Manajemen panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada lahan gambut di Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) PADA LAHAN GAMBUT DI KEBUN
MANDAH, PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI, MINAMAS
PLANTATION, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR,
PROVINSI RIAU

KAMDANI SETIAWAN
A24080188

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) PADA LAHAN GAMBUT DI KEBUN MANDAH,
PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI, MINAMAS PLANTATION,
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR,
PROVINSI RIAU
The Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Peatland at
Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri

Hilir, Riau
Kamdani Setiawan1, Ahmad Junaedi2
1

Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
2

Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, IPB

Abstract
The harvest management at peatland oil palm plantation is one of the most
important factors to reach high fresh fruit bunch (ffb) production. The purpose of
this apprenticeship activity was to improve knowledge, ability and work skill of
student in order to comprehend in harvest management at oil palm plantation.
This apprenticeship took place in Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusasejati,
Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau, from February 2012 to May 2012.
Data and information were collected with direct methode and indirect methode.
Direct methode was collected by observation and discussion with harvester,
foreman, and field assistant. Indirect methode was collected from company data

and company record. The harvest activity in Mandah Estate divition 5, uses Block
Harvesting System non-Division Of Labour (BHS non-DOL). This system was
implementation programs of harvest activity that focus to finished harvest in one
section a day. The result of harvest activity in Mandah Estate divition 5 runs well,
a shown by good field quality with 0.2 lost fruit per plant, 95.3 % of ripe fruits
and 0% unripe fruit. The most obstacle of harvest aspec in Mandah Estate was the
transport unit of ffb very slow and caused the uncarry of ffb.

Key Word: palm oil, losses production, harvest mangement, peatland

RINGKASAN

KAMDANI SETIAWAN. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) pada Lahan Gambut di Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati,
Minamas Plantation, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. (Di bawah
bimbingan AHMAD JUNAEDI)
Manajemen pekerjaan panen di perkebunan kelapa sawit lahan gambut merupakan
salah satu pekerjaan yang terpenting dalam pencapaian produksi. Kegiatan
magang bertujuan untuk meningkatkan wawasan, kemampuan, dan keterampilan
mahasiswa dalam memahami proses kerja secara nyata pada aspek pengetahuan

manajerial perkebunan, teknik budidaya, pemanenan, serta pengolahan kelapa
sawit, khususnya keterampilan dan pengetahuan di bidang manajemen panen
kelapa sawit di perusahaan perkebunan. Pelaksanaan kegiatan magang ini di
Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau, dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012. Kegiatan penulis
di lapangan meliputi semprot piringan dan gawangan kimia, tebas gawangan
manual, mounding, penanaman tanaman beneficial plant, pemupukan, dan panen.
Keterampilan manajerial diperoleh dengan menjadi pendamping mandor, kerani,
dan asisten divisi. Pengamatan yang dilakukan oleh penulis yaitu mengenai
kebutuhan tenaga panen dan kualitas panen. Kegiatan panen di Divisi V Kebun
Mandah menggunakan sistem Block Harvesting System non-Division Of Labour
(BHS non-DOL) yaitu program implementasi pengerjaan kegiatan panen yang
terkonsentrasi pada satu seksi yang harus diselesaikan dalam satu hari dimana
penyelesaian hancak dari potong buah dan kutip brondolan dilakukan sepenuhnya
oleh satu pemanen. Hasil kegiatan panen di Divisi V Kebun Mandah sudah
berjalan baik yang tercermin dari mutu hancak berupa brondolan yang tidak
terkutip sebesar 0.2 brondolan/pokok, 95.3 % buah masak, dan 0 % buah mentah.
Aspek panen yang menjadi kendala yaitu unit angkut buah yang sangat lambat
dalam pengangkutan ke pabrik kelapa sawit menyebabkan banyaknya buah
menginap di lapangan.


MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) PADA LAHAN GAMBUT DI KEBUN
MANDAH, PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI, MINAMAS
PLANTATION, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR,
PROVINSI RIAU

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Kamdani Setiawan
A24080188

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Judul


: MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
PADA LAHAN GAMBUT DI KEBUN MANDAH,
PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI, MINAMAS PLANTATION,
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

Nama

: KAMDANI SETIAWAN

NIM

: A24080188

Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi.
NIP. 19681101 199302 1 001


Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.
NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus : .....................................

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung, pada tanggal 16 September 1989.
Penulis merupakan anak ke enam dari enam bersaudara dengan bapak bernama
Basuki dan ibu bernama Sumartini.
Penulis lulus dari SDN INPRES Muting, Merauke pada tahun 2001.
Kemudian melanjutkan studi ke SLTPN 1 Merauke dan lulus pada tahun
2004, kemudian melanjutkan ke SMAN 3 Merauke dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2008 penulis diterima di Departemen Agronomi

dan


Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa
Utusan Daerah (BUD) Kabupaten Merauke. Selama

kuliah penulis

pernah

mengikuti kepanitiaan di Fakultas Pertanian serta Departemen Agronomi dan
Hortikultura.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) pada Lahan Gambut di Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati,
Minamas Plantation, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau sebagai syarat
untuk menyelesaikan studi program sarjana di Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi selaku dosen pembimbing skripsi, dan Dr. Ir.
Diny Dinarti, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan,
saran, serta nasehat yang diberikan kepada penulis.

2.

Bapak (Basuki) dan Mama (Sumartini), dan semua saudara saya yang
selalu mendukung dalam menempuh studi.

3.

Pengelola Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas
Plantation yang telah memberikan kesempatan, fasilitas, dan bantuan moril
yang dapat menunjang penulis untuk melakukan kegiatan magang.

4.


Bapak Hendarjat, Mbak Martha, yang terus membantu dalam Schoolarship
di Minamas.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan informasi serta manfaat

bagi yang memerlukan.

Bogor, Agustus 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

vii


DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

viii

PENDAHULUAN ..................................................................................
Latar Belakang ............................................................................
Tujuan .........................................................................................

1
1
2

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
Botani Kelapa Sawit ...................................................................
Syarat Tumbuh ...........................................................................
Panen ...........................................................................................

3
3

3
4

METODE MAGANG .............................................................................
Tempat dan Waktu .....................................................................
Metode Pelaksanaan ...................................................................
Pengamatan dan Pengumpulan Data ..........................................
Analisis Data dan Informasi .......................................................

9
9
9
10
11

KEADAAN UMUM ...............................................................................
Letak Geografi ...........................................................................
Keadaan Iklim dan Tanah ..........................................................
Keadaan Tanaman dan Produksi ................................................
Luas Areal dan Tata Guna Lahan ...............................................
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ..................................
Fasilitas Sosial ............................................................................

12
12
12
13
14
15
18

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ..........................................
Aspek Teknis ..............................................................................
Aspek Manajerial .......................................................................

19
19
39

PEMBAHASAN ....................................................................................
Produktivitas ..............................................................................
Persiapan Panen .........................................................................
Sistem dan Rotasi Panen ............................................................
Tenaga Panen ..............................................................................
Angka Kerapatan Panen .............................................................
Taksasi Panen Harian .................................................................
Organisasi Panen ........................................................................
Transportasi Panen .....................................................................
Basis dan Premi Panen ...............................................................
Sistem Pengawasan dan Sanksi Panen ........................................
Kualitas Panen ............................................................................

45
45
46
47
48
49
50
52
53
56
57
60

KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
Kesimpulan ................................................................................
Saran
...................................................................................

62
62
62

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

63

LAMPIRAN ............................................................................................

65

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Produksi Kebun Mandah Tahun 2006 - 2010 .............................

13

2. Tata Guna Lahan Kebun Mandah ..............................................

14

3. Pedoman Umum Penentuan Jumlah Sampel LSU .....................

25

4. Hasil Sensus Ganoderma Divisi II Kebun Mandah ....................

28

5. Kriteria Panen Kelapa Sawit Kebun Mandah Berdasarkan
Jumlah Brondolan yang Lepas dari Janjang................................

35

6. Basis Janjang, Premi Siap Borong, Premi Lebih Borong, dan
Premi Kutip Brondolan di Kebun Mandah .................................

37

7. Perbandingan Rata-rata Produksi TBS Kelapa Sawit pada
Tanah Gambut di Kebun Mandah Menurut Kelas Lahan ..........

46

8. Hasil Pengamatan Kerapatan Panen di Divisi V Kebun
Mandah .......................................................................................

49

9. Perbandingan AKP Estimasi dengan AKP Aktual ....................

50

10. Hasil Pengamatan Taksasi Panen di Divisi V Kebun Mandah ..

51

11. Hasil Pengamatan Kualitas Angkut Buah Tim Transport
di Divisi V Kebun Mandah.. ......................................................

55

12. Sistem Denda Harian Panen Untuk Pemanen di Kebun
Mandah........................................................................................

59

13. Sistem Denda Harian Panen Untuk Mandor Panen di Kebun
Mandah........................................................................................

59

14. Hasil Pengamatan Mutu TBS di Divisi V Kebun Mandah .........

60

15. Hasil Pengamatan Mutu Hancak di Divisi V Kebun Mandah ...

61

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Model Pergerakan Tim Pupuk dalam Aplikasi ..........................

24

2. Pohon Sampel yang Diambil Pelepah 17 ....................................

25

3. Kegiatan Pembumbunan (Mounding) .........................................

26

4. Serangan Hama dan Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit .......

28

5. Tanaman Beneficial Plant ...........................................................

30

6. Pembersihan Kanal Cabang (KCB) ...........................................

31

7. Grafik Level Air Bulan Februari 2012 ........................................

32

8. Kondisi Gawangan Saat Terjadi Genangan Air Kanal ..............

32

9. Pemetaan Seksi Panen Divisi V Kebun Mandah ........................

34

10. Proses Transportasi Buah dari TPH sampai ke PKS...................

38

11. Kegiatan Field Day (a) dan Apel K3 (b).....................................

44

12. Pengorganisasian Kerja Hancak Mandor ...................................

52

13. Alur Pengangkutan TBS di Kebun Mandah................................

53

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian
Lepas di Kebun Mandah .............................................................

66

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Mandor di Kebun
Mandah .......................................................................................

67

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Penanggung Jawab
Sementara Asisten di Kebun Mandah .........................................

69

4. Peta Kebun Mandah ....................................................................

72

5. Data Curah Hujan di Kebun Mandah Tahun 2006-2011 ............

73

6. Struktur Organisasi Kebun Mandah ...........................................

74

7. Peta Water Management dan Zoning Kebun Mandah ................

75

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan
tropis golongan plasma yang termasuk tanaman tahunan. Hasil utama yang dapat
diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang terdapat pada daging
buah (mesokarp) dan minyak inti sawit yang terdapat pada kernel (Naibaho,
1998). Industri minyak sawit merupakan kontributor penting dalam produksi di
Indonesia. Industri ini juga berkontribusi dalam pembangunan daerah, sebagai
sumber daya penting untuk pengentasan kemiskinan melalui budidaya pertanian
dan pemprosesan selanjutnya. Pada tahun 2010 Indonesia memproduksi 19 844
901 ton minyak sawit (Ditjenbun, 2010).
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang
penting di samping kelapa, kacang-kacangan, dan jagung. Pertambahan lahan
perkebunan kelapa sawit dan perkembangan teknologi mendukung produksi
minyak kelapa sawit kasar atau Crucle Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil
(PKO) yang meningkat pesat. Produk kelapa sawit selain digunakan sebagai
minyak goreng, dapat juga digunakan sebagai bahan kosmetika dan farmasi serta
bahan non makanan (sabun, deterjen, tinta cetak) (Mangoensoekarjo dan
Semangun, 2003).
Peningkatan perkembangan kelapa sawit yang begitu pesat banyak
berhubungan dengan masalah teknis agronomis. Manajemen yang baik yang
dimulai dari pembukaan lahan hingga pemanenan dan pengolahan hasil, akan
memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan (Leonard, 2007).
Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan
panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen, dan sarana panen.
Keseluruhan faktor ini merupakan kombinasi yang tidak terpisahkan satu sama
lain. Untuk meningkatkan ketrampilan tentang keberhasilan panen ini perlu
dilakukan pelatihan bagi pemanen (Koedadiri et al., 2003).
Manajemen dalam pemanenan berkaitan erat dengan penentuan waktu
panen. Waktu panen buah kelapa sawit sangat mempengaruhi jumlah dan mutu
minyak yang dihasilkan. Pada umumnya kelapa sawit telah menunjukkan

2
kesiapan untuk dipanen bila ukuran tandan buahnya telah mencapai berat 3 kg
atau lebih. Tandan buah telah masak atau siap panen sekitar 5.5 bulan sejak
terjadinya penyerbukan (Setyamidjaja, 2006).
Menurut Satyawibawa dan Widyastuti (1999), panen yang tepat
mempunyai sasaran untuk kandungan minyak yang paling maksimal. Pemanenan
pada saat buah dalam keadaan lewat matang akan meningkatkan asam lemak
bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA). Apabila pemanenan yang dilakukan lewat
matang maka akan sangat merugikan karena buah yang terlalu masak akan
meningkatkan kandungan ALB sehingga akan menurunkan mutu minyak.

Tujuan
Kegiatan magang ini secara umum memiliki tujuan untuk meningkatkan
wawasan, kemampuan professional dan keterampilan mahasiswa dalam
memahami proses kerja secara nyata pada aspek pengetahuan manajerial
perkebunan, teknik budidaya, pemanenan, serta pengolahan kelapa sawit. Tujuan
khusus dari kegiatan magang ini lebih menekankan pada kegiatan panen kelapa
sawit.

3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi

: Embryophyta Siphonagama

Kelas

: Angiospermae

Ordo

: Monocotyledonae

Famili

: Arecaceae

Sub Famili

: Cocoideae

Genus

: Elaeis

Spesies

:
1. E. gueneensis Jacq.
2. E. Oliefera (H.B.K) Cortes
3. E. Odora
Kelapa sawit merupakan spesies Cocoideae yang paling besar habitusnya.

Titik tumbuh aktif secara terus menerus menghasilkan primordial (bakal) daun
setiap sekitar 2 minggu (pada tanaman dewasa) (Pahan, 2010).

Syarat Tumbuh
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu udara 27 0C
dengan suhu maksimum 33 0C dan suhu minimum 22 0C sepanjang tahun. Curah
hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit
adalah 1250 - 3000 mm yang merata sepanjang tahun (dengan jumlah bulan
kering kurang dari 3 bulan), curah hujan optimal berkisar 1750 - 2500 mm. Lama
penyinaran matahari yang optimal adalah 6 jam per hari dan kelembaban nisbi
untuk kelapa sawit pada kissaran 50 – 90 % (optimalnya pada 80 %). Secara
umum, kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi baik pada tanah-tanah Ultisol,
Entisol, Inceptisol, Andisol, dan Histosol. Tekstur tanah yang paling ideal untuk
kelapa sawit adalah lempung berdebu, lempung liat berdebu, lempung berliat dan
lempung liat berpasir. Kedalaman efektif tanah yang baik adalah > 100 cm.
kemasaman (pH) tanah yang optimal adalah pH 5.0 – 6.0 namun kalapa sawit

4
masih toleran terhadap pH < 5.0 misalnya pada pH 3.5 - 4.0 (pada tanah gambut)
(Sugiyono et al., 2003).

Panen
Kelapa sawit umumnya mulai berbuah pada umur 3 - 4 tahun dan masak
pada 5 - 6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat
dilihat dari warna kulit buahnya, dari hijau pada buah muda menjadi merah jingga
waktu buah telah masak. Pada saat itu, kandungan minyak pada daging buahnya
telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan terlepas dari tangkai
tandannya, hal ini disebut dengan istilah membrondol (Satyawibawa dan
Widyastuti, 1999).
Suatu areal sudah dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,
sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah
matang panen. Ciri tandan matang panen yang biasa digunakan adalah apabila
sedikitnya ada 5 brondolan yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari
10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg
atau lebih. Ciri-ciri lain yang bisa digunakan adalah apabila bobot rata-rata tandan
sudah mencapai 3 kg (Untung, 2009).
Panen pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan
buah masak, memungut brondolan dan sistem pengangkutannya dari pohon ke
tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan proses pemanenan
perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu untuk mencapai tujuan dari
pemanenan yaitu di antaranya kriteria matang panen, cara panen, rotasi dan sistem
panen, serta mutu panen harus diikuti. Kriteria tersebut bertujuan untuk
menciptakan produksi hasil yang maksimum dan baik serta rendemen minyak
yang tinggi (Satyawibawa dan Widyastuti, 1999).

Persiapan Panen
Dalam mengahadapi masa panen, segala sesuatunya harus disiapkan
dengan baik. Tempat pengumpulan hasil (TPH) harus disiapkan dan jalan
angkutan hasil (pasar pikul) perlu diperbaiki untuk memudahkan pengangkutan

5
hasil panen dari kebun ke pabrik, sehingga pemanenan berjalan lancar. Pada areal
kebun yang topografinya miring perlu dibuat tangga untuk memudahkan
pengangkutan. Selain itu, para pemanen harus mempersiapkan peralatan yang
akan digunakan seperti dodos atau egrek (arit bergagang bambu yang panjang)
dan peralatan-peralatan lainnya yang diperlukan (Setyamidjaja, 2006).

Kriteria Panen
Panen yang tepat bertujuan untuk mendapatkan kandungan minyak yang
paling maksimal. Pemanenan pada saat buah dalam keadaan lewat matang akan
meningkatkan asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA). Apabila
pemanenan yang dilakukan lewat matang maka akan sangat merugikan karena
buah yang terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi ALB
sehingga akan menurunkan mutu minyak (Satyawibawa dan Widyastuti, 1999).
Tanaman kelapa sawit dianggap sudah menghasilkan pada tahun ketiga
hingga keempat setelah tanam. Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah
dianggap matang sekitar 6 bulan setelah penyerbukan.
Proses pemasakan tandan sawit dapat dilihat dari perubahan warna
buahnya. Buah kelapa sawit yang masih mentah berwarna hijau karena pengaruh
zat klorofil. Selanjutnya akan berubah menjadi merah atau oranye akibat pengaruh
zat warna beta karoten. Setelah warna merah atau oranye tercapai berarti minyak
sawit yang terkandug dalam daging buah telah mencapai maksimal dan buah sawit
akan lepas dari tangkai tandannya.
Sudah lazim bahwa kriteria kematangan tandan dinyatakan dalam jumlah
buat sawit yang sudah jatuh. Sebagai patokan, jumlah minimum buah sawit yang
jatuh sebanyak 10 buah untuk tanaman muda menghasilkan dan 15 buah untuk
tanaman tua menghasilkan (Sunarko, 2007).

Rotasi Panen
Rotasi panen merupakan jarak waktu antara suatu panen dengan panen
berikutnya. Rotasi panen mempengaruhi transportasi dan pengolahan di PMKS.
Rotasi panen yang terlalu cepat dapat merangsang pemanen untuk memanen buah

6
mentah (demi mengejar siap borong). Fenomena tersebut dikarenakan pada saat
itu kerapatan buah matang telah menurun.
Upaya untuk menjaga rotasi panen tetap normal sangat penting sekali
untuk terus menerus memantau daftar rotasi panen yang ada di kantor afdelling,
disamping

informasi

mengenai

umur

tanaman

dan

kerapatan

buah

masak/persentasi panen di setiap blok, jumlah tenaga potong buah, jumlah
borongan dan persentasi borong, serta curah hujan (Pahan, 2010).

Sistem Hancak Panen
Sistem hancak panen bergantung pada keadaan topografi lahan dan
ketersediaan tenaga kerja. Sistem panen terdiri dua yaitu hancak tetap dan giring.
Hancak tetap adalah setiap pemanen diberikan hancak panen yang sama dengan
luasan tertentu dan harus selesai pada hari tertentu. Hancak giring adalah setiap
pemanen diberikan hancak per baris tanamn dan digiring bersama-sama.
Kelebihan sistem hancak tetap adalah setiap pemanen bertanggung jawab
terhadap hancak panen dan mudah dikontrol kualitasnya, sedangkan sistem
hancak giring adalah pelaksanaan panen lebih cepat dan buah buah cepat sampai
di TPH. Kelemahan sistem ancak tetap adalah buah terlambat sampai di TPH
sedangkan sistem hancak giring adalah setiap pemanen selalu mencari buah yang
mudah dipanen dan pengontrolan kualitasnya lebih sulit (Koedadiri et al., 2003).

Kerapatan Panen
Menurut Koedadiri et al. (2003) kerapatan panen adalah jumlah pohon
yang dapat dipanen (jumlah tandan matang panen) dari suatu luasan tertentu.
Angka kerapatan panen (AKP) dipakai untuk meramalkan produksi, kebutuhan
pemanen, kebutuhan truk, pengolahan TBS pada esok harinya. Kegunaan
perhitungan kerapatan panen adalah untuk meramalkan produksi tanaman,
menetapkan angka kerapatan panen (AKP) dan jumlah pemanen. Perhitungan
ramalan produksi (P) adalah hasil perkalian antara jumlah pohon (JP), AKP
(tandan) dan rerata berat tandan (RBT) atau P = AKP x RBT x JP, AKP = jumlah

7
tandan matang/jumlah pohon yang diamati, sedangkan jumlah pemanen = ramalan
produksi/prestasi pemanen.
Sistem perhitungan kerapatan panen terdiri dari 2 yaitu:
a. Sistem terpusat yakni pohon contoh ditetapkan pada 2 baris tanaman di
tengah blok, baris tanaman di pinggir jalan atau batas blok tidak ikut.
b. Sistem menyebar yakni pohon contoh ditetapkan secara sistematis dengan
selang baris dan pohon contoh tergantung jumlah pohon yang akan
diamati.

Cara Panen
Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak
yang dihasilkan. Menurut Setyamidjaja (2006) panen dan pengumpulan buah
kelapa sawit yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
-

Semua tandan yang telah matang panen harus dipanen, jangan ada yang
tertinggal di pohon atau di piringan.

-

Untuk tanaman yang masih rendah, gagang tandan di potong dengan
dodos, sedangkan untuk tanaman yang sudah tinggi gagang tandan di
potong dengan egrek yang bertangkai panjang. Sebelum tandan dipotong,
pelepah daun yang menyangga buah sebaiknya dipotong terlebih dahulu.
Pelepah daun dipotong sependek mungkin.

-

Pelepah daun yang jatuh dipotong tiga dan ditaruh digawangan dengan
posisi terlungkup.

-

Tandan buah hasil panen diletakkan di piringan menghadap ke jalan pikul.
Buah yang lepas dikumpulkan dan diletakkan terpisah dari tandannya.

-

Gagang tandan yang masih panjang dipotong sependek mungkin.

-

Tandan buah dikumpulkan pada tempat pengumpulan hasil (TPH), disusun
5 – 10 tandan per baris, gagangnya menghadap ke atas. Brondolan
disatukan dan dimasukkan ke dalam karung.

-

TPH sebaiknya dilapisi karun goni/plastik agar TBS tidak kotor.

8
Mutu Panen
Sasaran utama pekerjaan potong buah yaitu mencapai produksi/ton TBS
per hektar yang tinggi, rendemen minyak yang maksimal, dan mutu produksi yang
baik berupa kandungan asam lemak bebas (ALB) yang rendah dan bebas dari
kotoran. Asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit mentah merupakan hasil
kegiatan enzim lipase yang biasanya terjadi sebelum pemrosesan buah
dilaksanakan. Buah kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya
mengandung 0.1 % asam lemak bebas, tetapi buah-buah yang sudah memar atau
pecah dapat mengandung asam lemak bebas sampai 50 % hanya dalam waktu
beberapa jam saja, bahkan apabila buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan
khusus, dalam waktu 24 jam kandungan asam lemak bebas dapat mencapai 67 %.
Untuk membatasi terbentuknya

asam lemak bebas, buah kelapa sawit harus

segera dipanasi dengan suhu antara 90 – 100 oC (Setyamidjaja, 2006).

9

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Mandah PT. Bhumireksa Nusa
Sejati, Minamas Plantation, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau mulai
tanggal 13 Februari 2012 sampai 13 Mei 2012.

Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan. Adapun kegiatan
magang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan dan
aspek manajerial. Selama magang kegiatan harian dicatat pada jurnal harian
seperti disajikan pada Lampiran 1, 2, dan 3. Kegiatan yang dilakukan pada waktu
magang adalah :
1. Melakukan praktek kerja langsung di kebun.
Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan seluruh rangkaian
pekerjaan di lapangan dan di kantor pada berbagai tingkat jabatan mulai
dari Karyawan Harian Lepas (KHL) selama 3 minggu, mandor selama 4
minggu, dan penanggung jawab sementara asisten selama 6 minggu.
2. Pengumpulan data primer.
Pengumpulan data primer diperoleh melalui pengamatan langsung pada
kegiatan di kebun khususnya pada aspek pemanenan dan pasca panen pada
saat menjadi pendamping mandor atau pendamping asisten.
3. Pengumpulan data sekunder.
Data sekunder berupa lokasi kebun, luas areal, kondisi iklim, kondisi
lahan,

produktivitas,

stuktur

organisasi

perusahaan,

rekomendasi

pelaksanaan teknis budidaya dan informasi-informasi penting lainnya yang
dibutuhkan. Data ini diperoleh melalui arsip, informasi dari kantor dan
studi literatur.

10
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengamatan aspek khusus yang dilakukan pada kegiatan magang di
perkebunan kelapa sawit antara lain:
1) Pembentukkan organisasi panen
Data mengenai pembentukan organisasi panen dalam kebun diperoleh
dengan melakukan wawancara kepada asisten divisi.
2) Penentuan kriteria panen
Pengamatan terhadap penentuan kriteria panen dilakukan dengan cara
mengikuti tiga pemanen serta melakukan wawancara dengan mandor
panen. Pengamatan yang dilakukan adalah tingkat kematangan buah
meliputi jumlah brondolan yang jatuh.
3) Angka kerapatan panen
Pengamatan angka kerapatan panen menggunakan Sistem menyebar yakni
pohon contoh ditetapkan secara sistematis dengan selang baris dan pohon
contoh tergantung jumlah pohon yang akan diamati. Pohon contoh yang
diamati sebanyak 6 % tanaman contoh/blok sebanyak 5 blok dalam 1
afdelling.
4) Taksasi Panen Harian
Perhitungan taksasi panen diperoleh dari presentase AKP dikalikan dengan
pokok produktif pada areal yang akan dipanen dan berat tandan rata-rata
(BTR) blok tersebut. Penulis melaksanakan pengamatan kegiatan taksasi
panen pada lima seksi panen. Taksasi panen dilakukan di seksi A blok
H022 (132 ha), seksi B blok H021 (113 ha), seksi C blok H020 (118 ha),
seksi D blok H019 (145 ha), dan seksi E blok H018 (140 ha).
5) Tenaga panen
Pengamatan terhadap jumlah pemanen dilakukan dengan melakukan
wawancara terhadap asisten kebun dan pengamatan langsung dengan
menghitung pemanen yang ada, serta melakukan perbandingan apakah
sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan perusahaan.
6) Mutu Panen
Pengamatan terhadap mutu panen terdiri dua bagian, yaitu mutu buah dan
mutu hancak. Pengamatan yang dilakukan oleh penulis di lapangan

11
terhadap kualitas mutu buah adalah tingkat kematangan buah dan gagang
panjang pada TBS sebanyak 200 TBS. Pengamatan mutu hancak meliputi
kebersihan hancak panen. Pengamatan dilakukan dengan mengambil
sampele tiga pemanen dalam satu kemandoran dalam tiga hari sebagai
ulangan pada dua kemandoran.
7) Pelaksanaan Panen
Pengamatan pelaksanaan panen dengan cara mengikuti kegiatan panen dari
apel pagi hingga buah diangkut ke TPH dan melakukan wawancara kepada
mandor/Asisten kebun mengenai standar operation procedur (SOP)
panen.
8) Transportasi Panen (TBS)
Pengamatan dilakukan dengan cara mengikuti salah satu tim transport
panen dari proses pengangkutan di TPH hingga proses pengangkutan TBS
hingga ke pabrik.
9) Penetapan sistem dan rotasi panen
Data mengenai penetapan sistem dan rotasi panen diperoleh dengan cara
wawancara langsung kepada asisten kebun atau mandor kebun.
10) Basis dan Premi Panen
Data mengenai basis dan premi pemanen didapat dengan cara wawancara
kepada pekerja, mandor, atau asisten kebun.

Analisis Data dan Informasi
Data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung dilakukan analisis
secara deskriptif dan kuantitaif menggunakan norma kerja yang berlaku. Analisis
deskriptif merupakan perbandingan hasil pengamatan di lapangan dengan norma
kerja yang berlaku di perusahaan.

12

KEADAAN UMUM

Letak Geografi
Lokasi Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation
secara administratif terletak di Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir,
Propinsi Riau. Lokasi Kebun Mandah berada pada Bujur Timur 1030 28' 28" –
1030 34' 34" dan Lintang 00 05' 41" – 00 09' 40". Kebun Mandah dari Batam dapat
ditempuh melalui darat menuju Pelabuhan Sekupang selama 30 menit, kemudian
melalui laut menuju Pelabuhan Guntung menggunakan kapal fery selama 2 - 4
jam, dan kemudian menggunakan speed boat menuju Kebun Mandah kurang lebih
selama 1 jam. Kebun Mandah juga dapat ditempuh dari Pekanbaru melalui
Tembilahan, Ibu Kota Kabupaten Indragiri Hilir melalui sungai menggunakan
speed boat selama 4 - 6 jam. Peta Kebun Mandah terdapat pada Lampiran 4.

Keadaan Iklim dan Tanah
Kondisi iklim di Kebun Mandah berdasarkan data curah hujan enam tahun
terakhir termasuk tipe iklim A yaitu daerah sangat basah dengan rata-rata curah
hujan tahunan kebun Mandah adalah 2 525 mm/tahun. Data curah hujan disajikan
pada Lampiran 5.
Jenis tanah di areal Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati tergolong
tanah organik atau tanah gambut dengan kandungan tanah ultisol 0 %, insepsol 0 %,
dan histosol 100 %. Jenis tanah gambut memiliki struktur fisik yang remah dan
mudah terjadi erosi atau abrasi pada tepi kanal di jalur transportasi yang terkena
ombak. Kedalaman tanah gambut di kebun Mandah berkisar lebih dari 3 m.
Derajat kemasaman (pH) tanah di Kebun Mandah rata-rata 2.93 yang
menunjukkan bahwa tanah gambut di kebun Mandah merupakan tanah dengan
kemasaman yang tinggi dengan kesesuaian lahan kelas S3. Topografi di Kebun
Mandah memiliki areal yang datar dengan kemiringan 0 – 8 %.

13
Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit di Kebun Mandah secara umum adalah tanaman
menghasilkan (TM) dengan tahun tanam 1996 - 2005. Bibit kelapa sawit yang
ditanam di Kebun Mandah berasal dari Socfindo, Guthrie Research, dan Marihat.
Pola tanam kelapa sawit yang digunakan dalam penanaman adalah segitiga
samasisi dengan jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m (populasi efektif 142 pokok/ha).
Produksi Kebun Mandah berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan dari tahun 2005 sampai 2010. Peningkatan produksi dipengaruhi oleh
bahan tanaman, pemeliharaan tanaman, luas areal, pokok produktif per hektar,
berat tandan rata-rata (BTR) yang meningkat setiap tahun pada tanaman kelapa
sawit juga menyebabkan terjadinya peningkatan produksi. Produksi Kebun
Mandah juga terjadi fluktuasi produksi tiap bulannya. Hal ini disebabkan oleh
kerapatan buah, tenaga kerja, dan curah hujan.
Tabel 1. Produksi Kebun Mandah Tahun 2006-2010
Bulan

Aktual Produksi
2005 /
2006

2006 /
2007

2007 /
2008

2008 /
2009

2009 /
2010

2010 /
2011

Juli

....................................................kg................................................
1 153 383
1 545 570
2 131 763
3 388 165
4 218 604
4 584 521

Agustus

1 553 474

1 065 613

2 316 297

3 589 413

4 080 639

4 628 030

September

1 210 811

1 509 226

3 194 202

3 027 697

2 637 484

3 343 706

Oktober

1 821 865

704 336

2 226 815

3 227 360

4 509 978

3 589 514

November

1 298 178

1 392 693

3 589 885

3 759 997

4 358 348

4 194 717

Desember

1 827 606

2 012 516

3 223 586

3 548 491

4 542 321

4 412 094

Januari

892 956

1 991 357

2 694 366

3 472 842

3 905 422

3 805 585

Februari

865 542

1 729 238

2 187 959

2 473 315

3 532 416

3 445 992

Maret

505 710

1 860 695

2 092 463

2 724 307

3 810 199

4 578 807

April

1 009 300

1 878 720

2 473 359

2 309 690

3 917 870

4 479 539

Mei

1 904 124

1 909 393

2 608 613

2 168 075

3 755 146

5 295 816

Juni

1 300 788

1 673 611

2 715 338

3 454 912

4 214 390

5 743 446

Total

15 343 737

19 272 968

31 454 646

37 144 264

47 482 817

52 101 767

3 207

3 207

3 589

3 589

4 116

4 111

4.8

6.0

8.7

10.4

11.5

12.7

Luas (ha)
Produktivitas
(ton / ha)

Sumber : Data Kantor Besar Kebun Mandah 2012

14
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Luas areal Kebun Mandah sampai tahun 2012 adalah 5 040 ha yang terdiri
dari tanaman menghasilkan (TM) seluas 4 111 ha, dan luas areal yang tidak
ditanami 929 ha. Kebun Mandah dibagi menjadi lima divisi areal pertanaman dan
tiap divisi terbagi beberapa blok tanam. Luas areal masing-masing yaitu Divisi I
seluas 832 ha dibagi dalam enam blok, Divisi II seluas 822 ha dibagi dalam enam
blok, Divisi III seluas 784 ha dibagi dalam enam blok, Divisi IV seluas 819 ha
dibagi dalam tujuh blok, dan Divisi V seluas 854 ha dibagi dalam tujuh blok.
Areal yang tidak ditanami merupakan areal prasarana seperti emplasment, kanal,
dan areal konservasi yang keseluruhan sebesar 8.47 % dari total areal Kebun
Mandah. Luas areal dan tata guna lahan di Kebun Mandah dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Tata Guna Lahan Kebun Mandah
No

Uraian

Tanaman Menghasilkan
TT. 1996
TT. 1997
TT. 1998
TT. 1999
TT. 2000
TT. 2004
TT. 2005
Total Areal TM
Areal TBM
Total Areal Ditanam
2 Areal Belum Ditanam /
Lainnya
- Emplasment/Pabrik
- Kanal/kolektor
- Sungai/rawa
- Okupasi
- Konservasi
Total Areal Tidak Ditanam
Total Areal Kebun Mandah

Divisi
Total
Luas
I
II
III
IV
V
........................... ha ...............................

1

141
691
832
832

151
671
822
822

139
645
784
784

229
376
249
854
854

141
842
810
645
642
521
510
4 111
4 111

30
41
71
903

14
38
52
874

11
14
36
18
17
235
267
208
47
475
284
831 1 294 1 138

69
150
502
208
929
5 040

Sumber : Data Kantor Besar Kebun Mandah 2012

413
145
261
819
819

15
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Struktur organisasi Kebun Mandah terdiri dari seorang estate manager
yang memimpin dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di unit kebun.
Estate Manager membawahi seorang senior asisten, lima asisten divisi, seorang
asisten traksi, satu asisten Quality Asurance (QA), dan seorang kepala seksi
(Kasie). Senior asisten memimpin sebuah divisi dan memiliki wilayah kerja
seluruh divisi. Asisten divisi bertanggung jawab atas pekerjaan di setiap divisi.
Kepala seksi bertugas memimpin kegiatan administratif di kantor besar. Struktur
organisasi Kebun Mandah dapat dilihat pada Lampiran 6.
Ketenagakerjaan di Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati terdiri
atas karyawan staf dan non staf. Perbedaan ini berdasarkan jenis pekerjaan dan
sistem pengupahan. Karyawan staf terdiri dari estate manager, asisten kepala,
asisten divisi, dan kepala seksi. Pemberian gaji berdasarkan golongan dan
kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Karyawan non staf terdiri atas syarat kerja
umum (SKU) yang terbagi menjadi SKU bulanan dan SKU harian seperti mandor,
SKU kontrak, dan karyawan harian lepas (KHL).

Pengelolaan Kebun Tingkat Staf
Pengelolaan kebun dilakukan oleh estate manager dibantu oleh asisten
kepala, asisten divisi dan kepala seksi. Estate manager mengelola kebun mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dalam pelaksanaan
manajemen teknis, manajemen tenaga kerja, serta manajemen keuangan kebun.
Asisten kepala mempunyai tugas untuk menggantikan tugas manajer jika
tidak berada di lokasi, serta memimpin sebuah divisi, bagian traksi, klinik,
gudang, dan keamanan. Asisten kepala langsung bertanggung jawab kepada estate
manager. Asisten kepala bertugas untuk memimpin, mengarahkan dan menegur
para asisten dalam melaksanakan kegiatan di lapangan.
Asisten divisi mempunyai tugas untuk membuat program kerja divisi,
mengkoordinasikan pekerjaan mandor-mandor tanaman dalam menjalankan
peraturan perusahaan, mengevalusi hasil kerja mandor I, kerani divisi, mandor
perawatan, mandor panen, kerani panen serta membantu estate manager dalam

16
pengawasan dan pelaksanaan teknis di lapangan. Asisten dibantu oleh seorang
mandor I dalam pelaksanaan kegiatan lapangan. Pelaksanaan administrasi asisten
dibantu oleh kerani divisi.
Kepala seksi bertugas memimpin kegiatan yang dilaksanakan di kantor
besar, menyusun, dan melaporkan secara tertulis kegiatan administratif yang
bersifat umum, teknik budidaya, produksi, tenaga kerja, maupun hal-hal
pendukung yang berasal dari luar kebun.

Pengelolaan Kebun Tingkat Non Staf
Karyawan kebun tingkat non staf adalah kepala gudang, mandor I, mandor
panen, kerani divisi, mandor perawatan dan kerani panen. Kepala gudang bertugas
untuk mengatur keluar masuk barang, bahan, dan alat yang dibutuhkan kebun
serta mencatat jumlah barang yang tersedia. Kepala gudang dalam melakukan
aktivitasnya dibantu oleh beberapa karyawan gudang.
Mandor I bertugas membantu asisten divisi dalam mengawasi kegiatan
sehari-hari di lapangan. Setiap divisi mempunyai seorang mandor I yang
membawahi beberapa mandor seperti mandor perawatan, mandor panen, dan
kerani buah. Kegiatan yang dilakukan mandor I adalah mengawasi kegiatan yang
dilakukan mandor dan karyawan agar rencana yang telah ditetapkan berjalan
dengan baik. Selain itu, mandor I juga dapat menegur dan memberikan sanksi
kepada mandor dan karyawan yang tidak melaksanakan pekerjaan sesuai rencana.
Kerani divisi bertugas melakukan kegiatan administratif seperti laporan
produksi, laporan penggunaan HK, laporan penggunaan bahan, laporan hancak
dan laporan-laporan lainnya serta setiap hari melaporkan pasca panen ke kantor
besar. Kerani divisi dalam melakukan tugasnya berkoordinasi dengan mandor dan
kerani buah. Kerani divisi juga membantu asisten untuk membagikan gaji dan
jatah beras pada karyawan.
Mandor panen bertugas untuk mengabsensi karyawan, memberikan
instruksi pekerjaan, mengatur hanca karyawan, mengawasi pekerjaan, memberikan petunjuk teknis, mengawasi pekerjaan dan melaporkan hasilnya dalam
buku kerja mandor. Seorang mandor harus dapat meningkatkan hasil kerja
karyawan agar dapat mencapai target yang diinginkan.

17
Kerani buah bertugas untuk mencatat, menghitung jumlah TBS, brondolan
yang dipanen, menyeleksi TBS di TPH, membuat premi potong buah setiap hari
panennya dan mengatur transportasi buah dari TPH ke colection point (CP).
Laporan dimasukkan dalam buku laporan panen harian setiap divisi yang
selanjutkan dilaporkan ke kantor besar.

Pengelolaan Tenaga Kerja Harian
Kegiatan setiap hari dimulai pukul 05.30 WIB, yang diawali dengan apel
pagi di setiap divisi. Asisten divisi memimpin kegiatan apel pagi dengan
mengarahkan para mandor tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu
serta mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada hari sebelumnya, tetapi
sebelum asisten, Mandor I yang membuka dan memulai apel pagi tersebut.
Mandor I juga bertugas menggantikan asisten memimpin apel pagi jika asisten
berhalangan karena tugas keluar ataupun sakit. Seluruh kegiatan di lapangan
dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 14.00 WIB, terkecuali hari Jum’at
kegiatan diakhiri pukul 12.00 WIB.
Setiap asisten divisi membawahi seorang mandor I, satu orang kerani
divisi, dan 6 supervisior (mandor dan kerani buah). Pengawasan dilakukan setiap
hari oleh asisten divisi dan mandor I. Selain melakukan pengawasan di lapangan
asisten juga mengevaluasi buku kerja mandor setiap hari. Mandor bertugas
mengabsen karyawan, memberikan instruksi pekerjaan, mengatur hancak
karyawan, mengawasi pekerjaan dan memberikan laporan dalam buku kerja
mandor setiap hari kerja. Laporan hasil kerja mandor dikumpulkan menjadi satu
oleh kerani divisi yang kemudian dilaporkan kepada pihak manajemen kebun
pada kantor besar.

Fasilitas Sosial
Kebun Mandah menyediakan fasilitas sosial dan pendidikan yang
memadai. Fasilitas sosial yang dimiliki adalah satu unit klinik yang terletak di
pusat lokasi kebun, empat unit tempat penitipan anak yang terletak di tiap divisi,
tiga unit musola yang terletak di Divisi I, Divisi III, dan Divisi IV. Fasilitas

18
pendidikan yang dimiliki adalah satu unit sekolah dasar swasta (SDS) bangunan
permanen dan taman kanak-kanan (TK) yang berada di pusat lokasi kebun.
Fasilitas transportasi air yang disediakan berupa bargas, pompong, dan pocay.
Bargas digunakan untuk menjemput dan mengantar siswa sekolah yang digunakan
oleh Divisi III, Divisi IV, dan Divisi V. Pompong digunakan untuk mengantar
siswa SLTP ke luar Kebun Mandah yang berada di Nusa Perkasa Estate. Pocay
merupakan transportasi yang digunakan oleh divisi yang jauh dari pusat kebun
seperti Divisi IV dan V untuk antar jemput staf dalam kebun, mengantar
karyawan atau keluarga karyawan yang sakit untuk berobat ke poliklinik, dan
keperluan umum yang lain. Selain itu juga terdapat kelompok kesenian kuda
lumping dan koperasi karyawan.

19

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Lahan gambut adalah tanah yang terbentuk dari bahan organik dalam
waktu yang lama dan umumnya tersebar di sepanjang pantai. Tanah gambut
umumnya juga disebut sebagai tanah daun. Untuk mencapai produktivitas yang
optimal di lahan gambut, maka pengelolaannya memerlukan standarisasi
teknologi dan kultur-teknis khusus yang berbeda dengan tanah mineral. Dalam
peningkatan efektifitas operasional di lahan gambut diperlukan paket teknologi
yang terintegrasi mulai dari sistem pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan
tanaman, transportasi dan pengelolaan produksi.

Aspek Teknis
Kegiatan teknis yang dilakukan penulis di Divisi V Kebun Mandah adalah
sebagai KHL selama 3 minggu, yang dalam pelaksanaannya penulis bekerja
sebagai KHL yang sebenarnya di lapangan. Pelaksanaan kegiatan teknis sebagai
KHL dilakukan dengan mengikuti kegiatan pemeliharaan tanaman mulai dari
rawat piringan kimia, rawat gawangan kimia, rawat gawangan manual,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, mounding, water mangement, dan
panen.
Kegiatan dimulai dengan mengikuti apel karyawan lapangan, dimulai
pukul 06.00 - 06.30 WIB yang dipimpin masing-masing mandor. Pada saat apel
karyawan, para mandor bertugas mengabsen karyawan, memberikan pengarahan
jika ada pengalihan kegiatan, membagi hancak, dan volume pekerjaan.
Pelaksanaan di lapangan dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 14.00
WIB. Jurnal kegiatan di lapangan sebagai KHL, pendamping mandor dan
penanggung jawab sementara asisten divisi terlampir pada Lampiran 1, 2 dan 3.

Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit di Kebun Mandah merupakan tanaman yang telah
menghasilkan

sehingga

pemeliharaan

tanaman

berpusat

pada

tanaman

menghasilkan (TM). Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu tindakan yang

20
sangat penting dalam menentukan produktivitas tanaman kelapa sawit, disamping
kondisi lingkungan dan potensi genetik. Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa
sawit menghasilkan bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tanaman,
mempermudah pekerjaan pemanenan, mempermudah kontrol di lahan serta
pemupukan akan lebih efektif dan efisien.
Rawat Gawangan Manual. Rawat gawangan manual adalah kegiatan
menanggulangi pertumbuhan gulma di gawangan kelapa sawit dengan cara
membabat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan gulma di gawangan mati
yang dapat menghalangi kegiatan pemupukan, pemanenan, dan menghindari
persaingan hara dengan kelapa sawit, serta mempermudah pengawasan. Norma
pekerjaan rawat gawangan manual adalah ± 1 ha/HK.
Jenis gulma yang dominan di perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut
adalah Nephrolepis biserata, Paspalum conjugatum, Melastoma malabathricum,
Borreria alata, dan Mikania micrantha.
Pendongkelan Kentosan. Pendongkelan kentosan merupakan salah satu
kegiatan pemeliharaan tanaman dengan membuang tanaman sawit liar yang
tumbuh di sekitar tanaman kelapa sawit utama yang terdapat di piringan dan
gawangan. Sawit liar dicabut bertujuan agar penyerapan hara oleh tanaman kelapa
sawit utama tidak terganggu dan juga mencegah terbentuknya pokok ganda. Biaya
pemeliharaan kegiatan dongkel kentosan tidak dimasukkan dalam budget
anggaran bulanan pemeliharaan sehingga kegiatan ini dilakukan pada saat
kegiatan chemist (penyemprotan secara kimia) terhalang oleh hujan.

Pengendalian Gulma Secara Kimia
Pengendalian gulma secara kimiawi di Kebun Mandah

menerapkan

sistem kerja Block Spraying System (BSS). Sistem kerja BSS merupakan program
penyemprotan yang dilakukan secara terintegrasi dan terorganisir dari awal hingga
akhir kegiatan penyemprotan. Tujuan dibentuknya sistem BSS adalah untuk
meningkatkan output pekerja semprot, baik dari segi luasan (hancak semprot)
maupun dari kualitas hasil semprotan.
Secara umum Standar Operation Procedur pelaksanaan pengendalian secara
kimia (tim Chemist) sebagai berikut:

21
1. Mengikuti antrian pagi dengan Mandor Semprot pada jam 06.00 WIB
2. Menerima instruksi/pengarahan kerja dari Mandor Semprot tentang teknis
kerja dilapangan.
3. Mengambil dan mengecek alat semprot masing-masing ke gudang divisi.
4. Mengambil bahan semprot (racun herbisida) sesuai dengan rencana kerja,
yang sudah dilakukan percampuran 1:1 atau Bahan herbisidi 50 %. Sebelum
di bawa kelapangan.
5. Mengenakan alat pelindung diri (APD) secara lengkap (baju lengan panjang,
celana panjang, clemek, kaca mata, masker, topi dan satung tangan karet).
6. Mengenakan sepatu harus berada di dalam celana panjang demikian juga
dengan mengenakan sarung tangan didalam lengan baju panjang.
7. Pada saat kerja, penyemprotan harus searah dengan arah angin.
8. Pada saat jam istirahat makan, alat APD dan racun dijauhkan minimal 10 m
dari tempat istirahat dan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun
cuci yang telah disiapkan.
9. Melaksanakan penyemprotan dengan radius > 2 m.
10. Mencabut kentosan langsung sebanyak minimal 50 kentosan untuk
digunakan sebagai absensi.
11. Selesai menyemprot,seluruh alat semprot dicuci dan

di simpan dalam

kondisi yang bersih di gudang divisi dan diatur rapi.
12. Ganti baju seragam kerja dengan pakaian yang bersih sebelum kembali
kerumah masing-masing.

Semprot Gawangan, Piringan dan Tempat pengumpulan Hasil (TPH)
Gawangan merupakan lorong baris diantara jalur kelapa sawit yang terdiri
dari gawangan hidup dan gawangan mati. Gawangan hidup berfungsi sebagai
pasar pikul atau jalan pengangkutan buah dari pohon ke TPH. Pengendalian
gulma pada gawangan yang dilakukan secara kimia menggunakan alat semprot
knapsack sprayer RB15 dengan kapsitas 15 l/tangki dalam pengaplikasiannya.
Tujuannya adalah untuk mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari,
menekan populasi hama, mempermudah kontrol pekerjaan dari satu gawangan ke
gawangan lainnya dan mempermudah pengangkutan buah ke TPH.

22
Semprot gawangan ini menggunakan herbisida Audit dengan bahan aktif
Glyphosate isopropylamine, Meta Prima berbahan aktif metil metsulfuron 20 %,
dan Starane berbahan aktif metil heptil ester atau fluroksipir. Audit dan Starane
merupakan herbisida yang bersifat sistemik, berbentuk laru

Dokumen yang terkait

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Studi Karakteristik Ganoderma Boninense Pat. Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Lahan Gambut

9 86 83

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

0 25 72

Analisis produksi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Lahan Gambut di Kebun Mandah Estate, PT Bhumireksa NusaSejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau.

0 4 53

Manajemen Kualitas Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Angsana Estate, Minamas Plantation, Kalimantan Selatan

0 3 50

Pengelolaan pemanenan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) di teluk bakau estate, pt bhumireksa nusa sejati minamas plantation, riau

1 9 70

Pengelolaan Lahan Gambut di Perkebunan Kelapa Sawit di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Riau

6 42 78

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Mandah Estate, Pt Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

0 5 55

Pengelolaan Air Kebun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) pada Lahan Gambut, Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Riau

4 23 77

Pengelolaan Pembibitan Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq) Di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

1 11 54