PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X IPA SEMESTER I SMA NEGERI 7 MEDAN.

(1)

PE NGARUH MO DE L PE MBE LAJARAN I NQUIRY TRA INI NG TERHADAP H ASIL BELAJAR FIS I KA SISWA PADA

MATE RI PO KO K B ESARAN DAN SAT UAN DI SMA NEGERI 7 MEDAN T.P. 2014/2015

Oleh :

Tjiufen Viin Mentari Manurung NIM 4102121028

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

RIWAYAT HIDUP

Tjiufen Viin Mentari Manurung dilahirkan di Medan pada tanggal 28 Desember 1992. Ayah bernama Helmon Manurung dan Ibu bernama Dominta Sitorus. Beliau merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Mempunyai seorang abang yang bernama Bona Manurung, mempunyai 3 kakak yaitu Lisna Damayanti Manurung, Nova Trischa A Manurung dan Mellyana M Manurung serta seorang adik laki-laki yang bernama Yusuf Manurung. Pada Tahun 1998 Penulis masuk SD Negeri 060863 Medan, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 11 Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 7 Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan lulus pada tahun 2015.


(3)

Judul Skripsi

1\ama

;\1M

Prog. Studi Jurusan

, ;

Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terbadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X Semester I SMA Negeri 7 Medan

Tjiufen Viin Mentari Manrung 4102121028

Pendidikan Fisika Fisika

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi,

D . Nurdin Siregar. M.Si Nip. 19580608 198403 1 000

Mengetahui :

Jurusan Fisika Ketua,

/ '

~iregar,

M.Si

NIP. 19690127 199412 1 001


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X IPA Semester I SMA Negeri 7 Medan”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Nurdin Siregar, M.S selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. J. B. Sinuraya, M.Pd, Bapak Drs. Abd.Hakim S, M.Si dan Ibu Dr. Derlina, M.Si, sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Daud selaku kepala sekolah SMA Negeri 7 Medan, Ibu Riama Silaban, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Helmon Manurung dan Dominta Sitorus tercinta yang telah mendidik, membesarkan, terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang


(5)

v

yang tak pernah henti, dan abang dan kakak tersayang serta sanak keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. Dan tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat penulis Alma. Dwi Putri Ramadhani, Theresia Sihite, Ruth Stephany Siahaan, Debora Saragih dan Siti Zaitun serta teman – teman Paduan Suara Hallelujah Choir yang saya cintai terkhusus teman-teman Pendidikan Fisika B 2010 yang selalu mendukung dalam penyusunan skripsi ini serta sahabat-sahabat lainnya tak bisa disebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat dan motivasinya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Januari 2015

Penulis,

Tjiufen Viin M Manurung NIM. 4102121028


(6)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK

BESARAN DAN SATUAN SEMESTER I DI KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN

T.P 2014/2015

Tjiufen Viin Mentari Manurung (NIM 4102121028) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Inquiry Training dan pembelajaran konvensional, aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran Inquiry Training pada materi Besaran dan Satuan di kelas X IPA SMA Negeri 7 Medan T.P 2014/2015

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X IPA Semester I SMA Negeri 7 Medan yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu kelas X-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 40 orang dan kelas kontrol berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 15 soal.

Sebelum tes ini di ujikan kepada siswa, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat tes. Aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh observer. Berdasarkan analisa data, nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 33,43 dan nilai rata-rata kelas kontrol 34,50 Pada pengujian normalitas untuk pretes pada kelas eksperimen Lhitung = 0.1123 dan Ltabel = 0.1400, untuk kelas kontrol Lhitung = 0.1018, dan Ltabel = 0.1400 sehingga Lhitung <Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas, nilai rata-rata postes kelas eksperimen 70,50 dan kelas kontrol 61,50. Pada kelas eksperimen peningkatan hasil belajar sebesar 36,17 dan pada kelas kontrol hasil belajar sebesar 27,00. Ini membuktikan adanya pengaruh model pembelajaran menggunakan inquiry training pada kelas eksperimen. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 72,14 termasuk dalam kriteria aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 3,09 dan ttabel = 1,99 sehingga thitung> ttabel maka Ha diterima, yang berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training dan pembelajaran konvensional pada materi Besaran dan Satuan


(7)

v

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

Daftar Lampiran ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Pengertian Belajar 8

2.1.2 Aktivitas Belajar 9

2.1.3 Hasil Belajar 10

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran 11

2.1.5 Model Pembelajaran Inquiry Training 12

2.1.5.1 Sintaks Pembelajaran Inquiry Training 14 2.1.5.2 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Inquiry Training 14

2.1.6 Pembelajaran Konvensional 16

2.1.7 Materi Pembelajaran Besaran dan Satuan 17

2.1.8 Peneliti Terdahulu 24

2.2Kerangka Konseptual 27

2.3Hipotesis 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 29


(8)

vi

3.3 Variabel Penelitian 29

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 30

3.5 Prosedur Penelitian 30

3.6 Teknik Pengumpulan Data 32

3.7 Instrumen Penelitian 32

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 45

4.2 Analisis Data Penelitian 47

4.3 Hasil Belajar 49

4.4 Pembahasan 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 74

5.2 Saran 75


(9)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.: Sintaks pembelajaran Inquiry Training 14

Tabel 2.2.: Besaran Pokok dan Satuannya 18

Tabel 2.3.: Besaran Turunan 18

Tabel 2.4.: Dimensi Besaran Pokok 19

Tabel 2.5 : Penelitian Terdahulu 26

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Fisika Materi

Besaran dan Satuan 35

Tabel 3.3 Kategori Validitas Tes 37

Tabel 3.4 Nilai dan Kategori Reliabilitas. 38

Tabel 3.5 Nilai dan Kategori Taraf Kesukaran. 39

Tabel 3.6 Kategori Taraf Kesukaran Tes 40

Tabel 3.7 Nilai dan Kategori Daya Pembeda. 40

Tabel 3.8 Tabel Kategori Daya Pembeda Tes 40

Tabel 4.1 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

Selama Proses Pembelajaran 46

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Postest 50 Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas 51 Tabel 4.4. Ringkasan perhitungan uji t data postes 52


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skala pada mistar 20

Gambar 2.2 Jangka sorong manual dan Jangka sorong digital 21

Gambar 2.3 mikrometer sekrup 22

Gambar.4.1. Perkembangan aktivitas dikelas eksprimen 47 Gambar.4.2. Hasil belajar kognitif dikelas eksperimen dan control 48 Gambar 4.3 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 49

Gambar 4.4. Diagram batang data postes kelas eksperimen


(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : RPP I ( Kelas Eksperimen ) 78

Lampiran 2 : RPP II ( Kelas Kontrol ) 90

Lampiran 3 : RPP III ( Kelas Eksperimen ) 99

Lampiran 4 : RPP IV ( Kelas Kontrol ) 112

Lampiran 5 : Lembar Kerja Sisiwa I 121

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa II 123

Lampiran 7 : Tabel Spesifikasi Hasil Siswa 112

Lampiran 8 : Tes Hasil Belajar 134

Lampiran 9 : Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 138

Lampiran 10 : Deskriptor Observasi 139

Lampiran 11 : Lembar Angket Siswa 140

Lampiran 12 : Lembar Angket Guru 141

Lampiran 13 : Rekapitulasi hasil Belajar Pretes 146 Lampiran 14 : Rekapitulasi Hasil Belajar Postes 150

Lampiran 15 : Perhitungan Rata-rata Varians 153

Lampiran 16 : Uji Normalitas 156

Lampiran 17 : Uji Homogenitas 159

Lampiran 18 : Uji Hipotesis 162

Lampiran 19 : Taksonomi Bloom 168

Lampiran 20 : Penilaian Afektif 170

Lampiran 21 : Tabel Observasi Psikomotorik 173

Lampiran 22 : Aktivitas Rata-rata Pretes dan Postes Belajar Siswa 179

Lampiran 23 : Tabel Psikomotorik Siswa 181

Lampiran 24 : Dokumentasi 184

Lampiran 25 : Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 187 Lampiran 26 : Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 188 Lampiran 27 : Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 189


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral.

Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. (Trianto,2011)

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi dan otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan aktivitas belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar dengan berbagai tujuan yang ingin dicapai, namun pada hakekatnya yang menjadi tujuan umum dari belajar adalah terjadinya perubahan individu seutuhnya .Proses belajar tidak terlepas dari aktivitas belajar baik aktivitas belajar secara individu


(13)

2

maupun secara kelompok. Karena itu pembelajaran seharusnya mengacu pada peningkatan aktivitas siswa untuk belajar. Guru tidak hanya melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap pada siswa, tetapi seharusnya juga mampu membawa siswa untuk lebih aktif dalam belajar.

Di sisi lain, adanya banyak fakta bahwa guru menguasai materi suatu subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 25 Januari 2014 dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan ke 47 responden di kelas X SMA Negeri 7 Medan diperoleh data sebagai berikut: 59,58% siswa tidak menyukai pembelajaran fisika di kelas karena sulit dipahami, kurang menarik dan membosankan, 25,53% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas biasa saja, dan 14,89% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas mudah dan menyenangkan. Berdasarkan angket juga diperoleh sebanyak 48,94% siswa menginginkan belajar fisika sambil bermain, 29,79% siswa menginginkan belajar fisika dengan eksperimen dan demonstrasi, dan 21,27% menginginkan belajar dengan mengerjakan soal. Data tersebut menunjukkan sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran fisika dan menganggap pelajaran fisika sulit dan membosankan.

Pada wawancara terhadap salah satu guru bidang studi fisika Ibu Riama Silaban mengatakan bahwa bila siswa diajarkan secara teori, maka minat siswa terhadap pelajaran fisika masih kurang. Selain itu, siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran sedangkan bila siswa dibawa bereksperimen ke laboratorium maka minat siswa terhadap fisika akan muncul dan siswa akan menjadi lebih aktif. Tetapi Ibu Riama Silaban jarang membawa siswa ke laboratorium, karena peralatan laboratorium yang kurang memadai dan waktu yang tidak cukup. Model pembelajaran yang digunakan Ibu Silaban adalah model pembelajaran langsung, dengan metode ceramah, mencatat, mengerjakan soal dan demonstrasi. Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran


(14)

3

fisika adalah 64. Namun, nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh siswa hanya sekitar 62,4 atau dapat dikatakan tidak mencapai KKM.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran tidak berpusat pada siswa, yang mengakibatkan siswa berperan tidak aktif dalam memperoleh pengetahuan. Dalam pembelajaran siswa bersifat menjadi pendengar saja dan guru yang bersifat dominan (teacher centered). Dominasi guru dalam pembelajaran ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu digunakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Untuk menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan menyenangkan salah satunya dengan menggunakan metode Inquiry Training. Model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat (Joyce:2009).

Model pembelajaran inquiry adalah bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri (Trianto:2011). Model pembelajaran inquiry tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan. Inquiry Training merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training diharapkan proses pembelajaran merupakan proses memperoleh konsep dari keterlibatan siswa secara langsung dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa akan mendapatkan pemahaman-pemahaman yang lebih baik mengenai fisika dan akan lebih tertarik terhadap fisika jika siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.


(15)

4

Model pembelajaran inquiry training ini sudah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya yaitu Fhitriani Harahap (2012) menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Suhu dan Pengukuran diperoleh nilai rata-rata pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 33,5 dan 30,8. Setelah diberi perlakuan pada kedua kelas diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 78,7 dan 62,8. Aktivitas siswa selama melakukan pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen dapat terlihat dari skor aktivitas siswa pada ketiga pertemuan yang mencapai 80,7 dengan predikat sangat aktif. Sedangkan aktivitas siswa di kelas kontrol yang diajar dengan cara belajar konvensional menunjukkan skor aktivitas 62,35 dengan predikat aktif. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran inquiry training dapat dikatakan efektif didalam pembelajaran tersebut. Kelemahannya yaitu siswa kurang serius dalam praktikum karena banyaknya jumlah anggota dalam satu kelompok belajar yaitu 6-7 orang per kelompok. Selain itu, kurang antusiasnya siswa karena pertanyaan awal yang diajukan peneliti kurang memotivasi siswa juga menjadi kelemahan penelitian ini serta kurang pahamnya siswa membuat pertanyaan yang

harus mengandung jawaban “ya atau tidak”.

Kelemahan-kelemahan dari peneliti sebelumnya menjadi suatu pelajaran bagi peneliti berikutnya dengan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Dari kelemahan peneliti sebelumnya, peneliti selanjutnya harus benar-benar mampu memberikan arahan tentang kegiatan yang dilakukan dalam praktikum dengan jelas, membagi siswa dalam kelompok belajar yang heterogen dengan jumlah 3-4 orang agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif. Selain itu peneliti juga harus mampu membuat apersepsi yang menarik untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan dapat merangsang minat siswa untuk melakukan proses inquiry training.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi Pokok Besaran dan Satuan Kelas X Semester I SMA Negeri 7 Medan T.P 2014/2015”.


(16)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menarik

2 Hasil belajar fisika yang diperoleh belum optimal atau masih rendah. 3 Proses pembelajaran lebih memfokuskan pada rumus-rumus dan dalil. 4 Penggunaan model pembelajaran saat ini masih belum maksimal,

kecenderungan penggunaan model pembelajaran konvensional masih sangat mendominasi dalam proses belajar mengajar.

5 Peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang maksimal.

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan pada penelitian ini tidak terlalu luas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Menerapkan model pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen. 2. Subjek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas X IPA semester I

SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2014/2015.

3. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada Besaran dan Satuan penilaian hanya dibatasi pada penilaian kognitif.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional materi pokok besaran dan satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015?


(17)

6

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015?

4. Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran inquiry training dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menerima model pembelajaran inquiry training pada materi pokok besaran dan satuan kelas X IPA semester I SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menerima model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor kelas X IPA semester I SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui apakah aktivitas siswa pada materi pokok besaran

dan satuan kelas X IPA semester I SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training lebih aktif daripada dengan menerapkan model pembelajaran konvensional?

4. Untuk mengetahui adanya pengaruh hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran inquiry training dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015.


(18)

7

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Menambah pengetahuan penulis terhadap model pembelajaran inquiry training yang dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran demi meningkatkan mutu pendidikan.

2. Sebagai bahan informasi alternatif model pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa khususnya nilai pelajaran fisika.

3. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih model pembelajaran yang menyediakan berbagai pengalaman belajar.

4. Sebagai bahan informasi untuk merencanakan pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry training.

1.7 Defenisi Operasional

Inquiry Training adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membawa siswa secara langsug ke dalam proses ilmiah melalui latihan – latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. ( Joyce et al, 2011 :201)


(19)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi Besaran dan Satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015, sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes siswa sebesar 34,33 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 70,50, dapat dikatakan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen adalah Cukup Tuntas.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Besaran dan Satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015, sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes siswa sebesar 35,50 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 61,5, dapat dikatakan hasil belajar siswa pada kelas kontrol adalah Cukup Tuntas.

3. Hasil observasi aktivitas menurut perkembangan aktivitas di kelas eksperimen bahwa persentase nilai rata-rata aktivitas diperoleh dengan kriteria aktif. Siswa lebih aktif saat memberikan tanggapan terhadap jawaban orang lain.

4. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari hasil belajar pada kelas kontrol, berarti ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X SMA Negeri 7 Medan T.P 2014/2015


(20)

75

5.2. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Dari penelitisn ini, disarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran inquiry training agar lebih mengarahkan siswa lebih aktif pada tahap presentasi dalam mengungkapkan pertanyaan dan pendapat pada kelompok yang presentasi. 2. Penyusunan soal berdasarkan taksonomi bloom masih terdapat kelemahan,

peneliti selanjutnya sebaiknya mampu menyusun soal lebih baik lagi. 3. Jika ditinjau dari aktivitas menurut deskriptor, diperoleh hasil yang

meningkat walaupun peningkatannya kecil, peneliti selanjutnya hendaknya mempersiapkan deskriptor dengan baik sehingga kelemahan peneliti dapat dikurangi untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

4. Jika ditinjau secara kelompok, aktivitas juga berpengaruh kecil terhadap hasil belajar, kelemahan dalam membuat perencanaan pada pengorganisasian kelompok perlu diperhatikan peneliti selanjutnya agar perencanaan tersebut dapat dibuat lebih baik lagi.


(21)

76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Z, (2006), Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Harahap, Fhitriani., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran kelas VII Semester I MTs N 2 Medan T.P 2012/2013. Medan : FMIPA Unimed

Joyce,B. Weil,M. & Calhoun, E., (2009), Model –Model Pembelajaran, Edisi Kedelapan. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Kangenan, M, (2013), Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga

Motlan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPAUniversitas Negeri Medan, Unimed, Medan.

Mudjiono, dan Dimyati., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Sabari, Ahmad, (2010), Strategi belajar mengajar dan micro teaching, Quantum teaching, Padang

Sadirman, (2006), Interkaksi&Motivasi Belajar Mengajar,Penerbit PT Raja Grafindo Persada,Jakarta

Sani, Ridwan A.,(2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta

Saptika, Dewi., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Wujud Dan Zat Kelas VII SMP Negeri 23 Medan T.P 2010/2011. Medan : FMIPA Unimed

Sudjana, (2005), Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung

Trianto, (2011) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.


(22)

77

Hakim,A. dan Siburian, M. (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training Dan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di SMK Negeri 2 Pematang Siantar, Vol4, 2012 (hal 14-19), Jurnal. Penelitian. Unimed. Ac. Id (accessed 14/04/2014 8:58)

Sajidan., Toenas Setyo Joeli Indahwati., Widha Sunarno., (2012), Penerapan Model Inquiry Training Melalui Teknik Peta Konsep dan Teknik Puzzle Ditinjau dari Tingkat Keberagaman Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori, Vol1, No 3, 2012 (hal 258-265), Jurnal. Pasca. Uns. Ac. Id (accessed 1/4/2014 2: 44 AM)

Panday. A., G.K. Nanda., V. Ranjan., (2011), Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achiement of Sciences Students In India, Global Research Publishing, Journal of Innovative Research in Education1 (1), (accessed 1/4/2014 2: 44 AM)


(1)

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015?

4. Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran inquiry training dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menerima model pembelajaran inquiry training pada materi pokok besaran dan satuan kelas X IPA semester I SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menerima model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor kelas X IPA semester I SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui apakah aktivitas siswa pada materi pokok besaran

dan satuan kelas X IPA semester I SMA Negeri 7 Medan tahun ajaran 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training lebih aktif daripada dengan menerapkan model pembelajaran konvensional?

4. Untuk mengetahui adanya pengaruh hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran inquiry training dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015.


(2)

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Menambah pengetahuan penulis terhadap model pembelajaran inquiry training yang dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran demi meningkatkan mutu pendidikan.

2. Sebagai bahan informasi alternatif model pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa khususnya nilai pelajaran fisika.

3. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih model pembelajaran yang menyediakan berbagai pengalaman belajar.

4. Sebagai bahan informasi untuk merencanakan pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry training.

1.7 Defenisi Operasional

Inquiry Training adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membawa siswa secara langsug ke dalam proses ilmiah melalui latihan – latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. ( Joyce et al, 2011 :201)


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi Besaran dan Satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015, sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes siswa sebesar 34,33 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 70,50, dapat dikatakan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen adalah Cukup Tuntas.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Besaran dan Satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Medan T.P. 2014/2015, sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes siswa sebesar 35,50 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 61,5, dapat dikatakan hasil belajar siswa pada kelas kontrol adalah Cukup Tuntas.

3. Hasil observasi aktivitas menurut perkembangan aktivitas di kelas eksperimen bahwa persentase nilai rata-rata aktivitas diperoleh dengan kriteria aktif. Siswa lebih aktif saat memberikan tanggapan terhadap jawaban orang lain.

4. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari hasil belajar pada kelas kontrol, berarti ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X SMA Negeri 7 Medan T.P 2014/2015


(4)

5.2. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Dari penelitisn ini, disarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran inquiry training agar lebih mengarahkan siswa lebih aktif pada tahap presentasi dalam mengungkapkan pertanyaan dan pendapat pada kelompok yang presentasi. 2. Penyusunan soal berdasarkan taksonomi bloom masih terdapat kelemahan,

peneliti selanjutnya sebaiknya mampu menyusun soal lebih baik lagi. 3. Jika ditinjau dari aktivitas menurut deskriptor, diperoleh hasil yang

meningkat walaupun peningkatannya kecil, peneliti selanjutnya hendaknya mempersiapkan deskriptor dengan baik sehingga kelemahan peneliti dapat dikurangi untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

4. Jika ditinjau secara kelompok, aktivitas juga berpengaruh kecil terhadap hasil belajar, kelemahan dalam membuat perencanaan pada pengorganisasian kelompok perlu diperhatikan peneliti selanjutnya agar perencanaan tersebut dapat dibuat lebih baik lagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Z, (2006), Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Harahap, Fhitriani., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran kelas VII Semester I MTs N 2 Medan T.P 2012/2013. Medan : FMIPA Unimed

Joyce,B. Weil,M. & Calhoun, E., (2009), Model –Model Pembelajaran, Edisi Kedelapan. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Kangenan, M, (2013), Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga

Motlan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPAUniversitas Negeri Medan, Unimed, Medan.

Mudjiono, dan Dimyati., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Sabari, Ahmad, (2010), Strategi belajar mengajar dan micro teaching, Quantum teaching, Padang

Sadirman, (2006), Interkaksi&Motivasi Belajar Mengajar,Penerbit PT Raja Grafindo Persada,Jakarta

Sani, Ridwan A.,(2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta

Saptika, Dewi., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Wujud Dan Zat Kelas VII SMP Negeri 23 Medan T.P 2010/2011. Medan : FMIPA Unimed

Sudjana, (2005), Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung

Trianto, (2011) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.


(6)

Hakim,A. dan Siburian, M. (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training Dan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di SMK Negeri 2 Pematang Siantar, Vol4, 2012 (hal 14-19), Jurnal. Penelitian. Unimed. Ac. Id (accessed 14/04/2014 8:58)

Sajidan., Toenas Setyo Joeli Indahwati., Widha Sunarno., (2012), Penerapan Model Inquiry Training Melalui Teknik Peta Konsep dan Teknik Puzzle Ditinjau dari Tingkat Keberagaman Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori, Vol1, No 3, 2012 (hal 258-265), Jurnal. Pasca. Uns. Ac. Id (accessed 1/4/2014 2: 44 AM)

Panday. A., G.K. Nanda., V. Ranjan., (2011), Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achiement of Sciences Students In India, Global Research Publishing, Journal of Innovative Research in Education1 (1), (accessed 1/4/2014 2: 44 AM)


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X SEMESTER I SMA SWASTA SANTO YOSEPH MEDAN T.P 2016/2017.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA AL-FATTAH MEDAN.

0 1 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X IPA SEMESTER I SMA NEGERI 7 MEDAN.

0 3 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG MORAWA T.P. 2014/2015.

0 2 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON DI KELAS X IPA SEMESTER I SMA N 3 BINJAI T.A 2014/2015.

0 2 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 SILIMAKUTA SARIBUDOLOK.

0 11 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS KELAS X SMA PANCA BUDI MEDAN.

0 2 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 8 MEDAN T.P. 2012/2013.

0 1 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 16 MEDAN T.P. 2012/2013.

0 1 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 PAKKAT T.P. 2013/2014.

0 1 19