Pengelolaan Pembibitan Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq) Di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

PENGELOLAAN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN TELUK BAKAU, PT BHUMIREKSA NUSA SEJATI,
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

PUTRA MINANSYAH

AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Pembibitan Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa
Sejati, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian
Bogor.
Bogor, 10 Februari 2015

Putra Minansyah
NIM A24100044

ABSTRAK
PUTRA MINANSYAH. Pengelolaan Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Kabupaten Indragiri
Hilir, Provinsi Riau. Dibimbing oleh AHMAD JUNAEDI.
Magang ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, melatih
kemampuan teknis dan manajerial mahasiswa untuk bekerja secara profesional,
meningkatkan kemampuan softskill mahasiswa untuk mempersiapkan diri
memasuki dunia kerja, khususnya pada pengelolaan pembibitan kelapa sawit.
Magang berlokasi di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati, yang
dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2014. Aspek teknis yang dilakukan
selama kegiatan magang adalah mengikuti seluruh kegiatan yang ada di
pembibitan tanaman kelapa sawit di Kebun Teluk Bakau, pengendalian gulma

pada tanaman belum menghasilkan, dan panen pada tanaman menghasilkan.
Aspek mananejerial yang dilakukan yaitu dengan menjadi pendamping mandor
dan pendamping asisten. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman bibit
kelapa sawit, daya tumbuh kecambah kelapa sawit, persentase bibit abnormal
pada pembibitan awal (pre-nursery). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
tinggi tanaman bibit kelapa sawit rata-rata bertambah 2 cm/minggu, daya tumbuh
kecambah kelapa sawit varietas SM-B mencapai 95.9 persen, dan persentase bibit
abnormal sebesar 5.9 persen.
Kata Kunci : bibit abnormal, daya tumbuh kecambah, pre-nursery

ABSTRACT
PUTRA MINANSYAH. Nursery Management of Oil Palm (Elaeis guineensis
Jacq.) in Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati Plantation, Indragiri
Hilir District, Riau Province
This internship was aimed to acquire the knowledge, technical skills and
management of trainer students to work professionally, increase the soft skill of
students to prepare themselves to be professional worker, especially in
management aspects of oil palm nursery. This internship has been done in Teluk
Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati, since February to June 2014. The
technical aspects that were carried out during the internship consist of following

the existing activities in the oil palm nursery in Teluk Bakau Estate, fertilizing the
immature plants, weed control on immature plants, and harvesting. Mananejerial
aspects were performed as a companion foreman and division assistant.
Observation were carried out on germination growing percentage, seedling plant
height, and of abnormal seedlings percentage in the pre-nursery. From
observation, we found that seedling plan height increase about 2 cm/week,
germination growing was 95.9 percent, and abnormal seedlings was 5.9 percents.
Key words : abnormal seedling, germination growing, pre-nursery

PENGELOLAAN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN TELUK BAKAU, PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI,
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

PUTRA MINANSYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kesehatan, hidayah dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan
baik kegiatan magang yang berjudul Pengelolaan Pembibitan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati,
Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Kegiatan magang merupakan kegiatan
untuk memenuhi tugas akhir dan kegiatan ini dituangkan dalam bentuk tulisan
karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada ayah dan ibu serta saudara

kandung penulis yang telah memberikan kasih sayangnya, doa, semangat dan
dukungan serta seluruh perhatiannya. Penulis juga menyampaikan terimakasih
kepada Bapak Dr Ir Ahmad Junaedi, MSi selaku pembimbing skripsi. Bapak Dr Ir
Supijatno, MSi selaku dosen penguji. Ibu Dr Ir Eny Widajati, Msi selaku dosen
penguji komdik. Ibu Prof Dr Ir Sandra A. Aziz MSi selaku pembimbing
akademik. Penghargaan juga disampaikan kepada PT Bhumireksa Nusa Sejati
Minamas Plantation Teluk Bakau Estate (TBE), kepada Bapak Moh. Faozi Toan
selaku Manajer Teluk Bakau Estate, Bapak Bistha selaku asisten kepala TBE,
Bapak Suryadi selaku Asisten Divisi II, kepada seluruh Staf TBE, kepada seluruh
supervisor TBE dan seluruh karyawan TBE. Penulis juga ingin mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman sekontrakan yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga kepada teman seperjuangan magang
Chairul Zanuar Rasyid dan Zulfikar atas kebersamaannya selama kegiatan
magang. Ungkapan rasa bangga dan cinta kepada Edellweis AGH 47 atas
kebersamaannya dan kekeluargaannya selama ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan
dan semoga Allah SWT terus memberikan rasa kasih sayang, bimbingan dan
hidayah-Nya dalam menambah dunia ilmu pengetahuan.

Bogor, 10 Februari 2015


Putra Minansyah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Pembibitan
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Pengumpulan Data
Analisis Data dan Informasi
KEADAAN UMUM
Letak Geografis

Keadaan Iklim dan Tanah
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Keadaan Tanaman dan Produksi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Pembibitan
Persiapan Pembibitan
Pembibitan Awal (Pre-Nursery)
Pembibitan Utama (Main-Nursery)
Daya Tumbuh Kecambah Marihat SM-B
Persentase Bibit Abnormal di Pembibitan Awal
Pertumbuhan Tinggi Bibit Marihat SM-B di Pembibitan Awal
Aspek Manajerial di Pembibitan Teluk Bakau Estate
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
2
2
2
2
5
5
5
5
6
6
6
6

7
7
7
8
8
20
22
22
22
24
26
28
29
30
30
31
31
31
32
33

44

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Pengaturan Naungan di Pembibitan Awal
Norma ketenagakerjaan Kebun Teluk Bakau
Kriteria Panen di Kebun Teluk Bakau Berdasarkan Jumlah Brondolan
yang Lepas dari Tandan
Kebutuhan bibit
Jumlah kecambah mati asal Marihat SM-B Kelapa Sawit di PN
Persentase Bibit Marihat SM-B Kelapa Sawit di PN
Pertumbuhan tinggi Bibit Marihat SM-B Kelapa Sawit di PN


4
8
19
23
29
30
30

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kegiatan sensus pokok
Penjelasan Asisten Divisi tentang Raja lining
Pancang mata tiga untuk pancang penunjuk arah bagi operator alat berat
Pancang CECT dan pancang field drain
Pembongkaran pokok
Layout blok sebelum peremajaan dan setelah peremajaan
Compacting dan Cambering
Pemancangan pancang tanam
Alat berat pelubang tanam
Pemupukan lubang tanam
Penanaman pokok dan kendala
Penyemprotan insektisida awal setelah tanam
Penanaman tanaman penutup tanah
Pengendalian gulma
Pengendalian hama
Pemanenan dan angkut buah

9
9
10
10
10
12
13
14
14
15
15
16
17
17
18
19

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Jurnal harian kegiatan magang sebagai KHL di Kebun Teluk Bakau
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor
di Kebun Teluk Bakau
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten
di Kebun Teluk Bakau
Peta Kebun Teluk Bakau
Data curah hujan 5 tahun terakhir di Kebun Teluk Bakau
Data produksi 5 tahun terakhir Kebun Teluk Bakau
Strutktur organisasi Kebun Teluk Bakau
Tabulasi seleksi kecambah dan bibit di pembibitan Kebun Teluk Bakau

34
35
37
41
42
43
44
45

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman
penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan dan salah satu komditi
perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia terutama
dalam penghasil devisa bagi negara. Hal ini karena minyak yang dihasilkan
memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Salah satu
keunggulan minyak nabati kelapa sawit yaitu tahan lebih lama, tahan terhadap
tekanan, dan suhu yang relatif tinggi. Luas areal perkebunan kelapa sawit
Indonesia pada tahun 2013 mencapai 8 385 394 ha dengan produksi 21 958 120
ton (Ditjenbun 2010).
Pada saat ini kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat
sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestik.
Jumlah penduduk di negara-negara kawasan Timur-Jauh sekitar 3.2 milyar atau
50% dari penduduk dunia. Selain itu konsumsi minyak per kapita penduduk
di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara juga masih jauh dibawah rata-rata
penggunaan minyak nabati dan lemak per kapita per tahun penduduk dunia
(Pahan 2010). Produktivitas rata-rata TBS Indonesia pada tahun 2013 adalah
16 ton/ha/tahun, dengan rendemen minyak 24–25%, dan produktivitas CPO yang
mampu dihasilkan sebesar 3.7 ton/ha/tahun (Andika dan Widoro 2013).
Upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit terus diusahakan
sebaik mungkin untuk memenuhi tuntutan pasar. Salah satu alternatif yang
dilakukan pemerintah adalah dengan perluasan areal, penggunaan bibit unggul,
perbaikan teknik budidaya, penanganan pasca panen yang baik dan pemupukan
yang tepat sasaran. Tingginya peranan kelapa sawit dalam perekonomian
Indonesia telah mendorong pemerintah dan pihak swasta berlomba-lomba untuk
berperan dalam pengembangan kelapa sawit.
Menurut Mangoensoekarjo (2007) pengelolaan pembibitan merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil kebun.
Pengelolaan pembibitan perlu dipelajari mengingat potensi genetik yang baik
tidak terekspresi optimal jika persyaratan tumbuh tidak terpenuhi.
Menurut Fauzi et al. (2006) pembibitan merupakan kegiatan satu tahun
sebelum pertanaman kelapa sawit ke lapangan yang ditujukan untuk
mempersiapkan bibit yang siap tanam. Oleh karena itu, penentu keberhasilan
pertanaman kelapa sawit ditentukan dalam waktu satu tahun. Bibit yang baik akan
dihasilkan dengan pengelolaan yang baik dan terencana, karena produksi 25 tahun
mendatang ditentukan oleh kualitas bibit yang baik. Dengan demikian,
pengelolaan pembibitan sangat penting untuk dipelajari dengan melihat hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam kerja aktualnya di lapangan.
Menurut PPKS (2000) salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian
secara khusus dalam menunjang program pengembangan areal tanaman kelapa
sawit adalah penyediaan bibit yang sehat, potensinya yang unggul dan tepat
waktu. Faktor bibit memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan
penanaman kelapa sawit. Kesehatan tanaman semasa pembibitan mempengaruhi
pertumbuhan dan tingginya produksi selanjutnya setelah ditanam di lapangan,

sehingga teknis pelaksanaan pembibitan perlu mendapat perhatian besar dan
khusus.
Tujuan
Tujuan dilakukannya magang ini secara umum adalah meningkatkan
wawasan, kemampuan profesional, dan keterampilan mahasiswa dalam
memahami aspek budidaya kelapa sawit, proses kerja secara nyata, dan manajerial
perkebunan bibit kelapa sawit. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah
mengetahui dan menganalisis pengelolaan pembibitan kelapa sawit di Kebun
Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Provinsi Riau.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit termasuk divisi Embryophyta siphonagama, kelas
Angiospermae, ordo Monocotyledonae, famili Arecaceae, subfamili Cocoideae,
dan genus Elaeis. Kelapa sawit memiliki spesies Elaeis guineensis Jacq, Elaeis
oleifera (H. B. K.) Cortes, dan Elaeis odora (Pahan 2010). Kelapa sawit yang
termasuk dalam subfamili Cocoideae merupakan tanaman asli Amerika Selatan
seperti spesies Elaeis oleifera dan Elaeis odora.
Kelapa sawit berkembang biak dengan biji. Biji sawit yang telah matang
embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar
(radikula). Kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang,
tetapi akar tersebut mudah mati dan segera diganti dengan akar serabut. Kelapa
sawit yang sudah dewasa memiliki akar serabut yang membentuk anyaman rapat
dan tebal. Sebagian akar serabut tumbuh lurus ke bawah atau vertikal dengan
diameter 6-10 mm dan sebagian lagi tumbuh menyebar ke arah samping atau
horizontal dengan diameter 2-4 mm (Sastrosayono 2006).
Kelapa sawit memiliki umur produktif rata-rata adalah 20-25 tahun. Pada
3 tahun pertama disebut kelapa sawit muda, hal ini dikarenakan kelapa sawit
tersebut belum menghasilkan buah. Kelapa sawit mulai berbuah pada usia 4-6
tahun. Pada usia 7-10 tahun disebut sebagai periode matang (the mature periode)
dimana pada periode ini menghasilkan buah tandan segar (fresh fruit bunch) yang
optimum. Tanaman kelapa sawit pada usia 11-20 tahun mulai mengalami
penurunan produksi dan tanaman mulai diremajakan setelah 25-30 tahun
(Pahan 2010).
Pembibitan
Tujuan Pembibitan
Pembibitan merupakan kegiatan awal di lapangan yang bertujuan untuk
mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sekitar satu
tahun sebelum penanaman di lapangan, agar bibit yang ditanam tersebut
memenuhi syarat, baik umurnya maupun ukurannya (Setyamidjaja 2006). Bibit

yang baik dan berkualitas memerlukan pengelolaan yang intensif selama tahap
pembibitan.
Persiapan Pembibitan
Menurut ARM (2004) kegiatan pembibitan memerlukan suatu persiapan
atau perencanaan agar proses pembibitan dapat berlangsung dengan efektif dan
efisien. Beberapa perencanaan kegiatan yang harus dilakukan sebelum
pelaksanaan pembibitan seperti:
1. Pemilihan lokasi
2. Penentuan jumlah bibit yang dibutuhkan dan luas areal pembibitan
3. Penyediaan bahan tanaman
4. Sistem pembibitan yang digunakan (pre-nursery dan main-nursery)
5. Penyediaan media dan wadah tanam (babybag dan largebag)
6. Penentuan teknik budidaya dan manajemen pembibitan.
Pemilihan lokasi kebun pembibitan perlu memperhatikan beberapa
persyaratan berikut:
1. Areal memiliki topografi yang rata dan berada di tengah kebun
2. Dekat dengan sumber air
3. Memiliki akses jalan yang baik sehingga memudahkan dalam pengawasan
4. Terhindar dari gangguan hama dan penyakit.
Bahan Tanaman
Bahan tanaman yang digunakan harus berasal dari pusat sumber benih yang
telah memiliki legalitas dari pemerintah dan mempunyai reputasi baik, seperti
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Pada saat ini bahan tanaman yang
dianjurkan adalah Tenera yang merupakan hasil dari persilangan Dura x Pisifera
(D x P). Bahan tanaman yang dihasilkan oleh PPKS merupakan hasil seleksi yang
ketat dan telah teruji di berbagai lokasi, sehingga kualitasnya terjamin
(PPKS 2003).
Bahan tanaman kelapa sawit di pembibitan disediakan dalam bentuk
kecambah (germinated seed). Kerapatan bibit kelapa sawit di pembibitan Kebun
Teluk Bakau adalah 12 500 bibit /ha dengan jarak tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm.
Kerapatan tanam 180 pohon/ha di lapangan diperlukan 243 kecambah/ha dengan
jarak tanam 7.9 m x 7.9 m x 7.9 m (ARM 2004).
Sistem Pembibitan
Pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan menggunakan satu atau
dua tahapan pekerjaan. Hal ini tergantung kepada persiapan yang dimiliki
sebelum kecambah dikirim ke lokasi pembibitan. Pembibitan yang menggunakan
satu tahap (single stage), berarti penanaman kecambah kelapa sawit langsung
dilakukan ke pembibitan utama (main-nursery).
Sistem yang banyak digunakan dalam pembibitan kelapa sawit saat ini
adalah sistem pembibitan dua tahap (double stage). Sistem pembibitan dua tahap
terdiri dari pembibitan awal (pre-nursery) selama ±3 bulan pada polybag
berukuran kecil (babybag) dan pembibitan utama (main-nursery) dengan polybag
berukuran lebih besar (largebag).

Sistem pembibitan dua tahap banyak dilakukan perusahaan perkebunan
karena memiliki beberapa keuntungan antara lain:
1. Kemudahan dalam pengawasan dan pemeliharaan, serta tersedianya waktu
dalam persiapan pembibitan utama pada tiga bulan pertama.
2. Bibit yang akan ditanam ke lapangan lebih terjamin karena telah melalui
beberapa tahapan seleksi, baik di pembibitan awal maupun di pembibitan
utama
3. Seleksi yang ketat (5-10%) di pembibitan awal dapat mengurangi keperluan
tanah dan polybag besar di pembibitan utama.
Pembibitan awal merupakan kegiatan pembibitan yang ditujukan agar bibit
mendapatkan kondisi lingkungan tumbuh yang optimal dan terkendali. Beberapa
kegiatan yang dilakukan pada pembibitan awal seperti:
1. Persiapan dan pengolahan tanah
2. Penanaman kecambah
3. Pemeliharaan pembibitan awal meliputi: penyiraman, pengendalian gulma,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan seleksi bibit
4. Pemindahan dan pengangkutan bibit.
Pada pembibitan awal diperlukan naungan yang diharapkan dapat
mengurangi penerimaan intensitas cahaya matahari. Pengaturan naungan
di pembibitan awal disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Pengaturan Naungan di Pembibitan Awal
Umur (Bulan)
0 – 2.0
>2.1 – 3.0

Naungan (%)
100
Naungan hilang seluruhnya

Pembibitan utama (main-nursery) merupakan tahap kedua dari sistem
pembibitan dua tahap. Pada pembibitan utama bibit dipelihara dari umur 3 bulan
hingga 12 bulan. Keberhasilan rencana penanaman di lapangan dan produksi
dikemudian hari ditentukan oleh pelaksanaan pembibitan utama dan kualitas bibit
yang dihasilkannya.
Beberapa kegiatan di pembibitan utama seperti:
1. Persiapan dan pengolahan tanah
2. Penyediaan kebutuhan air dan instalasi penyiraman
3. Pemancangan atau pengajiran
4. Persiapan media tanam
5. Penanaman bibit
6. Pemeliharaan pembibitan utama (penyiraman, penyiangan gulma,
pemberian mulsa, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan seleksi
bibit)
7. Persiapan bibit untuk penanaman (pemutusan akar dan transportasi).

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 10 Februari hingga 10 Juni
2014. Magang berlokasi di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati,
Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan dengan mengikuti kegiatan teknis dan
kegiatan manajerial. Kegiatan teknis meliputi meliputi kegiatan budidaya tanaman
kelapa sawit yang berperan sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama satu
bulan. Kegiatan manajerial dilakukan dengan menjadi pendamping mandor
selama satu bulan, serta pendamping asisten divisi selama dua bulan. Seluruh
kegiatan yang dilakukan mengikuti jadwal yang telah disiapkan oleh pihak Kebun
Teluk Bakau (Lampiran 1, 2, 3).
Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang ini terdiri dari
pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang
diamati langsung melalui pengamatan dan wawancara langsung di lapangan yang
meliputi:
1. Tinggi tanaman di pre-nursery
Data tersebut digunakan untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif bibit
kelapa sawit pada umur bibit tanaman 2-11 MST. Tinggi tanaman diukur dengan
meteran dari pangkal bawah tanah hingga ujung daun yang tertinggi yang telah
diluruskan. Data diambil dari 95 tanaman contoh dari masing-masing blok
sebanyak 10 blok (Blok A1-A10) dan tiap blok dibagi menjadi 10 sub blok yang
dijadikan sebagai ulangan. Pengamatan dilakukan dalam rentang waktu seminggu
sekali selama 3 bulan dan diharapkan akan diperoleh data pertumbuhan vegetatif
bibit pada umur 2-11 MST yang kemudian dibandingkan dengan pustaka.
2. Pengamatan terhadap jumlah kecambah yang mati
Data ini digunakan untuk mengetahui daya tumbuh kecambah yang
didatangkan dari PPKS dengan jenis Marihat SM-B, sehingga dapat diketahui
kualitas dari kecambah itu sendiri serta upaya-upaya perbaikan dalam menekan
angka kematian kecambah tersebut. Pengamatan dilakukan pada umur 2 MST
pada seluruh bibit dalam bedengan (sebanyak 10 bedeng).
3. Bibit abnormal/afkir
Pengamatan ini dilakukan ketika berlangsungnya kegiatan seleksi (culling).
Bibit yang telah berumur 11 MST akan diseleksi untuk dipindah tanamkan ke
pembibitan utama yang bertujuan untuk mempermudah pertumbuhan vegetatif
bibit kelapa sawit dan mempermudah pelaksanaan perawatan. Dari pengamatan
ini maka akan diketahui berapa persen bibit abnormal di pre-nursery.

4. Aspek manajerial di pembibitan
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah manajerial di
pembibitan Kebun Teluk Bakau sudah sesuai dengan standar perusahaan.
Beberapa pengamatan yang penulis lakukan adalah struktur organisasi, dan
kinerja mandor pembibitan.
Data lain yang diambil adalah kegiatan teknis pada pembibitan berupa
kondisi umum pembibitan, persiapan pembibitan, pembibitan awal (pre-nursery),
pemeliharaan pembibitan awal, pembibitan utama, dan pemeliharaan pembibitan
utama. Data tersebut dibutuhkan untuk menganalisis beberapa kegiatan di
pembibitan dan dibandingkan dengan sumber pustaka. Selain mengumpulkan data
primer, penulis juga mengumpulkan data sekunder. Data sekunder merupakan
data dan infornasi yang dikumpulkan dari arsip perusahaan. Data sekunder ini
diantaranya mengenai kondisi umum kebun seperti letak administratif, keadaan
tanaman, organisasi dan ketenagakerjaan, peta kebun, data kelas tanah, topografi,
peta pembibitan, dan data iklim (curah hujan) dalam 10 tahun terakhir.
Analisis Data dan Informasi
Data dan informasi yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan
perhitungan matematika sederhana yang meliputi nilai rata-rata dan persentase.
Hasil yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan standar kerja dan SOP
yang dimiliki perusahaan.

KEADAAN UMUM

Letak Geografi
Kebun Teluk Bakau berlokasi di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten
Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Secara geografis PT Bhumireksa Nusa Sejati,
Minamas Plantation terletak di pesisir Pantai Timur Sumatera pada kordinat
000015”–000000” Lintang Utara dan 130020”–103040” Bujur Timur. Secara
administratif berada di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kateman, Kecamatan
Pelangiran, dan Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Peta Kebun
Teluk Bakau terdapat pada Lampiran 4.
Keadaan Iklim dan Tanah
Kondisi iklim di Kebun Teluk Bakau berdasarkan data curah hujan lima
tahun terakhir menurut Schmidt Ferguson termasuk tipe iklim A yaitu daerah
sangat basah dengan rata-rata curah hujan tahunan 2 001 mm tahun-1. Data curah
hujan disajikan pada Lampiran 5.
Jenis tanah di areal Kebun Teluk Bakau, PT. Bhumireksa Nusa Sejati
tergolong tanah organik atau tanah gambut dengan kandungan tanah
ultisol 0%, insepsol 0%, dan histosol 100%. Jenis tanah gambut memiliki struktur

fisik yang remah dan mudah terjadi erosi atau abrasi pada tepi kanal di jalur
transportasi yang terkena ombak. Derajat kemasaman (pH) tanah di Kebun Teluk
Bakau 10
Buah Masak ( Ripe )
> 70%
Buah terlalu Masak ( Empty Bunch )
Sumber: Kantor Besar Kebun Teluk Bakau

Rotasi panen adalah jumlah hari yang diperlukan pemanen untuk kembali ke
seksi panen awal pada kegiatan panen. Sistem BHS membagi divisi menjadi 6
seksi panen. Sehingga membentuk rotasi panen 6/7 yang artinya terdapat enam
hari kerja dan kembali ke seksi panen awal pada hari ke-7. Seksi-seksi kemudian
dibagi menjadi beberapa hanca tetap untuk memudahkan pengawasan.
Pelaksanaan kegiatan panen dimulai dengan apel pagi pukul 06.00 WIB
oleh pemanen dengan mandor panen. Mandor memeriksa kehadiran pemanen dan
memberi pengarahan pekerjaan mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada hari
itu dan menyampaikan hasil evaluasi hasil kegiatan panen hari sebelumnya.
Pelaksanaan panen di Kebun Teluk Bakau mengikuti kaidah Sapta Disiplin
Potong yang berisi: (1) Buah matang dipanen semua, (2) Tidak memanen buah
mentah,
(3) Seluruh brondolan dikutip bersih, (4) Pelepah disusun rapi dan
dirumpukkan di gawangan berbentuk “U”, (5) buah diantrikan dan disusun rapi di
TPH dan diberi tanda, (6) Pelepah sengkleh tidak ada, dan (7) Administrasi
dikerjakan secara benar dan segera.
Pengangkutan TBS dari TPH ke PKS menggunakan transportasi air. Proses
pengangkutan terbagi menjadi dua pekerjaan, yaitu pengangkutan TBS dari TPH
ke Collection Point (CP) dengan menggunakan bargas (Gambar 16b) berkapasitas
±6.3 ton dan pengangkutan TBS dari CP ke PKS menggunakan ponton
(sejenis kapal) berkapasitas ±15 ton.

a

b

Gambar 16 Potong buah (a), pengangkutan TBS menggunakan bargas (b)
Angkut Tandan Buah Segar
Pengangkutan tandan buah segar merupakan salah satu proses penting
dalam kegiatan panen. Oleh karena itu, sarana dan prasarana harus mendukung
untuk melancarkan proses pengangkutan tandan buah segar. Pengangkutan TBS di
PT BNS khususnya Kebun Teluk Bakau melalui jalur air. Tandan buah segar yang
sudah di TPH (krani buah sudah menghitung) diangkut menggunakan bargas
(dilakukan di KCB) dan dibawa ke KUT divisi untuk proses over skip (bongkar

muat) ke PC. Proses over skip dilakukan di collection point (CP). Setelah selesai
over skip ke PC maka selanjutnya membawa hasil TBS yang dipanen setiap
harinya ke Pabrik Kelapa Sawit dengan menggunakan tugboat.
Kelemahan umum proses pengangkutan di PT BNS melalui jalur air adalah
apabila terjadi musim kemarau panjang maka akan memperlambat sampainya
TBS ke PKS karena baik KUT, KCB dan collector mengalami pendangkalan.
Selain itu, proses pengangkutan melalui jalur air akan menambah losses karena
pengangkutan mengalami bongkar muat. Oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan
yang intensif dari asisten divisi dan supervisor agar losses dapat berkurang.
Aspek Manajerial
Pendamping Mandor Peremajaan (Replanting) memimpin lingkaran pagi
dengan karyawan penanam pokok tanaman pada jam 06.00 WIB, memberi
pengarahan serta mengabsensi, mengecek cangkul sebagai alat tanam, dan
mengecek Alat Pelindung Diri (APD) setiap karyawan penanam. Mandor
peremajaan bertugas mengawasi tim penanam agar mutu tanam terjaga. Karyawan
yang mutu tanamnya buruk akan ditegur dan diberi sangsi jika perlu oleh mandor
dan diperintahkan untuk segera memperbaikinya kembali. Mandor peremajaan
juga bertanggung jawab terhadap kegiatan penyisipan dan logistik bibit dari areal
pembibitan ke areal peremajaan. Mandor peremajaan melaporkan hasil kerja
dalam buku kegiatan mandor (BKM) dan buku prestasi kerja dan membuat buku
monitoring jumlah bibit yang telah ditanam dan disisip.
Pendamping Mandor Semprot (Chemist) memimpin lingkaran pagi
dengan karyawan semprot pada jam 06.00 WIB, memberi pengarahan serta
mengabsensi tenaga semprot, mengatur dan mengecek alat semprot untuk masingmasing penyemprot, mengecek Alat Pelindung Diri (APD) kerja setiap karyawan
semprot. Pada saat di lapangan penulis mengawasi pencampuran bahan dan
memastikan racun sesuai dosis di gudang divisi, mengarahkan dan mengawasi
penuh pekerjaan semprot di lapangan dan membawa sabun untuk cuci tangan..
Selesai menyemprot, seluruh alat semprot dan bahan sisa dicuci bersih dan
disimpan di gudang divisi. Limbah bahan beracun berbahaya (B3) seperti botol,
galon tempat racun dikumpulkan ke gudang Limbah B3. Hasil kerja dilaporkan
dalam buku kegiatan mandor (BKM) dan buku prestasi kerja dan membuat buku
monitoring pemakaian bahan dan peta ealisasi kerja.
Pendamping Mandor Pupuk membuat lingkaran pagi dengan karyawan
pupuk pada jam 06.00 WIB untuk memberi pengarahan serta mengabsensi tenaga
pemupukan kemudian melaporkannya kepada asisten. Mandor pupuk bertanggung
jawab dalam mengatur dan membagikan takaran pupuk yang standar dan sesuai
dosis pupuk yang akan ditabur pada masing

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

0 25 72

Manajemen panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada lahan gambut di Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

0 9 171

Analisis produksi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Lahan Gambut di Kebun Mandah Estate, PT Bhumireksa NusaSejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau.

0 4 53

Pengelolaan pemanenan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) di teluk bakau estate, pt bhumireksa nusa sejati minamas plantation, riau

1 9 70

Pengelolaan Lahan Gambut di Perkebunan Kelapa Sawit di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Riau

6 42 78

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Mandah Estate, Pt Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

0 5 55

Pengelolaan Air Kebun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) pada Lahan Gambut, Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Riau

4 23 77