukan tindakan misalnya bila dipasang jarum infus intravena atau selama resusitasi dengan cara memakai pakaian dan mengenakan topi, bungkus bayi dengan pakaian yang kering dengan lembut dan selimuti, buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan atau tindakan, berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan misalnya menggunakan pemancar panas, ganti popok setiap kali basah Departemen Kesehatan RI 2007. Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di kulit misalnya kain kasa yang basah, usahakan agar bayi tetap hangat, jangan menyentuh bayi dengan tangan yang dingin dan ukur suhu tubuh: bila bayi sakit frekuensi pengukurannya setiap jam, bila bayi kecil frekuensi pengukurannya setiap 12 jam dan bila keadaan bayi membaik frekuensi pengukurannya setiap sekali sehari Departemen Kesehatan RI 2007. Universitas Sumatera Utara Menurut Wahyuningsih 2008, metode mencegah terjadinya hipotermi umumnya dapat dilakukan dengan cara menghangatkan dahulu setiap selimut, topi atau pakaian sebelum kelahiran kemudian segera keringkan bayi baru lahir. Kemudian mengganti selimut yang basah setelah mengeringkan bayi baru lahir dan hangatkan dahulu area resusitasi bayi baru lahir. Kemudian mengatur suhu ruangan kelahiran pada 24ºC, jangan melakukan pengisapan pada bayi baru lahir diatas tempat tidur yang basah, tunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu bayi stabil selama 2 jam kemudian atur agar tempat perawatan bayi baru lahir jauh dari jendela, dinding-dinding luar atau pintu keluar serta pertahankan kepala bayi baru lahir tetap tertutup dan badannya dibedung dengan baik setiap 48 jam.

5. Penanganan Hipotermi