PERGESERAN KETOPRAK DOR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DALAM MEMPERTAHANKAN INDENTITAS JAWA DELI DI DUSUN VII, DESA SEI MENCIRIM, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG.

(1)

PERGESERAN KETOPRAK DOR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS ETNIS JAWA DELI DI DUSUN VII DESA SEI MENCIRIM KECAMATAN SUNGGAL

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

LESTARI WULANDARI

3123122039

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Lestari Wulandari, NIM. 3123122039. Tahun 2016. Judul Skripsi: Pergeseran Ketoprak Dor Sebagai Salah Satu Upaya Dalam Mempertahankan Indentitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Skripsi ini terdiri dari 5 bab dan 87 halaman, 4 daftar tabel dan 14 daftar gambar.

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan pergeseran pada ketoprak dor sehingga menjadi salah satu upaya dalam mempertahankan identitas etnis Jawa Deli di Dusun VII Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, mengetahui sejarah ketoprak dor, menjelaskan proses pergeseran ketoprak dor dalam mempertahankan identitas etnis Jawa Deli, mengetahui peran dan fungsi ketopdak dor, serta mengetahui upaya yang telah dilakukan para seniman khususnya seniman Jawa Deli untuk mempertahankan ketoprak dor sebagai identitas etnis Jawa Deli.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, pendekatan

fenomenologi dengan analisis deskriptif. Penulis menggunakan penelitian lapangan (field research) dengan bentuk observasi non partisipan (non partisipan observer). Penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa: observasi untuk menghasilkan data yang sesuai dengan realitas dan untuk memperoleh data yang valid mengenai pergeseran ketoprak dor. Wawancara (interview) untuk mendapatkan informasi dari responden tentang ketoprak dor seperti sejarah ketoprak dor, fungsi dan peran serta upaya penggiat seniman dalam mempertahankan ketoprak dor. Dokumentasi untuk penambahan data berupa foto, rekaman dan video.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil

penelitian sebagai berikut: (1) Ketoprak merupakan kesenian tradisional etnis Jawa yang berasal kata tok dan prak. Namun ketika terjadi perpindahan suku Jawa pada tahun 1900-an ke Sumatera Timur dalam jumlah yang cukup besar dan menjadi buruh di Tanah Deli, etnis Jawa otomatis membawa tradisi daerah asalnya, seperti perilaku, sistem sosial, sistem budaya, dan kesenian. Salah satunya ialah ketoprak yang ketika di wilayah teritorial Tanah Deli ketoprak sering disebut ketoprak dor. (2) Pergeseran budaya yang terjadi pada kesenian ketoprak dor diantaranya ialah alat musik, pakaian/kostum, cerita, nyanyian/tembang, bahasa dan perubahan fungsi serta peran ketoprak dor. (3) Peran dan fungsi ketoprak dor sebagai hiburan, pengintegrasi masyarakat, pengungkap emosi dan penyampaian pesan. (4) Upaya yang dilakukan penggiat ketoprak dor ialah membuka sanggar ketoprak dor, mengajak kawula muda bermain dalam pertunjukan ketoprak dor, dan memberikan campuran bahasa dalam penyampaian cerita di pertunjukan ketoprak dor.

Kesimpulannya bahwa ketoprak dor telah mengalami berbagai pergeseran

budaya. Semua ini terjadi dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Meskipun demikian, pergeseran budaya yang terjadi pada ketoprak dor dimanfaatkan para penggiat ketoprak dor sebagai salah satu upaya dalam mempertahankan identitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Kata Kunci:Ketoprak dor, pergeseran dan perubahan sosial budaya.


(6)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrohim

Alhamdulillah...Tidak pernah bosan penulis mengucapkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas izin, berkat, nikmat, dan petunjuk, pemberi kemudahan dan kelancaran yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul : “Pergeseran Ketoprak Dor Sebagai Salah Satu Upaya Dalam

Mempertahankan Identitas Etnis Jawa Deli Di Dusun VII Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.

Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabat.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali mendapatkan ilmu yang bermanfaat, serta semangat, motivasi, bimbingan, dan partisipasi dari berbagai pihak dalam penulisan ini. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Antropologi, dosen penguji pertama sekaligus pembimbing akademik yang memberikan


(7)

berbagai motivasi kepada penulis serta memberikan kemudahan dalam menyelesaikan segala urusan perkuliahan yang berdampak positif bagi penulis.

4. Ibu Dr. Nurjannah, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi, yang sangat

komunikatif terhadap penulis sehingga memberikan energi yang baik bagi penulis agar terus bersemangat dalam menyelesaikan studi di Pendidikan Antropologi. Beliau selalu bersedia meluangkan waktu kapanpun dan di mana saja bagi penulis untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. Selalu memberikan nasehat, semangat dan senantiasa mendoakan penulis agar penelitian yang dilakukan berjalan lancar.

5. Bapak Drs. Waston Malau, MSP selaku penguji II yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk penulis dalam meminta arahan dan bimbingan. 6. Supsiloani, M.Si selaku penguji III yang memberikan saran dan masukan yang

bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh dosen pendidikan Antropologi terima kasih telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat serta nasehat dan semangat yang diberikan kepada penulis, terkhusus kepada Mas Agung Suharyanto, M.Si yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan berbagai informasi terkait penelitian penulis, membantu mendokumentasikan penelitian dan memberikan informasi tentang judul-judul buku sebagai sumber referensi penulis.

8. Bapak Jumaidi selaku ketua sanggar Ketoprak Dor yang telah memberikan informasi serta telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian. Beliau telah menyempatkan waktunya kapan saja kepada penulis untuk memberikan


(8)

informasi terkait penelitian yang penulis lakukan. Serta kepada para informan yang memberikan penulis informasi-informasi berharga yang membantu penulis dalam mengumpulkan data.

9. Mas Triwahjuono Harijadi selaku ketua komunitas Jawa Deli yang selalu mengabari penulis ketika ada pertunjukkan ketoprak dor yang akan tampil.

10. Kedua orangtua penulis, Bapak (Riduan) dan Mamak (Yunarti), terima kasih yang tak terhingga atas cinta kasih yang teramat sangat bapak, mamak berikan kepada penulis. Terima kasih atas segala doa, dukungan moril dan materil serta semangat kerja keras dan usaha bapak, mamak sehingga dapat menghantarkan penulis sampai mencapai gelar sarjana. Semua yang bapak, mamak lakukan demi penulis selama ini, menjadikan itu motivasi penulis. Semoga penulis bisa menyenangkan bapak, mamak, menjadi bekerja keras yang penuh semangat seperti orangtua penulis tercinta. Karena bagaimanapun penulis tidak akan ada bisa membalas segala jasa dan pengorbanan yang bapak, mamak lakukan buat penulis. Hanya untaian doa yang dapat penulis panjatkan, semoga Allah SWT senantiasa kiranya selalu memberikan kesehatan, kekuatan dan selalu melindungi orang tua penulis terkasih. Amin. Kalian teristimewa bagi penulis.

11. Teruntuk saudara-saudari penulis Yudi Triyoga (Abang) Beby Kesuma (Abang) Suci Aswati (Kakak), Yusna Hara (Kakak Ipar) Syarial (Abang Ipar) terima kasih penulis haturkan atas segala doa dan dukungannya. Terkhusus kepada Riki Handoko (Abang), Licunli Juniarti (Kakak) dan Tri Intan Purnama Sari (Adek) Terima kasih teramat sangat atas semua bantuan materi, dukungan, nasehat dan


(9)

semangat serta doa yang selalu diberikan kepada penulis. Terima kasih kepada keponakan penulis yang ganteng, cantik dan imut-imut Agung Prayoga, Gilang Ramadhanu, Algojali, Eby, Syifa Handoko, Ihfazna Asyifa Handoko, Rafa Handoko, dan Putri mereka yang selalu dirindukan penulis. Kalian adalah saudara-saudaraku yang hebat dan luar biasa, yang sangat penting dan teramat cinta penulis kepada kalian.

12. Abangda Nanda dan Delfi Adriansyah (Ako) yang pertama kali memberikan semangat untuk terus melangkah mencapai pendidikan S-1, menemani penulis ujian SBMPTN di UNIMED, dan selalu mendoakan penulis bahkan meluangkan waktu untuk diskusi soal dunia perkuliahan. Semoga kiranya Allah SWT melindungi dan mempermudah segala hal yang ingin ako dan abangda Nanda capai. Amiin.

13. Oom Mariadi dan Ibu Sri Ulina Sembiring orangtua penulis di Patumbak yang selalu memberikan dukungan, nasehat, doa, motivasi dan membantu penulis selama kuliah. Abang Amri Maulana yang selalu kakak sayang. Sungguh, penulis sangat sayang dan cinta pada kalian. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rezeki yang berlimpah, kebahagiaan serta kesehatan untuk keluarga Oom. Amiin. 14. Keluarga besar Nenek Marina yang selalu memberikan nasehat dan selalu

mengajari penulis untuk menjadi perempuan yang soleha.

15. Evi Depari Sembiring (sepupu) yang selalu menemani penulis menyelesaikan tugas kuliah, memberikan dukungan, nasehat, doakan bahkan menjadi teman berantam di rumah. Makasih ya Evi Petet, kakak selalu sayang Evi. Semoga Allah


(10)

SWT selalu memberikan kelancaran dan kemudahan kita dalam berproses mencapai semua yang kita cita-citakan. Amin.

16. Untuk keluarga besar Depari Sembiring yang senantiasa mendoakan dan

mendukung penulis serta memberikan nasehat pada penulis.

17. Untuk Oom Afdul Munif Lubis (Tobing) dan Ibu Nurla Manis Barasa yang selalu

meluangkan waktu untuk mengantar jemput penulis selama seminggu, waktu penulis pertama kali masuk kuliah, memberikan nasehat, dukungan baik secara moril ataupun materil kepada penulis. Hanya ucapan makasih yang dapat penulis haturkan untuk semua yang kalian berikan pada penulis. Penulis sayang kalian.

18. Keluarga besar abangda Agus di Deli Tua membantu penulis mempersiapkan diri

saat ujian SBMPTN, memberikan dukungan, motivasi dan mengajari kiat-kiat lulus ujian. Penulis sangat merindukan kalian.

19. Abangda Juhendri Chaniago yang tak pernah bosan menemani penulis melakukan

penelitian. Membimbing, memberikan saran, dukungan, semangat dan doa kepada penulis. Serta teman berantam ketika diskusi. Terima kasih penulis haturkan kepada abangda. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, kemudahan rezeki dan kelancar atas setiap perencanaan yang ingin dicapai.

20. Untuk keluarga kedua penulis di Medan Ibu (Rosmani), Ayah (Zulkarnaen Chaniago) dan Kakak (Desmayenti Chaniago) yang selalu memberikan kasih sayang, penuh perhatian, nasehat dan dukungan serta doa kepada penulis.

21. Kepada kak Wah yang sudah selalu memotivasi dan mendukung penulis.


(11)

22. Sahabatku Sri Nurjannah Saragih, Aulia Hidayah, Ricard Michael Sihombing, Amanda Dean Sucia, Wiwik Pujiati, Purnama Sari, Juhairiah Utari, Surya Dirja yang selalu memberikan dukungan semangat dan doa sehingga penulis tetap semangat dalam penulisan ini. Semoga kita bisa menjadi orang-orang hebat dan sukses di kemudian hari. Semoga persahabatanku dengan kalian selalu adem ayem sampai anak cucu. Novalita Sandi, Raras Yudira, Nurtati Sianipar, Nonni Alfanita Sarumaha, Sinta Gaarfa, Gadis Anastasya, Janwilson Sitanggang, yang selalu memberikan semangat lewat BBM. Terima kasih untuk semua kawan-kawan stambuk 2012 yang turut berperan atas pencapaian sarjana penulis. Semoga kita kelak menjadi manusia yang berguna dan berhasil di masa yang akan datang. Amin.

23. Kakanda Ayu Febriyani S.Pd selalu ringan tangan membantu penulis melengkapi

berkas-berkas yang dibutuhkan, selalu memberikan apresiasi atas usaha yang dicapai penulis serta memberikan motivasi dan semangat. Dirinya menjadi motivasi dan inspirasi penulis.

24. Abangda Agus Riyaf yang tak pernah bosan menyemangati, memotivasi, dan menjadi inspirasi untuk semua mahasiswa Antropologi. Kebaikan hatinya, kemudahan langkahnya untuk membantu penulis, dengan selesainya skripsi ini penulis ucapkan terimakasih.

25. Kepada Abangda Iwan Lalang yang sudah berkenan membantu menghantarkan penulis mengambil surat balasan dari kantor Kepala Desa Sei Mencirim.


(12)

26. Terim kasih kepada adik Sahat Nainggolan, Bohal, David, Hendra, Bangun, dan Junita (2013) atas bantuan, dukungan dan doanya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada alumni 2008, 2009, 2010, adik-adik 2012, 2013, dan 2014. 27. Kepada teman-teman PPL (Lusiana Anjulina Tanjung, Titi Wahyuni, Sri Devi

Hariyati, Mentari Nur Sa’adah, Yohana, Suri Khairunisa, Zerni Siregar, Nurjanah, Yeyen, Abang Muhammad Tasnim, Togar Kevin Sihite, Izom Hulala, Wildansyah, dan Dilpan) yang sangat pengertian dan berbaik hati membantu penulis selama PPL. Terkhusus kepada Elfy Syahfitri liliputku tercinta dan Siska Ranti adek jilbab besarku. Makasih teramat sangat untuk semua yang udah kita lakukan bersama-sama selama 3 bulan.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan semoga segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini kelak dapat bermanfaat bagi seluruh pihak. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di sana-sini dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, segala macam kritik dan saran yang membangun penulis terima sebagai sebuah bentuk perbaikan. Semoga Allah SWT meridhoi tulisan ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Amin ya Rabbal’alamin

Medan, 20 Januari 2016 Penulis

Lestari Wulandari Nim.3123122039


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Kerangka Teori ... 9

2.1.1 Teori Perubahan Sosial Budaya ... 9

2.1.2 Teori Identitas Etnis ... 12

2.3 Kerangka Konseptual ... 14

2.3.1 Etnis Jawa Deli ... 14

2.3.2 Pergeseran Ketoprak Dor... 16

2.3.3 Ketoprak Dor Sebagai Identitas Etnis ... 20


(14)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 26

3.3.1 Subjek Penelitian ... 26

3.3.2 Objek Penelitian ... 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4.1 Studi Lapangan ... 28

3.4.1.1.1 Observasi ... 28

3.4.1.1.2 Wawancara ... 30

3.4.1.1.3 Dokumentasi ... 31

3.5 Teknik Analisis Data ... 32

3.5.1 Mengelompokan Hasil Data ... 33

3.5.2 Menginterpretasi Data ... 33

3.5.3 Menganalisis Data ... 33

3.5.4 Membuat Kesimpulan ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35

4.1 Gambaran Umum Masyarakat Jawa Deli di Sumatera... 35

4.2 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 36

4.2.1 Sejarah Desa Sei Mencirim ... 36

4.2.2 Letak Geografis dan Wilayah Dusun VII Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang ... 38

4.2.3 Keadaan Demografi Dusun VII ... 40


(15)

4.2.5 Mata Pencaharian ... 43

4.2.6 Kehidupan Sosial dan Budaya Dusun VII ... 45

4.3 Sejarah Ketoprak Dor Di Dusun VII Desa Sei Mencirim ... 45

4.4 Pergeseran dan perubahan Budaya Pada Ketoprak Dor ... 48

4.4.1 Alat Musik ... 49

4.4.2 Pakaian/Kostum ... 54

4.4.3 Nyanyian/Tembang ... 56

4.4.4 Bahasa Dalam Ketoprak Dor ... 58

4.5 Deskripsi Pertunjukan Ketoprak Dor ... 58

4.6 Peran dan Fungsi Ketoprak Dor ... 69

4.7 Karakteristik Ketoprak Dor ... 71

4.8 Upaya Seniman Ketoprak Dor Mempertahankan Ketoprak Dor Sebagai Identitas Jawa Deli. ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Nama Kepala Dusun di Desa Sei Mencirim ... 38

Tabel 2. Jumlah Penduduk Dengan Tingkat Pendidikan Formal ... 43

Tabel 3. Komposisi Mata Pencaharian di Dusun VII ... 44


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 22

Gambar 2. Dusun VII Dalam Peta Desa Sei Mencirim ... 41

Gambar 3. Jidor dan Keprak ... 51

Gambar 4. Keprak ... 52

Gambar 5. Kendang Jawa ... 53

Gambar 6. Keyboard ... 54

Gambar 7. Drum dan Bas ... 55

Gambar 8. Pakaian/kostum pemain ketoprak dor ... 57

Gambar 9. Arena depan panggung dengan penonton yang menggunakan microphone dan salah seorang penarik ulur microphone ... 62

Gambar 10. Arena belakang panggung di saat tata rias ... 62

Gambar 11. Adegan Patih Bertarung Dengan Raja ... 65

Gambar 12. Adegan Lawakan ... 66

Gambar 13. Tokoh pelawak dengan berbagai asessoris ... 67


(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Ketoprak merupakan teater rakyat yang paling populer di Jawa Tengah, namun terdapat juga di Jawa Timur. Masyarakat Jawa Tengah/Timur umumnya sangat mengenal ketoprak. Ketoprak berasal dari kata tok dan prak yaitu bunyi dari kentongan dan keprak. Dua alat musik yang terbuat dari bambu dan dipakai dalam teater rakyat tersebut. Kentongan yang bila dipukul berbunyi tok sedangkan keprak bagian samping kanan kirinya dipecahkan, sehingga ketika dipukul berbunyi prak.

Pada awalnya kesenian ketoprak hanya dipentaskan di lingkungan keraton saja, sehingga kesenian ini kurang dikenal masyarakat. Menurut para ahli sejarah, kesenian ketoprak ini mulai ada pada tahun 1922, yaitu pada masa kerajaan Mangkunegara di Surakarta.Setelah itu seni ketoprak kemudian berkembang dan dapat dimainkan oleh masyarakat umum dan dipentaskan di luar keraton. Ketoprak dapat dikatakan sebagai salah satu wujud kebudayaan yang ada di masyarakat Jawa sebagai penguatan identitas budaya. Kemudian adanya penegasan ide-ide dan norma-norma dalam teater ketoprak itu sendiri.

Berkaitan dengan kesenian ketoprak yang dinyatakan di atas maka ketoprak dor tidak lagi murni kesenian Jawa. Hal ini jika dikaji secara antropologi tentunya tidak terlepas dari adanya pengaruh kebudayaan, letak wilayah dan masyarakat sekitar. Seni pertunjukan ketoprak dor di Tanah Deli telah menjadi akuturasi kesenian.Hal ini karena adanya percampuran budaya lokal (Sumatera Utara) terutama sekali budaya Melayu.


(19)

Pencampuran budaya ini dapat dilihat dari bahasa, lakon, kostum musik dan lain sebagainya. Penekanan bunyi DOR pada ketoprak dor merupakan makna suatu petanda adanya adegan kelucuan. Bunyi “DOR” memiliki arti penting, sebab setiap kali bunyi “DOR!” maka disaat itulah penonton tertawa.

Pertunjukan teater ketoprak dor ini seringkali diselenggarakan dalam kegiatan penting di masyarakat, seperti pesta pernikahan, khitanan, menjelang bulan Ramadhan serta dalam kegiatan sosial lainnya. Adapun tujuannya adalah sebagai upaya memperkenalkan dan mempertahankan identitas Jawa, khususnya Jawa Deli. Selain berfungsi sebagai simbol etnis, ketoprak dor juga merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang berfungsi sebagai salah satu media dalam menyampaikan pesan-pesan tertentu di tengah masyarakat umum.

Seiring dengan perubahan sosial dan budaya di masyarakat, ketoprak dor juga turut mengalami pergeseran dan perubahan yang cukup drastis. Ketoprak dor tidak lagi menjadi pertunjukan teater yang sering diselenggarakan di tengah kehidupan sosial masyarakat sebagaimana mestinya. Pertunjukan ketoprak dor khususnya yang terdapat di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang mulai tergantikan dengan kesenian modern seperti keyboard, ngeband, dan seni modern lainnya. Biasanya yang tetap bertahan dan menyaksikan teater ketoprak dor ialah orang yang sudah lanjut usia, minim kaum muda, sebab ketoprak dor dianggap kuno oleh sebagian kaum muda.

Melihat kenyataan bahwa kesenian ketoprak dor di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang jarang dipertunjukan, bahkan


(20)

penulis melihat kenyataan yang ada di lapanganbahwa komunitas seni ketoprak dor, di Tanah Deli kurang lebih tinggal lima komunitas lagi, dan pemain-pemainnya juga tinggal sedikit, bisa dilihat saat pemain yang satu ikut dipementasan komunitas lain, karena begitu langkanya. Hal lainnya ialah ketoprak dor tidak lagi sama dengan ketoprak pada umumnya, sebab pada ketoprak dor terjadinya beberapa pergeseran budaya dan perubahan sosial yang dijadikan para penggiat ketoprak dor untuk mempertahankan ketoprak dor sebagai identitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas dan analisa kenyataan yang ada, penulis tertarik melakukan penelitian tentang kesenian wong cilik dengan judul: Pergeseran Ketoprak Dor Sebagai Salah Satu Upaya Dalam Mempertahankan Indentitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim,Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.


(21)

1.2. Identifikasi Masalah

Merujuk pada uraian dari latar belakang masalah, maka masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini yaitu:

1. Sejarah kesenian ketoprak dor di Tanah Deli (Sumatera Utara) khususnnya di Dusun VII, Desa Sei Mencirim,Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

2. Pergeseran dan perubahan sosial budaya pada ketoprak dor yang terdapat di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

3. Faktor-faktor perubahan sosial dan budaya di masyarakat yang berpengaruh terhadap seni teater ketoprak dor, sehingga kurang diminati kaum muda khususnya pada etnis Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

4. Peran dan Fungsi Teater ketoprak dor sebagai kesenian tradisional Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

5. Upaya seniman mempertahankan kesenian ketoprak dor di Dusun VII, Desa

Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

6. Proses pelaksanaan Teater ketoprak dor dalam kegiatan sosial masyarakat di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.


(22)

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah yaitu Pergeseran Ketoprak Dor Sebagai Salah Satu Upaya Dalam Mempertahankan Indentitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah secara rinci sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah kesenian ketoprak dor di Tanah Deli (Sumatera Utara) khususnnya di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

2. Bagaimana proses pergeseran dan perubahan sosial budaya pada ketoprak dor yang terdapat di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

3. Seperti apakah peran dan fungsi ketoprak dor di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

4. Bagaimana upaya penggiat ketoprak dor mempertahankan kesenian ketoprak

dor sebagai identitas masyarakat Jawa Delidi Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.


(23)

1.5. Tujuan Penelitian

Secara terperinci penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui sejarah ketoprak dor di Tanah Deli khususnnya di Dusun

VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk menjelaskan proses pergeseran ketoprak dor dalam mempertahankan

Identitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk mengungkapkan peran dan fungsi ketoprak dordi Dusun VII, Desa Sei

Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

4. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan penggiat ketoprak dor dalam mempertahankan ketoprak dor sebagai identitas Jawa Delidi Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang


(24)

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, tentunya memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan ialah:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini mendeksripsikan tradisi, kesinambungan dan proses pergeseran budaya pada ketoprak dor sebagai salah satu upaya dalam mempertahankan identitas budaya Jawa Deli. Dengan demikian dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca.

2. Dapat memperkaya literatur Antropologi dalam kajian Identitas Budaya. 3. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

wawasan untukpenggiat ketoprak dor dalam mengatasi fenomena kurangnya perhatian dan kecenderungan masyarakat meninggalkan kesenian tradisional ketoprak dor. Sehingga dapat ditingkatkan upaya pelestarian budaya ini sebagai salah satu cara mempertahankan identitas budaya di tengah-tengah masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif, pendekatan fenomenologi dengan analisis deskriptif didukung oleh hasil observasi dan wawancara dengan subjek yang mengetahui dan memahami tentang pergeseran ketoprak dor sebagai salah satu upaya dalam mempertahankan identitas etnis Jawa Deli yang ada di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya:

1. Ketika terjadi perpindahan suku Jawa pada tahun 1900-an ke Sumatera Timur dalam jumlah yang cukup besar dan menjadi buruh di Tanah Deli, etnis Jawa otomatis membawa tradisi daerah asalnya, seperti perilaku, sistem sosial, sistem budaya, dan kesenian. Salah satunya ialah ketoprak yang ketika di wilayah teritorial Tanah Deli ketoprak disebut ketoprak dor.Ketoprak sendiri berasal dari kata tok dan prakyaitu bunyi dari kentongan dan keprak.Dua alat musik yang terbuat dari bambu dan dipakai dalam teater rakyat tersebut.Kentongan yang bila dipukul berbunyi tok sedangkan keprak bagian samping kanan kirinya dipecahkan, sehingga ketika dipukul berbunyi prak.Kombinasi dari bunyi


(26)

tersebut tok dan prak itu disebut ketoprak. Kemudian ditambah dengan tembang (nyanyian) yang dilakukan bersama orang desa yang sedang menghibur diri dan akhirnya ditambah dengan gendang dan suling, maka lahirlah kesenian ketoprak. Sebutan ketoprak dor di Tanah Deli dikarenakanadanya penekanan bunyi DOR, bunyi DOR tersebut berasal dari salah satu alat musik yang digunakan dalam pertunjukan ketoprak dor, alat musik tersebut ialah Jidor. Bunyi Dor sendiri pada ketoprak dor menjadi ciri khas ketoprak dor di Tanah Deli, bunyi DOR

merupakan makna suatu petanda adanya adegan kelucuan. Bunyi “DOR”

memiliki arti penting, sebab setiap kali bunyi “DOR!” maka disaat itulah

penonton tertawa. Ketoprak dor mulai banyak diminati masyarakat pada masa itu, maka terbentuk grup-grup ketoprak dor. Adapun faktor yang mempengaruhi munculnya grup-grup ketoprak dor ialah sebagai eksistensi dan identitas etnis Jawa.

2. Pergeseran budaya yang terjadi pada kesenian pada ketoprak dor dapat dilihat dari alat musiknya, pakaian atau kostum, tema cerita, tembang, bahasa dan lain sebagainya. Perubahan ini terjadi sebab adanya pengaruh budaya dan lingkungan sosial dari etnis lainnya. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi pada ketoprak dor dapat dilihat dari peran dan fungsi ketoprak dor di masyarakat yang tidak lagi sebagai media ritual dalam acara penting di masyarakat.


(27)

3. Peran dan fungsi ketoprak dor sekarang ini tidak lagi sebagai media ritual untuk memanjatkan doa pada Sang Maha Kuasa, ketoprak dor hanya berperan dan berfungsi sebagai media hiburan, pengintegrasian masyarakat,pengungkapan emosional dan sebagai penyampaian pesan.

4. Adapun upaya yang telah dilakukan para penggiat ketoprak dor dalam

mempertahan ketoprak dor sebagai identitas etnis Jawa Deli ialah membuka sanggar ketoprak dor, mengajak kawula muda menjadi pemain dalam pertunjukan ketoprak dor, memberikan campuran bahasa pada ketoprak dor, dan memanajemen waktu untuk tampil pada pertunjukan ketoprak dor.

5.2.Saran

Kesenian yang ada dalam masyarakat Jawa di Sumatera Utara khususnya ketoprak dor sedikit demi sedikit sudah mengalami kemunduran dan dilupakan oleh generasi mudanya. Hal ini terjadi karena perubahan jaman dan gaya hidup dari masyarakat pendukungnya juga berubah. Dengan demikian akan ada kekhawatiran bahwa ketoprak dor tersebut akan hilang secara perlahan-lahan tanpa sempat ditulis jika kita tidak memberikan perhatian dan tidak mempertahankannya mulai dari sekarang. Oleh sebab itu melalui hasil penelitian yang dilakukan penulis menyarankan:

1. Bagi para penggiat ketoprak dor perlu diadakan pembinaan keseluruhan unsur dari kesenian ketoprak dor baik seni ketoprak itu sendiri maupun seniman-seniman yang terlibat dalam seni pertunjukan tersebut. Pembinaan itu dimaksudkan untuk


(28)

mengimbangi kemajuan teknologi yang ada. Pembinaan ini meliputi cara bermain yang professional, teknik lighting serta manajemen organisasi perkumpulan ketoprak dor yang baik dan sebagainya yang menyangkut tentang pertunjukannya. Karena kesempurnaan sebuah pertunjukan akan meninggalkan kesan yang baik bagi para penonton atau penikmatnya.

2. Untuk mengimbangi perkembangan dan kemajuan pertunjukan atau tontonan

modern lainnya diperlukan pengembangan seni ketoprak dor. Pengembangan ini meliputi upaya pembaharuan-pembaharuan terhadap seni pertunjukan ketoprak dor. Pembaharuan ini merupakan dorongan kegairahan kreativitas, sedangkan kreativitas dapat memacu lahirnya berbagai alternatif dalam mempertahankan ketoprak dor. Sehingga ketoprak dor akan semakin kaya dengan gaya dan ragam, luwes dalam menghadapi dan mengikuti kemajuan zaman. Apabila tidak, maka di khawatirkan akan berkurang bahkan kehilangan penggemarnya dan malah akan punah. Sebagai contoh perkembangan-perkembangan itu antara lain menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh masyarakat umum, selain itu dapat pula dengan cara memanfaatkan berbagai fasillitas teknologi modern misalnya televisi.

3. Untuk para penonton agar selalu berkenan ikut mempertahankan kesenian ketoprak

dor dengan turut menjadi pemain, terkhusus kepada kaula muda etnis Jawa Deli. Memberikan sumbangsih pada kesenian ketoprak dor.


(29)

4. Kepada Pemerintah kota Deli Serdang, diharapkan memberikan perhatian lebih terhadap kesenian ketoprak dor. Berkenan memberikan sumbangsih materi dan moril. Selain itu sangat diharapkan agar ketoprak dor ini bisa menjadi salah satu pertunjukan rutin disetiap tahunnya dan menampilkan ketoprak dor di setiap event yang diadakan.

Penulis menyakini eksistensi ketoprak dor di masa yang akan datang akan menjadi lebih baik lagi dari masa kini mengingat banyak sekali pada masa kini media cetak yang meliput bahkan banyak penulis memberikan sumbangsih pemikiran terhadap pertunjukan ketoprak dor dalam bentuk opini. Seperti tulisan Fadmin Prihatin Malau mantan sekertaris majelis kebudayaan (Waspada dan Analisa), Tommy Simatupang mahasiswa medan (Tribun) dan Mohammad Hilmi Faiq wartawan kompas (Kompas). Selain itu dari penonton penulis mendapatkan pengakuan merasa terhibur dan menimbulkan rasa kerinduan yang mendalam terhadap ketoprak dor itu sendiri.


(30)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Black, James A. Dan Dean J. Champion. 2009. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.

Bandung: PT. Refika Aditama

Dewi, Heristina. 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia. Medan: Studi Kultura,

Fakultas Sastra.

Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Donggeng, dan Lain-lain.

Jakarta: Grafiti.

Edraswara, Suwardi. 2013. Ilmu Jiwa Jawa: Estetika dan Citarasa Jiwa Jawa, Yogyakarta : Narasi

Hariadi, Selamat. 2015. Studi Deskriptif Ketoprak Dor Oleh Sanggar Langen Setio

Budi Lestari Pada Upacara Adat Perkawinan Jawa Di Kelurahan Jati Makmur

Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Skripsi. Jurusan Etnomusikologi USU

Jenks, Chris. 1993. Culture : Study Kebudayaan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Jhonson, Doyle Paul. 2008. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid I, Jakarta : Gramedia

Koentjaraningrat. 1980. Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).

. 1984. Kebudayaan Jawa, Jakarta : Balai Pustaka

. 1985. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia . 2003. Kamus Istilah Antropologi, Jakarta : Progres


(31)

. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta

Kuntowijoyo. 1999. Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta : Tiarawacana Lisbijanto, Herry, 2013. Ketoprak, Yogyakarta: Graha ilmu.

Moleong L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Murgianto, Sal dkk.2003. Mencermati Seni Pertunjukan 1 Perspektif Kebudayaan,

Ritual, Hukum. Jakarta: The Ford Foundation.

Oepen, Manfred. 1988. Media Rakyat: Komunikasi Pengembangan Masyarakat, Jakarta : P3M

Peacock, James L. 2005. Ritus Modernisasi : Aspek Sosial dan Simbolik Teater Rakyat

Indonesia, Jakarta: Desantara.

Pelly, Usman dan Asih Menanti. 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Rahoyo, Stefanus. 2010. Dilema Tionghoa Miskin, Yogyakarta : Tiarawacana

R.M. Soedarsono. 1998. Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Said, Muhammad. 1990. Koeli Koentrak Tempo Doeloe: dengan Derita dan

Kemarahannya. Medan: Harian Waspada


(32)

. 2006. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah, Jakarta : Rajawali Pres

Simanjuntak,B.A. 2009. Metode Penelitian Sosial, Medan : Bina Media Perintis Soemardjan,Selo. 1988. Streotip Etnik, Asimilasi, Integrasi Sosial, Jakarta : Pustaka

Grafika.

Soekanto, Soejono. 1979. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: UI-Press

Sugiarti, Tutiek. 1989. Ketoprak Dor :Perkembangan, Fungsi dan Tantangannya Di

Sumatera Utara (1920-1985). Skripsi. Jurusan Sejarah USU.

Suroso, Panji. 2012. Ketoprak Dor di Helvetia, Medan, : Unimed Pres.

Sukatman. 2009. Butir-Butir Tradisi Lisan Indonesia: Pengantar Teori dan

Pembelajarannya, Yogyakarta: LaksBang

T.O.Ihromi. 1994. Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Sumber Internet:

Kisawa,Wisnu. 2005. Kethoprak, Drama Tradisional Jawa. Available at

http://geocenties:.com Diakses 21 Oktober 2015

Hilmi, Mohammad (2015). Lakon Joko Bodo Pantang Menyerah. Available at


(1)

3. Peran dan fungsi ketoprak dor sekarang ini tidak lagi sebagai media ritual untuk memanjatkan doa pada Sang Maha Kuasa, ketoprak dor hanya berperan dan berfungsi sebagai media hiburan, pengintegrasian masyarakat,pengungkapan emosional dan sebagai penyampaian pesan.

4. Adapun upaya yang telah dilakukan para penggiat ketoprak dor dalam mempertahan ketoprak dor sebagai identitas etnis Jawa Deli ialah membuka sanggar ketoprak dor, mengajak kawula muda menjadi pemain dalam pertunjukan ketoprak dor, memberikan campuran bahasa pada ketoprak dor, dan memanajemen waktu untuk tampil pada pertunjukan ketoprak dor.

5.2.Saran

Kesenian yang ada dalam masyarakat Jawa di Sumatera Utara khususnya ketoprak dor sedikit demi sedikit sudah mengalami kemunduran dan dilupakan oleh generasi mudanya. Hal ini terjadi karena perubahan jaman dan gaya hidup dari masyarakat pendukungnya juga berubah. Dengan demikian akan ada kekhawatiran bahwa ketoprak dor tersebut akan hilang secara perlahan-lahan tanpa sempat ditulis jika kita tidak memberikan perhatian dan tidak mempertahankannya mulai dari sekarang. Oleh sebab itu melalui hasil penelitian yang dilakukan penulis menyarankan:

1. Bagi para penggiat ketoprak dor perlu diadakan pembinaan keseluruhan unsur dari kesenian ketoprak dor baik seni ketoprak itu sendiri maupun seniman-seniman yang terlibat dalam seni pertunjukan tersebut. Pembinaan itu dimaksudkan untuk


(2)

mengimbangi kemajuan teknologi yang ada. Pembinaan ini meliputi cara bermain yang professional, teknik lighting serta manajemen organisasi perkumpulan ketoprak dor yang baik dan sebagainya yang menyangkut tentang pertunjukannya. Karena kesempurnaan sebuah pertunjukan akan meninggalkan kesan yang baik bagi para penonton atau penikmatnya.

2. Untuk mengimbangi perkembangan dan kemajuan pertunjukan atau tontonan modern lainnya diperlukan pengembangan seni ketoprak dor. Pengembangan ini meliputi upaya pembaharuan-pembaharuan terhadap seni pertunjukan ketoprak dor. Pembaharuan ini merupakan dorongan kegairahan kreativitas, sedangkan kreativitas dapat memacu lahirnya berbagai alternatif dalam mempertahankan ketoprak dor. Sehingga ketoprak dor akan semakin kaya dengan gaya dan ragam, luwes dalam menghadapi dan mengikuti kemajuan zaman. Apabila tidak, maka di khawatirkan akan berkurang bahkan kehilangan penggemarnya dan malah akan punah. Sebagai contoh perkembangan-perkembangan itu antara lain menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh masyarakat umum, selain itu dapat pula dengan cara memanfaatkan berbagai fasillitas teknologi modern misalnya televisi.

3. Untuk para penonton agar selalu berkenan ikut mempertahankan kesenian ketoprak dor dengan turut menjadi pemain, terkhusus kepada kaula muda etnis Jawa Deli. Memberikan sumbangsih pada kesenian ketoprak dor.


(3)

4. Kepada Pemerintah kota Deli Serdang, diharapkan memberikan perhatian lebih terhadap kesenian ketoprak dor. Berkenan memberikan sumbangsih materi dan moril. Selain itu sangat diharapkan agar ketoprak dor ini bisa menjadi salah satu pertunjukan rutin disetiap tahunnya dan menampilkan ketoprak dor di setiap event yang diadakan.

Penulis menyakini eksistensi ketoprak dor di masa yang akan datang akan menjadi lebih baik lagi dari masa kini mengingat banyak sekali pada masa kini media cetak yang meliput bahkan banyak penulis memberikan sumbangsih pemikiran terhadap pertunjukan ketoprak dor dalam bentuk opini. Seperti tulisan Fadmin Prihatin Malau mantan sekertaris majelis kebudayaan (Waspada dan Analisa), Tommy Simatupang mahasiswa medan (Tribun) dan Mohammad Hilmi Faiq wartawan kompas (Kompas). Selain itu dari penonton penulis mendapatkan pengakuan merasa terhibur dan menimbulkan rasa kerinduan yang mendalam terhadap ketoprak dor itu sendiri.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Black, James A. Dan Dean J. Champion. 2009. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Dewi, Heristina. 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia. Medan: Studi Kultura, Fakultas Sastra.

Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Donggeng, dan Lain-lain. Jakarta: Grafiti.

Edraswara, Suwardi. 2013. Ilmu Jiwa Jawa: Estetika dan Citarasa Jiwa Jawa, Yogyakarta : Narasi

Hariadi, Selamat. 2015. Studi Deskriptif Ketoprak Dor Oleh Sanggar Langen Setio

Budi Lestari Pada Upacara Adat Perkawinan Jawa Di Kelurahan Jati Makmur

Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Skripsi. Jurusan Etnomusikologi USU

Jenks, Chris. 1993. Culture : Study Kebudayaan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Jhonson, Doyle Paul. 2008. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid I, Jakarta : Gramedia

Koentjaraningrat. 1980. Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).

. 1984. Kebudayaan Jawa, Jakarta : Balai Pustaka

. 1985. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia . 2003. Kamus Istilah Antropologi, Jakarta : Progres


(5)

. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta

Kuntowijoyo. 1999. Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta : Tiarawacana Lisbijanto, Herry, 2013. Ketoprak, Yogyakarta: Graha ilmu.

Moleong L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Murgianto, Sal dkk.2003. Mencermati Seni Pertunjukan 1 Perspektif Kebudayaan, Ritual, Hukum. Jakarta: The Ford Foundation.

Oepen, Manfred. 1988. Media Rakyat: Komunikasi Pengembangan Masyarakat, Jakarta : P3M

Peacock, James L. 2005. Ritus Modernisasi : Aspek Sosial dan Simbolik Teater Rakyat

Indonesia, Jakarta: Desantara.

Pelly, Usman dan Asih Menanti. 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Rahoyo, Stefanus. 2010. Dilema Tionghoa Miskin, Yogyakarta : Tiarawacana

R.M. Soedarsono. 1998. Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Said, Muhammad. 1990. Koeli Koentrak Tempo Doeloe: dengan Derita dan Kemarahannya. Medan: Harian Waspada


(6)

. 2006. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah, Jakarta : Rajawali Pres

Simanjuntak,B.A. 2009. Metode Penelitian Sosial, Medan : Bina Media Perintis Soemardjan,Selo. 1988. Streotip Etnik, Asimilasi, Integrasi Sosial, Jakarta : Pustaka

Grafika.

Soekanto, Soejono. 1979. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: UI-Press

Sugiarti, Tutiek. 1989. Ketoprak Dor :Perkembangan, Fungsi dan Tantangannya Di Sumatera Utara (1920-1985). Skripsi. Jurusan Sejarah USU.

Suroso, Panji. 2012. Ketoprak Dor di Helvetia, Medan, : Unimed Pres.

Sukatman. 2009. Butir-Butir Tradisi Lisan Indonesia: Pengantar Teori dan

Pembelajarannya, Yogyakarta: LaksBang

T.O.Ihromi. 1994. Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Sumber Internet:

Kisawa,Wisnu. 2005. Kethoprak, Drama Tradisional Jawa. Available at http://geocenties:.com Diakses 21 Oktober 2015

Hilmi, Mohammad (2015). Lakon Joko Bodo Pantang Menyerah. Available at