Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) Sektor Pertanian di Indonesia

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL FACTOR
PRODUCTIVITY (TFP) SEKTOR PERTANIAN DI
INDONESIA

MANDA KUMORO SARASWATI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) Sektor
Pertanian di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013

Manda Kumoro Saraswati
NIM H14090059

ABSTRAK
MANDA KUMORO SARASWATI. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) Sektor Pertanian di Indonesia.
Dibimbing oleh IDQAN FAHMI

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat krusial dan memiliki
peranan penting untuk hajat hidup banyak orang. Peningkatan produktivitas
pertanian merupakan fokus pemerintah saat ini. Penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa pertumbuhan ouput pertanian tidak hanya dipengaruhi oleh modal dan
tenaga kerja tetapi terdapat faktor lain yang dinamakan dengan Total Factor
Productivity (TFP). Penelitian ini berfokus terhadap faktor-faktor yang

memengaruhi pertumbuhan TFP sektor pertanian di Indonesia pada periode 19802011. Metode perhitungan TFP pada penelitian ini menggunakan linearisasi
fungsi produksi Cobb-Douglas. Error Correction Model (ECM) digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi TFP sektor pertanian. Variabel
independen yang digunakan pada model ini antara lain luas sawah irigasi, tingkat
inflasi, tingkat pendidikan, kredit pertanian, dan trade openness, sedangkan
variabel dependen yang digunakan adalah TFP sektor pertanian. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel yang memengaruhi TFP sektor pertanian pada
pada jangka pendek antara lain tingkat pendidikan dan trade openness. Variabel
yang berpengaruh pada jangka panjang adalah tingkat pendidikan, kredit pertanian,
dan trade openness.
Kata kunci: Total Factor Productivity, Pertanian, Error Correction Model

ABSTRACT
MANDA KUMORO SARASWATI. Analysis of Factors Affecting Total Factor
Productivity (TFP) Growth in Indonesia Agricultural Sector. Supervised by IDQAN
FAHMI

The agricultural sector is a sector which is crucial and has an important
role for people life. Enhancement in agricultural productivity is the focus of the
current Government. Previous research shows that the growth of agricultural

output was not only influenced by the capital and labor but there is another factor
called Total Factor Productivity (TFP). This research focuses on the factors that
affect TFP growth of the agricultural sector in Indonesia in the period 1980-2011.
This research using Cobb-Douglas linearization to calculate TFP value. Error
Correction Model (ECM) used to analyze factors that affect agricultural TFP.
Independent variables used in this model are irrigation, inflation rate, level of
education, agricultural credit, and trade openness, while the dependent variable
used is agricultural TFP. The results of this research indicate that the variables
that affect agricultural TFP in the short-term are education and level of trade
openness. Variables that affect agricultural TFP on long term are the level of
education, agricultural credit, and trade openness.

Keyword: Total Factor Productivity , Agriculture, Error Correction Model

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PERTUMBUHAN TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) SEKTOR
PERTANIAN DI INDONESIA

MANDA KUMORO SARASWATI


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Total
Factor Productivity (TFP) Sektor Pertanian di Indonesia
: Manda Kumoro Saraswati
: H14090059


Disetujui oleh

Dr. Ir. Idqan Fahmi. M,Ec.
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim. M,Ec.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 sampai Juni 2013 ini ialah Analisis
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP)
Sektor Pertanian di Indonesia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Idqan Fahmi selaku
pembimbing selama proses penyelesaian skripsi yang telah meluangkan waktunya

untuk membimbing penulis. Ibu Dr. Lukytawati sebagai dosen penguji utama dan
Bapak Salahuddin El Ayyubi sebagai dosen dari komisi pendidikan yang telah
bersedia menguji penulis dan memberikan masukan berharga untuk perbaikan.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak
Ismiyarto, M.si dan Ibu Pudji Astuti selaku Ayahanda dan Ibunda dari penulis
yang telah banyak berkorban dalam memberikan cinta, kasih, dan sayang kepada
puterinya. Pihak BPS Pusat dan pihak Pusdatin Kementan yang telah
menyediakan dan melayani penulis saat proses pengumpulan data. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman satu bimbingan Bram, Marsha, dan
Gibran yang saling memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi. Kepada
teman-teman Wisma Melati (WM) yang telah memberikan tawa dan canda di
hari-hari penulis, khususnya Monica dan Mbak Putri. Kepada Teman-teman Ilmu
Ekonomi 46, khususnya Evanti Andriani Syahputri, Masudi Syifa, dan Bintan
yang telah banyak memberikan inspirasi. Serta partner-partner sejati penulis
dalam lomba karya tulis, yaitu Kak Vevi, Perdana, Nida, Kak Putri,dan Amel
yang selalu loyal dengan penulis dalam menciptakan karya-karya baru. Serta Kak
Fitria Dewi yang telah banyak membantu dalam pencarian data dalam skripsi.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013


Manda Kumoro Saraswati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
LatarBelakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Model Petumbuhan Solow
Teori Pertumbuhan Endogen
Konsep Pengukuran TFP
Faktor-Faktor yang Memengaruhi TFP Pertanian
Penelitian Terdahulu
Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Spesifikasi Variabel
Metode Analisis
Perhitungan Pertumbuhan TFP Sektor Pertanian
Uji Kestasioneran Data
Engle-Granger Cointegration
Spesifikasi Error Correction Model (ECM)
Uji Kausalitas Granger
Uji Diagnostik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Pertumbuhan TFP Sektor Pertanian
Pengujian Pra Estimasi
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan TFP Sektor
Pertanian
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan TFP
Sektor Pertanian pada Jangka Pendek
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan TFP Sektor
Pertanian Pada Jangka Panjang

Rekomendasi Kebijakan yang Tepat untuk Pemerintah dalam
Memperbaiki Pertumbuhan TFP Sektor Pertanian
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

ix
ix
x
1
2
3
3
3
3
3
4

5
6
9
10
11
12
13
14
14
15
15
17
17
17
19
24
28
28
29
31

32
33
34
36
45

DAFTAR TABEL
1. Operasionalisasi Variabel yang Digunakan dalam Penelitian
2. Hasil Estimasi Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas untuk
Perhitungan Koefisien TFP
3. Hasil Perhitungan Pertumbuhan TFP Sektor Pertanian di Indonesia
4. Hasil Uji Augmented Dickey Fuller pada Level
5. Hasil Uji Augmented Dickey Fuller pada First Difference
6. Hasil Uji Augmented Dickey Fuller Persamaan Residual
7. Uji kausalitas Granger
8. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan
TFP pada Jangka Pendek
9. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan
TFP Sektor Pertanian pada Jangka Panjang

12
20
20
24
25
25
26
28
30

DAFTAR GAMBAR
1. Technical Change, Efficiency Gain, dan Economies of Scale
2. Bagan Kerangka Pemikiran
3. Hasil Uji Normalitas Error Correction Model (ECM)

8
11
27

DAFTAR LAMPIRAN
1. Variabel-variabel yang digunakan dalam Penelitian
2. Hasil Linearisasi Fungsi Produksi Cobb-Douglas untuk
Perhitungan TFP
3. Hasil Uji Augmented Dickey Fuller pada Level dan First
Difference
4. Hasil Uji Augmented Dickey Fuller Persamaan Residual
5. Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM)
6. Hasil Estimasi Engle-Granger Cointegration
7. Hasil Uji Autokorelasi
8. Hasil Uji Heteroskedastisitas
9. Uji Kausalitas Granger

37
38
38
41
42
42
43
43
44

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat krusial di Indonesia karena
semua bahan pangan berasal dari pertanian. Selain sumber pangan, pertanian
sendiri memiliki arti yang penting bagi formasi ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012,
sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 38.882.134 penduduk
atau sekitar 44,73 persen penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian.
Selain itu, pentingnya sektor pertanian untuk Indonesia dapat dilihat dari
kontribusi sektor pertanian sebagai penghasil PDB yang cukup besar. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, sektor pertanian memberikan
kontribusi sebesar 14,4 persen terhadap total PDB Indonesia atau sekitar 1.190,4
triliun.
Pentingnya sektor pertanian juga dapat kita ketahui dari banyaknya bahan
baku (input) dari indutri pengolahan kebanyakan berasal dari sektor pertanian.
Selain itu berdasarkan perencanaan Kementerian Perindustrian bahwa terdapat 35
klaster industri yang diprioritaskan 12 diantaranya adalah industri agro.
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumber daya alam,
tetapi ironis sekali saat ini Indonesia masih bergantung pada impor pangan tiap
tahunnya. Berdasarkan data Kadin tahun 2013 sejak Januari hingga November
2012 impor produk pangan Indonesia adalah sebesar Rp 81,5 triliun. Salah satu
faktor yang menyebabkan tingginya impor tersebut karena produktivitas pertanian
kita masih rendah.Apabila persoalan ini tidak segera diatasi, maka ketergantungan
pada pangan impor akan semakin besar.
Selain itu, saat ini populasi penduduk Indonesia mencapai angka 240 juta,
dengan laju pertumbuhan penduduknya sekitar 1,49% atau sekitar 4 juta per
tahun. Berdasarkan teori Malthus, populasi manusia akan meningkat secara deret
ukur sementara kebutuhan pangan (makanan) untuk manusia berkembang secara
deret hitung. Menurut Malthus, manusia berkembang jauh lebih cepat daripada
sumber makanan mereka. Populasi di Indonesia selalu meningkat tiap tahunnya,
dan seharusnya diikuti pula oleh peningkatan ketersediaan pangan. Sementara itu
kapasitas produksi pangan nasional, pertumbuhannya lambat karena adanya
kompetisi pemanfaatan dan penurunan kualitas sumber daya alam. Peningkatan
produktivitas pertanian merupakan hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
output pertanian agar supply bahan pangan dapat meningkat.
Ada dua konsep produktivitas, yaitu produktivitas parsial dan
produktivitas multi faktor (multi-factor productivity). Produktivitas parsial
mengukur jumlah output yang dihasilkan terhadap salah satu input yang
digunakan (modal atau tenaga kerja). Ukuran produktivitas tersebut tidak dapat
lagi diandalkan untuk mengukur pertumbuhan produktivitas pada jangka panjang
atau pertumbuhan yang bersifat sustainable, karena modal dan tenaga kerja yang
mengalami diminishing return. Terdapat konsep produktivitas lain, yaitu
produktivitas multi faktor yang berarti rasio dari output terhadap lebih dari satu
faktor input. Produktivitas multi faktor ini merupakan pendekatan dasar dari Total
Factor Productivity (TFP). TFP menggambarkan keefisienan dan keefektifan

2
dimana faktor produksi diproses secara bersama-sama untuk menghasilkan output.
Selain itu, input-input yang digunakan tidak tunduk kepada law of diminishing
return, sehingga dapat diandalkan sebagai ukuran pertumbuhan yang sustainable
pada jangka panjang.
Negara-negara yang terbilang maju dalam beberapa dasawarsa terakhir
menunjukkan bahwa sumbangan terbesar pada peningkatan nilai pertumbuhan
ekonomi bukanlah faktor jumlah modal dan jumlah pekerja, melainkan faktor lain
yang selama ini masuk dalam kategori residu. Berdasarkan perhitungan, kemajuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) juga dinyatakan sebagai salah
satu elemen dalam residu atau sebagai faktor eksogen terhadap modal dan tenaga
kerja. Secara umum, teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang
memengaruhi pertumbuhan ekonomi dikelompokkan pada tiga variabel besar,
yaitu modal, tenaga kerja, dan hal-hal di luar kedua faktor tersebut yang disebut
dengan residu. Hal tersebut berkembang menjadi sebuah teori pertumbuhan yang
menganggap residu tersebut adalah faktor eksogen yang dikemukakan oleh Solow
dengan teori eksogennya. Kemudian residual Solow tersebut lebih dikenal dengan
sebutan TFP atau Technological Progress.
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini akan fokus terhadap
faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan TFP sektor pertanian di Indonesia.
Penelitian ini merupakan hal yang penting dan perlu dilakukan untuk memahami
sejauh mana peranan TFP di sektor pertanian dan berbagai upaya
mempertahankan pertumbuhan sektor pertanian yang selanjutnya dapat
memberikan kontribusi terhadap kinerja perekonomian secara keseluruhan. Selain
itu, penting mengingat Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan
sumber daya pangan serta adanya isu ketahanan pangan merupakan hal yang
sangat krusial untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian dalam rangka
memenuhi kepentingan hajat hidup orang banyak.
Perumusan Masalah
Perbedaan kondisi perekonomian antar negara maju dan berkembang
disebabkan adanya perbedaan terhadap pertumbuhan TFP (Hiroaki, 1994). TFP
yaitu perubahan produktivitas faktor produksi yang tidak bisa lagi dikelompokkan,
apakah sebagai kontribusi dari kapital ataukah kontribusi dari tenaga kerja.Teori
pertumbuhan neo-klasik mengartikan TFP sebagai kemajuan teknologi yang
bersifat eksogen, sedangkan teori pertumbuhan endogen, mengartikan TFP tidak
hanya kemajuan teknologi, tetapi sebagai unsur-unsur lain yang dapat berupa
kebijakan ekonomi internasional, stabilitas makroekonomi, tingkat pendidikan,
infrastruktur, penggunaan teknologi, dan sebagainya. Begitupun sektor pertanian,
pertumbuhan output tidak hanya dipengaruhi oleh kapital dan tenaga kerja
melainkan juga dipengaruhi oleh TFP. Lebih lanjut, TFP sektor pertanian diduga
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Berbekalkan latar belakang, pemikiran secara teoritis, dan beberapa data
pendukung, masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pertumbuhan TFP sektor pertanian di Indonesia?
2. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan TFP sektor
pertanian di Indonesia?

3
3.

Bagaimana kebijakan yang tepat bagi Pemerintah untuk memperbaiki
pertumbuhan TFP sektor pertanian di Indonesia?
Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Menganalisa pertumbuhan TFP sektor pertanian di Indonesia.
2. Menganalisa faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan TFP sektor
pertanian di Indonesia.
3. Merumuskan rekomendasi kebijakan yang tepat bagi Pemerintah untuk
memperbaiki pertumbuhan TFP sektor pertanian di Indonesia.
Manfaat Penelitian
Adapun pencapaian substansi yang diharapkan dari penelitian ini
meliputi:
1. Memberikan wacana dan informasi lebih terperinci kepada penulis untuk
mendalami kondisi TFP sektor pertanian serta mengkaji efek dari
kebijakan makroekonomi terhadap pertumbuhan TFP sektor pertanian
2. Rekomendasi bagi instansi regulator yang berperan sebagai pihak yang
berkepentingan dalam sektor pertanian. Secara langsung tertuju kepada
Kementerian Pertanian, Bank Indonesia, Bappenas dalam merumuskan
sekaligus menetapkan kebijakan yang koordinatif sekaligus kondusif
secara ekonomi bagi peningkatan produktivitas di bidang pertanian.
3. Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan bagi para peneliti di
bidang pertanian dalam proses pengambilan keputusan.
4. Sebagai bahan referensi dan informasi untuk penelitian lebih lanjut
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari berbagai sumber data yang
tersedia.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi TFP sektor pertanian Indonesia periode 1980-2011. Sektor
pertanian dalam penelitian ini mencakup arti luas, yang termasuk subsektor
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
TINJAUAN PUSTAKA

Model Pertumbuhan Solow
Teori pertumbuhan neo-klasik berkembang pada tahun 1950-an. Secara
sederhana teori pertumbuhan neo-klasik yang dipopulerkan oleh Solow yang
menyatakan bahwa faktor produksi tenaga kerja dan kapital merupakan faktor
utama penentu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Faktor produksi lain yang
berpengaruh terhadap produksi ditentukan oleh TFP yang sering dinyatakan
sebagai ukuran kemajuan teknologi (technological progress). TFP merupakan

4
ukuran dari produktivitas faktor produksi yang tidak dapat diketahui apakah
berasal dari faktor tenaga kerja atau kapital.
Teori pertumbuhan neo-klasik awal memiliki asumsi sederhana yaitu tidak
ada kemajuan teknologi. Fungsi produksi (Y) hanya ditentukan oleh faktor
produksi tenaga kerja (L) dan kapital (K).
Y = F (K,L)…………………………………………………………........(1)
Kenaikan kedua faktor produksi sebesar ΔK dan ΔL akan meningkatkan
output. Kenaikan output dengan menggunakan produk marjinal dari kedua faktor
produksi dijelaskan dengan persamaan:
ΔY = (MPK x ΔK) + (MPL x ΔL)……………………………...………...(2)
Produk marjinal tenaga kerja (marginal product of labor) atau MPL adalah
jumlah output tambahan yang didapat perusahaan dari satu unit tenaga kerja
tambahan dengan modal tetap. Produk marjinal modal (marginal product of
capital), atau MPK, adalah jumlah output tambahan yang perusahaan dapatkan
dari unit modal tambahan, dengan jumlah tenaga kerja konstan
Persamaan (2) juga dapat ditulis sebagai berikut:
=
+
……………………………………...............(3)
Bentuk persamaan (1.3) menunjukkan hubungan antara tingkat
dengan tingkat pertumbuhan kapital,
dan tingkat
pertumbuhan output,
pertumbuhan tenaga kerja

.

, menujukkan bagian kapital dari output

sedangkan
menujukkan bagian tenaga kerja dari output. Dengan asumsi
bahwa fungsi produksi memiliki skala pengembalian konstan maka, persamaan
(3) dapat ditulis sebagai berikut:
= α + β …………………………………………………................(4)
Robert M. Solow dalam Mankiw (2003) telah memasukkan perubahan
teknologi yang dilambangkan dalam huruf A dalam fungsi produksi, dimana
perubahan tersebut juga mencerminkan teknologi yang digunakan untuk
mengubah modal dan tenaga kerja menjadi output. Jadi, perubahan teknologi
memengaruhi fungsi produksi, karena teknologi produksi yang ada menentukan
berapa banyak output diproduksi dan jumlah modal dan tenaga kerja tertentu.
Persamaan mengganakan tingkat teknologi terbaru (TFP) adalah sebagai berikut:
Y = A F(L, K) ……………………………………………….........(5)
Simbol A adalah ukuran dari tingkat penggunaan teknologi atau disebut
juga TFP. Dengan demikian peningkatan produksi tidak hanya diakibatkan oleh
peningkatan tenaga kerja dan kapital, tetapi juga oleh kenaikan TFP.
= α + β + ……………………………………………….......(6)
Persamaan (6) mengukur tiga sumber pertumbuhan yaitu perubahan jumlah
kapital, perubahan jumlah tenaga kerja, dan perubahan TFP.
Teori Pertumbuhan Endogen
Teori pertumbuhan endogen (endogenous growth theory) muncul untuk
mengatasi beberapa permasalahan yang terdapat pada pertumbuhan neo-klasik.
Teori pertumbuhan endogen juga bertujuan untuk menghilangkan asumsi eksogen
dari kemajuan teknologi. Romer pada tahun 1986 mengembangkan teori

5
pertumbuhan endogen dengan menyatakan bahwa pertumbuhan jangka panjang
sangat ditentukan oleh akumulasi pengetahuan para pelaku ekonomi.
Romer mengembangkan teori pertumbuhan endogen yang bertumpu pada
pentingnya sumber daya manusia sebagai kunci utama dalam perekonomian.
Dalam model Romer, pertumbuhan jangka panjang sangat ditentukan oleh
akumulasi pengetahuan para pelaku ekonomi. Tiga elemen utama dalam model
Romer yaitu:
1. Adanya unsur eksternalitas, sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan.
2. Adanya peningkatan skala hasil yang semakin meningkat (increasing return to
scale), yang menyebabkan peningkatan spesialisasi dan pembagian kerja.
3. Semakin pendeknya waktu pemanfaatan ilmu pengetahuan, karena pesatnya
perkembangan di sektor riset.
Secara umum model Romer dirumuskan sebagai berikut :
dengan 0 < α < 1; 0 < β < 1……..………….……….....(7)
Yit =
dimana:
Yi
= output produksi
Ki
= kapital
Li
= tenaga kerja
A
= kemajuan pengetahuan/ teknologi (technical knowledge).
t = waktu
Secara sederhana, teori pertumbuhan endogen yang telah
memperhitungkan penggunaan teknologi sebagai implikasi tingkat pengetahuan
sumber daya ditunjukkan persamaan berikut :
Y = AF (L, K)……………………………..…………………..…….…...(8)
Dimana A adalah ukuran dari tingkat penggunaan teknologi atau disebut
juga Total Factor Productivity (TFP). Dengan demikian peningkatan produksi
tidak hanya diakibatkan oleh peningkatan tenaga kerja dan kapital, tetapi juga
oleh kenaikan TFP.
= α + β + …………….………………………….…....(9)
Persamaan (9) mengukur tiga sumber pertumbuhan yaitu perubahan jumlah
kapital, perubahan jumlah tenaga kerja, dan perubahan TFP.
Konsep Pengukuran TFP
Landasan teori pertumbuhan yang digunakan banyak mengacu pada model
pertumbuhan neo-klasik dimana tingkat pertumbuhan suatu negara hanya
dijelaskan dengan penekanan kepada fungsi produksi agregat dengan faktor
produksi tenaga kerja dan kapital. Faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan
ekonomi selain tenaga kerja dan kapital dianggap sebagai kemajuan teknologi
yang bersifat eksogen. Tahun 1980-an diperkenalkan perkembangan teori
pertumbuhan endogen (endogenous growth theory). Teori pertumbuhan endogen
telah memasukkan berbagai aspek sebagai penentu pertumbuhan ekonomi selain
tenaga kerja dan kapital yang sering disebut TFP yang dianggap sebagai ukuran
produktivitas dan bersifat endogen.
Konsep TFP pertama kali diperkenalkan oleh Jan Tinbergen tahun 1942.
Beberapa definisi mengenai TFP, yaitu : (1) merupakan rata-rata produksi dari

6
agregat input, dan (2) sebagai indeks efektivitas dari suatu input dalam
menghasilkan suatu output sebelum dan sesudah terjadi perubahan teknologi.
Definisi ini dapat dirumuskan dalam bentuk fungsi Cobb Douglas (Suparyati
1999) :
=
VL
+ VK
………………………………....(10)
dimana:
PDB
= Produk Domestik Bruto
VL
= Kontribusi tenaga kerja pada nilai tambah (PDB)
VK
= Kontribusi kapital pada nilai tambah (PDB)
t = waktu
TFP
= Total Factor Productivity
Secara sederhana, TFP merupakan ukuran yang digunakan untuk
menggambarkan kemajuan teknologi dalam suatu proses produksi. TFP
ditunjukkan dari pertumbuhan nilai tambah atau PDB setelah pertumbuhan tenaga
kerja dan pertumbuhan kapital digunakan.
Menurut Solow model yang digunakan untuk mengukur TFP berasal dari
fungsi produksi Cobb-Douglas:
Y = ALαKβ……………………………………………………..............(11)
dimana:
Y
= nilai tambah (PDB).
L
= faktor produksi tenaga kerja.
K
= faktor produksi kapital.
Nilai elastisitas faktor produksi tenaga kerja (α) dan nilai elastisitas kapital
(β) yang berasal dari hasil regresi persamaan (11) digunakan untuk mengukur TFP
pada persamaan perhitungan TFP berikut :
= - α - β ……………………………………………………...(12)
dimana:
α
= rata-rata kontribusi kapital.
β
= rata-rata kontribusi tenaga kerja.
= Total Factor Productivity
= pertumbuhan ekonomi (PDB)
= pertumbuhan tenaga kerja.
= pertumbuhan kapital.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi TFP Pertanian
Analisis produktivitas dari konsep fungsi produksi (Jorgenson,1995)
menjelaskan bahwa output dapat dipengaruhi oleh input konvensional (tenaga
kerja, modal, dan land) maupun input yang unconventional (infrastruktur,
resource allocation, human capital, faktor-faktor ekonomi, dan sebagainya).
Input-input tersebut dapat dituliskan dengan fungsi produksi seperti berikut:
Q = f (X,Z)
(13)
Keterangan :
Q = output
X = input konvensional

7
Z = input tidak konvensional
Faktor- faktor yang memengaruhi TFP dapat diidentifikasi dengan fungsi
produksi yang simple, yaitu TFP = g (Z). Persamaan tersebut mengartikan bahwa
TFP merupakan fungsi dari beberapa input yang tidak konvensional
(unconventional inputs). Jorgenson (1995) menjelaskan bahwa TFP dianggap
sebagai residual dari pergerakan pertumbuhan output yang tidak bisa dijelaskan
oleh input-input utama (input konvensional). Ada beberapa faktor-faktor yang
dapat ditangkap dalam unconventional inputs, dimana input-input tersebut dapat
dikategorikan ke dalam tiga kategori utama, yaitu :
1) Pure Technical Change
Kumbhakar (2010) menggunakan variabel kunci yang dapat
berkontribusi dalam pergeseran produksi seperti human capital dalam model
technical change. Sesuai dengan teori human capital bahwa manusia yang
memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, diukur dengan lamanya waktu
sekolah, akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding yang
pendidikannya lebih rendah. Apabila upah mencerminkan produktivitas, maka
semakin banyak orang yang memiliki pendidikan tinggi, semakin tinggi
produktivitasnya. Selain itu, proses transfer teknologi dapat terlaksana dengan
baik sehingga technological progress dapat tercapai.
2) Efficiency Gain
Li et al (2009) menjelaskan bahwa infrastruktur pedesaan seperti irigasi
memiliki peranan yang penting bagi efisiensi produksi pertanian. Penggunaan
air irigasi yang tepat dapat membantu meningkatkan produksi pertanian
sehingga efficiency gain dapat tercapai. Infrastruktur sering dianggap sebagai
faktor yang penting dalam memengaruhi TFP dalam beberapa literatur.
Pembangunan infrastruktur yang baik dapat mengurangi biaya produksi secara
langsung dan tidak langsung. Evenson (1991) telah meneliti bahwa prasarana
infrastruktur dianggap sebagai faktor tetap yang memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan dan produktivitas pertanian. Selain itu, kategori
efficiency gain yang lainnya adalah sumber daya kredit (Supphanachart, 2010).
Akses yang mudah terhadap kredit tidak hanya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi tetapi juga meningkatkan produktivitas perusahaan yang akan
berkontribusi terhadap TFP dalam ekonomi secara keseluruhan. Karena
kemudahan fasilitas kredit merupakan salah satu indikator pengembangan
sektor finansial.
3) Economies of Scale
Economies of scale menunjuk kepada keuntungan biaya rendah yang
didapat dari ekspansi aktivitas operasional dalam sebuah perusahaan dan
merupakan salah satu cara untuk meraih keunggulan biaya rendah demi
menciptakan keunggulan bersaing. Economies of scale dapat diperoleh dari
seberapa besar trade openness (keterbukaan perdagangan) suatu negara.
Keterbukaan perdagangan (trade openness) umumnya diyakini memiliki
dampak menguntungkan pada pertumbuhan ekonomi melalui produktivitas
dan intensitas perdagangan. Hal ini diyakini bahwa ekonomi yang lebih
terbuka dapat tumbuh lebih cepat melalui akses yang lebih besar terhadap
barang intermediet yang lebih murah, pasar yang lebih luas, dan adanya
transfer advanced technologies yang akan berkontribusi terhadap TFP. Selain
itu, perusahaan dapat lebih kompetitif dalam memproduksi output (Ali, 2011).

8
Ketiga kategori utama dari perubahan produktivitas dapat diilustrasikan
pada Gambar 1. Pure technical change diidentifikasi dengan pergeseran dalam
sebuah fungsi produksi. Kemajuan teknologi digambarkan oleh sebuah pergeseran
fungsi produksi dari TP1 menjadi TP2. Efficiecy gain ditunjukkan oleh pergerakan
arah dari fungsi produksi sendiri, yaitu dari titik A ke titik technically efficient B.
Sedangkan economies of scale ditunjukkan dari sepanjang fungsi produksi
terhadap skala optimal di titik C, dimana pada titik tersebut produktivitas
maksimum dapat dicapai.

Gambar 1. Technical Change, Efficiency Gain, dan Economies of Scale
Sumber : Coelli et al. (2005:5-6)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa TFP dipandang sebagai
residual dari bagian output yang tidak dapat dijelaskan oleh kontribusi dari input
konvesional, maka kemungkinan masih banyak terdapat faktor-faktor eksternal
lain memeengaruhi TFP sehingga tidak hanya terbatas pada tiga kategori seperti
pure technical change, efficiency gain, dan economies of scale. Evenson (2001)
dan beberapa penelitian produktivitas lainnya (Supphanachart dan Waar, 2010)
menyebutkan terdapat kategori lain yang dapat masuk ke dalam unconventional
inputs yaitu faktor ekonomi (economic factor) dimana didalamnya terdapat
stabilitas makroekonomi. Suparyati (1999) menggunakan variabel inflasi sebagai
proksi dari stabilitas makroekonomi.
Alasan memasukkan variabel inflasi ke dalam faktor-faktor yang
memengaruhi TFP adalah karena inflasi dapat memengaruhi keinginan investor
asing untuk melakukan Penanaman Modal Asing (PMA) atau Foreign Direct
Investment (FDI) di Indonesia. Berdasarkan teori, hal ini dapat terjadi karena
hubungan antara inflasi dengan investasi adalah negatif. Tingginya inflasi disuatu
negara, mengakibatkan penawaran uang atau money supply meningkat, kemudian
diikuti dengan tingginya suku bunga, dengan suku bunga yang cenderung tinggi
maka investasi akan turun (Kurniati 2007). Sementara kehadiran FDI di Indonesia
sangat penting karena banyak terdapat transfer teknologi canggih sebagai
knowledge spillover untuk perekonomian domestik. Disamping itu, dengan
adanya FDI banyak terdapat pelatihan untuk tenaga kerja dalam negeri yang dapat
meningkatkan kemempuan teknis dan management skill penggunaan teknologi,
dimana technological progress dapat tercapai sehingga diduga dapat
memengaruhi pertumbuhan TFP ( Isakson 2007).

9
Penelitian Terdahulu
Suparyati (1999) mengkaji dampak keterbukaan ekonomi dan stabilitas
makroekonomi terhadap pertumbuhan TFP Indonesia.Penelitian tersebut mengkaji
berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai penentu pertumbuhan TFP yang
dianggap sebagai ukuran tingkat produktivitas di Indonesia. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini dikategorikan sebagai metode penelitian
kuantitatif yang menyoroti hubungan antara variabel dependen dan independen.
Hasil penelitian dengan menggunakan teknik dan model ordinary least square
(OLS) diperoleh kesimpulan bahwa variabel bebas yang signifikan memengaruhi
pertumbuhan TFP adalah kebijakan orientasi ekspor, rasio neraca transaksi
berjalan terhadap PDB, Nilai Tukar Efektif riil, dan tingkat pendidikan.
Sedangkan variabel yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan TFP adalah tingkat inflasi.
Penelitian Kusumastuti (2007) yang menganalis total faktor produktivitas
tanaman pangan di Indonesia periode 1985-2004, menyatakan bahwa total faktor
produktivitas TFP tanaman pangan di Indonesia periode 1985-2004
menggambarkan nilai positif dengan pertumbuhan output dan pertumbuhan input.
Variabel input produksi (K) yang berupa bibit, pupuk dan pestisida, luas areal
panen (P) mempunyai hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap
output produksi (Q) tanaman pangan di Indonesia. Semakin besar kenaikan input
produksi, luas areal panen maka akan berpengaruh terhadap output produksi
tanaman pangan di Indonesia. Variabel tenaga kerja (L) tidak berpengaruh
signifikan terhadap output produksi (Q) tanaman pangan di Indonesia. Hal ini
diduga adanya pergeseran kesempatan kerja di pertanian dan non pertanian secara
makro.
Pendekatan TFP juga digunakan dalam penelitian Tarwiyanto (2007)
untuk melihat peranan TFP terhadap perekonomian di Sumatera Selatan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa investasi pemerintah yaitu pengeluaran
pembangunan di Sumatera Selatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Demikian juga variabel investasi swasta berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan. Sedangkan variabel
tenaga kerja dan dummy otonomi daerah tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan. Kontribusi investasi
pemerintah dan investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera
Selatan masing-masing sebesar 1.04 persen dan 0.17 persen sedangkan kontribusi
TFP hanya 0.17 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih lemahnya
kemampuan teknologi dan manusia menyatu dalam keterampilan pekerja karena
peningkatan produksi masih sangat bergantung pada modal fisik.
Penelitian Ali (2011) yang menganalisis faktor-faktor makroekonomi yang
menentukan TFP sektor pertanian di Negara Pakistan. Metode perhitungan TFP
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Tornqvist Thiel
Index dari tahun 1970-2006. Permodelan yang digunakan dalam penelitian adalah
Error Correction Model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber
daya manusia, pembangunan infrastruktur, dan kredit berhubungan positif dengan
TFP pertanian. Keterbukaan ekonomi pertanian memiliki dampak yang positif dan
signifikan terhadap produktivitas. Stabilitas makroekonomi mempengaruhi TFP

10
secara negatif dan signifikan. Sementara pendapatan riil per kapita menunjukkan
hubungan yang positif namun tidak signifikan dengan pertumbuhan produktivitas.
Supphanachart (2010) mengkaji mengenai pengukuran dan faktor penentu
TFP sektor pertanian di Negara Thailand. Metode yang digunakan untuk
perhitungan TFP pertanian adalah dengan menggunakan metode growth
accpunting dari tahun 1970-2006. Ruang lingkup penelitian dibatasi untuk
subsektor tanaman pangan dan peternakan. Permodelan yang digunakan untuk
menentukan faktor-faktor yang memengaruhi TFP pertanian adalah Error
Correction Model (ECM). Hasil menunjukkan bahwa TFP memeberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan ouput pertanian, baik tanaman pangan maupun
peternakkan. Model ECM untuk subsektor tanaman pangan menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang menentukan TFP pertanian di subsektor pangan adalah
kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian, penyuluhan pertanian, dan
infrastruktur. Sementara untuk peternakkan dipengaruhi oleh kegiatan penelitian
dan pengembangan serta dummy flu burung.

Kerangka Berpikir
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan
TFP sektor pertanian di Indonesia. Dasar pemikiran awal adalah output pertanian
tidak hanya dipengaruhi oleh input seperti modal dan tenaga kerja, tetapi juga
faktor lain di luar input-input tersebut yang disebut dengan Total Factor
Productivity (TFP). Pertumbuhan TFP pertanian sendiri dapat diuraikan menjadi
empat komponen yang memengaruhi yaitu perubahan teknik (technical change),
keuntungan efisiensi (efficiency gains), economies of scale, dan faktor ekonomi.
Pure technical change dapat dipengaruhi oleh pendidikan (Kumbhakar 2010).
Keuntungan efisiensi dipengaruhi oleh infrastruktur pertanian seperti irigasi (Li
2009). Selain itu, efisiensi juga dipengaruhi oleh pemberian kredit pertanian
(Supphanachart, 2010). Komponen selanjutnya, yaitu economies of scale yang
memengaruhi TFP yang dapat terjadi melalui keterbukaan perdagangan (trade
openness). Pertumbuhan TFP juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi
dimana salah satunya adalah stabilitas makroekonomi yang diproksi dengan
inflasi (Suparyati 1999). Adapun bagan kerangka pemikiran dapat dilihat pada
Gambar 2.

11

Output Pertanian

TFP

Modal

Tenaga Kerja

Unconventional Inputs
Technical
Change

Efficiency
Gains

-Pendidikan

- Infrasruktur
-Kredit
Pertanian

Economies of
Scale

-Trade
Openness

Economic
Factor

-Inflasi

Faktor- Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan TFP Sektor Pertanian
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan, tujuan, dan alur kerangka pemikiran, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. TFP memberikan kontribusi yang penting bagi pertumbuhan PDB sektor
pertanian.
2. Variabel pendidikan mempunyai hubungan positif terhadap nilai
pertumbuhan TFP. Artinya, semakin tinggi pendidikan tenaga kerja akan
meningkatkan pertumbuhan TFP sektor pertanian.
3. Kredit pertanian mempunyai hubungan positif terhadap nilai TFP.Artinya,
peningkatan proporsi pengeluaran kredit pertanian akan meningkatkan
pertumbuhan TFP sektor pertanian.
4. Tingkat inflasi mempunyai hubungan yang negatif terhadap pertumbuhan
TFP. Artinya, penurunan tingkat inflasi akan menyebabkan kenaikan
pertumbuhan TFP sektor pertanian.

12
5. Trade openness mempunyai hubungan positif terhadap pertumbuhan TFP.
Artinya, kenaikan ekspor dan impor terhadap GDP akan meningkatkan
pertumbuhan TFP sektor pertanian.
6. Luas sawah irigasi memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan TFP
pertanian. Artinya, peningkatan luas lahan sawah irigasi akan
meningkatkan pertumbuhan TFP sektor pertanian.

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa data time series periode 1980 sampai dengan 2011. Data yang digunakan
terdiri dari data PDB pertanian, tenaga kerja di sektor pertanian, investasi
penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri di sektor pertanian,
nilai ekspor pertanian. Deskripsi data yang digunakan dalam penelitian dapat
dilihat pada Tabel. Sumber data berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank
Indonesia (BI), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),Departemen
Pertanian (Deptan), World Bank, FAO,UNESCO dan berbagai literatur dari media
cetak maupun internet. Adapun operasionalisasi variabel yang digunakan dalam
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk logaritma. Adapun variabel yang digunakan dapat dilihat
pada Lampiran 1.
Tabel 1. Simbol, Peubah Penelitian, Satuan, dan Sumber Data
Satuan
Simbol
Deskripsi
Sumber
LOGPDB Produk Domestik Bruto sektor Miliar Rp
BPS
pertanian
LOGTK
Jumlah
tenaga
kerja
sektor Ribu Orang BPS
Pertanian
LOGIA
Investasi
yang
berasal
dari Juta USD
BKPM
Penanaman Modal Asing (PMA)
sektor pertanian
LOGID
Investasi
yang
berasal
dari Miliar USD BKPM
Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) sektor pertanian
LOGI
Luas sawah irigasi teknis dan non Hektar
Kementan
teknis
LOGINF
Indeks Harga Konsumen sebagai Satuan
World
indeks
ukuran dari inflasi
Bank
LOGTO
Nilai ekspor ditambah impor Satuan
FAO
indeks
pertanian dibagi dengan PDB
pertanian
LOGKP
Jumlah kredit pertanian yang Miliar Rp BPS
diberikan oleh perbankan
LOGPD
Jumlah penduduk di sektor Juta Orang UNESCO
pertanian yang tamat pendidikan
dasar

13

Spesifikasi Variabel
1. Produk Domestik Bruto
Variabel Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah seluruh nilai
barang dan jasa final yang diproduksi di suatu Negara dalam jangka waktu
tertentu. Nilai PDB yang digunakan dalam penelitian ini atas dasar harga konstan
tahun 2000 menurut lapangan usaha. Cakupan PDB yang digunakan terdiri dari
PDB di sektor pertanian. Nilai PDB sektor pertanian dinyatakan dalam satuan
miliar (Rp).
2. Investasi Asing
Variabel investasi asing yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan fixed capital gross yang didekati
dengan realisasi foreign direct investment (penanaman modal asing) di sektor
pertanian Indonesia. Nilai PMA dinyatakan dalam satuan juta (USD).
3. Investasi Dalam Negeri
Variabel investasi dalam negeri yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang telah disetujui dan telah
terealisasi di sektor pertanian Indonesia. Nilai PMDN dinyatakan dalam satuan
miliar (USD).
4. Tenaga Kerja
Variabel tenaga kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah
banyaknya tenaga kerja yang diserap oleh sektor pertanian di Indonesia.
5. Pendidikan
Pendidikan menurut Dalle merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh
keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat melakukan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. Ali (2011)
menggunakan variabel pendidikan dasar sebagai proxy untuk sumber daya
manusia untuk sektor pertanian. Penelitian ini menggunakan variabel jumlah
penduduk yang tamat pendidikan dasar dibagi dengan tenaga kerja sektor
pertanian sebagai pendekatan investasi SDM di sektor pertanian.
6. Irigasi
Irigasi adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan
dan saluran-saluran untuk dialiri ke sawah-sawah atau ladang-ladang dengan cara
teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan
dengan sebaik-baiknya. Suphannachart (2010) menggunakan variabel irigasi
sebagai pendekatan infrastruktur pertanian. Penelitian ini menggunakan variabel
luas lahan sawah irigasi teknis dan non teknis. Satuan irigasi dinyatakan dalam
hektar (Ha).
7. Kredit Pertanian
Ali (2011) menggunakan variabel persentase kucuran kredit pertanian
terhadap PDB pertanian sebagai proksi dari pengembangan sektor keuangan
dalam pertanian untuk credit resource. Penelitian ini menggunakan jumlah kredit
perbankan untuk sektor pertanian sebagai proksi dari sumber daya kredit. Nilai
kredit pertanian yang digunakan dinyatakan dalam satuan miliar (Rp).

14

8. Keterbukaan Perdagangan
Trade openness merupakan indikator liberalisasi perdagangan. Ali (2011)
menghitung trade openness dengan menjumlahkan ekspor dan impor terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB). Penelitian ini menggunakan trade openness yang
dihitung dari penjumlahan nilai ekspor dan impor pertanian dibagi dengan PDB
pertanian.
9. Inflasi
Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terusmenerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah
Indeks Harga Konsumen (IHK). Suparyati (1999) menggunakan variabel inflasi
sebagai indikator stabilitas makroekonomi yang memengaruhi pertumbuhan TFP
Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel IHK dalam model sebagai ukuran
dari inflasi yang mencerminkan stabilitas makroekonomi.
Metode Analisis
Software yang digunakan untuk melakukan pengolahan data adalah
Eviews 6 dan Microsoft Excel 2007. Metode analisis yang digunakan untuk
menjawab berbagai tujuan dalam penelitian adalah dengan
melakukan
perhitungan pertumbuhan TFP sektor pertanian, estimasi persamaan Error
Correction Model (ECM), serta estimasi persamaan Engle-Granger Cointegration.
Perhitungan Pertumbuhan TFP Sektor Pertanian
Perhitungan TFP berawal dengan memasukkan variabel technological
progress (TFP) yang disimbolkan dengan A ke dalam fungsi produksi Cobb
Douglas yang dapat dituliskan menjadi:
Q = A f (L,K)………………………………………………………........(14)
Q = A Lα Kβ………………………………………………………..........(15)
Persamaan tersebut bisa dijadikan dasar pemikiran mengenai kemungkinan
bahwa pertumbuhan output tidak selalu disebabkan intensitas penggunaan input
(dalam hal ini penggunaan tenaga kerja dan modal) namun ada kemungkinan
lainnya yaitu dalam peningkatan produktivitas inputnya yang dicerminkan oleh
variabel A sebagai variabel technological progress atau TFP. Dengan adanya
peningkatan produktivitas secara keseluruhan, perhitungan TFP dapat dirumuskan
sebagai berikut :
A=TFP=
………………………………………………………….....(16)
TFP =
=
………………………………........(17)
Tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan perhitungan TFP menurut
Raswatie (2013) yaitu :
1. Melakukan transformasi fungsi produksi Cobb-Douglas ke dalam bentuk
logaritma linier.
2. Melakukan analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglas yang telah
ditransformasi dalam bentuk logaritma untuk memperoleh nilai elastisitas α
dan β.
3. Melakukan perhitungan TFP.

15
Berdasarkan persamaan Cobb-Douglas (15), maka penelitian
menggunakan persamaan sebagai berikut :
PDB = a0 TKa1IAa2IDa3………………………………………………..(18)
Linearisasi persamaan (18) menghasilkan bentuk sebagai berikut ;
LOGPDB = LOGa0 + a1 LOGTK + a2 LOGIA + a3 LOGID + ei….......(19)
dimana :
PDB = Produk Domestik Bruto pertanian (miliar Rp)
TK
= tenaga kerja di sektor pertanian (ribu orang)
IA
= investasi asing di sektor pertanian (juta US$)
ID
= investasi dalam negeri di sektor pertanian (miliar Rp)
a0,..,a3 = parameter yang diduga
ei
= error term
Investasi digunakan sebagai pendekatan kapital, karena investasi
dilakukan untuk membentuk faktor produksi kapital, dimana sebagian dari
investasi digunakan untuk pengadaan berbagai barang modal yang akan
digunakan dalam kegiatan proses produksi. Melalui investasi, kapasitas produksi
dapat ditingkatkan sehingga mampu meningkatkan output dan akan
meningkatkan pendapatan.
Variabel Investasi sebagai pendekatan untuk kapital juga pernah dilakukan
dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Tarwiyanto (2007) menggunakan
variabel investasi pemerintah dan swasta sebagai pendekatan kontribusi balas jasa
kapital untuk perhitungan TFP di Sumatera Selatan.
Persamaan yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada penelitian
terdahulu oleh Raswatie (2013) untuk perhitungan pertumbuhan TFP di sektor
pertanian dengan menggunakan metode linearisasi fungsi produksi Cobb Douglas.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
=
– a1
– a2
– a3 ………………………………….…...(20)
Dimana :
a1
= share dari tenaga kerja.
a2
= share dari investasi asing.
a3
= share dari investasi dalam negeri.
= Total Factor Productivity (TFP)
= pertumbuhan ekonomi (PDB)
= pertumbuhan tenaga kerja.
= pertumbuhan investasi asing sebagai kapital.
= pertumbuhan investasi dalam negeri sebagai kapital.
Uji Stasioneritas Data
Hal penting yang berkaitan dengan studi atau penelitian dengan
menggunakan data time series adalah stasioneritas. Data yang tidak stasioner
dapat menyebabkan spurious regression, yaitu regresi yang menggambarkan
hubungan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik
padahal dalam kenyataannya tidak sebesar regresi yang dihasilkan tersebut.

16
Pengujian untuk mengukur stasioneritas dilakukan dengan menggunakan
Augmented Dickey Fuller (ADF) test atau uji akar-akar unit (unit root test).
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
H0 = data tidak stasioner (mengandung unit root)
H1 = data stasioner (tidak mengandung unit root)
Penolakan H0 menunjukkan data yang dianalisis sudah stasioner. Data
dikatakan stasioner jika ADF test statistics lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon.
Engle-Granger Cointegration
Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang (equilibrium) antara
variabel-variabel yang tidak stasioner dan residual dari kombinasi linier tersebut
harus stasioner. Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya kestabilan jangka panjang antara variabel-variabel yang ada sehingga
dapat digunakan dalam sebuah persamaan. Metode yang digunakan dalam
pengujian ini adalah metode Engle-Granger Cointegration Test yang biasanya
dilakukan pada persamaan tunggal yang searah.
Engle-Granger Cointegration pada dasarnya menggunakan metode
Augmented Dickey-Fuller (ADF) yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
dilakukan dengan meregresikan persamaan variabel dependen dengan variabel
independen. TFP sektor pertanian diregresikan dengan irigasi,tingkat inflasi,
kredit pertanian, pendidikan, dan trade openness. Kemudian didapatkan residual
(u) dari persamaan tersebut. Tahapan kedua dilakukan dengan menggunakan
metode ADF yang menguji akar-akar unit terhadap u dengan hipotesis yang sama
dengan hipotesis akar-akar unit ADF sebelumnya.
Jika hipotesis nol ditolak atau signifikan maka variabel u adalah stasioner
atau dalam hal ini ada kombinasi linier antara TFP sektor pertanian diregresikan
dengan irigasi, tingkat inflasi, kredit pertanian, pendidikan, dan trade openness
atau stasioner untuk u = I(0). Artinya meskipun variabel-variabel yang digunakan
tidak stasioner namun dalam jangka panjang variabel-variabel tersebut cenderung
menuju pada keseimbangan. Oleh karena itu, kombinasi linier dari variabelvariabel ini disebut regresi kointegrasi dan parameter-parameter yang dihasilkan
dari kombinasi tersebut dapat disebut sebagai co-integrated parameters atau
koefisien-koefisien jangka panjang.
TFP = f (Irigasi, tingkat inflasi, kredit pertanian, tingkat pendidikan, trade
openness). Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
LOGTFPt = b0 + b1LOGIt + b2LOGINFt + b3LOGKPt + b4LOGPDt
+ b5LOGTOt + ut
(21)
Dimana :
logTFP = nilai pertumbuhan TFP periode t ;
logPD = jumlah penduduk di sektor pertanian yang tamat pendidikan dasar
dibagi dengan tenaga kerja pertanian periode t (juta orang) ;
logI
= luas sawah irigasi periode t (hektar) ;
logKP
= jumlah kredit perbankan yang diberikan untuk sektor
pertanian periode t (Miliar Rp)
logINF = Consumer Price Index pada periode t
logTO
= trade openness di sektor pertanian ;
ut
= Error distribunce pada periode t

17

Spesifikasi Error Correction Model (ECM)
Model yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan model yang
digunakan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suphanachart (2010)
dan Ali (2011) yang telah diadopsi dan telah dimodifikasi untuk penyederhanaan dan
penyesuaian tujuan penelitian ini.
Spesifikasi model yang digunakan untuk menyelidiki faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan TFP adalah sebagai berikut (dalam logaritma):
DLOGTFPt = b0 + b1DlOGIt + b2DLOGINFt + b3DLOGKPt + b4DLOGPDt+
b5DLOGTOt + γut-1 + et
(22)
-1< γ < 0
Dimana;
logTFP = nilai pertumbuhan TFP periode t;
logPD = jumlah penduduk di sektor pertanian yang tamat pendidikan dasar
dibagi dengan tenaga kerja pertani